Sinopsis Dan, Only Love Episode 9 Part 2

Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Episode 9 Part 2
Sumber konten dan gambar : KBS2



Kang Woo pulang dan duduk di sofa menatap gambar wanita yang mirip Yeon Seo. "Aku tidak marah. Tidak. Sebenarnya, memang begitu. Aku sangat khawatir." Terngiang ucapan Kim Dan di kafe. Kang Woo berusaha menyangkal tuduhan Dan dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gara-gara balet. Aku hampir tidak berhasil sejauh ini. Aku hanya perlu menempatkanmu di atas panggung. Lalu aku bisa menepti janjiku padamu." Kang Woo meninggikan suaranya. "Tapi bagaimana bisa kamu mencium seorang sekretaris?"

Kang Woo mematikan layar proyektornya dan menghela nafas.

***

Miss Jung membuka gorden-gorden yang masih tertutup padahal sudah siang. Dia berputar dengan riang tapi sedetik kemudian teriak kaget saat melihat Yeon Seo ternyata duduk di sofa dengan wajah kesal.

"Agassi. Sedang apa di sini?" Miss Jung mendekati Yeon Seo dan kaget melihat kantung mata Yeon Seo. "Kamu begadang semalaman?"

"Absen tanpa pemberitahuan dan meninggalkan tempat kerja, dapat jadi alasan pemecatan kan?"

"Dan? Apa ada yang terjadi semalam?"

Yeon Seo mengingat ciuman semalam. Dia kesal sendiri. "Gara-gara aku mendengarkanmu..."

"Apa yang kulakukan? Oh! Si Dan! Dia mencintaimu," goda Miss Jung.

"Tidak! Dia tidak!" bentak Yeon Seo.

"Apa kamu menanyakan itu padanya? Tentu saja dia akan menyangkalnya."

"Tidak. Aku tidak. Harap jangan menyebar dan membuat rumor tidak berdasar mulai dari sekarang."

"Tidak mungkin naluriku salah," gumam Miss Jung.

Yeon Seo mengepalkan tangannya. "Selain itu, pecat si brengs*k itu. Kali ini serius."

Eh si Kim Dan datang dan mengucap selamat pagi. Dan membungkuk memberi hormat. "Apa tidurmu nyenyak?"

"Miss Jung! Katakan padanya bahwa menginap di luar bisa menjadi alasan pemecatan."

"Dan menggaruk-nggaruk rambutnya. "Sesuatu yang mendesak muncul. Tolong katakan padanya bahwa aku minta maaf. Maaf, agassi."

"Ada denganmu? Kenapa kamu sangat sopan?"

"Selama ini aku melewati batas. Ke depannya, aku akan fokus bekerja." Dan membungkuk sekali lagi.

"Aku senang mendengarnya. Aku pergi ke studio untuk berlatih."

Dan sigap berlari ke samping Yeon Seo dan menyodorkan lengannya dengan sikap formal. Yeon Seo meliriknya kesal. Dia tidak menggandeng lengan Dan melainkan hanya memegang sejumput baju Dan. Miss Jung memperhatikan mereka.

Dan dan Yeon Seo berjalan menuju studio latihan. Mereka berjalan agak jauhan sejarak tangan Yeon Seo.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan," ucap Dan.

Yeon Seo melepas pegangannya. "Lakukan."

"Tadi malam.... aku...." Dan berjalan ke depan Yeon Seo. "Aku salah. Lupakan yang terjadi." Dan membungkuk.

Yeon Seo sepertinya kecewa. Tapi dia berusaha mempertahankan harga dirinya. "Apa maksudmu? Tidak ada yag terjadi tadi malam di antara kita." Dan tertegun. "Kamu dan aku,,, benar. Tidak ada yang terjadi. Tidak ada sesuatu yang terjadi."

"Sesuatu terjadi di antara kita," ucap Dan.

"Tidak. Tidak ada."

Dan bersikukuh. "Ada."

Yeon Seo memukul dada Dan. "Apa maksudmu brengs*k? Kamu bilang lupakan. Aku mencoba pura-pura tidak ada yang terjadi di antara kita. Apa kamu tidak mengerti? Tidak bisakah kamu paham?"

"Aku tidak bisa berbohong tidak ada yang terjadi padahal itu terjadi. Untuk pura-pura...."

"Stop! Itulah poinku. Aku tidak punya waktu untuk hal lains selain berlatih dan kembali bugar. Baik. Berpura-pura tidak terjadi apa-apa tadi malam. Dan bertingkah seolah-olah kita bertemu untuk pertama kalinya hari ini. Ok?"

"Syukurlah.... kita berdua sepaham," ungkap Dan dengan nada kecewa.

"Bagus kalau begitu."

Yeon Seo masuk sendirian ke studio. Dan bertertiak meminta Yeon Seo mengatakan padanya jika butuh sesuatu. "Agasshi! Hwaiting!!"

Yeon Seo menutup pintu. Wajahnya tampak kesal. "Hwaiting? Syukurlah kita sepaham? Hah? Sepertinya dia adalah orang yang beranggapan ciuman bukanlah apa-apa. Apa? Karena dia sering melakukannya? Sudahlah! Aku juga tidak membutuhkannya."

***

Dan masuk kamarnya. Wajahnya tampak murung. Dan beranjak ke mejanya dan merapikan dokumen dan komik-komiknya. Kebetulan komik-komiknya terbuka pada halaman dimana tokohnya sedang berciuman. Dan stres lagi. Dia berdiri dan memegangi kepalanya. "Ayo fokus pada misiku. Pikirkan pekerjaanku. Ada misi yang harus aku selesaikan. Aku tidak bisa menunda cintamu dan aku kembali lagi sekarang." Dan menarik nafas panjang.

***

Yeon Seo sudah berganti pakaian. Dia membuka wardrobe-nya. Di sana banyak sepatu-sepatu dan baju baletnya. Dia mengambil sepasang sepatunya dan memakainya. Yeon Seo mulai berlatih. Kim Dan mengintip dan celah jendela.

Yeon Seo diam menatap fotonya sendiri. Dia teringat ucapan Pak Jo.

"Aku tahu siapa kamu sebenarnya. Kamu adalah anak yang berkilau."

Lalu ucapan Miss Jung.

"Jika kamu mendapatkan mata dari orang seperti dia, jangan sia-siakan!"

Yeon Seo meyakinkan dirinya dan mulai menari. Tapi kilasan-kilasan kecelakaannya di panggung, saat lampu jatuh, lalu ciumannya dengan Dan, membuatnya tidak fokus dan terjatuh. Dan segera masuk dan menanyakan keadaannya.

"Apa kamu terluka? Apa kakimu terkilir?" Dan memeriksa kaki Yeon Seo.

"Lepaskan tanganmu!"

"Ya?"

"Angkat tanganmu! Dasar cab*l, idiot, psiko, dan penipu!" Yeon Seo mendorong Dan dengan marah. "Jika kamu meletakkan tanganmu di tubuhku sekali lagi, aku akan mmecatmu. Mengerti?"

Dan terdiam sejenak. "Ya, aku mengerti. Aku akan berhati-hati."

"JIka kamu mengerti, keluar! Jangan masuk sebelum aku panggil."

Dan berdiri dan membungkuk minta maaf lalu pergi. Ponselnya bergetar. Panggilan dari Ni Na. "Halo Ni Na ssi." Yeon Seo mendengar sapaan Dan barusan.

Dan keluar. "Maksudmu agasshi? Ya aku bersama dia, tapi..." Tahu-tahu Yeon Seo ada di belakang Dan. Dia meminta ponsel Dan.

"Apa ini? Kenapa kamu menelepon sekretarisku?"

"Kamu Yeon Seo eonni? Hai Yeon Seo! Aku menelepon Dan karena tidak tahu nomormu. Bisakah keluar sebentar?"

"Tidak mau."

"Aku ingin meihatmu, tapi kamu tidak mau melihatku."

"Tidak. Dan aku ke depannya pun tidak mau. Jadi, jangan menelepon sekretarisku." Yeon Seo menutup teleponnya.

Dan kesal. "Kamu tidak bisa menutup telepon,,,," Dan sadar dan menurunkan intonasi suaranya,, "seperti itu..."

"Bagaimana kamu mengenal dia? Kalian berdua dekat?"

"Aku bertemu dengannya beberapa kali secara kebetulan."

"Kamu sudah berkeliling dan menggoda wanita. Jika bertemu dengannya beberapa kali kamu mungkin membuat apa yang tidak  terjadi menjadi kenyataan." Yeon Seo menyurukkan ponse ke dada Dan. "Gureum, ayo jalan-jalan!"

Yeon Seo menarik GuReum. Dan mengikutinya. Ternyata Ni Na menunggunya di depan gerbang.

"Hai Yeon Seo! Kamu keluar?"

"Kenapa kamu bertingkah menyedihkan di tempatku?"

Ni Na menunjukkan sebuah kotak. "Terima ini. Selamat atas rehabilitasimu dan aku mendukungmu."

Yeon Seo diam saja jadi Ni Na memberikan kotak itu pada Dan. Ni Na membuka tutupnya. Ternyata isinya adalah sepatu balet. "Ini adalah tantangan untuk sebuah kompetisi. Aku meningkat banyak selama tiga tahun terakhir juga. Aku ingin secara resmi bersaing denganmu."

"Ah kenapa kamu sangat bertekad?"

"Aku harap kamu dapat kembali seperti semula. Aku hanya bisa diakui setelah kamu membaik. Bersiaplah Yeon Seo. Aku akan berusaha sangat keras."

Ni Na berbalik dan menghela nafas lega. "Selesai," gumamnya.

"Orang yang baik," puji Dan setelah Ni Na pergi. Yeon Seo langsung menatapnya

"Aku?" tanya Yeon Seo.

Dan mengalihkan pembicaraan, "Haruskah aku meletakkan ini di kamarmu?"

"Buang!"

***

Ru Na melakukan presentasi tentang dampak baik konferensi pers kemarin. Semuanya bertepuk tangan. Meski terlihat tidak senang, Bu Choi ikut bertepuk tangan. Dia lalu maju menggantikan Ru Na. Dia bilang Ishikawa Seiji dari Jepang menghubunginya secara pribadi.

"Pria yang uangnya lebih dari miyaran won?" tanya seorang wanita.

"Sponsor terbesar Balet Bolshoi," jawab Bu Choi. "Dia adalah generasi ke-dua Korea-Jepang. Jadi tertarik pada balet Korea. Ini kesempatan Fantasia menjadi terkenal di dunia."

Pria yang duduk paling depan bertanya. "Lalu,,, sampai kapan kamu?"

"Ya?"

"Bu Choi dan direktur Geum. Kapan kalian berdua berhenti?"

"Apa yang kamu maksudkan?" tanya Bu Choi.

Wanita yang tadi menyahut. "Rumor beredar. Dia meminta untuk mengambil Fantasia kembali."

Yang lainnya ikut menyahut. "Aku tidak yakin apa kita harus mendiskusikan masalah penting dengan seseorang yang akan segera berhenti. Pikirkan itu. Proyek tahun ini benar-benar berubah padahal hanya direktur artistik yang berubah."

Ru Na angkat bicara. "Ada banyak langkah yang harus kita ambil sebelum..."

Bu Choi menginterupsi. "Aku bisa...." ucapnya sambil mengangkat tangan lalu tersenyum. "Aku bisa menyerahkan segalanya dan pergi besok jika aku harus. Tapi aku tidak bisa. Tidak, aku tidak akan. Aku yakin kalian semua sadar, cinta dan gairah yang aku berikan kepada Fantasia selama tiga tahun ke belakang. Aku melakukan itu karena cintaku pada Yeon Seo. Aku ingin mengembaikan teater balet yang solid saat keponakanku kembali sebagai wanita yang sehat. Tapi tubuh dan pikiran Yeon Seo, tidak dalam keadaan sehat."

"Aku dengar, penari dapat mengetahui kondisi terbaik mereka. Apa kamu pikir dia mengumumkan kembalinya tanpa memikirkan hal seperti itu?"

"Apa kamu harus melihatnya untuk mempercayainya? Dia akan tampil di Fantasia's Night. Kalian bisa memeriksanya selama acara. Tentu saja, orang yang ingin Yeon Seo sembuh sepenuhnya adalah aku."

***

"Fantasia Night?" tanya Kang Woo.

Kata Ru Na itu acara sponsor akhir tahun. "Kami beristirahat, melakukan pertunjukan, mengadakan pesta, dan menyapa orang juga. Kamu tahu kan?"

"Ya. Tapi biasanya dilakukan di akhir tahun, sesudah selesai dengan pertunjukkan besar,"

Bu CHoi ikut bicara. "Karena kamu dan Yeon Seo mendatangkan malapetaka di teater balet, semua jadwa kami kacau. Jadi kalian harus berpakaian dan datang."

"Yeon Seo juga?"

"Dia pemiliknya di sini. Tentu saja dia harus menyambut tamunya. Kami mengundang tamu yang sangat istimewa dari Jepang. Ishikawa Seiji. Kamu kenal dia bukan?" tanya Bu Choi.

"Tentu saja. Sponsor besar dunia balet dan seorang lelaki tua dengan tangan kotor."

Kata Bu Choi semua seni itu butuh uang. Dan untuk memperbaiki apa yang Kang Woo katakan, Seiji di kenal karena memberi. Tak terhitung jumlah uang kotornya saat menyukai apa yang dia lihat."

"Membuat balerina berdiri di sebeah sponsor seolah-olah itu bunga? Aku tidak melakukan itu." Kang Woo berdiri. "Aku tidak akan membuat balerinaku melakukan itu." Kang Woo keluar dari ruangan.

"Dia baru saja menyebut 'balerinaku' pada saat seperti ini," komentar Ru Na. "Dia tidak mempedulikan siapapun selain Yeon Seo.

"Dia adalah peran utama," sahut Bu Choi. "Dia adalah peran utama kita," ujar Bu CHoi sambil tersenyum.

***

Kang Woo mengawasi latihan para balerina. Dia membetulkan posisi-posisi tubuh mereka. Ada Ni Na juga di sana. Begitu tarian selesai, para balerina langsung bernafas lega.

Kang Woo duduk. "Apa repertoar untuk Fantasia's Night?"

"Apa kita sudah siap untuk itu?" tanya Ni Na.

"Kita tidak perlu melakukan sesuatu yang istimewa. Ayo kita pakai saja apa yang biasanya," balas Kang Woo.

Ni Na latihan dengan balerina pria (mian lupa namanya). Pada saat adegan si pria mencium Ni Na, Kang Woo langsung teringat ciuman Dan dan Yeon Seo. Dia menggebrak meja. Ni Na bertanya apa ada masalah.

"Sepertinya kita sangat harmonis," ujar si pria.

Kang Woo bingung sendiri. "Ni Na ssi. Bisakah kamu ambil alih tanggung jawab untuk sisa latihan?" Kang Woo pergi.

***

Yeon Seo berlatih lagi. Dia mencoba berputar tapi jatuh. Yeon Seo mencoba lagi tapi tetap gagal. Sementara Dan galau di kamarnya sambil memandangi ponselnya.

"Tulang rusuk. Ini latihan pertamanya. Kenapa kamu begitu senyap? Dia sangat marah terakhir kali seperti akan melahapku. Dia akan mengurusnya kan?"

Dan terjingkat saat alarm panggilan dari Yeon Seo berbunyi.

Bersambung ke Dan, Only Love episode 10 part 1


EmoticonEmoticon