Hotel Del Luna Episode 1 Part 4

Hotel Del Luna
Episode 1 Part 4



Sumber konten dan gambar : TVN


Tahun 2019, Masa Kini


Chan Sung yang sudah dewasa memasuki lobi sebuah hotel yang sangat mewah dengan setelah rapi. Seorang pria menghampirinya dan mengantarkannya masuk bertemu sajang-nim hotel itu.


Si sajang-nim membaca resume milik Chan Sung lalu berkata kalau Chan Sung tidak akan menyesal pindah dari hotel Singapura ke hotel mereka dia mengulurkan tangannya dan Chan Sung menjabatnya.

Sajang-nim tanya kenapa Cham Sung menerima tawaran mereka padahal tahun lalu dia menolaknya.

"Karena usiaku sudah lewat 20 tahun. Aku membuat janji dengan ayahku bahwa aku tak akan pulang ke Korea sampai melewati usia 20 tahun. Tahun lalu adalah 20 tahun dan sudah genap 21 tahun sekarang. Itulah sebabnya aku bisa pulang."

"Pasti ada sesuatu sampai membuatmu berjanji."

"Bukan karena hutang atau kejahatan. Ini lebih seperti mitos. Menghindari sesuatu yang tidak menguntungkan."

Sajang-nim tertawa kecil. Orangtua biasa menanggapi sesuatu seperti itu dengan sangat serius. Tidak ada salahnya menghindari nasib buruk.


Chan Sung mengangguk. Dia bertanya apa kebetulan ada hotel di Seoul yang terlindungi ivy dari luar, memiliki bar atap yang hampir seratus lantai, dan memiliki kolam selebar pantai pada 20 tahun lalu?

Sajang-nim bingung. Chan Sung tersenyum. Tidak ada kan?


Pria yang tadi mengantar Chan Sung masuk, kini mengantar Chan Sung keluar. Chan Sung bercerita kalau dia sementara waktu akan tinggal dengan temannya. Pria tadi bilang, itukah sebabnya hadiah ulang tahun Chan Sung di kirim ke sana. Dia mengucapkan selamat dan memberitahu kalau hadiahnya yang berupa bunga ada di meja depan.

Chan Sung tertegun. Dia tahu itu pasti bunga evening primrose.


Chan Sung menatap bunga kuning di depannya. Sudah lewat 20 tahun kenapa dia masik tetap mendapatkan hadiah itu? Chan Sung sampai menggigiti kukunya. Tapi kemudian dia mencoba meyakinkan dirinya untuk jangan takut. Dia sudah mendapatkan itu sepanjang hidupnya.

Chan Sung mengambil amplop merah di pot bunga itu lalu membaca isinya.

"Kepada Koo Chan Sung. Perlu diketahui bahwa kau sudah dipekerjakan di Hotel Del Luna. Bekerjalah mulai besok."

Chan Sung panik. Hotel ini sebenarnya ada? Bahkan ada alamatnya. Myeong dong?


Beberapa saat kemudian, Chan Sung berjalan memasuki stasiun kereta bawah tanah sambil menenteng hadiah bunganya. Myeong dong? Apa dia harus ke sana? Chan Sung membuang bunganya ke tempat sampah lalu naik kereta.

Kereta penuh sesak. Chan Sung permisi melewati para penumpang untuk pindah ke gerbong berikutnya yang anehnya  kosong melompong. Hanya ada Chan Sung dan JANG MAN WOL yang duduk sambil memangku evening primrose.


Chan Sung duduk di seberang Man Wol. "Apa kamu orangnya? Orang yang membeliku?"

Man Wol tersenyum. Kelihatannya Chan Sung sudah mempersiapkan diri untuk ini. Dia pikir Chan Sung akan bertanya siapa dia terlebih dahulu.

Chan Sung tidak perlu bertanya. Man Wol sama seperti yang dimaksud ayahnya. "Kamu Jang Man Wol, pemilik Hotel Del Luna kan? Wanita yang sudah mengirimiku bunga-bunga itu setiap ulang tahun."

"Apa kamu juga membuang bungaku setiap tahun seperti yang kamu lakukan hari ini?"

Chan Sung mengaku kalau setiap kali dia mendapatkannya, dia khawatir apa yang ayahnya katakan adalah benar. Dia khawatir Man Wol akan datang padanya.

Man Wol bertanya, itukah sebabnya Chan sung berpindah dari satu negara ke negara lain? Agar dia tidak bisa datang untuk menjemputnya?

Chan Sung mengaku sudah melarikan diri. Dan dia tidak berharap Man Wol benar-benar me jemputnya. "Aku meremehkanmu. Berpikir semuanya sudah berakhir tahun lalu."

"Itulah yang aku harapkan. Itulah sebabnya aku datang tahun ini sebagai gantinya. Karena aku memberimu istirahat yang bagus tahun lalu, datanglah dan mulai bekerja untukku besok."

"Ayahku bilang kamu adalah orang yang menakutkan. Apa kamu akan membunuhku jika aku menolak?"


Sepertinya Man Wol mulai kesal. "Kamu tidak takut padaku ya? Aku tahu aku terlalu cantik untuk terlihat menakutkan."

"Aku setuju. Jadi aku akan yerus berpikir bahwa kau bukan orang yang menakutkan dan terus menolak tawaranmu."

Man Wol tertawa kecil. Ternyata ide buruk untuk terus mengirimkan bunga pada setiap ulangtahun Chan Sung. Harusnya dia memberikan penggalan burung.

Man Wol meletakkan bunganya di bangku sampingnya. Kali ini dia akan memerikan hadiah ulang tahun yang berbeda.


Man Wol berdiri. Tiba-tiba lampu di gerbong itu mati. Man Wol berjalan mendekati Chan Sung yang kaget dan mulai ketakutan.

"Kamu pasti orang yang sangat kuat dan hotelmu pasti sangat sukses. Jadi kenapa kamu berusaha mendapatkan seoarang pria biasa sepertiku? Tak bisakah melepaskanku begitu saja?"

Man Wol menunduk dan menyentuh wajah Chan Sung lalu mengangkat dagu Chan Sung dengan ujung jari telunjuknya. Chan Sung bertanya apa Man Wol akan memenggalnya sebagai ganti ulangtahunnya?


Man Wol menatap Chan Sung lalu meniup matanya. Chan Sung menutup matanya selama beberapa detik lalu membukanya lagi.

"Jangan khawatir. Kamu lemah. Lehermu masih utuh."

"Apa yang sudah kamu lakukan padaku?"

Man Wol tersenyum. "Hadiah. Selamat ulang tahun. Hadiah tahun ini akan sangat istimewa."

Lampu menyala. Keduanya bersitatap sampai keretanya berhenti.


"Kamu tidak mau turun?" Tanya Man Wol.

Chan Sung langsung berdiri hendak pergi. Tapi dia berhenti dan berbalik.


"Apa kamu ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganku?"

Chan Sung mengambil evening primrose. "Aku tidak bermaksud membuang bunga yang kamu beri untuk hadiah ulang tahunku. Hanya saja produk pertanian dan ternak di periksa di bandara."


Chan Sung pun keluar dari kereta. Man Wol berdecih dan tersenyum.

Kereta ternyata berhenti di stasiun Madeul. Pintu kereta tertutup kembali. Chan Sung berdiri terpaku. Wajahnya jelas ketakutan.

Chan Sung berjalan sambil membawa primrose. Dia berhenti dan mengusap matanya. Dia bertanya-tanya apa yang Man Wol lakukan padanya? Apa untungnya mempekerjakannya di hotel?


Entah hanya bayangan Chan Sung atau tidak, saat di kereta, Man Wol juga meniup telinga Chan Sung dan menatapnya sambil tersenyum.

Chan Sung sontak memegangi pipinya. "Apa aku akan jadi mainannya?"

Seketika Chan Sung ingat nasihat ayahnya ketika dirawat di rumah sakit.


"Chan Sung larilah! Disana sangat menakutkan. Aku melihat orang mati di sana." Pak Koo menggenggam tangan Chan Sung. "Chan Sung. Kaburlah! Kaburlah nika kamu bertemu dengannya."

Chan Sung berkata dalam hati. "Baiklah ayah. Kabur! Kamu harus kabur!" Chan Sung berlari.


Sesampai di rumah temannya, dia langsung mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Sesaat penglihatannya tampak kabur saat melihat passport-nya. Tapi sedetik kemudian normal kembali.


Chan Sung buru-buru pergi. Di pinggir jalan, dia menelepon pihak hotel yang mempekerjakannya kalau dia tidak bisa mulai bekerja minggu depan. Dia akan menjelaskan detailnya melalui email.

Mata Chan Sung terasa tidak nyaman. Dia mengucek-ngucek matanya. Seorang wanita berkacamata tampak berdiri tidak jauh darinya.


"Sekarang dia akan menerima hadiah ulang tahunnya, dan membuka matanya untuk dunia yang baru," ujar Man Wol sambim tersenyum menatap keluar jendela.

Pak No yang sedang bersamannya menyahut. Chan Sung mungkin akan panik saat dia mulai melihat orang mati.

"Dia harus terbiasa. Dia akan bekerja di sini. Dia harus bisa melihat pelanggan jika dia bekerja di hotel."

"Katamu kamu bahkan tidak memperingatkannya. Dia mungkin mengalami kecelakaan serius jika dia melihat orang mati untuk pertama kali secara tiba-tiba."

"Begitukah? Hah! Aku tidak bisa membiarkannya mati karena terkejut. Itu akan mempersulit." Man Wol menarik nafas dan tampak berpikir.

***

Sebuah taksi datang dari kejauhan. Chan Sung bicara pada wanita di sampingnya kalau dia yang datang lebih dulu. Jadi dia yang akan naik taksi duluan. "Kamu lihat kan aku berdiri di sini dari tadi?"


Wanita itu menghadap Chan Sung.

"Kamu melihatku kan?" Tanya Chan Sung lagi.

"Aku tidak lihat. Aku tak bisa melihat." Wanita itu membuka kacamatanya dan ternyata bola matanya tidak ada. (Aish!!! Ngeri!!"


Chan Sung sontak kaget dan memalingkan wajahnya. Lalu terdengar suara Man Wol. Selamat ulang tahun. Hadiah tahun ini akan sangat istimewa."

"Aku melihat orang mati di sana," ucap Chan Sung dalam hati.


Wanita kacamata meraba udara mencari Chan Sung dan melewatinya karena tidak bisa melihat. Chan Sung ternganga kaget. Taksi datang dan sopirnya tanya Chan Sung mau naik atau tidak. Chan Sung bersuara kalau dia akan naik. Mendengar suara Chan Sung, wanita tadi berbalik hingga membuat Chan Sung terlonjak kaget dan lari terbirit-birit sambil menyeret kopernya.

Chan Sung berlari sambil terus berteriak. Wanita kacamata terus mengikutinya.


Tiba-tiba Man Wol ada di sana memperhatikan mereka. "Ckck. Dia mendapat yang paling menakutkan dari kelelawar. Man Wol tersenyum miring.

Bersambung ke Hotel Del Luna episode 1 part 5



EmoticonEmoticon