Sinopsis Abyss Episode 12 Part 3

Drama Korea
Abyss 
Episode 12 Part 3


Sumber konten dan gambar : TVN


Min dan Se Yeon sampai rumah siang hari. Min tersenyum mengamati Se Yeon yang tertidur.


Dia merapikan rambut Se Yeon lalu memperhatikan Se Yeon lebih dekat.


Ponselnya berdering. Park Ki Man meneleponnya meminta ketemuan malam ini.


Park Ki Man yang sedang mengendarai taksi terkejut saat tiba-tiba seorang anak kecil menyeberang di depannya. Ibu anak itu buru-buru mengejarnya. Beruntung Park Ki Man segera mengerem hingga tidak menabraknya. Ibu anak itu segera menolong anaknya yang terjatuh dan menangis. Park Ki Man turun dan menanyakan keadaan mereka. Sang ibu bilang tidak apa-apa hanya bengkak sedikit.

Tampak mobil hitam berhenti tidak jauh dari sana. Pengemudinya memperhatikan kejadian itu. Sang Ibu minta maaf karena anaknya yang berlari terburu-buru. Park Ki Man mengajak ke dokter untuk memastikan keadaan anaknya. Tapi si Ibu menolak karena ada urusan penting. Park Ki Man memberikan kartu namanya kalau-kalau  ada yang terluka.


Pengemudi mobil hitam menelepon seseorang. "Ini aku. Kurasa ada cara mudah menyudutkan Park Ki Man."


Park Ki Man hendak menyuapkan nasi ke mulutnya, tapi seseorang mengetuk pintu dan memanggilnya. Ternyata yang datang dua orang polisi. Park Ki Man di laporkan atas kasus tabrak lari. Dia harus ikut ke kantor polisi.


Di kantor polisi, Park Ki Man menjelaskan kalau kecelakaannya tidak serius. Bahkan hampir tidak ada kontak.

"Gadis kecil dan ibunya. Kamu dibalik kemudi saat menabrak mereka dengan mobilmu yang bernomor 56B7767. Kamu mengakuinya?"

"Aku hanya sedikit menyenggol ibunya dan bukan anaknya. Aku pun bersikeras membawanya ke rumah sakit tapi dia terus berkata tak apa-apa."

"Wanita itu berkata kamu bahkan tidak memberinya kartu nama. Memberi kartu nama atau tidak bukan masalah. Kamu harus melapor atau membawanya ke rumah sakit. Kamu pengemudi berpengalaman. Kamu tidak tahu bahwa tidak melaporkan kecelakaan dianggap tabrak lari juga?"

Park Ki Man benar-benar bingung. Dia meminta polisi ambil saja kotak hitamnya sebagai bukti. Rekamannya akan menunjukkan kalau dia memberi kartu nama. Tapi kata polisi, tidak ada kartu memori pada kotak hitam mobil Park Ki Man. Tentu saja Park Ki Man terkejut karena dia selalu memeriksanya tiap pagi. Dia meminta bicara dengan wanita itu dulu. Tapi katanya wanita itu masuk rumah sakit karena hamil dan ada kemungkinan cedera.

"Kalau begitu apa yang bisa kulakukan?" tanya Park Ki Man.

"Jika kamu berniat menyewa pengacara, kusarankan begitu. Kamu bisa diskusikan dengan pengacaramu."

Park Ki Man menggaruk kepalanya tidak tahu apa yang harus dia lakukan.


Min mencoba menghubungi nomor Park Ki Man tapi tidak aktif. Se Yeon merasa aneh Park Ki Man tidak datang padahal dia minta ketemuan.

"Menurutmu dia dalam masalah?" tanya Min. "Mungkin Oh Yeong Cheol...."

"Dia buronan. DIa tidak akan sering berkeliaran."


Dong Cheol menghampiri mereka. Se Yeon memberitahu kalau Park Ki Man tidak bisa dihubungi. Dia minta Dong Cheol meminta bantuan markas terdekat untuk memeriksa rumah Park Ki Man.

"Baiklah. Aku memeriksa ponsel prabayar Jaksa Seo sekali lagi, dan panggilan terakhir ke rumah sakit tempat Bu Jang Sun Young dirawat," jelas Dong Cheol.


Se Yeon mendapat pesan teks dari Hee Jin. "Eonni. Aku harus memberitahumu sesuatu. Bisa kita bertemu?"

Hee Jin menunjukkan pesannya untuk Se Yeon pada Oh Yeong Cheol. Mereka ada di dalam mobil di suatu tempat.

 "Apa ini cukup?"

"Ya. Kini kamu bersikap seperti putriku."

"Waktu dan lokasinya sama seperti yang kamu janjikan?"

"Tentu. Menurutmu dia curiga?"

"Kami terlalu lama bersama. Kamu akan menepati janji saat selesai dengan ini kan?"

"Ya tentu saja. Aku benci orang yang ingkar janji." Oh Yeong Cheol mengelus rambut Hee Jin. Jika bisa melalui hari ini, kamu, ibumu, dan aku, kita bisa mulai hidup baru. Kamu bisa kan?"

"Tentu," jawab Hee Jin.


Se Yeon masih merasa aneh karena Park Ki Man menghilang begitu saja. Dia juga mencemaskan Hee Jin dan ibunya. Min bilang mereka tidak boleh gegabah. Hee Jin mungkin menjebak mereka lagi. Dong CHeol membenarkan. Dia akan kirim patroli kesana (mungkin kesana maksudnya tempat ketemuan Hee Jin dan Se Yeon). Mereka bertiga naik mobil Min.


Di sebuah gedung terbengkalai, terdengar Oh Yeong Cheol bersenandung. Dia berjalan mondar-mandir lalu berhenti dan mengambi sesuatu dari saku bajunya. Sepertinya alat suntik. Dia tersenyum lalu memasukkan kembali suntikan itu ke sakunya.

Oh Yeong CHeol mengintip melalui jendela dan melihat Hee Jin yang berjalan di bawah. DIa mengetuk jendela hingga Hee Jin mendongak. Oh Yeong Cheol memberi isyarat dengan tangannya agar Hee Jin kesana.


Min, Se Yeon, dan Dong CHeol sampai di suatu tempat. Mereka pergi ke sebuah gedung apartemen. Dong CHeol menunjukkan Id Card-nya agar di ijinkan memeriksa gedung itu karena ada laporan tersangka di sana.


Hee Jin menghampiri Oh Yeong CHeol.

"Dimana Ko Se Yeon?" tanya Oh Yeong Cheol.


Se Yeon sendiri sedang berlari menaiki tangga. Dia membuka pintu salah satu unit dan malah menemukan wanita yang selalu menolong Oh Yeong Cheol. Se Yeon ingat wanita itu adalah perawat di panti jompo Sugyeong. Wanita itu bernita kabur tapi di bertabrakan dengan Min. Min segera menahannya dan Dong Cheol mencari borgolnya. Ya nggak ketemu lah! Untung detektif Choi datang. Dong Cheol meminta borgolnya dan memborgol wanita itu.

"Nona Kim Mi Ja. Kamu ditahan."

Se Yeon sibuk mencari Hee Jin di unit lain. Ponselnya bergetar.


Begitu membaca pesannya, dia segera menemui Min dan menunjukkan pesan dari Hee Jin.

"Dia tahu aku bisa melihat Abyss. Jadi dia menculik ibuku untuk memanfaatkanku. Untungnya dia tidak tahu cara menggunakannya. Aku akan manfaatkan itu dan menggunakannya untuk melawan Oh Yeong Cheol. Beritahu Min aku minta maaf untuk segalanya. Terimakasih juga untuk segala jasamu, Eonni. Terimakasih untuk semuanya."

***

Hee Jin memberitahu Oh Yeong CHeol kalau Se Yeon tidak akan datang.

"Apa katamu?"

"Aku juga tidak akan menyelamatkanmu dengan Abyss."

Oh Yeong Cheol tertawa lalu menampar keras Hee Jin hingga di tersungkur ke lantai. "Bukankah sudah ku katakan aku benci orang yang ingkar janji? Berani sekali kamu..."

Hee Jin berhasil menghindar saat Oh Yeong CHeol akan memukulnya lagi. Dia bahkan entah bagaimana berhasil mengambil suntikan Oh Yeong Cheol lalu mengarahkannya ke lehernya sendiri.


"Kamu tidak tahu aku biasa mencopet kan? Kudengar benda ini bisa membunuhmu dalam hitungan menit. Apa benar?"

"Berani sekali kamu! Kembalikan!"

"Menjauh dariku!" teriak Hee Jin. Dia lebih baik mati daripada membantu Oh Yeong Cheol lagi.

Terdengar suara sirine mobil polisi.

Oh Yeong Cheol menertawakan Hee Jin. Memangnya Hee Jin sanggup melakukannya?


Se Yeon dengan cemas terus berusaha menghubungi Hee Jin tapi tentu saja Hee jin tidak menjawab. "Kenapa dia mengumpankan dirinya?"

Dong Cheol pun kesal karena di saat-saat genting seperti itu dia malah masuk masa percobaan.

Min ingat ingat sesuatu. Dia menelepon ibunya yang sudah tertidur. Untung ibunya bangun mendengar dering ponselnya.

"Halo."

"Ibu masih bisa melacak Hee Jin?"


"Tidak. Itu hanya.... Ibu sudah minta mereka berhenti melacaknya, tapi.... katanya aplikasinya tidak bisa dihapus.... Hei! Ibu tidak seperti itu!"

"Bisa lakukan lagi ku mohon?"

"Apa?"


Beberapa saat kemudian, Min mendapat pesan tentang keberadaan Hee Jin. "Dapat! Tidak jauh dari sini."


Oh Yeong CHeol menunjukkan rekaman dimana Ji Wook tampak memutar tuas gas di dalam ruangan. Setelah itu Ji Wook keluar. Di sana ada ibu Hee Jin yang duduk tidak sadarkan diri dengan badan diikat di kursi.

"Ibumu di kurung di gedung ini. Hanya aku yang tahu kata kuncinya."

Tentu saja Hee Jin kaget. "Kenapa ibuku...."

Oh Yeong CHeol tersenyum sinis. "Kamu tahu Tae Jin putraku satu-satunya. Kamu sungguh percaya padanya? Jika kamu tidak ingin ibumu menderita, sebaiknya cepat pikirkan."

Terdengar lagi suara sirine mobil polisi. Kalau tadi mobil polisi yang sedang patroli. Sekarang, sepertinya mobil itu berhenti di depan gedung.


Min dan kawan-kawan turun dari mobil dan menanyai petugas polisi yang berhenti disana. Katanya seseorang melapor kalau disana tempat persembunyian Oh Yeong Cheol. Tapi mereka hilang kontak dengan pelapornya.

Se Yeon mengambil megaphone dari dalam mobil polisi. "Oh Yeong Cheol! Aku akan membunuhmu jika kamu menyentuh Hee Jin."

Min segera merebut megaphone dari tangan Se Yeon. Di atas, Hee Jin mendengar teriakan Se Yeon yang memanggil-manggilnya. Dia lengah hingga Oh Yeong CHeol berhasil mendekati Hee Jin. Mereka saling berebut suntikan. Oh Yeong CHeol berhasil mendapatkannya.


"Jika aku dihidupkan mirip orang lain sebelum polisi datang, aku bisa kabur." Oh Yeong CHeol mengeluarkan bola Abyss. "Sekarang, kamu hanya perlu menghidupkanku dengan ini."

Dengan tangan gemetar, Hee Jin menerima Abyss itu. Oh Yeong Cheol menusukkan suntikan tepat ke jantungnya. Hee Jin tertawa melihat Oh Yeong CHeol mulai menahan sakit.


"Rencanamu salah sejak awal. Itu penampakan jiwamu. Kamu tidak akan tampak berbeda, tidak peduli berapa kali dihidupkan. Satu lagi. Hanya Cha Min yang bisa menghidupkanmu."

Bola Abyss menyala dengan cahaya keunguan. Muncul tulisan di sana. 'Jika pemilik sementara Abyss mati, Abyss kembali ke pemilik aslinya'.

Oh Yeong Cheol mengerang kesakitan.

***

Petugas polisi Dongbu datang. Semuanya segera naik ke gedung terbengkalai. Di atas, Oh Yeong CHeol membuang suntikannya. Dengan sisa tenaganya, dia berusaha kabur (atau mau ambil penawar?)tapi Hee Jin menghalanginya.


Hee Jin sempat terantuk tembok kepalanya karena didorong Oh Yeong Cheol. Tapi dia bangkit dan mencekal kaki Oh Yeong Cheol.

"Kenapa kita tidak mati bersama saja? Demi semuanya," ucap Hee Jin.

***

Para polisi berpencar. Salah seorang detektif berteriak memanggil Dong Cheol saat menemukan Oh Yeong CHeol dan Hee Jin yang sama-sama tidak sadarkan diri. Dong Cheol memeriksa nadi di leher Oh Yeoung Cheol. Dia segera memerintahkan untuk memanggil ambulans dan sisa pasukan.


Se Yeon dan Min datang kesana dan langsung menghampiri Hee Jin.


Hee Jin dirawat di rumah sakit. Begitu tersadar, dia langsung menanyakan ibunya. Se Yeon dan Min terdiam sejenak. Lalu Se Yeon memberitahu kalau ibu Hee Jin tidak ada dimanapun di dalam gedung. Mata Hee Jin langsung berkaca-kaca. Dia terisak.


Sementara Oh Yeong Cheol di rawat di ruangan perawatan intensif (ICU). Hee Jin datang melihatnya dari luar. Se Yeon menyusulnya dan menyuruhnya kembali untuk istirahat.

Se Yeon mengantar Hee Jin ke ruangannya. Dong Cheol datang ke sana dan minta bicara dengan Se Yeon.


Beberapa saat kemudian, Min dan Se Yeon datang ke suatu tempat dimana sudah banyak kerumunan orang di sana. Dong CHeol meminta petugas mengijinkan Min dan Se Yeon melihat. Mereka terkejut melihat tubuh Jang Sun Young yang sudah tidak bernyawa. Se Yeon


Se Yeon mengambil foto keluarga yang terselip di bawah tubuh Jang Sun Young. Airmatanya mengalir.


Tiba-tiba bola Abyss melayang ke arah Min. Min menangkapnya.


Di rumah sakit, monitor denyut jantung Oh Yeong Cheol menunjukkan garis lurus. Tampak Ji Wook keluar dari ruangan ICU. Para dokter segera berlari ke sana begitu mendengar alarm tanda bahaya.


Min menggenggam Abyss. Se Yeon menoleh melihatnya.

Bersambung ke Abyss episode 13 part 1


1 komentar

Makin seruu....😁# semangat terus MinπŸ‘πŸ’–


EmoticonEmoticon