Sinopsis C-Drama : Legend of Fuyao ( Episode 6 Part 2 )

Legend of Fuyao 

Episode 6 Part 2

Sumber : Zhejiang TV



"Pedang itu kejam. Ketika kita menjadi lawan, aku tidak akan menunjukkan ampun," ujar Jing Chen memperingatkan Fuyao.

"Aku juga."



Keduanya mengingat masa-masa mereka belajar silat. Dari mereka kecil, hingga mereka dewasa. Meskipun berat bertarung dengan orang yang mereka sayangi, namun mereka tidak bisa menghindar. Pertarunganpun terjadi.



Jing Chen dan Fuyao terlihat sama-sama kuat. Mereka saling menyerang dan bertahan. Namun tidak disangka, Fuyao ternyata lebih unggul. Dia mampu merebut pedang Jing Chen. Semua orang terkejut saat Fuyao berhasil meletakkan pedangnya di leher Jing Chen. Hanya Xuanyuan yang tampak tersenyum.

Fuyao sengaja membiarkan Jing Chen mengambil pedangnya kembali. Jing Chen sudah siap menyerang. Namun tiba-tiba Fuyao menjatuhkan pedangnya dan mengaku kalah.
Fuyao menangis meninggalkan arena pertarungan.




Terekam dalam ingatannya kenangan saat bersama Jing Chen. Termasuk saat Jing Chen berjanji akan membawa Fuyao ke ibukota Kun bersama-sama. Xuanyuan melihatnya dengan iba.

Walaupun jelas terlihat bahwa Fuyao sengaja mengalah, tapi Ketua Yan dengan bangganya mengumumkan Jing Chen sebagai pemenang pemberani. Xuanyuan mengajaknya bersulang, namun Ketua Yan dengan sinis mengabaikannya.

Semua murid perguruan jiwa mistis mengelu-elukan nama Jing Chen. Namun seorang penonton mencoba protes karena jelas-jelas Fuyao membuang pedangnya. Ini tidak adil.
Xuanyuan ikut memprovokasi. "Bahkan aku calon pewaris juga merasa ini tidak adil. Bagaimana kalau kau mengijinkan kau bertarung lagi." Para penonton setuju.


Pei Yuan maju. Dia memberitahu semuanya bahwa Fuyao hanyalah pelayan rendahan. Dia adalah an***g yang melayani orang-orang (apa bgt sih ini orang). Dia ditinggalkan di bawah gunung saat masih kecil. Karena kebaikan ketua dan kakak seperguruanlah dia ada di sini. Siapa yang tahu dimana dia belajar sihir merayu. Beruntung kakak seperguruan pertama memiliki pikiran yang kuat sehingga tidak masuk dalam perangkapnya. Kakak seperguruan pertama, apa aku benar?"



"Apa itu benar?" Tuntut Ketua Yan. Jing Chen mengiyakan. (Nggak nyangka. Dasar cem*n)
Fuyao tidak menyangka Jing Chen akan tega merendahkannya. Dia terlihat marah. Seketika itu juga dia berlari melompati celah gunung menuju tempat pertempuran kembali. Dia mengambil pedangnya lagi.

"Karena aku tidak tahu malu dan pelayan rendahan di matamu. Maka aku akan menunjukkan sihir apa yang sudah ku pelajari. Keluarkan pedangmu!"

Mereka bertempur sekali lagi. Sebentar saja Fuyao sudah berhasil mengarahkan pedangnya ke arah Jing Chen.



"Kenapa kau hanya bertahan dan tidak menyerang?" Tanya Jing Chen.

"Aku membiarkanmu melakukan tiga gerakan pertama karena aku pernah memanggilmu kakak seperguruan."

"Aku tidak butuh kau mengalah."






Kali ini Fuyao benar-benar menunjukkan semua kemampuannya. Dia berhasil memukul leher Jing Chen hingga dia melayang ke atas. Fuyao lalu menancapkan pedangnya ke tanah hingga tanah bergetar dan semua penonton terseret mundur. Dia lalu mengerahkan tenaganya untuk memukul Jing Chen hingga Jing Chen tersungkur ke tanah dan terseret cukup jauh.

Ketua Yan membelalakkan matanya.

"Memecah Langit Kesembilan." Ketua Yan turun ke arena pertempuran dan memukul punggung Fuyao hingga dia terjatuh tak sadarkan diri. Dia menjelaskan pada semuanya bahwa jurus yang digunakan Fuyao adalah satu set gerakan rahasia yang telah dicuri dari perguruan.


Fuyao di kurung di sebuah ruangan dengan tangan dirantai, juga segel yang segel terselubung di sekililingnya. Ketua Yan datang dan menuduhnya telah mempelajari teknik rahasia tertinggi secara diam-diam. Dia meminta Fuyao menyerahkan buku petunjuknya. Fuyao jelas tidak punya lha wong belajarnya dari mimpi. Karena tidak mendapatkan apa yang di inginkannya, Ketua Yan pergi.


Ketua Tua Yan beralih ke kamar anaknya. Dia mengajak Jing Chen ke ruang persembahan. Ternyata di sana ada pintu rahasia. Mereka masuk ke dalamnya.




Paman Zhou datang menjenguk Fuyao. Sebelumnya dia sudah memberikan makanan yang sudah dicampur obat tidur kepada pengawal. Paman Zhou membuka segel yang menyelubungi Fuyao dengan ilmunya. Fuyao terkejut karena paman Zhou ternyata punya kekuatan juga.

"Aku berusaha menyembunyikannya, tapi kau masih bisa mempelajari 'memecah langit kesembilan'."

Fuyao baru menyadari bahwa yang ada dalam mimpinya adalah 'memecah langit kesembilan'.



Di dalam ruangan rahasia, terdapat banyak lukisan tentang ilmu memecah langit kesembilan. Kemudian Ketua Yan menggunakan tenaga dalamnya untuk membuka satu pintu rahasia lagi. Di sana, ada banyak patung yang memperagakan ilmu pedang memecah langit kesembilan. Jing Chen terlihat takjub melihatnya.


Bersambung ke Legend of Fuyao episode 7



5 komentar


EmoticonEmoticon