Sinopsis Dan, Only Love Episode 10 Part 1

Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Episode 10 Part 1

Sumber konten dan gambar : KBS2


Kim Dan datang ke ruangan latihan. Dia berdiri sementara Yeon Seo berjalan mengelilinginya.

"Kamu ingin aku berdiri seperti ini?" tanya Dan.

"Jangan katakan apapun dan berdiri saja!"


Yeon Seo menyalakan musik. Dia menari dengan berpegangan pada bahu Dan. Yeon Seo berenggok, berputar mengelilingi Dan. Dan hanya berdiri diam seperti patung. Tapi dilihat dari wajahnya, Dan jelas sangat tegang. Apalagi saat wajah Yeon Seo begitu dekat dengannya. Dan sampai memejamkan matanya sedangkan Yeon Seo diam-diam mengamatinya.

Dan tidak tahan lagi. Sepertinya dia grogi berat. "Sebentar," ucap Dan lalu pergi keluar ruangan.


Kim Dan terjingkat kaget saat membuka pintu dan ada Miss Jung di sana. Miss Jung memberitahu kalau ada tamu yang datang.


Ternyata Kang Woo. Kang Woo memeriksa ruangan latihan. "Suhu dan kelembabannya bagus.  Cermin juga bersih. Dan cerah."

"Apa kamu ke sini untuk mengawasiku?"

"Aku datang karena ingin melihatmu," ungkap Kang Woo.


Dan langsung menunjukkan ekspresi tidak sukanya.

"Aku mengkhawatirkan tempat dan lingkungan tempatmu berlatih," sambung Kang Woo. "Kamu sungguh tidak butuh pelatih atau tukang pijat? Aku tetap khawatir kamu melakukan ini sendirian."

"Aku tidak sendirian." Yeon Seo menunjuk Dan yang berdiri menempel di tembok. "Ada dia. Dan Miss Jung. Bahkan jika aku sendirian aku bisa mengurusnya."

Kang Woo manggut-manggut. "Fantasia's Night dijadwalkan dalam dua minggu. Biarkan kami memutuskan bagaimana kamu akan berpartisipasi tergantung kondisimu dalam seminggu. Kami akan melihat apa kamu akan berada di sana sebagai balerina, atau sebagai ketua yayasan."

"Itu cara yang panjang untuk  mengatakan bahwa aku harus bersiap."

"Maaf sudah menyita banyak waktumu. Aku pergi," pamit Kang Woo lalu mengajak Kim Dan ikut dengannya. "Sebentar. Aku ada pertanyaan."


Kang Woo dan Dan bicara berdua di pinggir sungai.

"Ada apa? AKu harus segera kembali."

Tanpa basa-basi Kang Woo meraih kerah baju Dan dan menudutkannya ke tepian pagar.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Kamu siapa? Biarkan aku tanya lagi, siapa kamu sebelumnya? Apa kamu mencoba mendekatiku terlebih dahulu untuk melihat bagaimana perasaan Yeon Seo? Apa kamu menghiburku dengan bilang kamu akan membantu hanya untuk mengkhianatiku nanti?"

Dan jelas bingung mau menjawab apa.


Flashback

Sebelum Dan keluar dari ruang latihan, ternyata Kang Woo sudah ada di depan dan memperhatikan Yeon Seo latihan dan begitu dekat dengan Dan. Melihat itu, rahang Kang Woo mengeras dan tangannya mengepal.

Flashback end

"Apa kamu mengincar uangnya? Kamu gig*lo? APa kamu bekerja sebagai sekretaris dan membuat dia menyukaimu untuk memeras uangnya?"

Dan melepas cengkeraman Kang Woo. "Apa yang kamu bicarakan? Mengambil uang siapa? Itu tidak masuk akan! Aku tidak pernah tertarik dengan kekayaan. Aku tidak ingin sesuatu yang akan membusuk."

"Lalu apa? Apa kamu benar-benar menyukainya?"

Dan gugup. "Apa katamu?"

"Hei! Dunia kamu dan Yeon Seo berbeda."

"Aku tahu itu lebih dari siapapun."

"Jika tahu cepatlah menyerah! Jangan terlalu berharap seperti orang bodoh. Jika kamu mengganggu comeback-nya karena perasaan kecilmu, aku tidak akan memaafkanmu. Apa kamu mengerti?"


Kang Woo pergi meninggalkan Dan yang tertawa kesal. "Siapa yang suka... apa katanya? Apa?"


Dan langsung ngibrit ke geraja mencari dewa Hoo. Dia teriak-teriak memanggil sunbae-nya tanpa peduli ada jamaah gereja di sana. Ternyata kali ini dewa Hoo sedang berperan sebagai sinbunim alias pendeta. Dan bilang dia punya pertanyaan.

"Sempurna. Seorang pria dengan jubah ini adalah seorang ahli dalam mendengarkan. Silahkan!"

Dan tengok kanan kiri. "Di sini?"

Dewa Hoo mengangguk. Dan bertanya apa dewa Hoo pernah mencium manusia. Mendengar pertanyaan Kim Dan, para jamaah langsung kasak-kusuk.


Dewa Hoo kesal dan menjewer telinga Dan. "Apa maksudmu?" bisiknya lalu membawa Dan ke sebuah ruangan.

"Katakan apa? Kenapa kamu tiba-tiba muncul seperti ini ha?"


Dan mengusap-usap telinganya yang sakit akibat jeweran dewa Hoo. "Kamu bisa mengambil tubuh manusia kapanpun kamu ingin bukan? Sayapmu tidak tiba-tiba muncul seolah-olah rusak. Benar?"

"Ya. Apa?"

"Aku pikir itu karena tubuh ini," ucap Dan sambil memegangi tubuhnya.

"Hei! Lupakan tubuhmu! Apa kamu ingin menghilang sebagai debu alam semesta?"


"Misiku belum berakhir! Dan soal misi,,,, aku harus membantu dia menemukan cintanya bukan? Tapi apakah harus cinta antara manusia dan manusia lain? Pasti begitu kan?" Dan frustasi sendiri akhirnya.


Dan duduk dan mengakui kalau entah bagaimana akhirnya dia mencium Yeon Seo. "Hatiku tiba-tiba mulai berdetak seolah-olah rusak. Lalu tiba-tiba aku lemas. Tulang rusuk (Kang Woo) bertanya padaku apa aku menyukai Yeon Seo."


Dewa Hoo ikutan stress. Dia menepuk keningnya. "Aigoo! Apa yang akan ku lakukan padamu?" Dewa Hoo berpikir sejenak. "Mari lihat."

Akhirnya dewa Hoo pun bercerita.

Itu sekitar 15 tahun yang lalu. Ada malaikat yang bertanggung jawab atas seni.


(Diperlihatkan Kang Woo yang sedang di lihat). Dia mengambil bentuk manusia dan di beri misi untuk menginspirasi seniman.

Si pelukis marah-marah melihat hasil lukisannya. "Bukan begini! Aku tidak suka!" Pelukis itu membanting lukisannya hingga rusak.

"Kesalahan apa lagi kali ini?" tanya Kang Woo dalam bahasa inggris. "Ini adalah yang ke 43." Kang Woo pergi.

"Mau kemana kamu? Beri aku kanvas lain! Aku gagal."

Dia mulai bertemu orang ini saat dia mulai bosan dengan seniman pemilih.



Kang Woo makan hotdog sendirian. Tiba-tiba datang wanita yang mirip Yeon Seo dan memeluknya dari belakang. Lalu wanita itu mulai menari dan Kang Woo tampak terpana memandanginya.

"Aku dengar ada kemungkinan kamu bisa kebingungan, khususnya para malaikat seni. Dia mendapat inspirasi kebingungan dengan cinta," ucap Dewa Hoo.

"Malaikat jatuh cinta dengan makhluk lain selain dewa? Apa itu memungkinkan?" tanya Dan.


Kang Woo meletakkan saputangan bergambar bulu seperti milik Dan di depan patung Yesus di gereja.

"Jadi, kamu bisa jadi manusia dengan ini?" tanya wanita itu dalam Bahasa Inggris. Mungkin dia bukan orang Korea.

"Tidak ada malaikat yang tahu caranya, tapi aku harus membuat pengakuan ini." Kang Woo meraih tangan wanita itu. Dia memasangkan cincin di jari manisnya. Keduanya tersenyum. Kang Woo menatap patung Yesus. "Mulai saat ini. Tidak. Dari awal, cintaku miliknya. AKu percaya, kamulah yang membantu pertemuan kami dan membuat kamu jatuh cinta. Tolong berkatilah kami."



Dewa Hoo melanjutkan. "Percayalah kamu dapat mencintai sesuatu selain dewa adalah tindakan arogansi dan dosa."

"Apa yang terjadi pada malaikat itu?"

Dewa Hoo berdiri dari duduknya dan menatap tajam Kim Dan. "Menurutmu apa yang terjadi pada malaikat yang meninggalkan dewa?"


Seketika Dan teringat saat dia akan diadili karena ikut campur urusan manusia (menyelamatkan Yeon Seo). DIa juga ingat saat Kang Woo mengakui rasa sukanya pada Yeon Seo di depan rumah abu. Juga saat dia membantu Yeon Seo berlatih berjalan. Tidak ketinggalan, juga saat Dan mencium Yeon Seo. Kim Dan membayangkan dirinya di hukum jadi debu.


Dan membuka pintu gereja dan keluar dengan langkah lunglai. Tanpa dia tahu, Kang Woo ada di sana memperhatikannya dan mengamati gereja. Tangannya mengepal.


Dan sampai di Ivy Mansion malam hari. Dia melihat Miss Jung keluar dari ruang latihan membawa nampan berisi makanan. Dan segera menghampirinya.

"Dan ssi!"

"Ada apa?"

"Sudah berjam-jam dia menolak makan dan tidak membiarkan siapapun masuk."


Dan menghela nafas. Di dalam, Yeon Seo masih terus berlatih. Dia terjatuh tapi langsung bangkit kembali. Jatuh lagi, bangkit lagi. Dan melihatnya dari balik pintu.


Melihat Yeon Seo terjatuh, Dan hendak menoongnya. Tapi pintunya sepertinya terkunci. Namun akhirnya Dan bisa membukanya dan masuk.

"Cukup," ucap Dan lirih. "Jangan terlalu memaksakan diri."

Yeon Seo tidak memperdulikannya dan terus menari meski harus jatuh.


Dan menghampirinya dan meraih bahunya. "Aku bilang cukup."

Yeon Seo menghempaskan tangan Dan. "Apa kamu lupa? Kamu harusnya tidak menyentuhku," Yeon Seo berbalik menjauhi Dan.


"Kamu berdarah!"

Yeon Seo menatap kakinya. Sepatunya memerah oleh darahnya. "Lalu?" Yeon Seo duduk di lantai dan melepas sepatunya. "Kuku kakiku copot berkali-kali. Aku sudah membuang banyak sepatu pointe berdarah yang tak terhitung jumahnya. Ini bukan apa-apa." Yeon Seo manatap jari kakinya yang berdarah. "Akhirnya, terlihat seperti kaki balerina."


Yeon Seo melepas ikat rambutnya (kayaknya itu saputangan Dan) lalu menggunakannya untuk mengelap darahnya. Dan merebut sapu tangan itu dan membantu mengelap kaki Yeon Seo.

"Aku tidak tahu kamu harus memaksakan diri sekeras ini. Kamu akan melalui begitu banyak rasa sakit." Dan menatap Yeon Seo. "Berhentilah untuk hari ini, ya?"

Yeon Seo memakai sepatu lagi. "Jangan konyol! Aku janji pada Direktur Ji, aku harus kembali bugar dalam waktu seminggu."

"Dengarkan! Kamu tidak bisa terus berlatih dengan kaki ini. Bagaimana jika kamu cedera lagi? Apa akan kembali jadi penyendiri dan pemarah? Tidak ada satupun yang penting dari ini jika kamu tidak bahagia."


Mata Yeon Seo berkaca-kaca. Dia lalu menatap Dan. "Aku benar-benar membencimu! Jangan khawatirkan aku. Jangan pedulikan aku! Aku benci menerima kehangatan. Itu membuatku melemah. Karena membuatku berpikir tidak apa-apa untuk lemah." Yeon Seo menghapus airmatanya. "Aku pikir kamu menyukaiku. Aku pikir benar. Kamu bilang kamu ada karena aku. Kamulah yang berbicara manis padaku. Jika kamu bukan pembohong atau mata-mata,  maka hanya satu hal. Apa kamu menyukaiku?"

Terngiang ucapan dewa Hoo kalau mencintai selain dewa adalah perbuatan dosa. Dan terus menatap Yeon Seo

"Kamu bilang kamu tidak bisa berbohong. Jawablah saja! Apa kamu menyukaiku? Menyukaiku?"


Dan menunduk. "Tidak."

"Baiklah kalau begitu." Yeon Seo menyerahkan saputangan Dan yang bernoda darahnya. "Enyah!"


Dan menerima saputangan itu dan pergi. Dia sempat berhenti dan menoleh pada Yeon Seo.

Bersambung ke Dan, Only Love episode 10 part 2


EmoticonEmoticon