Fates and Furies
Episode 10
Sumber konten dan gambar : SBS
Jung Ho duduk bersama ibu dan istrinya. Dia kesal setelah mengetahui lamaran In Joon. Jung Ho lalu menenggak minumannya dan menghentakkan gelasnya ke meja dengan keras hingga gelas pecah dan telapak tangannya berdarah.
Nyonya Han berteriak kaget. Ah Jung berusaha melihat tangan suaminya, namun Jung Ho malah mendorong dan mengusirnya. Ah Jung seperti biasa hanya bisa menurut.
Hee Ra sedang melipat pakaiannya dan memasukkannya ke dalam koper. Sun Young masuk dan bertanya apa yang sedang Hee Ra lakukan. Hee Ra menjawab dengan lemah kalau dia akan pulang ke Busan.
Sun Young protes. Dia mengingatkan kalau Hee Ra lah yang meyakinkan mereka untuk pergi ke Seoul.
"Aku akan pulang ke Busan duluan. Kalian bisa menyusul kapanpun kalian mau kalau sudah muak dengan Seoul."
Sun Young berusaha tenang. Dia bertanya bagaimana dengan Hyun Joo. Hee Ra menghela nafasnya.
Hee Ra pergi ke rumah sakit. Dia berkata pada resepsionis kalau dia ingin memindahkan kakaknya. Hee Ra disuruh untuk mengisi formulir terlebih dahulu.
Saat masuk ke ruang rawat kakaknya, ternyata di sana sudah ada Tae Oh.
"Aku kecewa padamu Hee Ra-ssi."
Hee Ra berjanji akan mengembalikan uang Tae Oh. Tae Oh malah berteriak hingga membuat Hee Ra terjingkat kaget.
"Apa kamu bercanda sekarang!!! Aku sudah bilang bahwa hanya aku yang berhak membuat kesepakatan."
Tae Oh mendekati Hyun Joo lalu melepas alat bantu nafasnya. Hee Ra kontak melotot kaget. Dia berusaha mendekat namun Tae Oh mendorongnya hingga tersungkur.
Tae Oh memojokkan Hee Ra ke tembok. Sementara Hee Ra meronta minta dilepaskan. Dia menangis melihat kakaknya. Apalagi terdengar alarm peringatan dari alat pendeteksi denyut jantung dan tekanan darah.
Tae Oh mencengkeram bahu Hee Ra.
"Aku memintamu merayu In Joon bagaimanapun caranya. Tidurlah dengannya dan ambil foto atau apalah!!! Buat dia membatalkan pernikahannya!!"
Hee Ra sekuat tenaga berusaha lepas dari cengkeraman Tae Oh. Tapi bagaimanapun juga, sebagai pria tenaga Tae Oh jelas lebih kuat. Dia menahan leher Hee Ra dengan lengannya dan mengancam Hee Ra agar mau melakukannya.
Demi menyelamatkan kakaknya, Hee Ra bersedia melakukan apa yang Tae Oh mau.
Setelah lepas, Hee Ra bergegas memasang kembali alat bantu nafas kakaknya. Tangannya sampai bergetar saking takutnya.
"Kalau kau belum mengerti juga kenapa kau harus melakukan ini, baca ini dulu!"
Tae Oh melemparkan sebuah amplop putih lalu pergi. Meski sudah mengancam nyawa Hyun Joo, dia masih peduli dengan mengatakan pada perawat kalau Hyun Joo kejang dan meminta untuk diperiksa.
Hee Ra membuka amplop dari Tae Oh yang ternyata berisi rincian biaya rumah sakit Hyun Joo. Dia mengenyit kaget saat melihat penanggung biaya rumah sakit. Dia sana tertulis nama Tae In Joon.
Hee Ra bergetar mengingat masa lalu.
Flashback
Saat itu dia berlari keluar dari taksi menuju rumah sakit Hansong. Kakaknya tak sadarkan diri di ruang ICU karena mencoba bunuh diri.
Sun Young datang menemaninya. Dia menangis karena seharusnya Hyun Joo bisa diselamatkan jika dibawa ke rumah sakit satu jam sebelumnya. (Belum mudeng kaitannya apa sama In Joon)
Flashback end
In Joon sedang meninjau tanah di Gonjiam. Jung Ho datang kesana dengan emosi. Dia meraih kerah baju In Joon. In Joon tidak suka lalu berbalik memelintir tangan Jung Ho hingga Jung Ho kesakitan.
"Silsilah keluarga kita memang terlihat informal. Tapi bersikaplah formal saat di tempat kerja."
"Lihat saja nanti. Ini belum berakhir."
Jung Ho pergi dengan kesal.
Soo Hyun sedang diwawancara seorang reporter wanita seorang diri. Reporter menanyakan soal rumor yang beredar bahwa pernikahan In Joon dan Soo Hyun hanya untuk kepentingan bisnis. Soo Hyun tampak tidak suka dengan pertanyaan itu. Dia hanya menjawab, "Kami akan melakukan yang terbaik untuk hidup bahagia." Soo Hyun lalu menyudahi wawancara meskipun reporter bilang masih punya pertanyaan lain.
Soo Hyun dan ayahnya mengunjungi kediaman Tuan Tae. Nyonya Han menyajikan teh pada mereka. Tampak jelas di wajahnya bahwa dia tidak suka dengan kedatangan mereka.
Tuan Tae berkata bahwa In Joo beruntung memdapatkan Soo Hyun. Dia memuji Soo Hyun begitu rupa. Dia juga memuji In Joon yang bisa diandalkan meski ibunya sudah meninggal. Nyonya Han langsung meliriknya. Begitupun dengan Soo Hyun dan ayahnya.
Untuk mengalihkan pembicaraan, Tuan Tae menyuruh Nyonya Han untuk segera mengirim Jung Min ke luar negeri setelah selesai melakukan layanan masyarakat. Dia tidak ingin Jung Min mengganggu pernikahan In Joon dan Soo Hyun.
Ui Gun dan Jung Min sedang diberi arahan untuk layanan masyarakat.
"Kang Ui Gun. Kamu masih punya 25 jam lagi," kata petugas.
Jung Min tertawa mengejek. "Itu masih lama."
"Tae Jung Min. Kamu masih punya 250 jam lagi."
Gantian Ui Gun yang tertawa. "Kamu berencana tinggal di sini?"
Mereka ditugaskan untuk membersihkan kandang guguk. Jung Min jelas jijik sendiri. Dia lalu punya ide jahil untuk mengerjai Ui Gun. Diam-diam dia mendekati Ui Gun lalu mendorongnya hingga Ui Gun tersungkur dan tangannya menekan kotoran guguk. Ui Gun mengumpat lalu melempari Jung Min dengan kotoran guguk. Mereka akhirnya perang lempar kotoran guguk.
Ui Gun membersihkan dirinya. Terlihat sweeternya yang basah tergantung di jemuran. Jung Min menghampirinya. Dia menatap badan Ui Gun yang sixpack dan hanya di balut kaus dalam saja. Terpanalah dia. Jung Min terus menyusuri bagian tubuh Ui Gun yang lain. Lengan Ui Gun dengan bisep yang menggembung. Jung Min senyum-senyum sendiri.
Ui Gun menyadarkannya dengan bertanya apa yang sedang Jung Min lihat. Jung Min berusaha mengalihkan perhatian.
"Apa benarnya sweetermu itu mahal? Berapa harganya?"
Ui Gun dengan tegas mengatakan bahwa itu memang mahal. Dia menyebut harganya 70 dollar dan 9 yen."
Jung Min tertawa. Sebagai anak seorang chaebol tentu harga segitu tidaklah mahal baginya. Dia memberikan ponselnya pada Ui Gun agar menulis nomor ponsel Ui Gun disana.
"Untuk apa?"
"Untuk membayarmu."
"Tidak perlu."
"Kalau begitu aku akan mentraktirmu makan sebagai ganti sweatermu."
Akhirnya Ui Gun mau menuliskan nomornya. Jung Min menamai kontaknya dengan 'kotoran guguk'.
"Aku akan meneleponmu. Angkat sebelum berdering tiga kali. Aku tidak suka menunggu."
Sun Young melamar kerja di tempat spa. Sang manager mengeluhkan aksen Busan Sun Young yang sangat kental.
Sun Young dengan percaya dirinya mengatakan bahwa dia tidak punya aksen kok. Setelah menyeberang ke Seoul dia bicara dengan logat Seoul.
"Aksenmu itu sangat kental."
Sun Young ngeyel. "Kenapa itu penting. Aku kan memijat dengan tanganku bukan mulutku."
Manager memberinya tatapan tajam. Dia mewanti-wanti Sun Young untuk jangan bicara sepatah katapun.
Pelanggan pertama yang harus Sun Young layani adalah Nyonya Han. Sedangkan Ah Jung hanya duduk menungguinya.
Sun Young bingung karena tidak diperbolehkan bicara. Jadi dia menggunakan bahasa isyarat bahwa dia akan memulai memijat. Sebelum memijat, Sun Young berdoa lebih dulu. (HAHA)
"Apa kamu bisu? Aku suka dengan ketenanganmu. Kamu tidak membicarakan hal-hal yang tidak berguna."
Nyonya Han beralih pada Ah Jung yang sedang melamun. Dia menyuruh Ah Jung untuk membeli munuman dingin. Selanjutnya dia malah curhat pada Sun Young bahwa dia kesal karena punya menantu seperti Ah Jung.
"Karena dia anakku akan kehilangan perusahaan karena diambil alih oleh In Joon."
Kontan Sun Young terkejut mendengar nama In Joon disebut. Nyonya Han bercerita kalau In Joon memang anak yang sah. Tapi tetap saja Jung Ho lah anak yang tertua. (Oh, jadi kayaknya Tuan Tae itu udah punya anak sama Nyonya Han sebelum menikah sama ibunya In Joon. Atau Tuan Tae selingkuh sama nyonya Han sebelum In Joon lahir? Entahlah)
In Joon dan Soo Hyun merayakan hubungan mereka di kantor. Para karyawan tim desain memberi mereka ucapan selamat. Soi Hyun berjanji akan mengundang mereka ke acara pertungan.
Hee Ra terlihat keluar dari lift. Kali ini tampilannya tampak berbeda. Rambutnya digerai. Wajahnya dipulas make up. Dan pakaiannya tampak mahal. Dia masuk ke ruangannya dan disambut tatapan kaget dari semua orang. Soo Hyun langsung menyindirnya tidak tahu malu.
Tiba-tiba Tae Oh juga datang. In Joon mengingatkan bahwa kerjasama mereka sudah selesai. Tae Oh berkata kalau dia datang untuk urusan pribadi.
Mereka berempatpun duduk bersama dengan secangkir kopi di hadapan masing-masing. Tapi hanya Tae Oh dan Hee Ra yang menyeruput kopinya.
Tae Oh mengucapkan selamat pada In Joon dan So Hyun. Dia berkata kalau Hee Ra mengatakan padanya ada kesalahpahaman.
In Joon bertanya, "Kau menyebutnya salah paham. Lalu salah paham yang seperti apa?"
Tae Oh tersenyum dan merangkul bahu Hee Ra. "Kau saja yang katakan pada mereka, sayang."
Hee Ra menatap In Joon.
"Sebenarnya, hubungan kami adalah.... berpacaran."
Hee Ra menatap mesra Tae Oh. Sedangkan So Hyun melotot tidak percaya. Begitu pula In Joon yang tampak kaget.
Bersambung ke Fates and Furies episode 11
1 komentar
Kok nggak ada gambarnya ?
EmoticonEmoticon