Rookie Historian Goo Hae Ryung
Episode 1 Part 3
Sumber konten dan gambar : MBC
Hae Ryung membawa jamnya ke tukang reparasi jam. Dia memuji tukang reparasi saat jamnya berhasil diperbaiki.
"Astaga! Tanganmu sungguh terampil."
"Aku tak bisa perbaiki orang. Tapi aku mahir perbaiki barang."
Hae Ryung membungkus jamnya dan mengucapkan terimakasih. Dia pulang melewati pasar.
Ada gerobak barang yang lewat di belakangnya. Hae Ryung pun menepi.
Tapi tiba-tiba seorang anak kecil yang sedari tadi berjalan di belakang gerobak merampas bungkusan jamnya.
Hae Ryung sontak kaget dan segera mengejar anak itu. Tapi sayangnya anak berlari sangat kencang hingga Hae Ryung kehilangan jejaknya.
Anak yang mencuri tadi bersembunyi di balik sebuah bangunan. Setelah dirasa aman, dia duduk dan membuka bungkusan jam. Tapi tiba-tiba Hae Ryung muncul di depannya. Anak itu mau kabur tapi Hae Ryung lebih dulu menjewer telinganya.
"Larimu cepat. Dasar nakal!"
Anak tadi minta di lepaskan. Tapi Hae Ryung malah menjewernya makin keras. Dia menyarankan seharusnya bocah itu bekerja dengan benar jika tidak mau tertangkap. Dia bahkan tidak tahu cara mencopet. Kenapa mencuri barang yang berat dan besar?
Anak tadi melepaskan tangan Hae Ryung lalu kabur. Tapi ternyata dia malah lari ke jalan buntu.
"Lihat? Pencuri apa yang masuk ke jalan buntu?"
Anak itu hendak kabur lagi tapi Hae Ryung berhasil menangkap tangannya. Hae Ryung menatap anak itu. Dia bertanya dimana anak itu tinggal.dan dimana ayahnya. "Tunjukkan jalannya!"
Anak itu tidak menjawab. Wajahhya terlihat sedih. Hae Ryung mengancam akan membawanya ke kantor polisi kalau anak itu tidak menjawab.
Si anak melepaskan tangan Hae Ryung. "Aku tidak punya!" Anak itu pergi begitu saja. Tapi diam-diam Hae Ryung mengikutinya.
Anak tadi mengetuk pintu sebuah rumah. Beberala orang pria keluar dari sana dan bertanya dimana uangnya. Pria berbaju merah memukul anak itu. "Kau harus bawakan uang jika aku suruh." Anak tadi lalu di seret masuk ke dalam.
Hae Ryung mengetuk pintu rumah tadi. Setelah dibukakan, dia melihat anak tadi hendak di pukuli lagi. Tanpa rasa takut, Hae Ryung memaksa masuk dan menamengi anak tadi.
"Kamu pikir apa yang kamu lakukan? Dia masih bocah!"
Si pria menyuruh Hae Ryung maengurus urusannya sendiri.
"Serasa mengomeli anak ini belum cukup, kau mau memukulinya. Kalian sebut diri kalian pria?"
Pria berbaju merah berlagak seolah akan melepas ikatan celananya. "Kamu mau lihat sendiri apa kami pria atau bukan?"
"Mengancam wanita dan anak-anak adalah perbuatan hina. Aku akan membawa anak ini."
Si pria mencegah Hae Ryung dengan memegang bahunya. Hae Ryung segera menampik tangan pria itu. Jangan menyentuhnya!
Pria itu hendak memukul Hae Ryung. Tapi Hae Ryung memberitahu kalau pria itu akan dipancung. Kasta bawah yang memukul bangsawan, akan dipancung.
Bos para pria tadi keluar. Dia bertanya siapa Hae Ryung kenapa membuat keributan di depan halamannya.
Hae Ryung bilang akan membawa anak tadi terlepas dari apa hubungan anak itu dengan para pria disana. Jika anak itu punya orangtua, dia akan mengantarkannya. Tapi jika tidak, dia akan mencari orang untuk mengadopsinya.
Si bos mengaku kalau anak itu adalah budaknya. Ayahnya menjualnya untuk membayar hutang judinya. Dengan kata lain, tidak ada yang bisa apa-apa kalau dia merebus, memukul, atau membiarkannya dimakan serigala. Dia bisa melakukan apapun karena dia tuannya.
Hae Ryung tertegun menatap anak tadi.
"Walau dia budakmu, jangan perlakukan dia begini."
"Kalau begitu buat keluhan pada Raja!" Si bos menyuruh anak buahnya membawa Hae Ryung keluar.
Anak tadi memegang tangan Hae Ryung. Si anak buah menariknya hingga dia terpaksa melepaskan tangan Hae Ryung. Hae Ryung menatapnya iba. Dia sendiri di seret keluar oleh anak buah satunya.
Lee Rim antusias menanti pendapat kasim Heo dan dua dayang yang disuruhnya membaca novel buatannya.
Kasim Heo dan para dayang menangis. "Yang Mulia. Ini bisa membuat berandalan keji menangis tersedu-sedu. Ini mahakarya sejati. Ini mematahkan hatiku."
"Ini menyentuh Yang Mulia," ucap kedua dayang secara bersamaan.
"Menyentuh?" Tanya Lee Rim.
Menurut Kasim Heo, keindahan agungnya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tuan Kim.... astaga pria malang itu."
Lee Rim yang tadinya tersenyum berubah kecut. "Kau berbohong! Kali terakhir kau juga bilang karyaku mahakarya yang mematahkan hati. Kau mengatakan hal yang sama dan menangis. Kenapa reaksimu sama setiap saat?"
Kasim Heo menyeka airmatanya. Dia hanya menangis karena airmatanya mengalir. "Jika kau bertanya kenapa airmataku menetes, aku harus apa? Buang ingus?"
"Aku hanya ingin opini jujurmu. Bagaimana karyaku menurutmu?"
"Aku harus bilang berapa kali? Para penulis menangis saat menuliskan novelmu. Sampai mata mereka sembab sekarang." Kedua dayang manggut-manggut membenarkan perkataan Kasim Seo. "Ada lagi. Orang-orang mengantri sejak semalam untuk membaca novel terbaru maehwa begitu rilis. Mereka sampai menginap di tenda."
"Sebab itulah aku benci situasiku. Aku hanya dengar lewat dirimu. Aku tak bisa tahu."
Lee Rim bangkit dari duduknya. Dia berdiri membelakangi kasim Heo dan dayang. Matanya menerawang. "Aku ingin tahu apa publik menyukai cerita-ceritaku. Dan apakah novelku membuat mereka tertawa dan menangis. Aku mau pergi dari istana dan lihat sendiri. Walau hanya sekali."
Lee Rim berbalik. "Sam Bo~ya...."
Bersambung ke Rookie Historian Goo Hae Ryung episode 2 part 1
1 komentar
Terima kasih atas sinopsisnya
Ditunggu kelanjutannya
EmoticonEmoticon