Winter in School
Image Source : MBC |
In Guk berjalan lunglai memasuki apartmentnya. Melempar kasar tas kerjanya ke meja lalu mendaratkan tubuhnya di sofa. Sambil memejamkan mata dia mengingat apa yang baru saja terjadi.
Hari ini adalah anniversary ke 5 In Guk dan seorang gadis bernama Soo min. Dalam perjalanan pulang dari kantornya, tak sengaja mata In Guk menangkap sebuah pemandangan yang hampir membuat jantungnya berhenti berdetak. Di balik dinding kaca sebuah kafe, duduk seorang gadis yang sangat mirip dengan pacarnya. Pacar yang sudah dia tunggu dengan setia selama lima tahun. Meski selama lima tahun pula dia tak pernah mendapat kabar dari Soo min. Tapi In Guk selalu percaya bahwa Soo Min akan kembali padanya suatu hari nanti.
Dan, hari ini, harapannya runtuh. Di depan matanya In Guk melihat seorang pria mencium kening gadis itu dengan mesranya. Mereka saling menatap penuh cinta. In Guk hampir saja ambruk kalau saja dia tak segera memulihkan kesadarannya. Mungkin saja gadis itu bukan Soo Minnya. Mereka hanya mirip. Lagi pula Soo Min tidak suka memakai pakaian terbuka. Lihat saja gadis itu. Rok di atas lutut dan atasan tanpa lengan. Itu bukan gaya Soo Min pacarnya.
Untuk memastikan dugaannya, In Guk masuk ke kafe dan duduk di belakang gadis itu. Seorang waitress menghampirinya untuk menanyakan pesanannya. Dengan wajah polos In Guk menjawab, "Jus Manga", yang seketika membuat waitress melongo.
"Maaf, Pak. Ini coffe shop. Jadi kami hanya menyediakan aneka jenis kopi. Tapi kami punya kopi varian baru. Mungkin Anda tertarik untuk mencobanya. Kopi dengan rasa buah."
In Guk yang bukan penyuka kopipun akhirnya hanya meminta dibawakan air putih. Dan sukses membuat waitress cemberut kesal.
Seperginya waitress, In Guk berusaha konsentrasi mendengarkan percakapan dua sejoli di belakangnya. Awalnya hening. Namun beberapa detik kemudian sebuah nama yang familiar terlontar dari bibir si pria.
"Soo min-a..."
Dunia In Guk seolah berhenti berputar. Cahaya menghilang dan semua menjadi gelap. Apa lagi samar-samar dia mendengar obrolan mereka tentang pertunangan. In Guk tidak menyangka kesetiaannya selama lima tahun dibalas penghianatan. Hatinya benar-benar sakit.
Sekuat tenaga In Guk berusaha berdiri. Berjalan gontai dengan pandangan kosong hingga menabrak waitress yang membawakan air putih untuknya. In Guk tetap melangkah tanpa memedulikan makian waitress yang sibuk memunguti pecahan gelas di lantai.
To be continued....
EmoticonEmoticon