Fates and Furies
Episode 11
Sumber konten dan gambar : SBS
Di episode sebelumnya, Hee Ra memberitahu In Joon dan Soo Hyun kalau dia dan Tae Oh sebenarnya pacaran. Jelas In Joon kaget, apalagi Soo Hyun, matanya langsung membola.
Tae Oh melepaskan rangkulannya di pundak Hee Ra. Soo Hyun terus menatap tajam padanya."Dia pasti membuat kalian bingung. Aku bekerja di Centan, jadi aku memintanya bekerja di perusahaan lain. Dan dia berkeras ingin bekerja di sini. Dia bilang dia suka dengan Gold Shoes."
Tentang kesalahpahaman kalau Hee Ra bekerja dengan niat tersembunyi, Tae Oh mengatakan kalau itu tidak benar. Semua keputusan yang diambil Centan dan Gold Shoes tidak ada kaitannya dengan emosi pribadi. Tae Oh meminta jika ada kesalahpahaman, maka sebaiknya selesaikan hari ini. Dia mengaku ini salahnya, jadi dia berharap ini memengaruhi Hee Ra di tempat kerja.
In Joon angkat bicara. Dia melihat Hee Ra sekilas. "Aku tidak menyangka. Aku mengerti maksudmu."
Tae Oh mengucapkan terimakasih lalu pamit pergi karena kesalahpahaman sudah terselesaikan. Hee Ra mengikutinya. In Joon menghentikan langkah mereka kalau dia akan mengadakan pesta pertunangan. Jadi dia meminta Tae Oh dan Hee Ra datang.
"Itu adalah kesempatan yang hanya dimiliki keluarga dan karyawan. Aku tidak yakin ada tempat untuk kalian," ujar Soo Hyun sinis.
In Joon mengingatkannya kalau Hee Ra juga karyawan. Dan dia boleh membawa pasangan. Kontan Soo Hyun tampak kesal. Dia memberikan tatapan tajam pada Tae Oh.
"Karena kalian mengundang kami, tentu kami akan datang."
"Oh ya. Selamat untuk pernikahan kalian," ucap Hee Ra sebelum pergi.
Di mobil, Tae Oh mengirim pesan pada Hee Ra agar Hee Ra melakukan pekerjaannya dengan benar kali ini. Tiba-tiba Soo Hyun masuk. Dia menarik nafas kesal.
"Kalian pacaran? Sayang?" Soo Hyun tertawa. "Kamu tidak pernah mengatakan hal itu."
"Orang berubah seiring bertambahnya usia."
Soo Hyun menatap Tae Oh. "Apa yang kamu dapatkan dengan melakukan ini? Aku tidak akan kembali padamu. Aku tidak peduli apa yang kamu dan wanita itu lakukan. Ini sudah keterlaluan. Jangan berani melangkah lagi. Atau aku akan membunuh kalian berdua," ujar Soo Hyun memberi peringatan.
Tae Oh tersenyum. "Kamu menakutkan."
"Ingatkan pacarmu untuk berhati-hati juga." Soo Hyun lalu turun dari mobil Tae Oh. Tae Oh langsung mengganti senyumnya dengan wajah gusar.
Hee Ra membaca pesan dari Tae Oh di depan lift. Begitu lift terbuka, ada Soo Hyun disana. Hee Ra bertanya apa Soo Hyun tidak hendak turun.
"Oh. Aku baru ingat meninggalkan sesuatu di bawah." Melihat Hee Ra yang masih diam saja, Soo Hyun memintanya masuk. Hee Ra masuk dan berdiri di samping Soo Hyun sambil melipat tangannya di dada.
Soo Hyun menyindirnya yang tidak mampu membuat In Joon tersentuh meski sudah melakukan segala cara, dan sekarang mengincar Tae Oh.
"Seleramu rendah sekarang. Kau meninggalkan putra pemilik perusahaan demi seorang direktur biasa. Aku tidak peduli apa yang kau lakukan dengan Jin Tae Oh. Tapi jangan sampai aku menangkap kalian. Jika aku mengambil tindakan. Tamat riwayatmu!"
Hee Ra hanya diam saja. Begitu lift terbuka, Soo Hyun langsung meninggalkannya.
Hee Ra masuk ke kamarnya. Dia duduk di depan meja lalu menyalakan lampu tidur. Dia menatap wajahnya di cermin dan mengingat saat Tae Oh mengancamnya menggunakan nyawa kakaknya. Hee Ra menghela nafas berat.
Sun Young masuk dengan membawa senampan minyak pijat. Dia meminta Hee Ra berbaring karena dia akan memijatnya. Awalnya Hee Ra menolak, tapi Sun Young memaksanya karena tahu Hee Ra pasti lelah mengurus pekerjaan sekaligus kakaknya.
Hee Ra memuji pijatan Sun Young yang luar biasa. Sun Young membanggakan diri kalau pelanggannya para selebritis, istri anggota majelis, dan istri orang-orang kaya. Tiba-tiba dia teringat apa yang di ucapkan Nyonya Han tentang Soo Hyun yang katanya orang kaya baru tapi berani pamer dan menikahkan anaknya dengan putra pemilik perusahaan besar. Katanya Soo Hyun penipu ulung yang suka merayu banyak pria. Orangtuanya tidak bisa membesarkannya makanya dia dikirim keluar negeri.Dia menceritakan semuanya pada Hee Ra.
Hee Ra bergegas duduk. Dia meminta Sun Young mencaritahu lebih banyak lagi. Meski heran, tapi Sun Young mengiyakannya. Hee Ra juga bertanya siapa yang membayar tagihan ICU kakaknya. Sayangnya Sun Young tidak tahu karena saat itu dia panik. Hee Ra bertanya lagi siapa saja yang tahu tentang kecelakaan kakaknya selain mereka dan Ui Gun, karena saat itu terjadi Hee Ra masih di Italia. Sun Young menjawab ada satu orang lagi.
Terlihat si rentenir Chang Soo sedang makan daging bungkus selada dengan lahapnya bersama seorang rekannya di kedai nenek yang berhutang padanya. Ponselnya berdering. Dari Hee Ra. Chang Soo basa basi menanyakan kabar Hee Ra di Seoul.
"Ada seseorang yang membocorkan informasi tentangku."
Chang So sedikit gugup. "Siapa orangnya? Aku ingin tahu."
"Jangan banyak bicara. Datanglah ke Seoul!"
Chang So mengatakan kalau tidak ada yang menjaga anaknya. Hee Ra menawarinya uang, dan sepertinya Chang So bersedia.
In Joon termenung di depan jendela menatap hujan di luar. Dia mengingat pengakuan Hee Ra tadi siang. Ternyata di sana ada Tuan Byun. Dia memberitahu kalau dia dipanggil semua pemegang saham. In Joon tidak menanggapinya. Tuan Byun ganti topik.
"Aku sudah mencari tahu tentang wanita itu. Jin Tae Oh memberinya 50 ribu dollar. Kakaknya koma dan Jin Tae Oh membawanya ke rumah sakit. Aku ingin tahu apa hubungan mereka."
"Mereka berpacaran. Jangan membicarakan wanita itu lagi," kata In Joon. Dia lalu pamit keluar ingin mencari udara segar. Tuan Byun hanya bisa memandangnya khawatir.
In Joon masuk ke ruangan timnya. Dia menatap bangku Hee Ra sejenak, lalu masuk ke ruangan kerjanya. Dia duduk bersandar sambil menghela nafas. Jelas dia sedang memikirkan Hee Ra. Mencoba mengenyahkan pikirannya tentang Hee Ra, In Joon memilih memeriksa sebuah dokumen.
Hee Ra berjalan di bawah hujan dengan payung merah menaunginya. Dia berhenti di depan gedung Gold Shoes lalu melihat ke atas. Dia memantapkan hatinya, lalu berjalan masuk ke dalam.
Hee Ra berpapasan dengan In Joon yang membawa dokumen entah mau kemana.
"Ini hari sabtu," ujar In Joon.
"Bagaimana dengan Anda?"
"Aku ingin menyelesaikan pekerjaan."
"Begitu juga denganku."
Hee Ra menunduk memberi hormat lalu berjalan menuju ruangannya. Dia berhenti saat In Joon berbicara.
"Aku tidak tahu tentang hubunganmu dengan Tae Oh. Jika aku membuatmu merasa tidak nyaman dan...."
Hee Ra memotong ucapannya. "Tidak ada hal seperti itu." Hee Ra langsung pergi. Lagi-lagi In Joon menghela nafas.
Hee Ra sedang mendesain sebuah sepatu. Dia melihat ke arah In Joon di ruangannya. Lalu segera mengalihkan pandangannya.
In Joon masih berkutat dengan dokumennya. Dia melihat ke arah Hee Ra. Kebetulan Hee Ra kembali menoleh ke arahnya. Mereka saling beradu pandang selama beberapa saat.
Soo Hyun sedang melakukan fitting baju pengantin. In Joon menungguinya sambil melamun di kursi. Soo Hyun menghampirinya. "Bagaimana?"
"Wow. Kamu cantik," ujar In Joon tanpa ekspresi. Wajah Soo Hyun terlihat kesal.
Selesai fitting baju, Soo Hyun mengajak memeriksa tempat lain sebelum makan malam. Dia heran saat In Joon langsung menyetujuinya.
Ponsel In Joon berdering. Seseorang memberitahunya bahwa dia sudah mendapatkan daftarnya. In Joon berkata akan memeriksanya besok.
Soo Hyun menyuruh In Joon pergi saja. "Aku menikah denganmu untuk membuatmu sukses. Jadi aku tidak ingin jadi penghalangmu. Aku akan mengurus sisanya."
"Bisakah aku minta tolong padamu? Ayahmu,,, Tidak. Aku ingin bertemu ayah mertua."
"Ayahku adalah mertuamu sekarang. Jika kau ingin bertemu dengannya, kau bisa langsung menghubunginya. Aku pergi."
In Joon makan malam dengan Tuan Cha.
"Kau membuat permintaan yang sulit. Apa maksudmu Gonjiam tidak cukup membuatmu menikahi Soo Hyun?"
"Bukan begitu."
Tuan Cha meneguk tehnya. "Ini bukan keputusan yang mudah. Aku biasanya tidak mau mengambil resiko seperti ini. Tapi Soo Hyun memintaku untuk menuruti semua keinginanmu. Kalau tidak, dia tidak akan mau bertemu denganku dan ibunya lagi. Jadi aku setuju. Kau bisa lakukan apa yang kau mau."
In Joon tampak tertegun. Lalu dia menunduk tanda berterimakasih.
Esok harinya, tampak In Joon berjalan memasuki gedung Gold Group diiringi beberapa staffnya. Dia masuk ke ruang rapat dimana disana sudah menunggu para eksekutif perusahaan. Sebagian berdiri menyambutnya. Sepertinya mereka orang-orang yang ada di pihaknya. Sebagian lagi tetap duduk. Mereka pendukung Jung Ho.
Tuan Byun membuka rapat tentang ekspansi produk Gold Shoes. In Joon memotongnya. Dia bilang ada yang perlu mereka bahas lebih dulu. Sekretaris Kim menyerahkan sebuah dokumen padanya. Itu adalah laporan korupsi eksekutif Gold Shoes.
In Joon menyebut nama seorang eksekutif yang duduk di deretan bangku Jung Ho. Dia menyebut kesalahannya lalu to the point memecatnya. Jelas Jung Ho dan Tuan Tae kaget. In Joon menyebut nama kedua. Dia juga memecat orang itu. Tuan Tae menggebrak meja. Dia bertanya apa yang In Joon lakukan.
"Aku menggunakan hak pilihku. Aku memiliki 3,6 dan 1,5 saham. Belum lagi Tuan Cha akan mentransfer beberapa sahamnya. Itu membuatku memiliki hak di Gold Group."
Jung Ho gusar mendengarnya. Reflek dia ikut-ikutan menggebrak meja bahkan berdiri dan menatap In Joon kesal. Tapi dia tidak berkata apapun. Hanya memandang ayahnya sejenak lalu duduk lagi.
"Aku mencoba mencapai puncak dengan bantuan Tuan Cha. Itu yang selalu ayah katakan padaku."
"Kau...."
"Ayah berada di kursi itu karena kebaikanku."
"Tutup mulutmu!"
"Jika ayah bicara lagi, ayah harus keluar juga."
Tuan Tae kehilangan kata-kata. Jung Ho menatap In Joon penuh dendam. Sedang Tuan Byun tampak tersenyum tipis.
Bersambung ke Fates and Furies episode 12
3 komentar
Min.. gak di lanjutin ya sinopsisnya.. :)
Insya Allah tetep dilanjutin kok :)
Pantengin terus aja drama town house hehe
Lanjut terus min😍😍😍semangattt❤❤
EmoticonEmoticon