Hotel Del Luna Episode 1 Part 5

Hotel Del Luna
Episode 1 Part 5


Sumber konten dan gambar : TVN



Chan Sung berlari sekuat tenaga mengelilingi komplek. Dia menarik nafas lega saat melihat wanita kacamata tidak mengikutinya lagi. Tapi tahu-tahu wanita itu ada di depannya. Sontak Chan Sung shock dan kabur lagi. Dia berlari tapi malah menemukan jalan buntu. Akhirnya Chan Sung bersembunyi di balik meja kursi bekas yang teronggok di pinggir jalan.

"Jangan kemari. Jangan kemari."


Tiba-tiba Man Wol ada di atas tembok dan sengaja menjatuhkan sesuatu (kerikil kayaknya) hingga membuat Chan Sung kaget setengah mati dan langsung kabur lagi. Saking takutnya, Chan Sung sampai jatuh karena menabrak kursi-kursi bekas.

Sementara Man Wol dengan santainya berjalan di atas tembok sambil menenteng sepatu dan tasnya.

Chan Sung menuruni tangga sambil mengawasi belakangnya. Tahu-tahu wanita kacamata ada di depannya lagi. Chan Sung kaget dan terjungkal ke belakang. Dia merangkak mundur menghindari wanita hantu itu.


"Kenapa kamu terus mengejarku?" Rengek Chan Sung. "Pergi!"

Wanita kacamata terus berjalan mendekati Chan Sung dan Chan Sung terus merangkak mundur. Sementara Man Wol hanya menonton dari atas sambil bertopang dagu. "Dia terlalu keras padanya. Dia akan membuat Chan Sung yang malang pingsan."

Chan Sung terus menyuruh si wanita pergi. Wanita itu malah mau melepas kacamatanya lagi. Tapi Chan Sung langsung berteriak panik melarangnya melepas kacamata.


"Jangan lepas kacamatamu. Aku tahu kamu tidak punya mata. Kamu tampak sanfat menakutkan saat tidak mengenakannya. Pergi! Pergi!"


Man Wol datang dan menutup mulut Chan Sung. Dia memberi isyarat pada Chan Sung untuk diam. Man Wol mengambil biji kenari di tanah lalu melemparkannya ke belakang hantu wanita. Wanita itu langsung berbalik dan berjalan pergi.

Chan Sung akhirnya bisa bernafas lega. Man Wol pikir Chan Sung sudah bepergian jauh.

Chan Sung berdiri dan merapikan pakaiannya lalu pasang wajah wibawa. "Ya."


"Hadiah yang kuberikan padamu tak akan ketahuan bea cukai di bandara internasional. Kamu tak akan bisa membuangnya. Sayang sekali."

"Apa kamu yang mengirimiku hal aneh itu sebelumnya?"

Man Wol menggeleng. "Tidak. Aku tidak mengirim apapun. Kamu hanya bisa melihatnya. Kamu bisa melihat banyak hal yang tidak bisa kamu lihat sebelumnya."

"Dan apa itu?"

"Orang mati."


Chan Sung memebelalakkan matanya lalu menutupinya dengan kedua tangannya. "Benar-benar!"

Man Wol bilang ada restoran terkenal yang masuk TV di sekitar sana. Dia mengajak Chn Sung pergi ke sana. Chan Sung tanya, kalau dia tidak mengikuti Man Wol apa sesuatu seperti tadi (hantu) akan membunuhnya?

"Kamu tidak akan mati. Apa yang kamu lihat tadi tidak punya kekuatan untuk membunuh orang hidup. Kecuali jantungmu lemah. Ya tau deh. Sudahkan?" Man Wol melihat jamnya. Katanya restoran akan segera tutup. Mereka akan terlambat.


Chan Sung menyuruh Man Wol mengembalikan matanya ke semula. Dia tidak akan pergi kemanapun sebelum Man Wol melakukannya.

Man Wol yang sudah akan pergi, berbalik mendekati Chan Sung dengan wajah dingin. Kalau restorannya tutut gara-gara Chan Sung, matanya akan terus seperti itu. Selama-lamanya.

Akhirnya mereka pergi juga ke restoran dimsum. Man Wol memotreti dimsum-dimsum yang gemuk seperti bakpao. Dia menyuruh Chan Sung yang sedari tadi merem untuk membuka matanya. Orang bisa mati saat lapar. Dia membawa Chan Sung kesana biar nggak mati.

"Kamu tahu 'The Guys Who Died After Eating'? Restoran ini adalah tempat mereka untuk makan 30 pangsit. Mereka tidak bisa memakannya lagi," ujar Man Wol.


Dia lalu menunjuk papan yang baru saja di gantung sang koki. KEHABISAN BAHAN. Lihat? Mereka hampir tak mendapatkan makanan jika terlambat sedikit lagi.


Di luar, koki melihat gerobak di pinggir. Dia harus memundahkannya nanti. Koki itu kembali ke restoran. Lalu datang mantan walikota Park yang sudah menua. Dia melempat kantong plastik ke atas gerobak lalu mengambil roti sisa yang ada di dalamnya dan memakannya.

Pak Park melihat Man Wol di dalam restoran. Dia langsung ingat kejadian penembakan 20 tahun yang lalu. "Dukun itu yang menembakiku."

***

Chan Sung bertanya apa dia harus melihat hal menakutkan sepanjang waktu?

"Kamu hanya tidak beruntung. Kamu hanya melihat salah satunya. Tidak semuanya menakutkan."


Man Wol menunjuk hantu anak kecil yang sedang makan pangsit. "Seseorang seperti dia tak begitu menakutkan. Jika kamu hanya melihat sekilas, kamu mungkin berpikir kalau dia adalah manusia. Kebanyakan dari mereka seperti dia. Jadi jangan jadi penakut."

"Sedang apa dia?"

"Sebagian dari mereka berkeliaran karena mati mendadak dan tidak sadar mereka sudah mati. Sebagian mereka terobsesi dengan apa yang mereka sukai saat masih hidup." Man Wol menoleh ke hantu anak. Apa dia terobsesi dengan pangsit?

Chan Sung protes kenapa Man Wol membuatnya melihat hal seperti itu.

"Kau akan tahu saat datang ke Hotel.Del Luna. Kenapa kamu tidak datang saat aku menyuruhmu. Jadi kanu tidak perlu melalui masalah seperti ini."


Man Wol hendak menyuapkan pangsitnya tapi ternyata masih panas. Dia penasaran bagaimana Kim Hyun Joon makan 5 dalam 1 gigitan? Man Wol menyuruh Chan Sung mencoba pangsitnya.


Chan Sung mendorong pangsitnya menjauh. "Kamu luar biasa. Sekilas dan bahkan dari dekat kamu terlihat seperti orang normal. Apa kamu yakin kamu orang mati juga?"

"Aku bukan orang mati. Aku masih belum mati. Aku hanya di sini." Man Wol meniupi pangsitnya.

"Apa maksudmu 'masih'? Maksudmu kamu akan mati suatu hari nanti?"

"Kenapa bertanya? Kamu mau coba membunuhku?"

Man Wol menyodorkan pangsit. "Cobalah dalam satu gigitin. Jika berhasil, aku akan memberimu kesempatan."


Chan Sung menatap Man Wol dengan pandangan memelas. "Aku hanya ingin kamu menghilang dari pandanganku."

Man Wol tidak mempedulikannya dan lanjut makan pangsit.

***

Man Wol dan Chan Sung berjalan bersisian. Man Wol mengoceh, "Koo Chan Sung, orang yang membenciku, pergi membelikan teh susu di seberang jalan agar aku bisa mati sesudah makan."

Chan Sung bergumam sendiri. Apa Man Wol tidak tahu berapa banyak pangsit yang dia makan? Apa dia pernah bertemu Kim Joon Hyun? Dia bukan manusia!

Man Wol menyuruh Chan Sung untuk cepat. Kalau dia sampai terlambat dan tempatnya keburu tutup, Chan Sung akan mati. Chan Sung mau tidak mau pergi membelikan teh susu untuk Man Wol.


Pak Park ternyata sudah menanti Man Wol. Dia yakin Man Won adalah wanita yang menembaknya. Man Wol bilang, Pak Park hancur karena kejahatannya sendiri. Dia bisa menunggu alam bakanya. Pasti akan lebih buruk.


Pak Park menyalahkan Man Wol atas semuanya. Dia mengeluarkan linggis dari dalam bajunya. Dia mendorong Man Wol dan menancapkan linggis di dada Man Wol. Man Wol hanya diam saja dan menatap Pak Park tajam. Dia teringat kilasan-kilasan di masa lalunya. Pandangannya sedikit kabur. Man Wom merosot ke tanah.


Chan Sung kembali dari membeli teh susu. Dia kaget melihat Man Wol dan langsung menghampirinya sementara Pak Park kabur.

"Apa kamu ditusuk?"

"Kenapa manusia tidak pernah memikirkan kesalahan mereka dan hanya menyalahkan orang lain? Aku tak berani menirukan orang kotor itu. Aku pernah gila seperti dia dan membawa pisau bersamaku. Koo Chan Sung, kamu gagal makan makan pangsit dalam satu gigitan jadi aku akan memberimu kesempatan kedua. Jika kamu ingin kabur, pergilah. Jika kamu berbalik dan berjalan pergi, aku akan menghilang dari pandanganmu seperti yang kamu inginkan. Pergilah."

Chan Sung bimbang antara menyelamatkan dirinya dari Man Wol atau menyelamatkan Man Wol dari linggis itu. Man Wol mengingatkan, jika Chan Sung tidak pergi sekarang, dia akan terlambat.


Chan Sung akhirnya berlari pergi. Man Wol masih diam di tempatnya. Wajahnya hampa. Dia memejamkan matanya.


Ternyata Chan Sung kembali lagi dengan membawa gerobak. Nafasnya sampai  ngos-ngosan karena lari. Katanya dia akan membantu Man Wol. Dia menyuruh Man Wol naik. Dia akan membawa Man Wol ke rumah sakit atau hotel del luna.

Chan Sung hendak membantu Man Wol berdiri. Tapi Man Wol menghempaskan tangannya.

"Apa ini?"

"Aku tidak punya tenaga untuk menggendongmu. Ini tidak kotor jadi naiklah." Ealah! Gerobaknya kotor je... Chan Sung langsung membersihkannya.


Man Wol hanya menatapnya. Dia lalu berdiri dan mencabut linggis dari dadanya. Sama sekali tidak ada bekas luka ataupun darah di dadanya. Dia berjalan mendekati Chan Sung sambil memainkan linggis di tangannya. 'Koo Chan Sung. Kamu benar-benar pria yang sangat lemah ya? Aku sangat suka, hatimu yang sangat lemah."

"Kamu adalah orang luar biasa yang tidak akan mati karena tusukan. Sepertinya orang yang lemah ini menyia-nyiakan waktunya. Kalau begitu, aku akan pergi."

"Kamu tidak bisa pergi."


Man Wol memainkan linggis dengan kekuatannya hingga linggis itu berputar di atas telapak tangannya. Chan Sung panik dan bertanya apa yang Man Wol lakukan. Linggisnya berhenti dan ujung lancipnya mengarah ke Chan Sung. Chan Sung tambah panik.


 Dengan kekuatan yang Man Wol miliki, linggis itu melesat ke samping leher Chan Sung dan menancap di dada Pak Park yang berada jauh di depan sana. Linghis itu seolah menancapkan Pak Park di tembok. Lalu secara ajaib tubuh Pak Park berubah jadi butiran debu.

Chan Sung memandang Man Wol.

"Aku memberimu kesempatan untuk kabur tapi kamu malah menyerah. Jika kamu kabur sekarang, aku akan membunuhmu."


Keduanya bersitatap. Man Wol tersenyun miring lalu berganti dengan wajah dingin.

Bersambung ke Hotel Del Luna episode 2 part 1


EmoticonEmoticon