Sinopsis Dan, Only Love Episode 9 Part 1

Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Episode 9 Part 1
Sumber konten dan gambar : KBS2


Kang Woo terpaku menatap Yeon Seo dan Kim Dan dari kejauhan. Dari bayangannya, tampak sayap di punggungnya. Tampak kilat kemarahan di mata Kang Woo. Langit bergemuruh. Kang Woo berjalan pergi.

Dan kaget dengan apa yang baru saja dia lakukan. Dia dan Yeon Seo sama-sama ingin menjelaskan secara berbarengan. Yeon Seo tersenyum lebar.

Rintik hujan mulai turun. Dan panik. Dia langsung minta maaf pada Yeon Seo dan lari terbirit-birit. Senyum di bibir Yeon Seo hilang.

Dan mencari jaan keuar yang aman. Tapi dia malah berpapasan dengan anak-anak yang membawa payung. DIa hendak berbalik, tapi naas ada anak-anak juga di depannya. "Apa yang harus aku lakukan?

Beruntung dewa Hoo menerbangkannya ke atas. Dan langsung berterimakasih padanya. "Aku hampir saja kepergok." Dan meraba bahunya. "Sayapku!"

Dewa Hoo memberi isyarat dengan tangannya. (Aku kurang paham maksudnya. Apa karena Dan nggak kehujanan jadinya sayapnya nggak muncul?) "Ayolah! Sadarlah!"

***

Yeon Seo menggerutu kesal sambil berjalan di tengah guyuran hujan. "Dasar brengs*k!! Dasar mes*um! Fanatik!" Yeon Seo menatap gelas anggur yang dia minum bersama Dan. Dia menangis dan menengadah ke atas sambil memejamkan mata. Seseorang memayunginya. Yeon Seo menoleh. Sepertinya dia kecewa karena yang datang Kang Woo bukannya Kim Dan.

Kang Woo hendak menyentuh pipi Yeon Seo, tapi Yeon Seo menghindar.

"Maaf aku telat. Dimana Kim Dan?"

Yeon Seo diam sejenak. "Ayo pergi." Yeon Seo melangkahkan kakinya. Kang Woo mengikutinya.

Kang Woo membukakan pintu mobil untuk Yeon Seo. Yeon Seo masuk ke dalam dengan wajah murung. Kang Woo menyelimutinya.

"Aku baik-baik saja," ujar Yeon Seo.

"Hujan di musim panas bisa membuatmu pilek. Pilek juga bisa membuatmu demam."

"Aku? Kamu salah."

Kang Woo tampak tertegun. Ingatannya kembali ke suatu masa dimana dia bercengkerama dengan seorang wanita pantai.

"Kamu demam saat pilek. Cepatlah!" Kang Woo memakaikan syal pada wanita yang mirip Yeon Seo. 

"Ini mencekikku. Aku tidak suka," keluh wanita itu. Kang Woo memeluk wanita itu. Mereka berdua tampak bahagia.

Kang Woo bilang Yeon Seo tidak boleh sakit. Mulai sekarang, Yeon Seo tidak boleh sakit atau terluka. Dia juga tidak boleh sendirian.

Sambil menyetir, Kang Woo memberitahu kalau kalau pelatih pilates akan datang pagi nanti. "Jaga kondisimu. Lakukan latihan kardio dan latihan beban di pagi hari dan peregangan sesudah itu. Kamu akan mulai bugar kembali."

"Pelan-pelan. Kenapa terburu-buru?"

"Kamu perlu mempersiapkan diri untuk perang. Mulai besok, tidak, mulai sekarang, ini perang."

"Aku dapat menjaga diriku sendiri," ujar Yeon Seo.

"Lalu kenapa kamu basah kuyup? Kamulah yang menjatuhkan bom. Kamu mengumumkan kembalinya dirimu."

Yeon Seo mengingat konferensi persnya.

"Seorang penari adalah seseorang yang berbicara dengan tubuh mereka. Pengihatanku kembali, dan tidak masalah dengan tubuh dan pikiranku. Aku akan bicara selengkapnya dengan tarian pada comebackku," jelas Yeon Seo waktu konferensi pers.

"Apa kamu yakin jasmani dan rohanimu tidak ada yang aneh?"

Yeon Seo jadi teringat waktu Dan menyemangatinya.

Lihat saja diriku. Bayangkan hanya aku dan kamu di dunia ini," ucap Dan.

Yeon Seo juga mengingat ciumannya dengan Dan tadi. Dia menggelengkan kepala berusaha mengenyahkan bayangan itu dari pikirannya. "Ya benar. Aku baik-baik saja."

Kang Woo menatap Yeon Seo sebentar lalu menepikan mobilnya. "Orang-orang lebih senang mendengar soal kegagalan daripada kesuksesan orang lain. Mereka yang memuji comeback-nya kamu akan jadi yang pertama yang mengkritikmu jika kamu gagal. Sekarang kamu berada di tepi tebing."

"Apa itu tebing atau lubang berapi, aku yang ada di sana bukan kamu," ucap Yeon Seo.

"Aku yang bertanggung jawab atas comeback-mu. Jika kamu gagal, akan mempermalukanku juga. Dua minggu. Aku akan memberimu dua minggu. Kembalikan tubuhmu dan terima persetujuanku terlebih dahulu. Jika kamu gagal, Geum Ni Na akan menjadi balerina utama Fantasia."

"Satu minggu. Dalam seminggu aku bisa," ucap Yeon Seo yakin.

***

Ru Na berkeliling mencari Ni Na. Dia menemukan adiknya duduk di tangga sambil memeluk lututnya. Ru Na menghampiri Ni Na yang ternyata sedang menangis dengan rambut basah kuyup.

Flashback

Ni Na menunggu Kang Woo di luar Fantasia. Begitu Kang Woo keluar, Ni Na langsung memanggilnya dan berkata ada yang ingin dia katakan. Tapi Kang Woo bilang lain kali saja karena dia sudah ada janji. Kang Woo terlihat buru-buru. Mungkin dia tidak sabar ingin segera menemui Yeon Seo.

"Apa kamu akan bertemu Yeon Seo?"

"Tidak ada hubungannya denganmu."

Ni Na menahan lengan Kang Woo saat Kang Woo hendak  pergi. "Jangan pergi."

"Ni Na ssi."

"Kamu bilang untuk egois. "Aku akan menyukaimu. Tidak. Aku menyukaimu."

Kang Woo tertegun. Dia melepas pegangan tangan Ni Na. "Aku akan berpura-pura tidak dengar," ucap Kang Woo lalu melanjutkan langkahnya.

"Sejak malam itu. Malam ketika kamu menyentuh pergelangan kakiku." Ni Na memegang dadanya. "Di sini, hatiku terjatuh," aku Ni Na.

Kang Woo yang terhenti karena ucapan Ni Na, menoleh. "Kenapa hari ini? Saingan terbesarmu mengumumkan comeback-nya sesudah jeda tiga tahun. Sebaliknya, kamu mmutuskan untuk mendengarkan emosi tidak bergunamu dan menyatakan perasaan padaku. Aku kecewa."

"Tidak berguna?"

"Jangan buang waktu. Aku pangeran tampan seperti yang kamu pikirkan."

"Kalau begitu kamu bisa beritahu aku. Itulah yang paling membuatku pernasaran. Orang seperti apa kamu?"

"Aku orang jahat. Aku melampaui apa yang dapat kamu bayangkan atau tangani. Aku sangat jahat." Kang Woo pergi meninggalkan Ni Na yang menangis sambil terus memegangi dadanya yang sakit akibat penolakan Kang Woo secara terang-terangan.

Flashbcak end

"Seharusnya tidak ku katakan. Aku teralu ceroboh," curhat Ni Na. Ru Na memandangnya tanpa simpati. "Sesudah Yeon Seo comeback, aku tidak akan kekurangan bayangan lagi. Ketika itu terjadi, sepertinya dia tidak akan melihatku ebih dari dia sekarang."

"Aku setuju dengannya," ucap Ru Na tajam lalu berdiri. "Kamu sudah bersikap seperti bayangan, jadi, siapa yang akan memperhatikanmu?"

"Kenapa kamu begitu menakutkan?"

"Kamu tidak punya harga diri? Apa kamu tidak marah?" bentak Ru Na. "Kamu dipandang rendah sebagai balerina dan juga sebagai wanita. Itu membuatku sangat kesal. Tapi kamu hanya merengek dan menangis. Berhentilah seperti bayi. Tidak ada yang akan memperbaikinya untukmu." Ru Na pergi meninggalkan adiknya.

***

Kim Dan terus mengikuti dewa Hoo. Tiap dewa Hoo menoleh ke belakang, Dan dengan takut-takut berbalik memunggunginya. Dewa Hoo kesal dan menyuruh Dan pergi.  "Sudah ku bilang pergi! Tidak ada yang gawat! Hujan sudah berhenti. SUdah larut. Pergi cepat! Jangan diusir lagi."

Dan cemberut. Dia teringat ciumannya dengan Yeon Seo. Seperti halnya Yeon Seo, Dan geleng-geleng mencoba mengusir ingatan itu. "Aku merasa seperti  melakukan sesuatu yang salah! Mungkinkah malaikat merasa bersalah? Bisakah malaikat berbuat dosa?" Dan terlihat frustasi. Dia sampai menutupi wajahnya dengan tangannya.

Dewa Hoo yang tadi sudah berjalan pergi, secepat kilat sudah ada di hadapan Dan dengan wajah kesal sampai Dan terkejut melihatnya.

"Jawab! Kamu siapa?" tanya dewa Hoo.

Dan bingung tapi dia tetap menjawab. "Aku Kim Dan."

"Jangan katakan nama manusiamu! Katakan namamu yang sebenarnya. Apa kamu?"

"Aku malaikat Dan."

"Benar. Kamu malaikat Dan. Apa yang akan terjadi pada malaikta jika dia menyerah pada misinya dan melakukan dosa?"

"Tidak! Aku tidak melakukan dosa. Perasaan!"

"Perasaan? Kamu tidak ingin pergi ke sana bukan?" tanya dewa Hoo sambil menunjuk ke atas dengan jari telunjuknya. "Apa kamu ingin berubah menjadi debu di sini?" Dewa Hoo mengancam Dan dengan jentikan jarinya.

Dan ketakutand dan mundur. "Apa kamu mengancamku? Dasar kasar!"

Dewa Hoo menggunakan kekuatannya untuk menahan Dan tetap pada tempatnya dan tidak bisa menggerakkan kakinya. Dan tentu kesal di buatnya. Dewa Hoo menariknya mendekat lalu membuat Dan berlutut.

"Aku masih punya waktu!" Dan mencoba berdalih.

"Malaikat harusnya taat. Jika kamu punya niat lain, kamu akan dikutuk. Sama seperti kamu dapat membedakan apa yang suci dari apa yang duniawi, dan orang baik dari orang jahat, ingat siapa dirimu sebelumnya!" Dewa Hoo melepaskan tangannya dari kepala Dan. "Kamu sudah membawa kucing dan anj*ng ke surga. Itu sama dengan wanita itu, mengerti?"

Dewa Hoo pergi dan menghilang. Meninggalkan Dan yang galau sendirian.

***

Di rumahnya, Yeon Seo sedang memandangi bulan dari jendela kamarnya. Dia lalu melihat ponselnya dan memeriksa kontak Dan. Tampaknya Yeon Seo ingin menghubungi Dan. Tapi dia mengurungkannya dengan perasaan kesal.

***

Dan sendiri sedang berjalan menuju Ivy Mansion. Dia berhenti di depan gerbang dan hanya menatap ke dalam.

Yeon Seo masih galau menunggu Dan. Dia duduk di ranjangnya sambil terus menatap keluar jendela.

Dan hendak menekan bel. Tapi dia mengurungkannya dan berbalik pergi. Dia berhenti di depan kafe 'The Stand'. Dan masuk ke dalamnya dan memesan sebotol soju. Kebetulan Kang Woo juga ada di sana. Dia duduk tepat di belakang Dan. Keduanya sama-sama menoleh. Dan terkejut melihat Kang Woo.

"Ada perlu apa kemari?" tanya Dan.

"Bagaimana denganmu? Kenapa kamu kemari selarut ini?"

"Seseorang memberitahuku, itu adalah obat terbaik saat hatiku berapi-api."

Kang Woo manggut-manggut. "Baiklah kalau begitu." Kang Woo berbalik lagi ke mejanya. "Hatimu berapi-api?" gumamnya. Dia meneguk minumannya. "Berhenti saja jika ini adalah caramu bekerja."

"Ya?"

"Aku akan memberimu pekerjaan baru. Aku bisa memberimu pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Pekerjaan yang dapat mengakomodasi kebutuhanmu."

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

"Tidak mau bukannya tidak bisa? Apa alasanmu?"

"Bahkan jika aku di pecat aku akan membuat Lee Yeon Seo memecatku. Ini bukan urusanmu untuk ikut campur."

"Kamu bilang akan membantuku. Apa kamu lupa apa yang harus kamu lakukan? Atau.... atau kamu memiliki perubahan hati?"

"Aku menepati janjiku. Aku akan membetulkanmu dengan Yeon Seo."

Kang Woo memukul meja. "Agassi!!" Kang Woo beranjak dari duduknya dan berdiri menghadap Kim Dan. "Kamu terus memanggil namanya," ucap Kang Woo kesal. "Itu sangat menggangguku. Meihat bagaimana kamu menghormati majikanmu aku ragu kamu bagus dalam pekerjaanmu."

"Kenapa kamu marah?"

"Aku sudah menemui dia sendirian, di tengah hujan dua kali."

"Kamu khawatir karena Yeon Seo sendirian." Dan berpikir sebentar. "Apa itu sebabnya kamu marah?"

Kang Woo bingung sendiri. "Aku bertanya kenapa kamu tidak bekerja dengan benar?"

Dan berdiri dan memegang kening Kang Woo.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Kamu demam," ujar Dan lalu memeriksa mata Kang Woo. "Dan pupilmu bergetar." Dan mengamati tenggorokan Kang Woo. Kebetulan Kang Woo menelan ludah. "Dan kamu gugup." Kim Dan meepaskan tangannya. "Benar! Kamu pasti marah. Aku suka kamu mengkhawatirkan agasshi. Aku suka, tapi aku akan mengurus pekerjaanku sendiri." Dan meletakkan uang di meja lalu pergi.

Kang Woo melongo melihat kelakuan Dan. Dia mengedip-ngedipkan matanya dan memegangi pipinya. "Apa barusan?"

***

Dan akhirnya pergi ke taman. Dia bergumam sendiri untuk menenangkan diri. "Dia anak anj*ng atau kucing. Dia pohon pinus atau rumput. Yeon Seo hanyalah klien. Sesudah aku membuat Yeon Seo jatuh cinta, aku akan kembali ke sana tidak peduli apapun." Dan tampaknya frustasi, hahaha.

Bersambung ke Dan, Only Love episode 9 part 2


EmoticonEmoticon