Hotel Del Luna Episode 1 Part 3

Hotel Del Luna
Episode 1 Part 3


Sumber konten dan gambar : TVN


Pak Koo membuka matanya. Chan Sung menangis haru melihat ayahnya sadar kembali. Dia segera memberitahu dokter.

Dokter dan perawat memeriksa kondisi Pak Koo. Refleknya sudah kembali dan alat vitalnya baik-baik saja. Mereka keluar untuk menyiapkan operasi.

Pak Koo menyuruh Chan Sung mendekat.


Man Wol menatap si pohon. Dia lalu teringat bunga di tangannya. Ah! Pak Koo meninggalkan hadiah ulang tahun untuk putranya. Man Wol melempar bunga itu ke arah pohon, lalu pergi. Bunga itu hancur lalu lenyap seolah masuk ke dalam pohon.

***

Chan Sung menuntun ayahnya yang berjalan tertatih memakai tongkat. Kepala dan kaki Pak Koo tampak di perban. Mereka melewati balai pemakaman. Orang-orang berpakaian polisi berjalan mengiringi peti jenazah.


Pak Koo heran melihat foto yang diusung para pelayat. Dia langsung teringat wanita sungai Han.

Chan Sung bertanya apa ayahnya mengenalnya. Pak Koo mengaku tidak kenal. Hanya saja, sepertinya dia pernah melihat wanita itu.


Wanita Sungai Han sedang memperkenalkan diri pada Man Wol. Dia adalah polwan. Identitasnya ditemukan saat dia sedang bekerja menyamar. Dan dia terbunuh.


Man Wol yang memakai kacamata berkata kalau itu sangat disesalkan. Wanita itu mati saat melakukan hal yang benar. Jadi, dalam perjalanan ke alam baka, wanita itu akan diberikan limousin kelas satu. Man Wol menyuruh wanita itu beristihat dulu disana selama beberapa hari lalu naiklah limousin.

Si wanita bilang dia tidak bisa pergi seperti ini.

Man Wol menjelaskan kalau sudah banyak tamunya yang mengatakan hal yang sama. Dia tanya apa yang bisa dia bantu. Apa wanita itu mau balas dendam? Tapi mereka tidak bisa merenggut nyawa manusia. Mereka bisa menyiksa sedikit. Tapi itu akan menjadi dosa dan akan berpengaruh negatif pada kehidupan selanjutnya wanita itu. Wanita itu bisa dilahirkan kembali dengan kondisi yang sangat baik. Tapi wanita itu juga bisa dilahirkan kembali menjadi anj*ng atau babi jika mencoba memuaskan dendamnya pada kehidupan yang sudah selesai.

"Pikirkan baik-baik," saran Man Wol sambil tersenyum.

Tapi si wanita bilang dia tidak mau balas dendam. Pria yang dia kejar tidak bisa ditangkap oleh hukum manusia. Jadi dia ingin menangkapnya.

Man Wol memujinya sebagai manusia yang sangat bertanggungjawab. Tapi layanan duniawi harus dibayar dengan uang dunia manusia. Apa wanita itu punya uang tersembunyi di dunia ini?

Wanita Sungai Han mengangguk. Man Wol tersenyum dan bertanya apa yang bisa dia bantu. Wanita Sungai Han membelah rambut di kepala belakangnya. Dia mengambil peluru dari dalam luka di sana lalu meletakkannya di atas meja.


Man Wol mengambil peluru itu dan mengamatinya. Dia lalu tersenyum penuh arti pada si wanita.


Walikota Beomcheon, Park Kyu Ho melambai dan memberi hormat pada hadirin. Pembawa acara mengumumkan penghargaan pengusaha atas pertumbuhan inovatif kota Beomcheon yang diberikan kepala Kim Dong Hwan, CEO Beomin Coorporation. Dia adalah pria yang ada di lokasi ditemukannya mayat si polwan.

Para tamu bertepuk tangan gemuruh. Semuanya berdiri dan mengelu-elukan Park Kyu Ho dan Kim Dong Hwan. Walikota Park menyerahkan kalung bunga dan piagam penghargaan pada Kim Dong Hwan.


Semua wartawan berlomba-lomba memotret mereka. Tapi tiba-tiba ada suara berdenging yang keras. Semua kamera mati.


Pintu terbuka dan masuklah Man Wol dengan gaun ungu dan topi lebar. Dia membawa senjata laras panjang di bahunya.

Walikota Park panik melihat ada wanita yang membawa senjata. Man Wol menarik pelatuk pistolnya lalu mengarahkan senjatanya ke Walikota Park.


Dorrrr!!! Peluru melesat tepat ke jantung Walikota. Walikota Park langsung ambruk memegangi dadanya. Dia menunjuk Man Wol dan berkata kalau dia ditembak.


Man Wol tersenyum sambil menopang dagunya.

Semua orang kebingungan melihat tingkah Walikota Park. Ditembak apanya? Ternyata tidak ada seorangpun yang melihat Man Wol kecuali Walikota Park. Walikota Park heran. Dia menyingkap jasnya dan tidak melihat luka di dadanya. Lalu tiba-tiba arwah wanita Sungai Han muncul dengan seragam polisinya.


Walikota Park sontak kaget. "Petugas Lee! Kamu kan sudah mati?"

Wanita sungai Han yang ternyata namanya bermarga Lee, berjalan mendekat. Walikota Park ketakutan dan menyeret badannya mundur hingga terjungkal dari panggung. Man Wol tersenyum melihatnya. Para wartawan berlomba mengambil gambar.


Petugas Lee tampak menangis haru karena dia berhasil balas dendam. Man Wol menyandarkan senjatanya di atas pundaknya, lalu pergi.


Pak No tertawa. Man Wol menggunakan jiwa pria yang tidak bisa ditangkap dan menjebaknya di tempat yang lebih buruk dari penjara.

"Jika aku cukup membuatnya lelah, dia mungkin akan kembali ke hotel. Pernahkah kamu menemukan apa yang disebutkan wanita itu sebelumnya?"


Pak No mengangguk. Dia mengeluarkan kantong berisi berlian lalu menumpahkannya di meja. Dia menemukannya di sebuah loker di stasiun kereta. Mungkin petugas Lee menyelundupkannya sebagian saat menemukannya.


Man Wol tertawa senang. Dia sepertinya akan minum sampanye untuk sementara waktu. Man Wol meraup berlian dengan kedua tangannya. Tapi Pak No menghalanginya dan mengambil sebagian berlian itu. Katanya mereka harus melunasi hutang mereka.

Meski kecewa, tapi Man Wol masih senang karena masih ada sebagian. Itu saja cukup. Tapi lagi-lagi Pak No mengambil sebagiannya lagi. Katanya untuk membayar kredit masa depan.

Man Wol jadi kesal. "Manajemen hotel seperti apa yang menghabiskan begitu banyak uang!!?" Bentak Man Wol.

Pak No menjelaskan kalau semua itu untuk kredit mobil, belanja, dan sampanye-nya Man Wol. Kalau untuk mengelola hotel sendiri sebenarnya tidak membutuhkan banyak uang.

Man Wol malu sendiri. Tapi malah menyindir kalau orang yang bekerja dengannya sebelumnya tahu bagaimana cara menggunakan uang sehingga dia tidak pernah mengkhawatirkan masalah uang.

Pak No balas menyahut kalau yang dia dengar Man Wol harus kelaparan dan benar-benar hancur karena pekerja sebelumnya.

Man Wol dengan kesal memukul lengan kursinya. "Itu membuatku sangat marah tiap kali memikirkannya."

Pak No menyarankan Man Wol agar menabung untuk orang yang akan menggantikannya nanti (Chan Sung). Dia mengambil sebagian berliannya lagi untuk membayar biaya hidup Chan Sung selama 20 tahun.


Man Wol tidak rela. Dia menahan tangan Pak No. Memangnya butuh biaya sebesar itu untuk membesarkan anak? Pak tersenyum dan mengangguk. Mau tidak mau Man Wol mengalah. Toh nanti dia memintanya kembali nanti saat anak itu tumbuh.


Man Wol mengambil berlian di meja yang hanya tersisa dua butir. Wajahnya kusut, HAHA!!


Pak Koo duduk berdua dengan Chan Sung. Dia menatap buku tabungannya. Ada transferan sebanyak 100 juta won.

"Kelihatannya aku bukan hanya mimpi. Kelihatannya ayah benar-benar menjualmu. Ayah harus mencari hotel. Ayah harus kembalikan uang ini dan membatalkan kesepakatannya."

Pak Koo beranjak dari duduknya. Chan Sung mengikutinya dan memintanya jalan hati-hati. Mereka mencari Hotel Del Luna berdua, dan sampailah di tempat Pak Koo menemukan Hotel Del Luna malam itu. Tapi tentu saja Hotel Del Luna yang seperti Pak Koo lihat tidak ada.


Pak Koo menyuruh Chan Sung menunggu dan jangan berkeliaran sementara dirinya mencari hotel del luna. Chan Sung menurut.



Chan Sung menatap bangunan di depannya. Sebuah mobil berhenti di depannya. Kaca jendelanya terbuka dan Man Wol ada di dalamnya. Man Wol tersenyum pada Chan Sung. Chan Sung membalas senyumnya tapi Man Wol berubah dingin.

Pak No yang menjadi sopir tersenyum melihatnya. Dia menaikkan lagi kaca jendelanya lalu pergi.


"Kirimi dia bunga setiap tahun agar dia tidak melupakan kesepakatan itu. Evening Primrose akan sempurna."

Chan Sung kembali menatap gedung di depannya.

Bersambung Ke Hotel Del Luna episode 1 part 4


EmoticonEmoticon