Sinopsis Film : Hanson and The Beast Part 1

Hanson and The Beast

Part 1

Sumber : Aeon Pix Studios


Kisah Cinta Antara Manusia dan Siluman Rubah
Pemeran : 

1. Feng Shaofeng/William Feng sebagai (Yuan Shuai/Hanson)
2. Liu Yi Fei (mantannya Song Seng Hun, hehe ) sebagai Bai Xuan Chu/Siluman Rubah)



Seorang pria yang bertelan**ang dada dan hanya memakai celana kolor terlihat keluar dari sebuah rumah. Dia segera menutup pintunya dan berlari ketakutan. Terdengar suara geraman entah makhluk apa dari dalam rumah itu.

Pria itu terus lari dan lari. Hingga akhirnya seekor binatang menyudutkannya hingga dia terjatuh dari gedung tinggi.

Terdengar narasi seorang wanita.

Ayahku bilang, saat dia masih muda, umumnya orang menganggap kalau Yaojing (siluman rubah) hanya ada dalam legenda. Tak masalah pernikahan terlarang antara manusia dan Yaojing. Bahkan pertemananpun tak di pertanyakan. Pada saat itu ada perusahaan bernama Biro Perubahan Bentuk di dunia yaojing. Tugas utamanya adalah mencegah yaojing berubah bentuk saat di dunia manusia dan berinteraksi dengan manusia. Mereka mengatakan bahwa mereka mempertahankan garis keturunan bangsawan yaojing. Sampai akhirnya, ayahku pergi untuk kencan buta. Sejak saat itu, dunia ini tak pernah sama lagi.

36 jam sebelumnya

Di sebuah restoran, seorang wanita sedang membaca profil Hanson. "Yuan Hansong. Lahir tahun 1986. Sekarang kerja di Kebun Binatang Solidarity sebagai pengurus gajah."
"Belum lama ini, aku menginvestasikan uangku untuk pembuatan film. Tapi aku mengalami masalah keuangan. Ayahku juga mengalami masalah kesehatan. Jadi aku sangat membutuhkan bantuanmu. Dan setelah menikah, aku berharap kita tidak.... Tidak melakukannya." Hanson berkata dengan takut-takut kaya anak yang takut dimarahi bapaknya karena ketahuan bohong.



Si wanita yang sedari sibuk mainan ponsel bertanya, "Ha? Melakukan apa?"

"Anu.... Berhubungan se****l. Maksudku bukan berarti tidak sepenuhnya. Setelah kita saling punya perasaan...."

Belum sempat Hanson menyelesaikan kata-katanya, si wanita sudah keburu marah-marah sampai menggebrak meja hingga jadi perhatian para pengunjung lain.

"Kau memang tidak berguna!! Kau pikir pan**tmu itu terbuat dari emas atau perak apa? Menjual bakatmu tapi bukan tubuhmu. Kau bahkan sudah 30 tahun lebih. Bagaimana bisa kau punya ide sebodoh itu?"

Hanson yang sudah merasa kalah dan malu, beranjak dari duduknya. Tapi si wanita menahannya dan memberikan nomor saudarinya.

"Saudariku punya hobi unik. Jika pelayanannya bagus, uang bukan masalah."
Gantian Hanson yang marah-marah padahal sedari tadi hanya diam tertunduk. Si wanita sampai kaget karena Hanson teriak.


"Kau memang tak punya rasa malu, huh? Kau kira aku ini gig**o?" Hanson langsung ngacir pergi. Dan si wanita melempar sendok kue dan tepat mendarat di kepala Hanson. Hansong berbalik dan mengangkat sepiring cake.



Hanson terlihat berjalan di sebuah pemukiman dengan membawa cake yang tadi dia bawa dari restoran. (Aku kira bakal dilemparin ke mukanya si wanita)

Dan di atas, tepatnya dari sebuah jendela, tampak Bai Xuan memandangi Hanson.


Hanson pergi ke tempat kerjanya di Kebun Bintang Solidarity. Bai Xuan terlihat mengikutinya. Dia bersembunyi di atap agar Hanson tidak melihatnya.


Di kandang gajah, Hanson membersihkan kotoran-kotoran gajah. Dia mendengar suara yang aneh. Tapi setelah di cari, dia tidak menemukan apapun. Kemudian dia mendapat pesan dari biro jodoh yang menegurnya karena berniat melemparnya dengan kue. Sang agen biro jodoh masih berbaik hati dengan mengaturkan kencan buta lagi dengan wanita kaya yang baru ditinggal mati suaminya.


Hanson sedang mematut diri di depan cermin. Sebuah panggilan video masuk ke ponselnya. Ternyata dari ayahnya.

Ayah : "Apa mereka sudah menemukanmu?"

Hanson : "Tenang saja, Ayah. Aku tinggal di tempat tersembunyi."

Ayah : "Agen khusus nomor. 3, rekan-rekan tewas dalam tugas. Hanya kau satu-satunya harapan kami untuk mengantarkan informasi ini. Jangan sampai mereka menemukanmu. Nasib bumi sekarang ada di tanganmu."

Ya ampun kirain beneran agen khusus. Ternyata ayah Hanson adalah pasien rumah sakit jiwa. Suster marah-marah karena ayah mainan ponsel. Beberapa perawat berusaha menjagal ayah dan suster berhasil menyuntik ayah.


Hanson teriak-teriak tidak terima ayahnya sampai ditendang. Tapi suster balik marah padanya. Kalau sampai Hanson tidak bayar tagihan rumah sakit, maka ayah akan dikeluarkan dari rumah sakit dan ditinggalkan di jalanan.



Hanson sedang berada di sebuah restoran untuk kencan buta. Dia terlihat memotret seekor kucing lucu di luar. Tiba-tiba kameranya menangkap gambar seorang wanita cantik. Dia Bai Chuan. Saat Bai Chuan memergoki aksinya, Hanson langsung mengalihkan kameranya berpura-pura mengambil gambar lain.


Bai Chuan sudah ada di depan Han Son. Hanson terkejut. Apalagi saat Bai Chuan menyapanya. "Halo Hanson. Lama tidak jumpa."

"Ha?"

"Aku Bai."

Hanson langsung mengecek ponselnya. "Nona Bai? Tapi yang tertulis di sini kau berusia 40-an tahun."

"Aku langsung ke sini setelah mendapatkan visa."



Bai Chuan yang kehausan langsung mengambil gelas Hanson dan meminum airnya sampai tandas. Dan ternyata itu masih kurang. Bai Chuan mengisi gelasnya dengan air dari aquarium yang ada di dekat tempat duduknya. Bahkan ikannya juga keangkut ke gelas.

Hanson tidak percaya melihatnya (mungkin dalam hati dia ngomong, "cantik-cantik kok aneh"). Dia bertanya apa benar dia Nona Bai Ruyu.



Terlihat 3 orang pria masuk ke restoran itu. Hanson terlihat gelisah lalu menutupi wajahnya dengan kertas menu. Dia sampai tidak mendengarkan Bai Chuan yang sedang mengaku bahwa dia siluman rubah.

Hanson bilang ada urusan. Dia langsung berlari ke toilet untuk kabur. Tapi di sana dia malah bertemu bos rentenir yang sedang mengejarnya.


Sedangkan Bai Chuan sedang menerima telepon dari seseorang yang dipanggilnya Bingbing. Dia curhat kalau Hanson tidak mengingatnya. Orang di seberang menyuruhnya pulang saja karena biro sedang mengawasinya. Dan benar saja, ada sebuah mobil di luar restoran yang berisi orang yang mengawasi Bai. Bai sampai tidak sadar kalau Hanson diseret beberapa orang keluar.

Hanson dibawa ke tempat kosong. Bos rentenir, Li Zigang, menakut- nakuti Hanson kalau dia punya kakak yang suka minum darah manusia. Dia lalu mengambil uang di dompet Hanson setelah berhasil membuat Hanson sangat ketakutan.

Hanson sedang duduk di tempat kerjanya. Tiba-tiba Bai Chuan datang. Hanson sangat terkejut mengira Bai Chuan adalah anggota geng Li Zigang. Bai Chuan lagi-lagi terang-terangan mengakui jati dirinya.

"Saat kecil bentukku adalah rubah kecil. Rubah kecil putih."

Hanson berpikir kalau Bai Chuan gila. Di luar, ternyata ada anak buah Zigang yang mengawasi.

Bai Chuan berusaha meyakinkan Hanson. "Saat kau kecil, kau memotong rambut gadis di sekolah lalu menaruh lem di kursi.

"Bagaimana kau bisa tahu?" Hanson langsung mengedarkannya mengira Bai Chuan memasang cctv atas perintah Zigang.

"Apa kau punya bekas luka di leher? Saat aku kecil, sekelompok anak berusaha melukaiku dengan asam sulfat, kau yang berusaha menghalangi mereka."
Hanson teringat di masa kecilnya dia berusaha menghalangi anak laki-laki yang berusaha melukai seekor rubah putih kecil.

"Tanya saja ayahmu. Dia pasti ingat."



Hanson meminta Bai Chuan pergi saja. Dia akan mengantarnya. Tapi Bai Chuan malah berusaha berubah wujud. Beberapa mencoba tetapi tidak berhasil. Bai Chuan meminta alkohol untuk membuatnya bergai**h. Satu botol sampai tandas. Bai Chuan minta satu botol lagi. Hanson sampai takut sendiri melihatnya.


Bai Chuan melepaskan roknya dengan alasan nanti akan sobek kalau dia berubah. Hanson kontan terkejut. Dia tambah shock saat Bai Chuan benar-benar berubah wujud menjadi seekor rubah yang sangaaaaaaat besar.



Tentu saja Hanson jadi ketakutan setengah mati. Dia langsung berusaha kabur tapi rubah Bai Chuan menarik bajunya hingga bajunya robek dan hanya tersisa celana kolornya saja. Saat itulah kita melihat adegan di awal episode dimana Hanson keluar dari pintu tanpa baju.
Rubah Bai Chuan ikut keluar. Dua anak buah rentenir kontan terkejut ketakutan.

Hanson terus berlari karena rubah Bai Chuan terus mengejarnya.


Bersambung ke part 2



EmoticonEmoticon