Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 4 Part 2 )

The Crowned Clown

Episode 4 Part 2

Sumber : TVN



Kasim Jo menghampiri Ha Sun bertanya ada apa?

"Kasim Jo. Bisakah kamu melakukan sesuatu untukku?"


Gab Soo sedang berusaha menghibur Dal Rae. Dia bahkan sampai berguling-guling. Tapi tak sedikitpun Dal Rae tersenyum. Gab Soo frustasi sendiri.

Tiba-tiba biksu yang mengurusi Lee Hun datang. (Wah, berarti Dal Rae dan Gab Soo bakalan ketemu Lee Hun nih). Dia membawakan makan malam untuk mereka. Dia juga meminta mereka tinggal dengan nyaman. Setelah biksu itu keluar, dia memandang ke atas, ke sebuah bangunan kecil. Sepertinya disanalah Lee Hun tinggal saat ini.

Malam hari, Kasim Jo mendatangi tempat hiburan dan bertanya pada seorang pria apakah ada gisaeng bernama Woon Shim di sana. Pria itu membenarkan. Kasim Jo berniat menitipkan sesuatu pada pria itu, namun dia mendengar seseorang menyapa Lee Kyu. Diapun buru-buru pergi dari sana.
Di dalam, Woon Shim terlihat sedang menulis surat untuk seseorang. Lee Kyu masuk dan langsung bertanya kenapa Woon Shim masih saja menulis surat yang tak pernah ada balasannya.


"Karena kamu tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan."

"Harapan tiada akhir adalah penyakit. Saatnya untuk menyerah."

"Kamu sudah lemah. Kemana perginya pria baik hati yang sangat disukai Tuan Gil?" (Siapa sebenarnya Tuan Gil?)

Lee Kyu tertegun sejenak. "Sangat menyakitkan jika kamu dekat dan menyedihkan jika kamu berpisah. Itulah kehidupan. Saatnya kamu menyerah, Woon Shim."

Sun Hwa Dang dan selir raja yang lain mengunjungi So Woon. Salah seorang selir memberikan hadiah berupa sulaman burung merak. Hwa Dang menyindirnya pasti dia bisa menjahit dalam tidurnya karena sudah menjahit selama 10 tahun.


So Woon dengan senyumnya berkata bahwa dia sudah menjahit selama 20 tahun tapi tetap tidak bisa menyulam seindah sulaman si selir. Dia bahkan meminta tips menyulam pada selir kerajaan itu. Tentu saja selir bersedia dengan senang hati. Sedangkan Hwa Dang terlihat tidak suka.

"Minumlah tehnya sebelum dingin," kata So Woon.

Mereka semua minum teh. Tapi anehnya, tiba-tiba Hwa Dang muntah dan ambruk kesakitan sambil memegangi perutnya. So Woon segera minta dipanggilkan tabib.

Ha Sun menuju ke tempat Hwa Dang. Dia heran karena Hwa Dang terlihat seperti orang yang bisa memakan baja.(HAHA)
Disana dia bertemu dengan So Woon yang menunggu di luar karena di dalam ada Tuan Shin. Setelah Tuan Shin keluar, mereka masuk bersama-sama.


Tabib mengatakan bahwa mungkin Hwa Dang kena racun. So Woon langsung menyuruhnya memeriksa teh yang tadi diminum Hwa Dang. Tapi Hwa Dang langsung mencegahnya lalu meminta dayangnya menunjukkan sebuah kotak pada raja. Ha Sun terkejut karena kotak itu ternyata berisi boneka voodoo. Boneka untuk mengutuk kematian seseorang.

Seorang dayang lain maju. Dia bersaksi bahwa saat malam bulan purnama, dia melihat Dayang Park mengubur sesuatu di dekat kediaman Hwa Dang. Dayang Park kontan shock. Dia langsung berlutut dan mengatakan kalau dia difitnah. Hwa Dang meminta raja untuk mengusutnya.

Ha Sun melaporkannya pada Lee Kyu. Lee Kyu memintanya untuk pura-pura tidak melihat.

"Tapi ratu bisa saja difitnah. Bagaimana bisa aku tidak melakukan apa-apa?"

"Bagaimana jika itu benar? Bahwa Sun Hwa Dang adalah korbannya?"

Lee Kyu menambahkan bahwa istana adalah tempat para wanita raja berseteru. Jika salah langkah maka akan terjadi pertumpahan darah yang mengancam tahta. Daripada memihak satu orang, lebih baik mengamati saja. Dia juga bertanya apa Ha Sun ingat dua cara untuk bertahan hidup di istana.

"Ya. Injak semua orang dan menghancurkannya selamanya atau.... mengabaikan semuanya."


Dayang Kim memimpin penggeledahan di kamar Dayang Park. Dan di sana ditemukan bukti-bukti kalau dialah pelakunya. Dayang Kim tersenyum.

Dayang Park disiksa dengan besi panas. Dayang Kim meminta bawahannya untuk tidak berhenti menyiksanya sampai dia menyebut sebuah nama.

Ha Sun kaget saat Kasim Jo berkata bahwa So Woon akan berada dalam bahaya jika Dayang Park tetap bungkam. Itu karena seorang dayang istana terikat seumur hidup dengan majikannya.

So Woon menuju kediaman raja. Tapi dia berhenti di jalan. Dia mengingat saat Hwa Dang memegang tangan Raja dan memohon untuk mencari tahu siapa yang mengutuknya. So Woonpun memutuskan untuk tidak jadi ke tempat raja. Dan Ha Sun yang sedang berada di luar, tidak sengaja melihatnya.


So Woon pergi ke jembatan. Dia berniat melempar sebuah biji kemiri. Tiba-tiba Ha Sun datang mengagetkannya hingga biji kemirinya jatuh. Ha Sun memungutnya dan memberikannya pada So Woon.

So Woon bertanya kenapa raja ke sana. Ha Sun mengaku kalau dia mengikuti So Woon karena So Woon tidak datang ke kediamannya padahal seharusnya dia datang dan mengatakan sesuatu.

So Woon berkata kalau dia takut raja tidak mempercayainya.

"Aku percaya padamu. Sejak awal aku tidak pernah meragukanmu."

So Woon berkaca-kaca. "Itu membuatku lebih takut lagi. Apakah kau mempercayaiku tapi memilih tidak memihakku?" (Cewek emang gitu ya, selalu minta lebih. Hehe)

"Begini. Ratu..."

"Sudah cukup Yang Mulia. Aku pikir sudah cukup mendengarmu mempercayaiku."

"Berikan aku sedikit waktu. Aku akan menemukan cara untuk menyelamatkamu dari hal ini."

Dayang Kim memuji Tuan Shin atas rencananya. Tuan Shin mengatakan kalau itulah kekuatan uang.

Ternyata sebelumnya Tuan Shin menyuruh Dayang Kim menyuap tabib untuk memberinya bunga teh yang bisa membuat overdosis jika di minum tiga kali sehari. Dia lalu memberikan teh itu pada dayang Hwa Dang untuk disajikan tanpa sepengetahuan Hwa Dang. Selain itu, Dayang Kim juga menyuap dayang saksi untuk meletakkan bukti di kamar Dayang Park.

Sebagai rencana selanjutnya, Tuan Shin meminta Dayang Kim untuk menyingkirkan Dayang Park. "Ratu meracuni selir lalu mengorbankan nyawa pelayannya. Itu bisa menjadi pembenaran yang sempurna untuk mengajukan petisi."





EmoticonEmoticon