Sinopsis Abyss Episode 16 Part 1

Drama Korea
Abyss
Episode 16 Part 1


Sumber konten dan gambar : TVN


Cuap-cuap : Mianhe readers telat banget. Karena last episode ini sedikit lebih panjang, jadi bakal aku bikin jadi 4 bagian ya. Semoga kalian tetap sabar menunggu :) Gomawoooo!


Tiba-tiba Se Yeon mengeluarkan cincin. "Cha Min. Mau menikah denganku?"

Min tampak terkejut. Dia membelakangi Se Yeon sebentar dan tersenyum bahagia. Tapi begitu berbalik ke Se Yeon dia pura-pura biasa saja. "Begini. Cincin ini bukan tipeku."

"Apa? Kamu menolakku karena cincin ini?"


Min tersenyum dan mengambil cincin dari tangan Se Yeon lalu memakainya. "Tidak. Aku akan jadi milikmu selamanya. Min mengecup pipi Se Yeon. Keduanya tersenyum lalu berpelukan.

"Aku mencintaimu," ungkap Min.

"Aku juga."


Mereka berpelukan lumayan lama. Meski bahagia, tapi entah kenapa wajah Min sepertinya sedih. Dia melepas pelukannya lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Min memberikannya pada Se Yeon karena terakhir kali ponsel Se Yeon hilang.


Se Yeon mengucapkan terima kasih lalu beranjak dari duduknya dan memotret Min dengan ponsel barunya. Min mengajak mereka foto bersama karena memakai kaos kembar. Merekapun foto berdua. Min mencium pipi Se Yeon. Se Yeon menyebut Min sekarang pandai melakukan hal klise. Merekapun foto-foto lagi.


Beberapa saat kemudian, Min dan Se Yeon duduk di dalam sebuah tempat makan sambil sibuk mengisi kapsul waktu masing-masing. Se Yeon sempat mengintip punya Min tapi Min tidak membiarkannya. Se Yeon selesai dengan miliknya. Menurutnya, siapa juga yang membuat kapsul waktu jaman sekarang. Dia ingat dulu jaman trendnya kapsul waktu dia juga ikut-ikutan mengubur kapsul waktu. Mungkin ada lima. Tapi dia lupa dimana menguburnya. Dia rasa banyak yang lupa juga.

"Tapi bukankah menurutmu setahun terlalu lama untuk masa sekarang? Apa sebulan terlalu singkat? Jika seratus hari? Mari buka saat hari jadi kita ke 100 hari," tawar Se Yeon.

"Hei menunggu adalah bagian terbaik dan bermakna dari pengalaman ini. Jika sepuluh tahun lama, mari lakukan dalam lima tahun."


"Lima tahun? Benar. Entah lima atau sepuluh tahun tidak penting karena kita akan bersama seumur hidup. Kurasa kita lebih lama kali ini."

Min tampak murung mendengar ucapan Se Yeon. Se Yeon tanya apa isi kapsul waktu milik Min. Kenapa punyanya lebih kecil.

"Banyak benda yang kumasukan. Mungkin kamu tidak punya banyak barang. Jadi kuberi yang kecil. Perlu kuberikan yang lebih besar?"


Se Yeon menolak. Dia tanya apa di taruh Min di dalam kapsul waktu. Kenapa besar sekali? Se Yeon hendak membuka kapsul waktu milik Min tapi Min buru-buru mengamankannya. Min bilang dia punya tempat bagus untuk menguburnya.


Keduanya pergi ke taman hiburan dan hendak mengubur kapsul waktunya di bawah sebuah pohon. Kata Min, dia dan ayahnya menanam pohon itu saat dia masih kecil.

Mereka memasukkan kapsul waktu ke dalam tanah yang sudah digali. "Ayahku akan mengawasi dari surga. Jadi jangan berpikir untuk menggalinya sendiri." Min memperingatkan.

"Baiklah."

Se Yeon mencegah Min yang akan menguruk tanah. Dia mengambil kapsul waktunya lagi dan memasukkan entah apa ke dalamnya. Se Yeon meletakkannya lagi di galian tanah.

Min menyekop tanahnya sesekop demi sesekop (?). Se Yeon tidak sabar dan mengambil alih. Dia menggunakan sekop iti untuk mendorong tanah ke galian. Katanya begitulah caranya agar cepat selesai. Dia menyuruh Min pakai otaknya.


Ji Wook ketemuan dengan pria yang dia temui tempo hari. Ternyata dia memesan pistol pada pria itu. Pria itu juga memberikan ponsel yang sudah di pasangi aplikasi pelacak GPS. Ji Wook tersenyum menerimanya.

***

Min dan Se Yeon menuruni tangga. Se Yeon bilang mereka bisa kembali lain kali karena taman hiburannya tutup. Menurutnya disana menyeramkan saat lampu mati. "Ayo pergi."


Tiba-tiba Min menggenggam tangan Se Yeon. Seketika lampu-lampu menyala dengan indahnya sampai Se Yeon takjub melihatnya.

"Ini indah sekali."

"Aku tidak mau menunda hal nomor satu di daftar keinginanku."


Mereka berdua naik beberapa wahana yang ada di taman hiburan. Keduanya tampak bahagia dan tertawa-tawa. Selesai main wahana Se Yeon berkomentar kalau ke taman hiburan lebih menyenangkan kalau tidak perlu mengantri.

"Kini saatnya menikmati puncak pengalaman ini," ujar Min.

"Apa itu?"


Min menunjuk ke samping mereka. "Itu dia."

Se Yeon terkejut. "Kamu menyewanya?"

"Aku jelas mengacaukan kejutan yang ku siapkan waktu itu. Jadi kali ini aku berusaha keras."

Ternyata Min menyewa mesin es krim sekaligus penjualnya. Dia dan Se Yeon jalan sambil menikmati ea krim pink.

Min bercerita kalau taman hiburan selalu mengingatkannya pada ayahnya. Tapi mulai sekarang, akan mengingatkanku pada satu orang lagi.

"Ini menyenangkan," sahut Se Yeon.

"Apanya?"


"Mengetahui kamu memikirkanku tiap kali melangkah. Aku akan membuatmu mengingatku kemanapun kamu pergi. Kita harus keliling dunia untuk bulan madu. Benar?"

"Tapi aku akan jadi pengangguran saat aku kembali."

"Hei! Aku bisa menafkahi kita berdua. Aku kompeten. Astaga!!" Tanpa sengaja Se Yeon menumpahkan es krimnya hingga mengotori lengan bajunya.

"Sia-sia es krimnya," gerutu Se Yeon.


"Es krimnya tidak penting. Kamu merusak kaus ini."

"Aku bisa mengelapnya." Se Yeon meminta Min kembali dan meminta es krim baru unutknya. Dia sendiri akan membersihkan noda es krim.di kamar mandi.


Dong Cheol dkk mendatangi suatu tempat. Kata detektif Choi, motor Ji Wook terlihat masuk ke sana.


 Se Yeon mencuci lengan bajunya di wastafel. Sementara Min menyuruh penjual es krim pulang setelah dia mendapat es krim untuk Se Yeon. Keduanya kembali ke tempat tadi dan saling memanggil.


Jarak di antara mereka tinggal beberapa meter. Tapi tiba-tiba Ji Wook muncul dan menyandera Se Yeon. Min tentu terkejut dan menjatuhkan kedua es krim di tangannya. Dia hendak mendekat tapi Ji Woom menodongkan pistol ke kepala Se Yeon.

"Jika mendekat, akan ku tembak dia."


Dalam flashback, ternyata pria yang dimintai tolong Ji Wook pernah sengaja menabrak Se Yeon hingga tas Se Yeon jatuh dan diam-diam dia pasangi alat pelacak.


Min mencoba menenangkan Ji Wook. "Seo Ji Wook. Ini tidak mengubah apapu . Jatuhkan senjatamu. Apa maumu? Jika kamu katakan maumu...."

"Kenapa terus membuat masalah? Kalian penyebabnya."

Min mengeluarkan abyss dari saku celananya. "Bukankah ini yang kamu inginkan? Kejahatanmu pasti terungkap selama ada ini. Aku akan membangkitkan semua orang yang kamu bunuh dan membiarkan mereka bersaksi."

"Sungguh? Kamu tidak akan bisa jika ku bunuh."

"Baik. Bunuh saja aku. Tapi aku tidak akan mati karena aku memiliki bola ini. Oh Yeong Cheol tidak memberitahumu?" Perlahan Min melangkah maju. "Coba saja kalau tidak percaya," tantang Min.


Se Yeon tampak ketakutan. Tapi dia berhasil menampik tangan Ji Wook saat JinWook akan mengarahkan senjatanya ke arah Min. Min menggunakan kesempatan itu untuk mengambil pistol yang terjatuh. Dia dan Ji Wook saling berebut. Ji Wook berhasil mendapatkannya tapi Min memegangi lengannya. Mereka bergelut di tanah hingga......

DOORRRRRRRRR!!!!"

Dong Cheol dkk sampai di sekitar sana. Mereka segera mendekat ke sumber suara tembakan.


Ternyata Se Yeon tertembak. Min terkejut. Dia memukul wajah Ji Wook dan mengambil pistolnya lalu menghampiri Se Yeon.

Se Yeon tampak lemah. Min memintanya jangan bicara.


Ji Wook bangkit. Min menatapnya dengan marah. Dia menodongkan pistol ke arahnya dengan tangan bergetar. Ji Wook tersenyum sinis dan sengaja mengangkat kedua tangannya. Tanpa dia sangka, Min benar-benar menembaknya. Ji Wook terjatuh ke tanah.


Dong Cheol datang dan segera menghampiri Min dan Se Yeon. Sementara detektif lainnya membekuk Ji Wook. Melihat keadaan Se yeon, Dong Cheol cepat tanggap. Dia mengambil pistol di tangan Min lalu memberikan kunci mobilnya pada Min menyuruhnya segera membawa Se Yeon ke rumah sakit.


Min buru-buru berlari membopong Se Yeon yang perutnya mengeluarkan banyak darah. Tapi di tengah tangga, Min ternganga melihat kepala Se Yeon tiba-tiba terkulai.


Dong Cheol mengikat paha Ji Wook yang terkena tembakan dengan ikat pinggangnya. Dia melakukannya bukan karena peduli. Tapi untuk menahan Ji Wook. Dong Cheol mengusap-usap kepala Ji Wook lalu berdiri. Petugas medis yang baru datang segera menghampiri Ji Wook.


Min membawa Se Yeon ke rumah liburannya. Dia menggendong Se Yeon di punggungnya lalu membawanya masuk ke dalam dan meletakkannya di sofa.

Min mencoba mendengarkan denyut jantung Se Yeon dan memanggilnya. Se Yeon membuka matanya dan memanggil Se Yeon. Min segera memeluknya.

"Syukurlah. Aku sangat lega. Kamu tidak apa-apa?"

Se Yeon mengangguk. "Aku sungguh takut. Ku kira aku tidak akan melihatmu lagi. Dan itu membuatku sangat takut."

Bola abyss yang tergeletak di lantai berkedip-kedip. Se Yeon tanya apa Min menggunakan abyss padanya.

"Artinya tidak bisa di pakai lagi? Lalu apa yang akan terjadi sekarang?" Tanya Se Yeon.


"Tak peduli apapun yang terjadi. Ini bukan salahmu ya?"

Se Yeon melepas pelukannya. "Apa maksudmu? Kenapa kamu berkata begitu? Ada apa?"


Se Yeon melihat cahaya abyss padam. Dan yang membuatnya syok, tangan Min perlahan pudar menjadi serpihan cahaya.

"Apa yang terjadi?" Se Yeon mulai ketakutan."


Min menatap Se Yeon. "Ini keputusanku dan pilihanku."

"Apa?" Pilihan apa? Kamu bicara apa?"

"Walau aku tidak ada, tetaplah kuat dan berani seperti selama ini, ya? Jangan sedih terlalu lama. Karena aku bisa membangkitkanmu, aku bahagia walau di saat seperti ini." Se Yeon mulai menangis. "Jalani hidupmu sepenuhnya dan berbahagialah demi aku. Ya?"

"Aku tidak mau. Katamu akan selalu disisiku. Kamu berjanji akan menjagaku."


Tubuh Min mulai memudar. "Maaf aku meninggalkanmu. Aku sangat mencintaimu."

"Min. Aku juga mencintaimu. Jangan pergi. Kenapa kamu seperti ini?"


Wajah Min memudar. Se Yeon sangat ketakutan. Dia memohon agar Min jangan pergi. Jangan meninggalkannya. Tapi akhirnya tubuh Min memudar sepenuhnya. Kini hanya ada Se Yeon di ruangan itu. Dia menangis dengan keras di temani bola abyss yang berubah jadi bening.

Bersambung ke Abyss episode 16 part 2

1 komentar

whuaaaaaaa... nangis saya....


EmoticonEmoticon