Sinopsis Dan, Only Love Episode 10 Part 2

Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Episode 10 Part 2
Sumber konten dan gambar : KBS2



Dan duduk di jendela kamarnya sambil menulis.

Aku hampir membuat kesalahan, tapi saat ini aku sedang menjalankan misiku. Aku Dan, seorang malaikat. Subjekku sudah mulai menari lagi. Dia sangat sensitif dan pemarah.



Yeon Seo berlatih lagi. Dia berhenti untuk mengelap keringatnya. Tapi kemudian dia membuang handuknya dengan kesal lalu menari lagi sampai malam. Banyak sepatu berdarah bercecer di lantai.


Keesokan harinya, Dan hanya bisa memandang Yeon Seo menari dari balik pintu. Beberapa saat kemudian, Dan mengajak Gureum ke taman. Sehelai daun jatuh. Dan menangkapnya berharap ada petunjuk di sana, namun daun itu kosong.

Aku berjuang  sendirian tanpa menerima tanda-tanda.



Alarm di kamar Yeon Seo berbunyi di pagi buta. Yeon Seo segera bangun dan pergi berlatih.

Pada awalnya, emosinya adalah masalahnya. Tapi sekarang, dia terlalu sibuk untuk mencintai siapapun. Mungkinkah ada jalan baginya untuk berhasil dalam balet dan cinta?



Dan membuka-buka album foto Yeon Seo. Dia menemukan sebuah foto lalu mengambilnya. Di balik foto itu tertulis 'Pulau Mongyu, tahun 2005'. Hariku memulai balet lagi. Tahap pertama dan audiens pertamaku'.


Miss Jung pergi ke ruang latihan dan melihat Yeon Seo tertidur di lantai. "Kamu tidak bisa dipercaya!" teriak Miss Jung. Miss Jung mendekati Yeon Seo. "Agasshi! Bangun! Sudah pagi."

Yeon Seo membuka matanya. Dia langsung bangun dan bertanya tanggal berapa dan hari apa sekarang.

"Ini hari H. Sudah seminggu sejak pengumumanmu. Kamu seharusnya tidak bergadang semalaman untuk berlatih. Kamu tidak akan mendapat apa-apa karena tidak merawat diri."


Miss Jung membantu Yeon Seo berdiri. Dia memberitahu kalau Bu Choi berkali-kali menelepon pagi ini. Panjang umur, Bu Choi menelepon Miss Jung. "Lihat ini! Dia meneleponku setiap lima menit."

Yeon Seo mengambil ponsel Miss Jung lalu mengangkatnya. "Ini aku. Sekarang?"


Miss Jung menemani Yeon Seo menemui Bu Choi dan Pak Geum di sebuah restoran. Pak Geum hendak berdiri menyambut ponakannya tapi Bu Choi mencegahnya. Bu CHoi bertanya Yeon Seo tidak datang dengan sekretarisnya hari ini?

Yeon Seo meminta Miss Jung menunggu sebentar di luar. Dia lalu duduk di depan Bu Choi.

"Bagaimana perasaanmu? Apa baik-baik saja?" tanya Pak Geum.

Yeon Seo tidak menjawabnya. "Beri aku perjanjian penarikan kuasa. Aku membawa segelku."

"Omo! Belum disiapkan."

"Kamu bilang aku harus menandatanganinya hari ini!"

"Apa itu yang kamu katakan?" tanya Pak Geum pada istrinya.

Bu Choi beralasan kalau pengacaranya sangat teliti jadi, pengacaranya perlu memeriksa beberapa kali. "Maaf."

"Aku akan pergi kalau begitu."

"Tunggu! Kamu bisa minum teh dulu. Aku bibimu."

"Kita tidak sedekat itu."

"Kamu pasti kecewa padaku. Untuk menebus itu,,," Bu Choi mengeluarkan sebuah kotak hitam


Yeon Seo membukanya. Isinya anting-anting berlian. "Apa ini?"

"Fantasia's Night minggu depan. Kenakan ke acara tersebut."

"Kamu tahu aku tidak pernah melayani tamu-tamuku di acara-acara."

Bu Choi memberitahu kalau investor Jepang yang sangat penting akan datang. "Ketika ku katakan namamu, dia bilang akan datang. Kita tidak bisa mengadakan pertunjukkan tanpa uangnya."

Pak Geum menambahkan. "Terkadang, kamu harus melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan. Ini dunia orang dewasa. Kami memutuskan untuk mengumumkan semua yang berkaitan dengan Fantasia akan menjadi milik Yeon Seo di acara hari itu."

***

Miss Jung menggandeng Yeon Seo. "Lihat betapa menyenangkannya untuk mulai menari lagi. Kamu bisa berjalan denganku seperti ini bahkan tanpa Dan."

"Dia tidak punya tempat tujuan. Kemana dia pergi berlibur?"

"Itu... Apa yang dia katakan?"

"Jangan katakan! Atasan yang bertanya soal tempat liburan adalah yang terburuk," ujar Yeon Seo.

Pada hari Fantasia's Night, Miss Jung akan pastikan dia mengawal Yeon Seo.

"Ayo cepat. Aku ingin latihan."


Dan ternyata Kang Woo sudah menunggu mereka dengan mobilnya. Miss Jung melepas tangan Yeon Seo. "Aku tidak bisa membuatnya menunggu di rumah kosong."

Yeon Seo akhirnya pulang naik mobil Kang Woo. Kang Woo bilang, ini jadi minggu terpanjang tahun ini. "Apa kamu siap?"


"Tidak. Tidak sama sekali. Aku benar-benar hancur," aku Yeon Seo. "Semuanya berantakan." Yeon Seo menangis. Tapi semua itu hanya ada dalam bayangannya.

"Yeon Seo ssi! Buat dirimu nyaman. Ini akan memakan waktu lama."

"Mau kemana kita?"


"Mmmmm... ke awal," ucap Kang Woo sambil tersenyum menatap Yeon Seo.


Dan ada di pinggir pantai. Dia memastikan tempat itu sesuai dengan apa yanga ada di foto Yeon Seo. Dan menyiapkan banyak balok kayu lalu entah membuat apa disana.


Sementara Yeon Seo saat ini sudah ada di atas kapal bersama Kang Woo.


Dan selesai dengan pekerjaannya. Dia terkejut melihat Yeon Seo dan Kang Woo di sana. Dan segera mencari tempat sembunyi.

Yeon Seo naik ke 'panggung' yang Dan buat.

"Ini..."

"Apa kamu ingat?" tanya Kang Woo.

"Ini terasa akrab. Apa ini? Apa yang kamu rencanakan? Kenapa kita datang jauh-jauh ke sini?"

"2005. Tepat sebelum kamu pergi ke Rusia untuk studimu. Kamu pergi ke sebuah pulau yang di sebut Visting Ballet."

"Yeon Seo bertanya bagaimana Kang Woo bisa tahu. Apa dia melihat masa lalu Yeon Seo? "Kim Dan yang bilang kan?"


Dan mengintip dari tempat persembunyiannya. "Dia tidak pernah melewatkan sesuatu."

Yeon Seo mengedarkan pandangannya."Aku bertaruh, Kim Dan melakukan semuanya di sini, kan? Hei Kim Dan! Dimana kamu? Ayo keluar?"


"Sia*an! Ada dengannya?" gumam Dan.

Kang Woo angkat bicara. "Kamu adalah balerina utamaku. Kamu tidak berpikir aku akan tahu kapan dia di lahirkan dan kapan dia tumbuh dewasa? Kamu bilang tidak ingin ballet, jadi kamu bersembunyi dan menangis. Aku dengar, itu yang kamu lakukan."

Dan bertanya-tanya dalam hati. Dia saja tidak tahu. Bagaimana Kang Woo bisa tahu?

Yeon Seo mengaku mengenal seorang anak. Tapi dia benar-benar lupa soal anak itu. Anak itu audiens pertamanya. "Aku menari untuknya. Hanya untuknya."

"Hari ini, aku akan menonton tarianmu," kata Kang Woo. "Tarian yang kamu lakukan untuk audiens pertamamu."


"Aku tidak ingat. Aku tidak memiliki rutinitas sejak masih kecil." Yeon Seo terdiam sebentar. "Aku tidak bisa berputar," aku Yeon Seo. "Aku dapat melakukan teknik lain begittu mendapatkan otot-ototku dan lebih banyak berlatih. Tapi aku tidak bisa berputar."

Kang Woo berusaha menenangkannya. "Tentu saja. Kamu tidak menari selama tiga tahun. Ini baru seminggu. Apa kamu pikir aku berharap kamu sempurna? Kamu terlalu percaya diri Yeon Seo ssi. Aku ingin melihat bagaimana tekadmu. Rhomboidmu, erektor tulang belakang, dan otot-otot soleus. Kamu butuh seminggu untuk mendapatkannya sejauh ini. Ini keajaiban."

"Baguslah, tulang rusuk," puji Dan.

Kang Woo meminta Yeon Seo santai saja. Jangan khawatirkan putaran, keseimbangan, atau apapun. Menarilah seperti pertama kalinya. Dia berjalan menjauh.


Yeon Seo meletakkan tasnya lalu melepas sepatunya. Dia mengikat rambutnya dan mulai menari. Kim Dan memperhatikan dari kejauhan. Dia memegang dadanya.


Yeon Seo kecil menari di pantai itu. Seorang anak laki-laki dengan luka lebam di wajahnya, menontonnya dengan senyuman tipis.

Kang Woo dan Dan sama-sama terpana menyaksikan Yeon Seo.


Dan menangis di dalam tempat persembunyianya. Yeon Seo juga terlihat sedih begitu menyelesaikan tariannya. Kang Woo menghampirinya.

Kabar baik. Sepertinya Yeon Seo yangs sedingin es, yang seperti gong kosong dan berisik, akan memulai sesuatu.

Kang Woo memeluk Yeon Seo.

Awalnya sederhana, tapi masa depannya akan memegang cinta. Aku akan menyelesaikan misiku. Tapi, kenapa hatiku sakit?


Dan berbalik. Mungkin dia tidak sanggup melihat Yeon Seo berpelukan dengan Kang Woo. Tubuhnya merosot ke bawah.


Yeon Seo kecil selesai menari. Pelangi terbentang di langit. Anak laki-laki itu berdiri dan menangis. Yeon Seo bertanya kenapa anak itu menangis. Apa dia kecewa? Anak itu menggeleng.

"Karena cantik. Itu adalah hal yang paling cantik yang pernah aku lihat."

Yeon Seo tersenyum lebar lalu memeluk anak itu.



NYatanya sekarang, Yeon Seo memeluk Kang Woo. Sementara Dan, menutupi wajahnya menahan sakit di hatinya.

Bersambung ke Dan, Only Love episode 11 part 1


EmoticonEmoticon