On Your Wedding Day
Sumber : Megabox Plus M
Pemeran :
Lee Young Kwang as Woo Yoen
Park Bo Young as Seung Hee.
Lee Young Kwang as Woo Yoen
Park Bo Young as Seung Hee.
Part 1
Terlihat Woo Yoen sedang bermain baseball.
Hidupku adalah serangkaian sesuatu yang mustahil. Tapi mustahil hanyalah anggapan, bukan kenyataan. Membalik kemustahilan menjadi kemungkinan itu sulit. Dipenuhi dengan pukulan keras, sering meninggalkan bekas luka. Tapi bekas luka merupakan tanda kau bisa melewati cedera.
Terlihat Seung Hee yang menjadi tim cheers bersorak menyemangatinya.
Hanya satu hal yang memiliki kekuatan untuk melakukannya. Itu adalah cinta. Begitulah caraku memberinya trofi.
Woo Yoen menarik Seung Hee lalu mendekat untuk menciumnya.
Terdengar suara sorakan. Ternyata tadi hanyalah khayalan Woo Yoen. Nyatanya sekarang dia sedang mencium sebuah raket. Murid-muridnya mengeluh karena lagi-lagi gurunya bicara omong kosong.
Woo Yoen kembali ke meja kerjanya. Dia menemukan amplop merah dengan nama pengirim Hwan Seung Hee.
Hwan Seung Hee. Aku tidak pernah tahu ada marga Hwan sampai hari itu.
Juni, 2005
Woo Yoen yang masih SMA sedang nungging dipukili pant**nya oleh gurunya karena tidak ada kapok-kapoknya berkelahi. Dia terpana melihat gadis cantik yang sedang berjalan ke arahnya. Dialah Hwan Seung Hee, murid pindahan dari Jeonju.
Ternyata Woo Yoen juga murid pindahan saat semester pertama. Dia memberitahu namanya dan menawarkan diri jika Seung Hee butuh bantuan.
"Hwang Woo Yoen. Bagian pant**mu sobek," ujar Seung Hee dengan cueknya.
"Sia**n!" Woo Yoen malu dan pergi dengan posisi jongkok sambil tangannya menutupi pan**t.
Seketika Seung Hee menjadi primadona di sekolahnya. Murid pria berlomba-lomba mendapatkan fotonya. Seorang murid bernama Taek Ki mengajak Seung Hee berteman. Tanpa banyak kata, Seung Hee mengacungkan jari tengahnya.
Seung Hee habis buang sampah. Woo Yoen mengikutinya diam-diam dan mencoba melepas beberapa post it yang tertempel di punggung Seung He.
Seung Hee memergokinya. Dia melihat merebut pos it dan membaca tulisan di sana "Gadis yang Taek Ki cintai". Seung Hee kesal. Lalu dia menawari Woo Yoen untuk bermain "quickie" sebagai sesama murid pindahan.
Woo Yoen menelan ludah. Keringat mengalir dari dahinya. Berdasarkan bahasa slangs, quickie berarti se** yang dilakukan dengan cepat karena waktu yang terbatas dan tempat yang tidak biasa.
"Aku bingung apa yang dia pikirkan. Imanku jangan sampai goyah," kata Woo Yoen dalam hati.
Woo Yoen membantu Seung Hee naik tembok. Mereka bolos sekolah. Seung Hee mengajak makan tteokboki pedas.
Seung Hee memuji ttoekbokinya enak. Woo Yoen tak henti-hentinya minum karena gugup.
Hari sudah gelap. Woo Yoen keluar dari toserba sehabis membeli sesuatu. Seung Hee bertanya apa yang Woo Yoen beli.
"Anu."
""Rokok?"
"Kapan quickie pertamamu?"
"Kelas 8."
"Wah, cepat sekali. Kau sungguh mes*m."
"Kenapa itu mes*m?"
"Cherry seusiamu jelas tidak bersih."
"Cherry? Apa itu?"
Seung Hee menyadari sesuatu. Dia merogoh paksa saku celana Woo Yoen. Woo Yoen berusaha melundungi apa yang ada di sakunya. Tapi Seung Hee berhasil mendapatkannya. Woo Yoen hanya bisa nyengir kuda karena ketahuan berpikiran kotor.
Banyak bahasa slangs untuk "bolis", cutting class, playing hooky, atau bunking off dalam bahasa inggris. Masih menjadi misteri kenapa di Jeonju memakai istilah quickie.
Seung Hee menampar Woo Yoen. "Dasar baji***n mes*m! Kau anggap aku ini apa?"
"Kenapa kau tak menggunakan bahasa gaul universal? Kenapa? Kenapa?"
Seung Hee malah tertawa-tawa. "Dasar bodoh!"
Di sekolah, Woo Yoen berpapasan dengan Seung Hee. Dia menyembunyikan wajahnya.
Seung Hee meledek. "Tidak ada quickie hari ini?"
"Hentikan!"
Sahabat Woo Yoen, Ok Geun Nam, kaget. "Quickie? Kapan kau melakukannya?" Woo Yoen segera membungkam mulut temannya.
Besoknya, Seung Hee tak sengaja melihat Woo Yoen berkelahi. Tapi dia berlalu begitu saja.
Seung Hee berusaha memanjat tembok sekolah dengan dua kursi yang ditumpuk. Dia terjatuh. Beruntung Woo Yoen menangkapnya. Mereka berakhir di kedai tteokbokki.
"Kau sangat suka teokkbokki."
"Kau juga sangat suka berkelahi."
Woo Yoen menyarankan agar Seung Hee mengatakan pada Taek Ki kalau mereka berkencan. Jadi, Taek Ki tidak akan terus-terusan mengganggu Seung Hee. Woo Yoen berjanji tidak akan melecehkannya.
"Geng mereka itu baji***n semua."
"Lihatlah siapa yang bicara."
Tiba-tiba terdengar suara Taek Ki memanggil Seung Hee.
Woo Yoen berusaha meyakinkan Seung Hee. "Tinggiku 164 saat pertama kali ke sini. Mereka menggunjing dan memanggilku orang udik. Aku minum susu 3 botol sehari. Aku tumbuh dengan cepat dan membalas mereka." (Percaya deh. Bagi yang masih dalam masa pertumbuhan, bisa dicoba tuh cara Woo Yoen. Buktinya tingginya sekarang cm. Seung Hee jadi kelihatan kuntet banget kalo bareng dia)
Kalau Seung Hee bersedia, Woo Yoen berjanji tidak akan berkelahi lagi.
Taek Ki datang dengan boneka kelinci di tangannya. "Hei orang udik dari Seoul!"
Seung Hee menghalangi Taek Ki yang hendak menyerang Woo Yoen. "Kami berkencan. Bisakah kami makan dengan tenang."
Taek Ki mengancam kalau hidup Woo Yoen di sekolah akan sulit. Woo Yoen malah meledeknya dengan joget-joget.
Woo Yoen mengambil makanan di kantin. Geun Nam mengeluh makanannya tidak cocoj untuk calon mahasiswa kedokteran sepertinya. Dia nyinyir melihat Woo Yoen memilih duduk bersama Seung Hee.
Taek Ki melempar susu pada Woo Yoen. Woo Yoen sih tetap santai dan membantu membersihkan pipi Seung Hee yang terciprat susu. Dia lalu menoleh ke belakang dan menatap tajam Taek Ki. Dia mengambil susu itu lalu meminumnya.
"Bukankah aku sangat bisa diandalkan?" Seung Hee tersenyum tipis.
Woo Yoen melindungi Seung Hee dari hujan dengan karton. Mereka mendatangi kedai tteokbokki yang sayangnya sedang tutup. Lalu mereka berteduh di depan sebuah toko sambil ngemut lolipop.
"Kau akan mengambil jurusan apa?"
Seung Hee menjawab tidak tahu. Dia bertanya kenapa Woo Yoen tidak pernah belajar. "Berhenti membuang-buang hidupmu."
"Aku akan hidup 80 tahun. Jadi apa salahnya bersenang-senang 2 sampai 3 tahun?"
"Yaa!! Kau akan kesulitan karena menyia-nyiakan waktu 2-3 tahunmu itu. Tetaplah bersenang-senang tapi jangan lupa belajar." (Dengerin tuh)
Seung Hee melihat guru mereka datang membawa tongkat. Mereka langsung kabur. Woo Yoen menggenggam tangan Seung Hee. Guru mereka terus mengejar. Woo Yoen dan Seung Hee bersembunyi de sebuah ruangan yang sempit. Nafas Woo Yoen naik turun karena berdiri sangat dekat dengan Seung Hee. Dia bisa bernafas lega saat gurunya pergi.
Woo Yoen mengajak Seung Hee ke rumahnya untuk mengeringkan baju. Seung Hee melihat koleksi buku-buku Woo Yoen yang ternyata lumayan banyak. Woo Yoen bertanya kapan ultah Seung Hee.
"Hari ibu, 8 Mei. Tapi tidak pernah dirayakan."
"Daebak! Ultahku saat tahun baru."
Woo Yoen mengajak nonton dvd.
"Kau mau nonton apa?"
"Apa ada film ero**s? Ku dengar pria biasanya suka nonton film begituan."
Woo Yoen kaget. Dia bilang tidak punya. Tapi Seung Hee menemukannya di antara buku-buku. Woo Yoen langsung merebutnya. Dia berdalih itu milik makhluk bernama Geun Nam.
Woo Yoen mengantar Seung Hee pulang dengan sepeda. Di jalan, Seung Hee terus saja meledek sampai Woo Yoen kesal dan mengerem mendadak hingga Seung He terpaksa turun.
Seung Hee tertawa. Dia lalu menyanyikan sebuah lagu. Dia bilang itu lagu favoritnya saat sedih. Woo Yoen terpana dibuatnya. Seung Hee pamit pulang tanpa mau di antar sampai rumah.
Setibanya di rumah, Woo Yoen langsung mengganti kode ponselnya dengan tanggal ultah Seung Hee. Saking senangnya dia melompat ke kasur dan terlonjak kaget saat menemukan Geun Nam ada di sana.
Geun Nam meminta untuk dibolehkan menginap di sana. Dia bercerita kalau tadi dia kepergok sedang mastur***i oleh salah satu anggota keluarganya(LOL). Sontak Woo Yoen ketawa ngakak.
Di kantin, Taek Ki menantang berkelahi. Woo Yoen menawarkan untuk berdamai saja tapi Taek Ki tidak mau. Dia memukuli Woo Yoen. Woo Yoen diam tanpa melawan. Dan Seung Hee melihatnya.
Woo Yoen dan Seung Hee makan di sebuah kedai.
"Aku membuatmu terkesan kan karena menepati janjiku?"
Seung Hee tersenyum tipis. Dia lalu memejamkan matanya. Woo Yoen maju dengan mulut dimonyongin (HAHA). Padahal Seung Hee hanya ingin minum.
"Kau sedang apa?"
Krik krik......
Hari sudah malam. Mereka berdua berjalan pulang.
"Setiap ada kesempatan yang kau dapatkan, selalu itu yang kau pikirkan."
Sebuah mobil box melintas. Seung Hee kaget melihatnya dan reflek membalikkan badannya. Dia terlihat ketakutan. Woo Yoen khawatir dan bertanya kenapa.
Besoknya, Seung Hee tidak mau makan dan terus diam saat ditanya. Woo Young sampai kesal dibuatnya.
Saat sedang mengikuti kelas malam, tiba-tiba terdengar musik dari speaker sekolah. Ternyata Woo Yoen yang menyanyikan lagu favorit Seung Hee di iringi beberapa anak yang memainkan musik.
Tariklah sudut bibirmu
Dunia ini indah
Tersenyumlah lagi
Tersenyum lebih lebar
Yang sudah terjadi bukanlah apa-apa
Dunia ini indah
Tersenyumlah lagi
Tersenyum lebih lebar
Yang sudah terjadi bukanlah apa-apa
Akhirnya Seung Hee tersenyum lagi dan ikut bernyanyi.
Bersambung ke On Your Wedding Day part 2
1 komentar
EmoticonEmoticon