Dan, Only Love Episode 4 Part 1

Drama Korea
Dan, Only Love
Episode 4 Part 1
Sumber konten dan gambar : KBS 2




Ni Na berlatih balet bersama teman-temannya. Sang pelatih tampak menikmati latihan itu. Tiba-tiba Kang Woo datang dan mematikan musiknya.


"Terlalu cepat," komentar Kang Woo. Pelatih bertanya siapa dia. Kang Woo berjalan ke tengah aula tanpa menjawab pertanyaannya.

"Kamu ke not 16 lebih cepat. Jika kamu mati, bersedih, dan jatuh cinta sebelum musik, terburu-buru dan membunuh harapan."

"Aku bertanya kamu siapa?"

Kang Woo masih tidak mempedulikannya. "Corps de Balet (menurut wikipedia, corps de balet kelompok penari yang bukan solois. Mereka bagian permanen dari perusahaan balet dan sering bekerja untuk latar belakang penari utama). Punggungmu tidak lurus." Kang Woo meninggikan suaranya. "Apa kamu tidak tegang? Penari mengekspresikan emosi mereka dengan punggungnya. Bukankah ini dasarnya? Satu penari dengan otot longgar sudah cukup untuk merusak atmosfir pertunjukan. Kamu tidak tahu itu?"

Pelatih kesal. Dia berdiri menghampiri Kang Woo. "Who are you?" (Siapa kamu?)

Kang Woo masih saja tak acuh. "Swan Lake. Happy ending? Apa ini ditujukan untuk anak-anak? Aku minta maaf atas keterlambatan perkenalanku. Aku direktur seni yang baru saja ditunjuk. Namaku Ji Kang Woo."


Ru Na masuk menyapa Kang Woo. Dia memperkenalkan diri sebagai direktur asosiasi.

Kang Woo melihat jam tangannya. "Kumpulkan semua orang dalam 30 menit," pinta Kang Woo.


Tiga puluh menit kemudian, para penari sudah berkumpul di atas panggung. Kang Woo bertanya apa mereka tidak lelah melakukan pertunjukan yang sama selama 3 tahun. Program mereka macet. Mereka hanya melakukan pertunjukkan yang dapat di prediksi demi popularitas. Bagaimana bisa mereka menyebut perusahaan mereka sebagai perusahaan balet terbaik.

Ni Na bertanya apa Kang Woo sudah menyaksikan pertunnjukan mereka secara langsung. Tarian dan musik mereka mungkin tidak sempurna jika dilihat dari video. Semua orang termasuk Ni Na melakukan yang terbaik di atas panggung. Ru Na tertegun dengan keberanian adiknya.

"Jika itu yang terbaik, kamu dalam masalah. Aku melihat pertunjukanmu langsung dengan mata kepala sendiri. Pertunjukan untuk peringatan 20 tahun. Kamu harus banyak berlatih, Ni Na."


Ya, ternyata Kang Woo memang datang sebelum pidatonya Yeon Seo. Dia menonton pertunjukan balet di bangku belakang.

Ni Na masih ingin membela timnya. "Bahkan jika Anda membagi musik menjadi 32 not, bukannya not ke-16, aku yakin aku akan tetap pada irama."

"Kamu unggul dalam musik. Aku yakin para kritikus yang disponsori oleh Fantasia tidak pernah menyebutkan itu."

"Anda harus memeriksanya sekarang," ucap Ni Na percaya diri.

"Lain kali. Saat ini aku sedang mendiskusikan masa depan Fantasia."


Ni Na keras kepala. Dia memerintahkan musik dimainkan. Tapi Kang Woo menyela. Dia bilang tahun ini mereka tidak akan mempertunjukan 'Swan Lake'. Kontan para penari berkasak-kusuk.

Ru Na yang sedari tadi hanya menonton perdebatan adiknya dan Kang Woo angkat bicara. Katanya tahun ini mereka sudah merilis jadwal. Kang Woo bilang mereka akan melakukan pertunjukan baru pada tanggal yang dijadwalkan.

"Keunggulan artistik, popularitas, tradisi, dan orisinalitas, kami akan membahas semuanya. Ini akan menjadi jenis baru 'Giselle'. Tidak ada yang pernah melihatnya sebelumnya.

Para penari bertanya-tanya. "Giselle?"

Belum selesai keterkejutan mereka, Kang Woo mengumumkan bahwa penari utama untuk pertunjukan itu adalah Lee Yeon Seo. Hal ini jelas membuat Ni Na kaget. Dia sampai mundur selangkah.


Si pelatih masuk dan bertanya siapa yang memberi Kang Woo hak untuk mengubah program dan memeiih balerina utama. Ini wilayahnya dan hanya satu penari yang akan menjadi balerina utama, yaitu Geum Ni Na. Dia lalu mengajak semuanya untuk pergi ke ruang latihan. Tapi tidak ada satupun penari yang beranjak dari tempatnya sampai membuat pelatih kesal. Setidaknya paling tidak Ni Na harus ikut dengannya karena dia yang sudah membesarkannya.

Ni Na galau, dia melirik Ru Na dan kakaknya itu menggelengkan kepalanya sebagai isyarat kalau Ni Na tidak perlu pergi. Pelatih tidak habis pikir melihatnya.


Tiba-tiba Bu CHoi masuk sambil bertepuk tangan. "Bravo!" Dia memperkenalkan Kang Woo lagi dan semuanya tepuk tangan.


Bu Choi ngobrol bertiga dengan Kang Woo dan Ru Na.

"Apa yang kamu katakan tentang Lee Yeon Seo sebelumnya, kamu tidak serius kan?"

"Aku serius."

Bu Choi terlihat geram. "Biar aku perjelas. Aku, Choi Young Ja adalah orang yang mempekerjakanmu Direktur Ji."

"Biarkan aku memperjelas diriku juga. Kontrak menentukan bahwa aku punya kontrol penuh atas program dan penunjukan penari."

Bu Choi menegaskan kalau itu hanya setelah mendiskusikannya dengannya. Ru Na angkat bicara. Dia bilang tidak mungkin Yeon Seo jadi balerina utamanya. Jika penari istirahat sehari dia akan merasakan efeknya. Istirahat dua hari, pasangannya yang merasakannya. JIka istirahat empat hari, penonton akan melihatnya. Sementara Yeon Seo belum pernah menari selama tiga tahun. Dia tidak bisa membuat fouette karena dia bisa melihat sekarang.

"Aku akan membuatnya melakukannya. Bahkan ketika dia buta. Selama dia setuju, tidak akan lama baginya untuk menjadi tajam. Dia benar-benar penari berbakat. Jadi bantu aku membujuknya." Kang Woo menunjuk Bu CHoi dan Ru Na. "Bibinya dan sepupunya, harus melakukannya dengan segenap hati mereka."

Bu CHoi dan Ru Na hanya terdiam. Kang Woo sudah menduga kalau mereka berdua  tidak akan melakukannya karena Ni Na akan kehilangan tempatnya. Jadi Kang Woo memutuskan untuk melakukannya sendiri.

Ru Na mengingatkan kalau Yeon Se tidak mudah di bujuk. Menurut Kang Woo justru tidak menyenangkan kalau Yeon Seo mudah di bujuk.


Dan mengamati rumah Yeon Seo. Dia melihat lagi alamat di daun pengantar pesannya. Dengan berat hati, Dan melangkah menuju mansion mewah di depannya. Seorang pria menghampiri dan mengira dia akan wawancara kerja. Dan mengiyakan saja. Pria itu mengingatkan Dan untuk tidak bernafas dengan keras karena barusan dia di pecat karena bernafas terlalu keras.


Beberapa pria keluar dari rumah Yeon Seo. Dan sampai heran meihatnya karena semuanya keluar dengan wajah lesu bahkan ada yang berjalan sempoyongan.


Di dalam, Miss Jung mencoret nama pelamar yang baru saja pergi. Dia membalik halaman berkasnya, tapi sudah habis. Yang barusan pergi adaah pelamar terakhir. Miss Jungterlihat kesal melihat Yeon Seo. Dia memecat 20 orang dalam 3 jam. "Kamu memang mengesankan.

"Kamu tahu membuang-buang waktu bukanlah caraku."

"Setidaknya kamu harus mengujinya. Kamu harus mencoba memegang tangan mereka dan berdiri."

"Tidak bisakah kamu katakan bahwa mereka semua tidak berguna? Tidak peduli seberapa mereka mirip dengannya, tidak ada yang bisa menjadi dia."

"Dokter bilang, mungkin lebih baik jika mereka memiliki getaran serupa. Beberapa orang menggunakan boneka beruang untuk menggantikan almarhum."


"Alih-alih beruang teddy palsu, aku lebih suka memiliki kepala pelayan kasar sepertimu," ucap Yeon Seo sambi menatap Miss Jung. Miss Jung mencibirnya. Jika Yeon Seo terus melakukan ini, dia tidak bisa mempekerjakan siapapun. Yeon Seo menyarankan untuk memilih supir dan sekretaris dari staf yang sudah ada saja. Tapi kata Miss Jung tidak ada yang daftar di posisi itu. Bahkan dengan bonus 200%. Itu semua karena temperamen Yeon Seo.

Yeon Seo berdiri. Dia masih menggunakan tongkatnya. "Jadi teruslah mencari. Kamu bilang padaku untuk tidak menyia-nyiakan mata ini."

Miss Jung cuma bisa melong melihat tingkah Yeon Seo yang tidak berubah juga.


Dan masuk sambil melihat-lihat hingga dia menabrak lampu dan membuat kegaduhan. Yeon Seo menoleh. Miss Jung melihat ke arah Dan yang sedang memperbaiki letak pajangan.

Dan menoleh dan tidak mennyangka kalau sedang di perhatikan. Kepalang basah, dia memperkenalkan dirinya untuk ikut wawancara. Tapi Miss Jung bilang mereka baru selesai dengan orang terakhir. Kim Dan tidak ada di daftar pelamar.

"Aku diberitahu berada di Ivy Mansion pada jam 3 sore."

Miss Jung melihat daftar pelamar lagi. Dan secara ajaib, CV Kim Dan ada di sana. Miss Jung kaget sendiri. "Kim Dan ssi? Bagaimana mungkin pria berusia 20an berada di sini?"


Yeon Seo memperhatikan Dan. Dia melihat sapu tangan yang terselip di saku jas Dan. Seketika dia ingat saputangan yang pernah dia temukan. Padahal saat itu dia masih buta.

Dan di wawancara. Yeon Seo terus menatapnya penuh selidik.


"Tolong pekerjakan aku!" ucap Dan dengan semangat. "Aku akan membantu wanita muda ini sebaik mungkin." Dan melambaikan tangan ke Yeon Seo. "Sehingga dia bisa bersinar terang."

Yeon Seo tertegun mendengarnya. Seketika dia ingat keinginan Pak Jo yang ingin melihatnya bersinar terang sekali lagi. Dia menatap Dan. "Apa yang baru saja kamu katakan?"


"Aku mohon. Semoga efektif," batin Dan sambil tersenyum tampan, hehe. Dan menegaskan sekali lagi. "Bersinar terang." Merasa tidak cukup melambai dengan satu tangan, Dan mengangkat tangan satuya lagi. Dia malah bertingkah konyol seperti anak kecil. "Bersinar terang! Kamu akan bersinar terang dan berkilau."

"Berhenti! Itu cukup. Pergilah."

"Apa aku melakukan sesuatu yang salah? Jika kamu memberitahu apa yang aku lakukan...."

"Wawancaramu selesai. Jadi pergilah!"


"Aku tidak punya tempat untuk pergi jika aku tidak mendapat pekerjaan ini. Ayahku mengusirku. Dan pamanku bahkan tidak akan membantu. Aku sendirian di dunia yang keras ini."

"Lalu?"

Dan bingung sendiri. "Aku berharap kamu bisa membantuku."

Yeon Seo memijit keningnya. Miss jung memberi Dan isyarat untuk pergi.


Dan terpaksa pergi sambil menggerutu. "Aku pikir dia akan sedih tapi dia masih ngambek. Mereka bilang kamu tidak bisa memperbaiki manusia. Astaga! Emosinya itu."


Yeon Seo dan Miss Jung mendengar ucapannya. Yeon Seo memanggilnya. Dan terkejut. Dia lupa tadi mengatakannya dengan keras. Kepalang basah, nyebur ke air sekalian.

Dan berbalik. "Karena kamu sudah mendengarnya, aku akan mengatakan satu hal lagi. Bersikap baiklah! Oke! Berkilau! Bersikap baik!" ucap Dan dengan keras. Dia lalu pamit undur diri sambil mencak-mencak.


"Apa itu?" gumam Yeon Seo. Sedetik kemudian dia berdiri dan berteriak menyuruh Dan berhenti lalu berjalan hendak menyusulnya. Miss Jung menghentikannya. Mereka berdua terkejut karena Yeon Seo bisa berjalan.


Sesampainya di luar, Dan frustasi memegangi kepalanya. "Aku dalam masalah sekarang. Kurasa aku benar-benar manusia sekarang. Haruskah aku kembali dan minta maaf? Tapi aku tidak mau. Tapi aku akan menghilang. Hah! Astaga!! Aku tidak menginginkan itu!" Dan mondar- mandir karena galau. Akhirnya dia bertekad untuk kembali dan minta maaf agar dia bisa pergi ke surga. Tapi lagi-lagi harga dirinya menghalanginya.


Tiba-tiba Miss Jung berlari ke arahnya sambil memanggilnya dan langsung menggenggam tangan Dan sampai Dan kaget. Dan heran melihatnya.


Beberapa saat kemudian, Dan sudah ada di dalam mansion. Miss Jung memberinya ruang kerja. Dia juga memberi Dan ponsel dan sebuah lampu sebagai sinyal dari Yeon Seo. Kalau lampu menyala, Dan harus segera pergi Yeon Seo. Miss Jung juga menunjukkan berkas-berkas tentang Yeon Seo. Jurnal bayinya, kritik baletnya, daftar hal-hal yang dibenci Yeon Seo. juga transplantasi kornea. Yang terakhir, surat kontrak.

Miss Jung menanyakan barang-barang Dan. Dia menduga Dan di tendang dari rumah dengan tangan kosong. Dia hanya membawa sebuah dokumen. Miss Jung hendak melihatnyan tapi Dan buru-buru merebutnya.Miss jung lalu pergi meninggalkan Dan dan menyuruhnya santai saja.

Dan melihat-lihat tempat kerja sekaligus kamarnya. "Aku semakin sekat dengannya.Yeah!!"


Yeon Seo sedang memandangi bulan. Miss jung masuk dan melapor kalau urusan Dan sudah beres. Yeon Seo mempersilahkan dia pergi. Miss Jung bilang, mungkin memang lebih baik mengerjakan seeseorang yang kebalikannya Pak Jo. YeonSeo tidak mempercayai hal itu. Dia bahkan tidak percaya dengan saran dokter tentang orang yang mirip Pak Jo. Masalahnya ada pada dirinya. Jadi dia akan mengatasinya sendiri.

"Jadi kenapa kamu memperkerjakannya?"

Yeon Seo diam tidak menjawab.

Bersambung ke Dan, Only Love episode 4 part 2


EmoticonEmoticon