Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 6 Part 4 )

The Crowned Clown
Episode 6 Part 1

Sumber konten dan gambar : TVN



Terlihat sekumpulan orang-orang berpakaian hitam. Salah seorang dari mereka berbicara pada seseorang yang tampak membelakangi mereka. Dia berkata bahwa Ming akan meminta bantuan mereka karena Aisin Gioro terus melintasi perbatasan.

"Jika perbatasan tidak terkendali, itu akan menguntungkan kita. Sekalipun raja tahu tentang kita, kita bisa mengatakan kalau kita melatih prajurit untuk melindungi perbatasan dari Aisin Gioro," lanjut yang lainnya.

Lalu datang seseorang yang membawa dua orang berpakaian biasa yang disebutnya gagal dalam ujian baru-baru ini. Orang yang tadi membelakangi mereka berbalik. 

Ternyata dia adalah Jin Pyung. Dia bertanya apa mereka sudah menandatangani hak nyawa saat bergabung. Bawahannya mengiyakan. Lalu dia melempar sebuah belati ke tanah.

"Yang bisa mendapatkan belati itu yang akan hidup."

Kontan kedua budakpun saling bergulat memperebutkan belati. Seorang berhasil dan menikam yang satunya. Dia langsung terjingkat mundur saat menyadari dia telah membunuh orang. Namun kemudian dia berlutut dan berkata dia berhasil.

Jin Pyung tertawa. Dia mendekati budak itu lalu serta merta menebas lehernya.


So Woon mendatangi kediaman ibu suri. Wajahnya masih tampak pucat. Di sana sudah ada Sun Hwa Dang dan selir raja yang lainnya. 

Ibu suri menuangkan teh untuk So Woon. 

"Raja sangat memperhatikanmu. Jangan pikirkan istana dan fokuslah untuk memulihkan kesehatanmu."

Tak terlihat senyum di wajah So Woon. "Aku akan memastikan cepat kembali untuk menjaga raja."

"Tentu saja. Cepat minum tehnya sebelum dingin."

Ibu suri tersenyum saat melihat So Woon meminum tehnya.

Ha Sun berdiri di balkon istana. Wajahnya tampak murung. Ternyata dia ingin melihat kepergian So Woon untuk berlibur. Terlihat sebuah tandu lewat. Ha Sun memandanginya dengan sendu. Dia hanya bisa menghela nafas.

Ternyata So Woon tidak menaiki tandunya. Dia berjalan kaki. Ha Sun kaget melihatnya. So Woon memandang ke arahnya. Dia membungkuk memberi hormat lalu tersenyum. Ha Sun mengangguk padanya seolah mengatakan agar So Woon kuat dan segera kembali pulih.

So Woon berjalan pergi. Dia naik ke tandu. Ha Sun tak pernah melepas pandangannya. Seolah tak bisa menahan perasaannya, dia berlari turun. Tapi Ha Sun berhenti di tengah jalan. 

So Woon membuka jendela tandunya. Mungkin dia berharap Ha Sun akan mengejarnya. Namun dia harus kecewa karena itu tidak terjadi.


Lee Kyu bertanya pada Mo Young siapa yang dipilih menjadi pengawal ratu. Mo Young mengingatkan Lee Kyu agar jangan cemas karena dia mengutus orang-orang yang melindungi raja dan juga anak buah terbaiknya. 

"Kapan Anda akan memberitahu raja tentang kondisi Anda?"

"Aku tidak akan mengatakannya."

"Kita harus menyelidiki dan menghukum orang yang berusaha membunuh Anda."

"Jika memang berniat membunuhku, dia tidak mungkin mengutus pengemis untuk melakukannya. Pasti ada maksud lain. Menyebabkan kekacaun di istana dengan memberitahu raja soal ini, mungkin keinginan orang itu dengan mengancam nyawaku."

Lee Kyu memperingatkan Mo Young agar raja jangan sampai tahu.


Ha Sun duduk sendiri di perpustakaan memegang sebuah buku. Dia melihat ke arah meja yang biasa dia gunakan belajar bersama Kasim Jo. Dia seolah-olah melihat So Woon sedang membaca di sana dan tersenyum padanya. Ha Sun ikut tersenyum. Dia mendekat hanya untuk menemukan kenyataan kalau So Woon tidak ada di sana.

So Woon berada di suatu tempat dengan pemandangan pegunungan yang sangat indah. Di depan penginapannya, terhampar danau yang jernih. So Woon keluar di dampingi Ae Young saat matahari mulai terbit. Dia tampak tersenyum.


Pagi berganti malam. Ha Sun berjalan seorang diri. Dalam memorinya terus berputar ingatan-ingatan kebersamaannya selama ini bersama So Woon (rindu bang). Dia berhenti di jembatan permohonan.

"Aku terus melihatnya di mana-mana, dan hatiku merindukannya."

So Woon memandangi bulan di langit malam. Ae Young memakaikannya baju penghangat(?). Dia meminta So Woon untuk beristirahat di dalam saja karena cuaca di luar sangat dingin.

"Ae Young-a. Siapkan kepulanganku besok."

Ae Young sedikit kaget. Dia bilang mereka baru berlibur sela tiga hari. Dan wajah So Woon sudah mulai cerah lagi. Jadi dia menyarankan So Woon untuk beristirahat lebih lama lagi. So Woon karena dia merasa sudah jauh lebih baik. Dia kembali memandang bulan sambil tersenyum.

"Sepertinya aku tidak akan pulih sepenuhnya sebelum kembali ke istana." (Ciee yang rindu berat, kasihan Lee Hun hehe)

"Belum lama berlalu. Tapi Anda sudah merindukannya."

"Memikirkan kembali saja membuatku kuat."

Ha Sun bertanya pada Kasim Jo kapan Lee Kyu kembali. Kasim Jo menjawab kalau Lee Kyu cuti selama lima hari. Ha Sun mengangguk lalu menanyakan apa belum ada kabar dari Dal Rae. Dengan gugup Kasim Jo memberitahu kalau surat yang waktu itu belum dia kirim.

"Kenapa kau tidak bilang lebih awal?"

Kasim Jo mengatakan kalau tempat hiburan itu adalah rumah Lee Kyu. Ha Sun kaget. Dia berniat pergi ke sana. Kasim Jo mencegahnya. Ha Sun menenangkannya dengan berkata kalau dia hanya ingin memastikan Dal Rae baik-baik saja. Setelah itu dia akan segera kembali. Kasim Jo ingin menemaninya tapi Ha Sun menolak karena tidak ingin merepotkan kasim Jo. Frustasilah Kasim Jo.


Ha Sun sudah berada di depan gerbang tempat hiburan dengan berpakaian biasa. Dia mengintip melalui dinding. Mo Young kebetulan lewat dan melihatnya. Tentu saja dia kaget melihat raja seorang diri di luar istana tanpa pengawalan. Dia bertanya apa raja mau menemui Lee Kyu. Ha Sun menyangkal dan beralasan ingin melihat festival Chongyang. Mo Young menawarkan diri untuk mengawalnya. Terpaksalah Ha Sun mengiyakannya. Dia berjalan sambil terus menengok ke tempat hiburan.

Terlihat So Woon ditandu melewati festival. Ae Young merayunya agar bisa jalan-jalan sebentar mumpung liburan. So Woon setuju. Dia langsung minta diturunkan dari tandu.

Ha Sun dan Mo Young melewati sebuah jembatan. Ha Sun melihat anak-anak yang sedang menuliskan harapannya pada selembar kertas di pinggir sungai. Dia mengajak Mo Young untuk melakukannya juga. Tapi Mo Young bilang tidak punya harapan. Ha Sun jelas heran. Dia membujuk Mo Young untuk mengatakan hanya padanya.

"Sebenarnya ini bukan harapan. Tapi aku punya keinginan. Adikku gugur saat melindungi Anda dalam pemberontakkan terakhir. Aku ingin melayani Anda dengan setia dan gugur dalam melaksanakan tugas (daebak).

Ha Sun tertegun. Dia bilang daripada Mo Young mati demi dirinya, lebih baik Mo Young hidup untuk dirinya sendiri dan melakukan keinginannya. Mo Young tampak tersentuh. Mereka lanjut berjalan.


Tiba-tiba Ha Sun berhenti karena melihat So Woon di depannya. Tapi kemudian So Woon tertutup iring-iringan festival. Ha Sun menganggap dia sedang berhalusinasi. Dan begitu iring-iringan pergi, tampak So Woon yang sama terkejutnya dengannya. Mereka melangkah cepat ke arah masing-masing seolah menggambarkan kerinduan mereka yang tak tertahankan (jiahahaha). Mereka saling melempar senyum.

"Yang Mulia. Benarkah ini Anda? Bagaimana kabar Anda?"

"Kabarku baik. Kenapa kau sudah kembali?"

"Tiga hari sudah cukup bagiku. Kalau lebih lama lagi, keadaanku pasti akan memburuk."

Ha Sun tersenyum. Dia mengajak So Woon pulang bersama. So Woon mencegahnya.

"Bisakah kita pulang nanti? Sebentar saja. Aku tidak bisa melihat burung yang terbang tinggi atau ikan yang berenang dalam lautan. Entah kapan aku bisa keluar lagi. Apa tidak boleh?"

"Baiklah."

Biksu Jung Sung terlihat membawa makanan. Dia terbelalak saat melihat pintu tempat Lee Hun terbuka dan gembok berada di lantai. Dia bergegas berlari ke dalam dan mendapati Lee Hun tidak ada di sana. Tiba-tiba dia mendengar Gab Soo berteriak memanggil-manggil Dal Rae. Gab Soo memberitahu kalau Dal Rae menghilang. 

"Sepertinya aku tahu keberadaannya. Ayo pergi ke kota," ajak biksu Jung Sung.


Ha Sun mengajak So Woon menonton pertunjukan sandiwara bertopeng. Awalnya So Woon tampak terkesima. Namun saat memasuki bagian cerita, dia tampak murung. Ternyata itu sandiwara tentang ratu dan Sun Hwa Dang. Ha Sun menatap So Woon khawatir.

Terlihat ada seseorang yang hendak mencopet Ha Sun. Dengan cekatan Mo Young langsung mencekalnya tanpa diketahui Ha Sun.

So Woon sepertinya shock. Dia memegang lengan Ha Sun. Ha Sun iba melihatnya. Dia segera menarik tangan So Woon pergi dari sana.

Mo Young selesai mengurus si pencopet. Dia panik mendapati raja dan ratu menghilang. Begitupula Ae Young yang sedari tadi melihat Mo Young mengatasi pencopet tanpa memperhatikan raja dan ratu.

Ha Sun dan So Woon terus berlari. Mereka baru berhenti saat So Woon kelelahan. Ha Sun segera melepaskan genggaman tangannya dan mengaku kalau dia sengaja mengajak pergi karena tidak ingin So Woon melihat sandiwara itu lagi.

"Yang Mulia. Aku tidak goyah. Bisa bersama Anda seperti ini, aku serasa bermimpi indah."

"Jika ini mimpi. Andai ini benar-benar mimpi. Aku tidak akan disalahkan atas apapun yang kulakukan." Ha Sun menggenggam tangan So Woon dan mengajaknya pergi.


Lee Hun berjalan di tengah kota. Dal Rae tertatih-tatih mengikutinya hingga kakinya terluka. Dia tidak sanggup lagi berjalan dan terjatuh ke tanah. Dan terlihat Ha Sun dan So Woon berjalan membelakanginya.

Sekuat tenaga Dal Rae berusaha memanggil kakaknya. Awalnya hanya seruan lirih. Namun akhirnya dia berhasil berteriak. "Kakak!!!"

Lee Hun berbalik. Begitupula dengan Ha Sun dan So Woon yang masih bergandengan tangan. Mereka seperti saling melihat satu sama lain. Lee Hun dengan seringaian marah. Ha Sun dengan pandangan terkejutnya. Dan So Woon dengan tatapan heran.



EmoticonEmoticon