Sinopsis Feel Good To Die (Episode 3 Part 1)

Feel Good To Die

Sumber : KBS 2

Episode 3 Part 1



Roo Da tertegun memandangi kalender ditangannya. Kamis, 8 November. Omo! Abis marah gila sama timjangnim eh ternyata harinya kembali berjalan. Roo Da jadi lesu maksimal. "Kenapa justru hari esok yang datang? Kenapa?" Diapun mengingat apa yang sudah dia lakukan kemarin pada Baek Jin Sang. Stresslah dia. Saking stresnya Roo Da sampai meringkuk di balik selimut sambil menghentak-hentakkan kakinya. Saat itu ibunya masuk langsung ngomel menyuruhnya membuka selimut, keluar, dan makan. Ibunya juga kayaknya stres tiap pagi harus ngeliatin tingkah anaknya yang aneh.

Roo Da memutuskan tetap berangkat kerja. Wajahnya nampak tertekan. Saat di dalam lift, pegawai lain menjauhinya. Wkwk mereka takut dicengkeram juga lehernya.
Sementara para pegawai yang sudah datang lebih dulu sedang berkumpul dan menggosipkan Roo Da dan Jin Sang. Bahkan salah satu pegawai laki-laki sangat antusias menunggu kedatangan mereka. Mungkin dia mengharapkan dapat tontonan lagi.
Roo Da membuka pintu pelan-pelan agar tidak ketahuan. Eh pintunya malah ketarik kebelakang sendiri sampai menimbulkan bunyi yang cukup keras. Sontak dia langsung jadi pusat perhatian.
Sementara Baek Jin Sang sedang berjalan di lobi dengan memegang lehernya lalu menelengkannya(???) hingga bunyi krekkkk. Mantep banget bunyinya.
Roo Da bertanya dimana Ketua Baek. Pak Yoo Doek memberinya kopi sambil menjawab bahwa Ketua Baek belum datang. Tiba-tiba ada yang berteriak memanggil Roo Da. Ternyata Joon Ho. Suaranya sampai menggaung di seisi ruangan. Dia berlutut di depan Roo Da.
"Aku mengkhawatirkanmu sepanjang malam. Ini tidak bagus. Berikan aku nomor teleponmu."
"Apa?"
Joon Ho langsung mengambil hp Roo Da dan misscall nomornya. Ketiga rekan Roo Da tersenyum meledek. Apalagi setelah mendengar ucapan Joon Ho yang sangat blak-blakan. "Aku benar-benar kepincut olehmu kemarin." Mendengar itu Roo Da langsung memuntahkan kopi yang sedang diminumnya lalu terbatuk-batuk.
"Astaga! Tuan Kang! Itu terlalu berlebihan jika itu lelucon."
"Aku benar-benar serius. Tidak bisakah kau tahu?"
"Aku sedang tidak ingin bercanda."
Dan yang menyahut adalah Baek Jin Sang yang baru masuk. "Baguslah. Aku juga. Aku memiliki sesuatu yang serius untuk dibicarakan." Dia memegang lagi lehernya yang ternyata sudah di tempel koyo. Lalu ditelengkan (??) sampai bunyi krekkk. Lagi! Haha
Mereka berakhir di dalam ruang konferensi. Ngiiik. Bunyi gitu waktu Baek Jin Sang menmencengkan mulutnya. "Nona Lee." Baek Jin Sang mulai melepas jam tangannya meniru apa yang Roo Da lakukan kemarin. "Apa yang kamu pikirkan tentang kekerasan di tempat kerja?" Roo Da bingung. Jin Sang melepas nametagnya dan menggulung talinya. "Menurut survei oleh situs web pencari kerja, sekitar setengah dari orang-orang yang bekerja di kantor sudah mengalaminya." Roo Da makin bingung. Jin Sang melepas kancing kemejanya lalu berjalan mendekati Roo Da. "Jenis kekerasan yang mereka alami, bahasa kasar dan sumpah serapah 30%, lalai dan ditinggalkan 24,6%. Roo Da mulai mundur karena Jin Sang terus mendekat. "Dan kekerasan fisik mencapai 15,6%. Selain itu ada kekerasan seksual, memaksa orang untuk minum, mengancam, dan menendang."
Roo Da mentok di tembok. "Kenapa kamu memberitahukan ini padaku?"
Jin Sang menghentakkan telapak tangannya ke tembok dengan wajah geram. "Aku berpikir apakah si penyerang yang melakukan kekerasan di tempat kerja itu memikirkan hal ini?"
Roo Da terkejut dirinya disebut penyerang. "Tuan Baek, aku pasti sudah gila kemarin. Dunia itu gila. Jadi aku juga ikut gila." Jin Sang tidak terima dan langsung melonggarkan dasinya. Kayak cowok kalo mau berantem gitu kan dasinya dilonggarin ya. Roo Da panik dan menyuruhnya tenang.
Lagi tegang-tegangnya tiba-tiba ada polisi datang. "Kami mendapat laporan tentang kekerasan di tempat kerja."
Roo Da langsung kaget. Jin Sang tersenyum dan mengatakan pada polisi bahwa orangnya ada disini. Tapi ternyata polisi malah membawa Jin Sang. Dia syok dan langsung protes bahwa mereka salah orang karena dialah yang membuat laporan.
Roo Da jadi bingung. Apalagi petugas mengatakan bahwa dia bisa ikut ke kantor polisi sebagai korban. Dan saat mereka sampai, polisipun sadar ternyata antara korban dan tersangka terbalik posisinya. Jin Sang pun menjelaskan kronologisnya sambil membayangkan kejadiannya. "Bahasa kasar. Sumpah serapah. Dan kekerasan fisik. Dia telah melakukannya sekaligus."
Polisi menghela nafas tidak percaya. Lalu menyuruh Roo Da memperagakan apa yang sudah dia lakukan pada Jin Sang. Tapi alih-alih mencengkeram Roo Da malah hanya "mencubit" kerah baju Jin Sang lalu merapikannya kembali. Polisipun mengatakan bahwa kasus seperti ini tidak bisa didakwa. Roo Da manggut-manggut sedangkan Jin Sang terlihat tidak suka. Diapun menambahkan dakwaan tentang pelecehan seksual. Jin Sang bahkan memeragakan sendiri bagaimana lehernya di cengkeram sampai dia mengira dia akan mati. Bahkan tangannya masih gemetar saat ini. Roo Da terus menggelengkan kepala menyangkalnya. (Ketawa liat Jin Sang gerakin tangannya, bukannya gemetar malah keliatan kaya orang lagi nari)
Kebetulan ada seorang reporter yang bertanya pada salah seorang polisi apa yang sedang terjadi. Setelah polisi menjawab bahwa itu kasus kekerasan pegawai dari CW Chicken reporter itu langsung menghubungi CEO Kang.
CEO Kang tampak tidak senang saat tau siapa yang meneleponnya. Tapi dia berusaha terdengar ramah saat mengangkatnya. Ternyata reporter tadi, kita panggil reporter Kim.
Reporter Kim memberitahu bahwa Baek Jin Sang ada di kantor polisi. Kekerasan di tempat kerja adalah masalah yang cukup sensitif. Pasti akan jadi berita besar. CEO Kang hampir saja marah tapi akhirnya tertawa dan mengajak reporter Kim untuk ketemuan.
Setelah menutup telepon CEO Kang meluapkan emosinya dengan berteriak minta dipanggilkan Direktur Na. Suaranya sampai menggema di seisi ruangan.
Sesampainya di kantor polisi, Direktur Na langsung memanggil-manggil Baek Jin Sang. Karena tidak menemukannya diapun bertanya pada para petugas tapi mereka semua tidak ada yang tahu. Akhirnya dia menemukan Baek Jin Sang yang ternyata sedang memberikan ceramah dengan menggebu-gebu tentang kekerasan dan penyalahgunaan kekuasaan di depan Roo Da dan beberapa petugas polisi. Dia menghentikan pidatonya saat menyadari ada Direktur Na yang sedang melongok di pintu.
Direktur Na membelikan tahu untuk Roo Da dan Jin Sang. Dia menyuruh Jin Sang untuk bermurah hati dan menganggap ini hanya perilaku kekanak-kanakkan karyawannya. Jin Sang tidak mau karena ini menyangkut kekerasan fisik, verbal, dan seksual. Roo Da tidak terima dituduh melakukan kekerasan seksual.
Jin Sang : "Kamu menyentuh kulitku."
Roo Da    : "Aku hanya meraih kerahmu."
Jin Sang  : "Ah.... Jadi tidak masalah untuk menarik kerah seseorang?"
Roo Da     : "Kenapa kau ini?"
Jin Sang   : "Apa kau mau mengamuk padaku sekali lagi?"
Roo Da      : "Kamu secara terang-terangan menolak menerima permintaan maaf dariku. Lalu aku harus bagaimana?"
Jin Sang    : "Aku belum mendengar permintaan maafmu."
Tiba-tiba ada animasi burung terbang di atas mereka. Kwak kwak kwak.Roo Da akhirnya sadar kalau ternyata dia belum sempat minta maaf karena tadi polisi keburu datang. Dan ditengah perdebatan, televisi disana menayangkan drama yang adegannya seseorang mengucapkan permohonan maaf seolah-olah menyahut Jin Sang yang sedang menuntut permintaan maaf. Di sini aku ketawa.
Seolah mendapatkan ide, akhirnya Jin Sang menyuruh Roo Da untuk meminta maaf pada publik selama siaran perusahaan besok. Roo Da melotot tidak percaya.








EmoticonEmoticon