Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 4 Part 1 )

The Crowned Clown 

Episode 4 Part 1

Sumber konten dan gambar : TVN




So Woon berjalan di belakang Ha Sun. Dia tersandung. Ha Sun menoleh dan bertanya apa yang terjadi.

"Tidak apa-apa."

Ha Sun melihat batu kecil di depan kaki So Woon. Dia lalu lanjut berjalan. Ha Sun menyingkirkan semua kerikil yang ada di depannya. So Woon tersenyum melihatnya.

Sampai di kediamannya, So Woon disambut dayang Park yang cemas karena tidak melihat So Woon di kamarnya. So Woon berkata kalau dia bosan jadi pergi keluar mencari udara segar. Dayang Park menyajikan teh untuk menghangatkan tubuh So Woon. So Woon menolaknya karena dia merasa hangat meski baru saja dari luar. Cieeeeee


Ha Sun mengendap-endap lewat pintu rahasia. Dia merasa ada sesuatu di depannya, jadi dia menajamkan pandangannya melihat apa yang ada di balik tirai. Dia tersentak kaget karena ternyata ada Lee Kyu dan Kasim Jo di sana.

Kasim Jo bertanya Ha Sun dari mana saja.
Ha Sun menjawab dengan terbata-bata kalau dia dari toilet. Dia berjanji lain kali akan memanggil pelayan kalau ingin ke toilet.

Lee Kyu bertanya apa Ha Sun belum terbiasa dengan kehidupan di istana.

"Begitulah."

"Lagi-lagi ketidaktahuanmu membuatmu tak kenal takut. Jangan biarkan dirimu tanpa pengawalan. Seseorang mungkin curiga bahwa raja telah berubah dan bertingkah aneh. Kau mengirim tuan Yoo ke pengasingan dan menyelamatkan anjing pemburu sesuka hatimu. Yang Mulia tidak pernah melakukan hal itu.

Lee Kyu melenggang pergi. Ha Sun menghentikannya dengan berkata bahwa Lee Kyu yang lebih dulu melakukannya.

"Apa maksudmu?"

Ha Sun mengambil sesuatu didalam laci lalu memberikannya pada Lee Kyu. Sebuah mata panah.

"Seseorang mencoba mencelakaiku saat acara berburu."

Lee Kyu terkejut. "Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?"

Ha Sun marah karena Lee Kyu tidak mengatakan padanya bahwa akan ada bahaya percobaan pembunuhan. Aku mempertaruhkan hidupku saat aku kembali. Tapi aku tidak pernah berkata kalau aku bersedia mati sia-sia. Aku tidak akan diam saja kalau kau membodohiku lagi."

"Baiklah. Kapanpun aku membutuhkanmu sebagai umpan, aku akan mengingatkanmu. 'Hari ini adalah hari kau akan mati'. Bagaimana? Itukah yang kau mau?"

"Setidaknya hal itu lebih baik daripada dibodohi."

Lee Kyu kesal karena Ha Sun masih keras kepala. Dia pergi.

Lee Kyu bertemu dengan Moo Young. Moo Young minta maaf karena semua adalah salahnya. Dia kehilangan jejak Jinpyung. Dia akan bicara pada raja dan memintanya menghukumku karena keteledorannya.
Lee Kyu mencegahnya. Dia berkata tugas Moo Young sekarang adalah mencaritahu siapa yang membidikkan panah pada raja.

"Saat aku mengikuti tuan Jinpyung. Aku diserang dengan panah dan kehilangan jejaknya. Aku yakin, tuan Jinpyung dibalik semua ini."

Lee Kyu berkata bahwa mereka butuh bukti.

"Kalau begitu aku akan mencaritahu dimana anak panah ini dibuat," ujar Moo Young.

"Hati-hati. Kau tidak boleh tertangkap."
"Ya, Tuan."


Di depan Ha Sun ada banyak dokumen. Dia galau karena tidak bisa membaca aksara China.

"Kasim Jo. Bisakah kau mengajariku membaca dan menulis aksara china? Saat kegiatan berburu, aku bisa mengatasinya karena kemampuanku. Tapi itu tidak akan sama dengan di istana. Aku butuh senjata untuk melindungi diriku sendiri. Seberapa keras aku memikirkannya, belajar membaca dan menulis adalah satu-satunya jalan."

"Tapi aku tidak punya pengalaman mengajar. Bagaimana jika kau minta tolong pada Lee Kyu?"

Ha Sun langsung menolak.

"Kau tahu apa yang akan dia katakan? Omong kosong!! Itu sudah jelas."

Ha Sun meminta Kasim Jo mengajarinya pelan-pelan satu persatu.

"Beruntung aku punya memori yang kuat. Saat kecil aku belajar aksara korea dari seorang tukang jahit. Dan tidak butuh waktu yang lama untukku mempelajari semuanya."

Akhirnya Kasim Jo bersedia. Ha Sun sangat senang.

Kasim Jo menunjukkan banyak tumpukan buku pada Ha Sun. Ha Sun terkejut. "Apa ini?"

"Ini semua adalah buku yang biasa di baca oleh raja. Dia membacanya siang dan malam. Bahkan kadang sampai larut malam. Seorang raja harus belajar setiap waktu."

Ha Sun mengeluh dan merengek. Kasim Jo bilang mereka tidak punya banyak waktu. Jadi dia akan menerjemahkan ke dalam bahasa korea. Hasun tinggal mempelajari setiap artinya. Mereka akan mulai dari puisi klasik. Kasim Jo mulai membacakan puisi sambil tersenyum. Sedangkan Ha Sun manyun maksimal.

Lee Kyu menguping dari luar. Kebetulan Kasim Jo keluar berniat membuatkan Hasun teh. Lee Kyu bertanya apa yang sedang dilakukan Hasun.

"Dia berkata ingin belajar membaca dan menulis aksara China."

Lee Kyu terdiam. Kasim Jo berniat menghentikan Hasun karena melihat Lee Kyu diam saja. Tapi Lee Kyu malah menyuruhnya membiarkannya saja.
Ha Sun membaca buku sambil ngantuk. Dia melebarkan matanya kembali.


Di kursi, kasim Jo terlihat terkantuk-kantuk. Hasum tersenyum melihatnya. Lalu dia membaca lagi sambil tiduran. Dia memejamkan matanya dan berusaha menghafal sebuah puisi.

Ketika aku meninggalkan jalan itu
Pohon willow mulai tumbuh besar
Sekarang, ketika aku berpikir untuk kembali
Salju....

Hasun membuka matanya.

Ya
Hanya ada salju dan hujan es
Kemajuanku lambat
Aku haus dan lapar
Hatiku sakit dan hancur
Tapi tak ada seorangpun yang tahu

Hasun menutup matanya.


Saat matanya terbuka, ada Dal Rae di sana. Dia sedang makan sesuatu. Tiba-tiba Gab Soo datang mengeluh lelah. Mereka sedang berada di sawah.

Hasun bangkit. Dia meledek Gab Soo sudah tua dan tidak berguna.

"Apa katamu? Beraninya kau!"

"Memang aku salah? Iya kan Dal Rae?"

"Kakak tidak boleh berkata kasar seperti itu. Gab Soo cepat menua karena memberi kita makan. Kasihan dia. Dia bahkan belum menikah."

Hasun tertawa sangat keras. Gab Soo kesal. Dia mengejar Dal Rae dan Hasun. Mereka berlari sambil tertawa bahagia.

Kembali ke realita. Hasun menangis. Dia memanggil nama Gab Soo. Sepertinya melihat kasim Jo membangkitkan memorinya akan Gab Soo.




EmoticonEmoticon