Sinopsis K-Drama : Fates and Furies ( Episode 2 )

Fates and Furies

sinopsis fates and furies
All images credit and content copyright : SBS


Episode 2





Hee Ra keluar dari toilet. In Joon yang sudah menunggunya di luar langsung menarik tangannya. Dia memperhatikan telapak tangan Hee Ra yang kapalan. Hee Ra sontak menarik tangannya.

In Joon to the point meminta Hee Ra membantunya memenangkan hati Pak Montella. Dia bahkan memberikan beberapa lembar uang sebagai uang muka. Hee Ra merasa tersinggung. Apalagi kemudian In Joon berkata bahwa uang yang diberikannya sudah cukup banyak untuk seseorang yang bekerja di tempat karaoke. Kontan Hee Ra langsung menampar In Joon.

"Caramu datang jauh-jauh kesini dengan wajah putus asa mengingatkanku pada kerasnya hidupku jadi aku pikir aku harus membantumu. Tapi aku tidak bisa membantumu. Dan perlu kamu ingat, kamu tidak akan bisa menandatangani kontrak selama aku masih menjadi penerjemahnya."


In Joon menyusul Hee Ra yang hendak pulang. "Kau harus membayarku karena sudah menamparku."


Tiba-tiba sekretaris Kim datang dengan sebuah mobil. In Joon memaksa Hee Ra untuk masuk. Di dalam mobil, In Joon berkata Hee Ra pasti pembuat sepatu. Dia memegang tangan Hee Ra dan bilang kalau tangan Hee Ra kapalan karena menjahit sesuatu. ( Ah abang sok tahu. Bilang aja pengen megang tangan Hee Ra Bang. Hehe)

"Telapak tanganmu juga penuh warna. Siapa kamu sebenarnya?"

"Itu bukan urusanmu. Lagian kenapa kamu bicara banmal (informal) padaku?"

"Kamu juga bicara banmal padaku. Begini, aku ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Aku tida masalah jika kehilangan kontrak. Tapi aku ingin tahu kenapa aku ditampar."
Hee Ra tersenyum sinis.

In Joon bertanya dimana rumah Hee Ra karena dia akan mengantarnya pulang dan menyuruh Hee Ra sebutkan saja berapa uang yang dia mau. Hee Ra diam tak peduli.

Akhirnya In Joon minta maaf dengan tulus. Semuanya dilakukan karena dia sangat putus asa. Hee Ra pun luluh. Hee Ra yang tahunya In Joon adalah seorang manager tim berkata kalau In Joon bisa saja dipecat jika tidak berhasil memperoleh kesepakan. Dia memberitahu In Joon kalau putri bungsu Pak Montella adalah penggemar BTS. Cobalah dapatkan tanda tangannya siapa tahu berhasil.



Hee Ra turun dari mobil. Saat sampai depan toko sepatunya dia kaget melihat si rentenir sedang mengangkut barang-barangnya ke atas mobil. Ternyata si rentenir sudah menjual toko untuk membayar hutang Hee Ra. Hee Ra tak kuasa menahan tangis karena itu adalah toko peninggalan ayahnya. Dia marah-marah pada si rentenir. Si rentenir ikutan marah-marah sampai melempar barang-barang dari toko.

In Joon yang memutar balik lagi mobilnya, menyaksikan semuanya dari dalam mobil.
Hee Ra masuk ke dalam toko. Barang-barang berserakan di lantai. Hee Ra memungut pigura sertifikatnya.



Flashback

Hee Ra bertanya pada ayahnya yang sedang membuat sepatu, bagaimana kalau sertifikatnya di bingkai karena itu sertifikat dari sekolah desainer terbaik ketiga di dunia.

"Itu kan bukan ijazah," ujar ayah.

"Kepala desa saja memasang spanduk saat anaknya masuk universitas nasional seoul. Tidak semua orang bisa dapat sertifikat ini."

"Itu bahkan dalam bahasa Italia bukan Inggris. Siapa yang bisa membacanya."

"Astaga! Itulah yang membuatnya jauh lebih keren."

"Letakkan saja di laci."

Hee Ra hanya bisa tersenyum. Ayahnya menyerahkan high heels putih yang baru saja diselesaikannya padanya.

"Aku punya banyak sepatu. Kenapa ayah memberiku sepatu? Kulit mentah kan mahal."

"Konon, sepatu yang bagus akan membawa pemakainya ke tempat yang bagus. Sepatu itu akan membawamu ke tempat-tempat bagus di Italia."

Flashback end


Hee Ra menangis mengenang semua itu. "Maafkan aku ayah."

Tak disangka Jin Tae O datang ke toko. Begitu masuk dia langsung minta maaf karena berpikir dia salah alamat.

"Apa kau orang Hongkong?"

"Aku memang dari Hongkong. Tapi aku orang Korea. Bagaimana kamu bisa tahu itu?"
Hee Ra menjelaskan kalau ayahnya adalah pembuat sepatu yang Tae O pakai. Hanya satu yang dijual, kepada manager Centan Departemen Store.

Tae O langsung mengutarakan niatnya bahwa dia berniat mengganti bagian tumitnya. Tapi sepertinya dia datang diwaktu yang kurang tepat.

Hee Ra bersedia menggantikannya. Itu akan jadi sepatu terakhir yang dia perbaiki di toko ayahnya. Tapi saat dia menelepon seseorang untuk memesan tumit yang cocok, sepertinya hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Akhirnya Tae O mengajak Hee Ra keluar untuk minum.


Mereka duduk di sebuah taman sambil minum. Hee Ra memandang gedung-gedung terang di depannya dan berkata bahwa orang-orang yang tinggal di gedung itu pasti memiliki kehidupan yang berbeda. Mereka bisa melihat semua yang ada di bawahnya.

Tae O menawari Hee Ra untuk pergi ke tempat itu. Tempat tinggi dimana beberapa perusahaan melakukan collaboration work. Tapi Hee Ra menolak karena hanya akan membuatnya mengetahui siapa dirinya.

Tae O meminta Hee Ra untuk mengantarkan sepatunya ke hotel besok. Dan sekarang dia hanya memakai sandal rumahan.


Hee Ra mendatangi toko baju dimana sahabatnya bekerja. Sahabatnya langsung mengkhawatirkan Hee Ra karena dia tahu Chang Soo (si rentenir) menyita rumahnya.

"Aku lapar."

"Tunggu sebentar lagi pekerjaanku selesai." Sahabat Hee Ra mengeluh karena hari ini banyak sekali yang pesan baju. Hee Ra langsung bisa menebak kalau itu untuk collaboration party. Dia bercerita kalau seseorang mengajaknya kesana. Sahabatnya antusias menyuruh Hee Ra pergi ke pesta itu.

"Bertahan hidup saja sulit. Bagaimana aku bisa pergi ke pesta."

"Kita bangun tidur dan melakukan hal yang sama setiap hari. Apa salahnya memiliki satu hari yang istimewa?"

"Lebih baik aku tidur di rumah."


In Joon pergi ke sebuah restoran untuk bertemu Pak Montella. Tapi yang ditemuinya malah Hee Ra. Ternyata Pak Montella sudah pulang ke Italia.

Hee Ra menyerahkan sebuah dokumen kepada In Joon untuk ditandatangani. Dia yang akan mengirimnya nanti ke Italia.

In Joon senang karena kontraknya disetujui. Dia bergumam kalau tips BTS dari Hee Ra berhasil.

Hee Ra menyangkalnya. "Pak Montella merasa tersentuh saat mendengarmu bicara soal etika kerja."

In Joon dan Hee Ra sudah pindah tempat. (Sepertinya hotel yang dibelikan ayahnya Soo Hyun) In Joon menyodorkan sebuah amplop.

"Ini pembayaran yang tidak kamu terima kemarin, termasuk bonus."

"Apa ini? Kamu sudah minta maaf karena menawariku uang kemarin."

"Aku minta maaf soal kemarin. Tapi sekarang aku memberikan uang yang pantas kamu dapatkan." In Joon lalu memberikan kartu namanya dan meminta Hee Ra menghubunginya jika butuh bantuan. "Aku akan melakukan apapun untuk bisa membalas bantuanmu kemarin dan hari ini." In Joonpun pergi.



Hee Ra hendak mengambil amplop dan kartu nama In Joon namun seseorang sudah lebih dulu menyambarnya. Dia Cha Soo Hyun.

Soo Hyun memberitahu kalau In Joon adalah tunangannya. Hee Ra boleh mengambil uangnya tapi tidak dengan kartu namanya. Soo Hyun juga meminta Hee Ra untuk tidak berurusan dengan In Joon lagi.

"Sangat mudah merayu pria kaya. Beberapa idiot berpikir rasa kasihan mereka pada orang miskin adalah kasih sayang. Dan aku sangat mengenal wanita sepertimu. Dasar wanita pencuri!"

Hee Ra jelas kesal direndahkan seperti itu. "Kamu boleh mengambil kartu nama itu. Tapi itu tidak akan menghentikan pencuri untuk berusaha mendapatkannya. Aku biasanya tidak tertarik pada pria yang sudah dicuri, tapi aku tertarik pada barang yang dicuri. Berusahalah untuk mempertahankannya dengan baik.


Dari luar, Hee Ra memperhatikan In Joon dan Soo Hyun yang sedang ngobrol sambil sesekali tertawa.


Hee Ra kembali ke toko ayahnya. Dia membereskan barang-barang yang berserakan. Disanalah dia menemukan majalah yang waktu itu dibaca Ui Gun. Hee Ra tertegun mengetahui fakta bahwa In Joon adalah CEO Gold Group. Dia lalu teringat bagaimana Soo Hyun merendahkannya.

Hee Ra datang ke toko baju sahabatnya untuk meminjam baju. Ternyata dia berniat datang ke collaboration party. Sahabatnya menyuruhnya memilih baju yang tidak ada label harganya. Hee Ra memilih sebuah gaun berwarna merah.


Hee Ra sudah memakai gaunnya dan mengenakan sepatu pemberian ayahnya. Dia pergi ke hotel dimana Tae Oh menginap sekaligus tempat collaboration work antara Gold Shoes dan Centan DS diadakan. Saat Hee Ra masuk hotel, terlihat Tae Oh keluar hotel dengan tergesa-gesa. Mereka tidak bertemu. Hee Ra ke reseptionist dan menitipkan sepatu Tae Oh disana karena Tae Oh tidak bisa di hubungi.

Ternyata Jenny sedang dioperasi. Tae Oh terlihat sangat khawatir. Berkali-kali dia mencoba menghubungi seseorang namun tidak tersambung.



Di suatu tempat, Soo Hyun datang menghampiri Tae Oh yang sudah menunggunya. (Mereka punya hubungan?)

"Aku sudah bilang padamu jangan menghubungiku. Hubungan kita sudah berakhir di Hong Kong. Bagiku kamu sudah mati."

"Jenny akan mati." Soo Hyun tertegun.


Di lobi hotel, Hee Ra bertemu dengan In Joon. Karena Hee Ra sendirian, In Joon mengajaknya pergi ke acara bersama. Mereka naik ke tempat acara dengan bergandengan tangan.

Konon, sepatu bagus akan membawa pemakainya ke tempat bagus. Mereka salah. Orang yang memakai sepatu bagus tidak mungkin berada di tempat yang buruk. Jika ada orang yang memakai sepatu bagus mendekatiku. Aku harus mencuri hatinya.


Komentar :

Jangan-jangan Jenny anaknya Soo Hyun sama Tae Oh? Jelas mereka punya hubungan di masa lalu.

Di drama ini wajahnya Lee Min Jung sendu banget. Sesuailah sama jalan ceritanya. Yatim piatu, eh belum diceritain juga ding ibunya gimana, masih hidup atau enggak. Trus adiknya koma di rumah sakit. Punya hutang sama rentenir. Sebenernya Hee Ra ga ada niat pergi ke pesta. Tapi kayaknya gara-gara Soo Hyun melukai harga dirinya. Belum lagi ternyata In Joon seorang CEO. Belum kelihatan si niat sebenarnya Hee Ra apa. Apa cuman mau manas-manasin Soo Hyun? Atau  dia beneran pengen dapetin In Joon? Kayaknya dua-duanya deh.




EmoticonEmoticon