Sinopsis K-Drama : Fates and Furies ( Episode 5 )

Fates and Furies

Episode 5

Sumber : SBS

Episode 4 berakhir saat In Joon menawari Hee Ra untuk membuat sepatu bersama. Dan yang tidak disangka, In Joon mendekat untuk mencium Hee Ra. Akankah Hee Ra menerimanya? Check it out!



Hee Ra mengingat kesepakatannya dengan Tae Oh. Seharusnya ini bisa menjadi kesempatannya untuk meraih hati In Joon. Tapi dia lebih memilih memalingkan wajahnya. In Joon terlihat kecewa sekaligus malu.




Hee Ra mengajak In Joon ke rumahnya. Dia memperlihatkan sepatu-sepatu hasil buatannya. Termasuk salah satunya, high heels hitam yang desainnya ditunjukkan Tae Oh pada Hyun Jung.

Hee Ra mengajukan satu syarat jika memang In Joon benar-benar menginginkan sepatunya.
"Apapun yang kulakukan. Jangan berikan hatimu padaku."

In Joon terdiam sejenak. Tapi akhirnya dia menyetujuinya.


Hee Ra mengantar In Joon ke taksi. In Joon bilang akan mengirim truk besok untuk membawa sepatu-sepatu Hee Ra. "Akan lebih baik jika kau ikut masuk ke truk itu." Mereka berdua tersenyum.


Soo Hyun makan malam dengan orangtuanya dan orangtua In Joon. Mereka memuji Soo Hyun yang pandai berbisnis dan selalu mendukung In Joon dalam segala situasi. Ibu tiri In Joon satu-satunya yang terlihat tidak suka.


Meskipun saat makan malam mereka saling tersenyum dan tertawa. Namun ketika mereka pulang dengan mobil masing-masing, mereka membicarakan satu sama lain. (Intinya hubungan mereka cuma buat bisnis dan ga ada yang mau rugi)


Sepulang dari Busan, In Joon langsung menemui ayahnya yang kecewa karena In Joon melewatkan makan malam padahal katanya ingin memenangkan pertarungan.

In Joon beralasan ada sesuatu yang lebih mendesak. "Aku akan menghancurkan Centan dan membidik pasar yang lebih besar. Aku akan menghidupkan kembali bisnis sepatu."

Ayah malah menyuruhnya untuk tidak terlalu fokus pada satu hal dan segera menentukan tanggal pernikahan. Bahkan dia melarang Tuan Byun untuk membantu In Joon lagi.

"Yang kau butuhkan saat ini adalah kekuatan ketua Cha. Memohon atau berlutut jika perlu. Tunggu sampai permainan berakhir. Saat itulah kau dapat memilih untuk jadi penuh belas kasihan atau kejam."



Diam-diam, Ah Jung (istri Jung Ho) menguping dari luar. Ternyata Jung Ho yang memerintahnya. Tapi Nyonya Han memergokinya dan langsung mendorongnya hingga teh yang dia bawa terjatuh.

"Apa itu?" teriak Tuan Tae (ayah In Joon)

Nyonya Han mengatakan bahwa Ah Jung menjatuhkan gelas dan akan segera mengganti tehnya. Setelahnya dia menyeret Ah Jung ke ruangan lain dan memarahinya habis-habisan.
Jung Ho datang. Kirain mau ngebelain istrinya. "Eomma. Bawa dia ke ruangan tertutup dan pukuli dia." Ah Jung hanya bisa menangis tertahan. (Astaga. Kasihan banget  Ah Jung di dzolimi terus sama mertua dan suaminya)


Jung Ho masuk ke ruangan Tuan Tae. Dia memberitahu In Joon kalau dia sudah bertemu manager Centan dan membicarakan tanah di Gonjiam. Sepertinya Centan juga tertarik tentang membangun pusat perbelanjaan.

Emosi In Joon tersulut karena tujuan utamanya adalah membangun perusahaan sepatu di Gonjiam untuk mewujudkan impian ibunya. Dia hampir saja memukul Jung Ho kalau Tuan Byun tidak memeganginya. Tuan Tae menyuruhnya pulang saja.

Hee Ra menjenguk kakaknya. "Kakak, apa kau ingat?"






Flashback

Hee Ra dan Hyun Joo menebar abu ayah mereka di laut.

Hyun Joo bertanya, "Apa yang kau pikirkan?"

"Bagaimana denganmu?"

"Aku berpikir semuanya terasa seperti mimpi."

"Kau benar."

Hyun Joo menggenggam tangan Hee Ra. Hee Ra bertanya, "Eonni. Apa kau tahu jam tangan ayah tidak pernah benar-benar menyala? Dia bisa memperbaiki atau membuangnya. Aku bertanya kenapa dia memakai jam yang rusak."

Terlihat Hyun Joo meneteskan airmatanya. Hee Ra melanjutkan. "Ayah mengatakan jam yang rusak setidaknya benar dua kali sepanjang hari. Hidupku mungkin berantakan sekali. Tapi setidaknya jam tanganku memberitahuku  waktu yang benar dua kali sehari. Itu yang dia katakan padaku."

Flashback end




"Apa yang ayah katakan saat itu benar-benar menghiburku. Dan berpikir itu bisa saja sama untukku juga. Itu kenapa aku tidak memperbaiki jam itu juga."

Hee Ra mengeluh kenapa waktunya selalu terlalu cepat atau terlambat. Padahal dia hanya membutuhkan waktu yang tepat dua kali sehari.

Hee Ra mengingat saat Tae Oh memintanya mencuri hati In Joon. Dia juga mengingat saat In Joon memintanya membuat sepatu bersama. "Eonni. Aku akan segera bergerak. Hidupku yang sekarang, berakhir di sini."

Aku akan mencoba untuk memulai waktu yang tepat sendiri. Aku akan mulai serakah. Aku akan melihat kemana sepatuku menuntunku. Aku tidak menyesal telah memegang tangan orang itu.



Hee Ra dan Tae Oh bertemu. "Kamu benar. Orang itu datang menemuiku."

"Bawalah padaku. Bawalah hatiku bersama sepatu yang kau kirimkan padanya."

"Aku harus membawa seseorang bersamaku ke Seoul. Aku ingin kau membantu mengurusnya."

Awalnya Tae Oh menolak. Tapi akhirnya dia berkata akan mengurus biaya rumah sakit Hyun Joo.




Lagi-lagi Soo Hyun minum sendirian di apartemen In Joon dan In Joon baru selesai mandi. Dia kesal karena Soo Hyun selalu masuk tanpa ijin. Mereka membicarakan Nyonya Han yang juga tahu kode apatemen In Joon.

Soo Hyun berusaha mendekati In Joon. Dia dengan berani hendak mencium In Joon. Tapi In Joon jelas menolak dan mendorongnya pelan. "Jangan melewati batas. Ini hanya pernikahan untuk kenyamanan.

Soo Hyun kesal dan membanting gelas anggurnya.



Mobil box dari Gold Shoes pergi setelah semua sepatu Hee Ra dimasukkan ke dalamnya. Hee Ra mengajak Sun Young untuk makan jajangmyun terakhir di Busan.

Hee Ra dan Sun Young pergi ke Seoul dengan menaiki ambulans  yang membawa kakaknya. Mereka meninggalkan Busan.


Bersambung ke Fates and Furies episode 6



EmoticonEmoticon