Drama Korea
Abyss
Apisode 8 Part 3
Sumber konten dan gambar : TVN
Mi Do dan Dong Cheol terkejut melihat hasil pindai sidik jari Se Yeon. Dong Cheol.
"Kamu Ko Se Yeon? Dengan wajah itu? Kenapa kamu operasi plastik? Kamu lebih jelek dari sebeumnya," celoteh Mi Do. Dong Cheol memberitahu Mi Do kalau Se Yeon itu sudah mati di bunuh.
"Dia sudah mati?"
Se Yeon angkat bicara. "Kalian berdua salah. Aku tidak dioperasi dan belum mati."
"Omong kosong macam apa ini?" Dong Cheol bingung.
Min ikut menjelaskan. Dia tahu ini sulit dipercaya. Tapi yang dikatakan Se Yeon adalah benar. "Kamu sudah menyaksikan aku hidup kembali."
Dong CHeol sulit percaya. Dia menunjuk Hee Jin. "Jangan katakan kamu percaya semua omong kosong yang mereka katakan. Kenapa kamu mengangguk seakan kamu paham apa yang terjadi?"
"Aku juga dihidupkan kembali."
Mi Do tertawa. Pasti sulit baginya untuk percaya. Dong Cheol pun begitu. "APa kalian ini zombi?" tanyanya. "Apa hidup kembali sedang tren?"
Se Yeon tahu ini sulit di percaya. Jika butuk bukti lebih, dia bisa menyediakannya. "Penampilan kami mungkin berubah, tapi sidik jari, DNA, pembuuh darah, dan retina kami tetap sama."
"Jika tidak begitu, bagaimana Lan Cosmetics mengenaliku sebagai Cha Min?" tambah Min. "Aku sudah melalui tes. Ingin tahu hasilnya?" Min menyerahkan hasil berbagai tes yang dia lakukan pada Dong Cheol.
Dong Cheol benar-benar bingung. "Jadi anggap saja kamu jaksa Ko dan kamu sunggguh kembai dari kematian. Kenapa kamu tidak segera memberitahu? Sama seperti Cha Min, kamu bisa saja memberitahuku kamu sungguh jaksa Ko. ALih-alih berkata jujur, kamu terus menipuku dan membuatku jatuh hati padamu," protes Dng Cheol dengan emosional. Mi Do melongo mendengar pengakuan cinta Dong Cheol.
Se Yeon minta maaf untuk semuanya. Orang yang membunuhnya masih berkeliaran. Dia punya kaki tangan. Di kasus ini, dia tersangka sebenarnya karena dialah yang membunuhnya. "Aku bisa pastikan ini karena akulah yang dibunuh lalu dihidupkan kembali.
Mi Do menginterupsi. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang terjadi pada Se Yeon selama dia di luar negeri. "Se Yeon di bunuh?" Se Yeon mengangguk. Mi Do langsung menangis. "Kenapa ada yang mau membunuhnya? Astaga siapa yang membunuh Ko Se Yeon?"
Se Yeon meminta Mi Do tenang. Dia kan masih hidup, jadi Mi Do tidak peru menangis.
"Aku dia manja dan sombong tapi dia tidak pantas mati," tangis Mi Do.
Dong Cheo berusaha mempercayai cerita Se Yeon dan kawan kawan. Tapi kenapa mereka berkata jujur sekarang?
Se Yeon menjelaskan bahwa pria yang Mi Do mengira Mi Do sebagai dirinya. "Dia kaki tangan Oh Yeong Cheol dan tersangka yang membunuhku. Kita harus menangkapnya. Untuk menangkapnya, kita harus membuat perangkap. Buat suasana seolah aku di bunuh."
Dong Cheol bersama beberapa petugas pergi ke tkp di Golden Palace dan menyebarkan berita pada para penghuni yang menonton bahwa telah terjadi pembunuhan di sana. Terlihat pria yang membunuh Se Yeon memperhatikan dan memotret mereka.
Hee Jin mengirim pesan pada Ji Wook untuk memberitahukan kematian Se Yeon. Dia bertanya kapan dia bisa bertemu ibunya.
Min membawa Mi Do ke wisma tahu. Untuk sementara waktu, Mi Do akan tinggal di sana dan tidak terlihat sampai pelakunya tertangkap karena nyawa Mi Do mungkin juga dalam bahaya jika pelakunya tahu Mi Do yang asli kembali.
Jadi, Mi Do dibuat mati. Bahkan namanya dan abunya ada di rumah abu. Min pura-pura ziarah ke sana dengan membawa bunga. Begitu Min keluar, pria yang membunuh Se Yeon langsung masuk ke rumah abu.
Ji Wook memeriksa berkas Cho Ki Hun, pembunuh Se Yeon. Dia lalu mendapat pesan teks dari Ki Hun yang mengiriminya foto guci abu Mi Do.
Wisma Tamu Keluarga Cha
Dong Cheol mengunjungi Mi Do dengan membawa hotdog dan minuman. Dia bercengkerama dengan Mi Do sedangkan Hee Jin terlihat duduk sendirian di depan piano. Min datang dengan menuntun Se yeon menuruni tangga. Begitu duduk, Min langsung mengambil hotdog sedangkan Se Yeon mengambil minum. Min merebut minumannya dan tidak mengijinkan Se Yeon minum minuman keras. Se Yeon bersikeras akan baik-baik saja. Dia mengambil minuman lagi tapi sekarang giliran Dong Cheol yang merebutnya dan langsung meminumnya. Mi Do menatap Dong Cheol sebal. Apa Se Yeon masih tampak seperti Mi Do bagi Dong Cheol?
"Kenapa begitu? Apa pedulimu?" protes Mi Do.
"Kamu bicara apa? Aku hanya mencemaskan jaksa Ko," dalih Dong Cheol.
Se Yeon malah memanas-manasi. "Saat mengira aku adalah Mi Do, dia memperlakukanku sangat baik. Aigoo kamu tidak tahu."
Mi Do langsung melirik tajam Dong Cheol. Dong Cheol membela diri. Dia melakukan itu karena mengira Se Yeon sebagai Mi Do. "Lihat dia! Dia terus memanggilku 'oppa'. Bagaimana aku tidak percaya? Lagipula, wajah mana yang menurutmu lebih dikenal? Tentu saja wajahnya. Lagian kenapa kamu harus mengoperasi wajah cantikmu? Kini kamu mirip Mr. Bogus! Dokter Amerika yang melakukannya? Kita harus menuntut!"
Mi Do sangat kesal dan menyuruh Dong Cheol tutup mulut.
"Begitu Oppa?" ledek Se Yeon. "Jantungmu berdebar karena wajah ini?"
Min yang sedari tadi sibuk makan hotdog sepertinya kesal karena Se Yeon terus memanggil Dong Cheol oppa. Dia menyuruh Se Yeon berhenti. Se Yeon hanya tersenyum. Dia lalu mencari keberadaan Hee Jin. Hee Jin sendiri terlihat kayak anak ilang.
"Hei! Sedang apa kamu di sana?" teriak Se Yeon.
"Seharusnya aku tidak bersama kalian. Kalian dalam bahaya karenaku. Aku merasa bersalah."
"Hei! Kamu tahu? Aku lebih benci kamu bersikap baik dibanding saat menipu. Memangnya aku suka kamu di sini? Aku membiarkan kamu di sini karena kami butuh bantuanmu memancingnya. Dan juga, ibumu masih di sandera."
Min menaruh minuman kaleng di meja dengan keras.
"Bukankah lebih baik aku pergi?" ujar Hee Jin.
Dong Cheol bilang ibu Hee Jin kan masih di sekap, jadi lebih aman Hee JIn tetap di wisma tahu sampai mereka tahu situasinya. Ini demi keamanan Hee Jin dan ibu Hee Jin sendiri.
Se Yeon membenarkan. Lagipula, dia butuh seseorang yang bisa menjaganya sampai pulih. Itulah tugas Hee Jin, "Jadi, kemarilah dan makan."
Se Yeon menanyakan rekamam cctv pada DOng Cheol. DOng CHeol memberikan ponselnya dan menunjukkan foto pria yang tertangkap di kamera cctv. Dong Cheol dapat alamatnya, jadi mereka bisa cepat menangkapnya.
Park Ki Hoon (pelaku penusukan Se Yeon) masuk ke dalam mobil JI Wook yang sedari tadi menunggunya di sebuah gang. Dia meyakinkan Ji Wook kalau dia sudah melakukan sesuai perintah dan memberitahukan semuanya pada Ji Wook. Tapi Ki Hoon berbohong kalau Se Yeon sendirian saat itu. Dia tidak bilang ada orang lain (MI Do) di golden palace.
Ji Wook meyakinkan Ki Hoon kalau kasus ini tidak akan di dakwa karena kurangnya bukti. Jadi Ki Hoon tidak perlua khawatir. "Kita peru merawat nenekmu," ajak Ji Wook.
Beberapa saat kemudian, Ki Hoon tampak tidak sadarkan diri di dalam mobil di suatu tempat yang dikelilingi semak. Dan di bangku sebelahnya, terdapat secarik kertas. Ji Wook yang memakai sarung tangan hitam membuka pintu mobi dan memeriksa hal-hal yang ada di dalam mobil. Sepertinya Ki Hoon dibuat seolah-olah bunuh diri. Karena kertas yang tadi ternyata berisi wasiat terakhir Ki Hoon.
Hee Jin mengirim pesan pada Ji Wook agar memastikan ibunya aman. Ji Wook lalu meletakkan ponsel yang biasa dia gunakan untuk berkirim pesan dengan Hee Jin ke tangan Ki Hoon. Dia tersenyum menyeringai.
Se Yeon selesai membaca sebuah berkas. Dia berniat tidur tapi Min masuk. Karena Se Yeon akan tidur, Min menawarkan untuk mematikan lampunya. Se Yeon membolehkan.
"Min, jika kamu terlalu keras pada Hee Jin karena merasa bersah atas yang terjadi padaku, tak perlu seperti itu. Lakukan keinginan hatimu. Dia memang tidak tahu terimakasih bagiku, tapi tidak bagimu. Aku yakin kamu ada rasa padanya."
"Tidak. Set5elah semua yag kami lalui, aku pikirkan perasaan cintaku dan apa perasaanku untuknya adalah cinta. Aku sadar tidak benar-benar mencintainya."
"Hei! Kamu melajang seumur hidupmu sebeum bertemu dengannya. Lihat dirimu bicara seakan paham cinta."
"He! Walau aku lajang seumur hidup, aku tahu rasanya jatuh cinta. Meski tidak terbalas. Karena itu aku tahu sudah melupakannya, cukup lama." Se Yeon tampak tersipu. "Senang? Aku mau tidur," ucap Min.
"Apa ini berarti aku boleh seperti dulu? Maksudku, seperti dulu saat sebeum kamu bertemu Hee Jin."
"Sigh! Memang sikapmu berbeda?"
"Tentu."
"Baiklah, terserah kamu saja. Sejak kapan Ko Se Yeon minta ijinku?"
"Kalau begitu jangan pergi," pinta Se Yeon. "Jangan tinggakan aku. Temani aku hingga tertidur."
Min diam sejenak lalu duduk di samping Se Yeon. "Kamu mau rumus matematika?"
"Tidak. Aku harus tidur sekarang. Aku harus bangun pagi besok."
Min membantu menyelimuti Se Yeon. Eh Se Yeonnya bangun lagi dan mengoceh soal kasus. MIn mendorong dahinya dan menyuruhnya tidur saja.
Min mengambil majalah dan membacanya. Dia akan duduk di sana sampai Se Yeon tertidur.
Se Yeon sepertinya gugup dan tidak bisa tidur. Dia menutupi sebagian wajahnya dengan selimut dan melirik Min. Kebetulan Min menoleh.
"Kita bisa ciuman," bisik Se Yeon.
"Apa?" Min jadi gugup. "Tidak. Bukan itu yang kupikirkan. Aku bukan pria semacam itu."
"Ibi lebih mirip saran."
"Apa?"
"Boleh aku menciummu?"
Min berkata terbata-bata. Se Yeon bicara apa? Sejak kapan Se Yeon tanya pendapatnya sebelum,,,,
Se Yeon menarik Min lalu mengecup bibirnya. Setelahnya dia mengucapkan selamat malam dan menutup wajahnya lagi dengan selimut.
Min membuka lagi selimut Se Yeon. And then.... they kissue
Bersambung ke Abyss episode 9 part 1
1 komentar
😍😍😍...💖
EmoticonEmoticon