Dan, Only Love Episode 1 Part 1

Drama Korea Terbaru 2019
Dan, Only Love 
Episode 1 Part 1
Sumber konten dan gambar : KBS 2



Judul Lain :  Angel's Last Mission : Love
Pemeran    :  
  1. Shin Hye Sun sebagai Lee Yeon Seo
  2. Kim Myung Soo (L) sebagai Kim Dan (malaikat)
  3. Lee Dong Gun sebagai Ji Kng Woo
 
                       
   Episode pertama drama ini di buka dengan sebuah pertunjukan balet yang sangat indah. Suka deh kalo lihat cewek nari balet. Di samping panggung, tampak Lee Yeon Seo yang sedang melakukan pemanasan sebelum tampil.


Namun tampaknya pertunjukan ini ada di dalam mimpi Yeon Seo. Dia tampak gelisah dalam tidurnya.

Yeon Seo masuk ke panggung bergabung dengan penari balet lainnya.


"Tidak! Jangan pergi," gumam Yeon Seo dalam tidurnya.
Tampak jelas kalau Yeon Seo adalah penari utamanya. Tariannya sangat luwes dan indah. Sorot matanya lembut dan penuh penghayatan. Tangannya berayun dengan gemulai. Lekuk tubuhnya bergerak seirama dengan lagu yang melatarbelakangi tariannya.

Yeon Seo masih gelisah dalam tidurnya.

Seorang penari dengan pakaian hitam menari mendekati Yeon Seo. Matanya tajam menatap Yeon Seo. Mungkin dia memerankan tokoh antagonis dalam tarian ini.

"Tidak! Keluar dari sana," racau Yon Seo.


Lampu panggung dimatikan. Hanya lampu yang menyorot Yeon Seo yang menyala. Pertunjukkan hampir berakhir. Yeon Seo menengadah ke atas. Tiba-tiba lampu yang berada tepat di atasnya pecah. Serpihan kaca berhamburan mengenai Yeon Seo dan juga tepat di matanya.


Yeon Seo bangun dari mimpinya dengan nafas terengah-engah. "Kenapa mimpiku selalu berwarna? Benar-benar mengganggu."


Yeon Seo turun dari ranjang dan mengambil handuknya di meja. Dia berjalan menuju kamar mandi tapi terjatuh karena tersandung kursi.


Yeon Seo ternyata buta. Dia meraba-raba lantai dan menemukan kursi yang tadi membuatnya tersungkur. Dia lalu berteriak sangat keras sampai terdengar hingga seisi rumahnya yang bak istana. Tukang kebun mendongak, Anj*ng pun ikut menyalak.


Pak Jo yang sedang tidur terbangun. Para pelayan bergegas naik ke kamar Yeon Seo.


Yeon Seo menghukum para pelayan satu persatu dengan menyuruh mereka menutup mata mereka lalu berjalan di depan kursi hingga mereka terjatuh. Pak Jo masuk dan menghampiri Yeon Seo. Dia bertanya apa yang Yeon Seo lakukan.     

"Tak seorangpun tahu dari mana ini datang. Tumpuan (kursi) ini ada di dekat kamar mandi di tempat yang sempurna untuk membuatku jatuh. Tidak ada yang tahu kenapa itu di sana. Mereka semua perlu pengalaman bahwa orang yang tidak bisa melihat apapun, mungkin memecahkan kepala mereka dan mati jika terjatuh," ucap Yeon Seo dingin. Dia berdiri dengan bantuan tongkat panjangnya. "Belum ada yang mengaku? Apa ada hantu atau sesuatu? Okay! Kalian semua dipecat."


Yeon Seo mendekati para pelayan dan mulai menghitung. Salah seorang pelayan akhirnya mengakui kalau dia yang lalai. Tapi ternyata Yeon Seo sudah tahu. "Tumpuan itu tertutupi oleh bau lavender murahan."

"Saya menggunakannya kemarin saat saya membersihkan baju musiman yang lama dan lupa kalau itu di sana," jelas si pelayan.


"Aku tidak bertanya alasannya. Aku tidak mempedulikannya," ujar Yeon Seo. Dia bicara dengan lebih keras. "Hanya gadis lavender yang di pecat. Pak Jo hanya pasrah melihatnya. Si gadis lavender langsung pergi.

Miss Jung datang menyapa Yeon Seo dan Pak Joo. Yeon Seo memberitahu kalau anggota staf Miss Jung menyebabkan masalah karena Miss Jung selalu datang dan pergi tepat waktu. "Aku akan memberi ruangan sesuai pilihanmu. Jadi pindahlah!"


Miss Jung menghela nafas. "Bagaimana bisa aku berurusan dengan kemarahanmu 24 jam sehari? Pak Jo bisa selalu berada di dekatmu karena dia mengagumimu. Tapi aku..."

Yeon Seo menyela "Kamu tidak menyukaiku?"


"Itu kamu sudah tahu." Miss Jung memberikan surat-surat untuk Yeon Seo. Tapi kemudian dia mengambilnya lagi setelah Yeon Seo menghitung jumlah suratnya.

"Dari universitas, asosiasi, donasi, dan satu yang tidak berguna seperti biasanya." Miss Jung terdiam saat membaca surat terakhir. Yayasan Kebudayaan Fantasia. Miss Jung dan Pak Jo saling melempar pandang. Pak Jo berbohong kalau itu hanya tagihan minuman. Tapi Yeon Seo merebut surat itu hingga Miss Jung melongo panik. Pak Jo merubah pernyataannya. Katanya surat itu hanya iklan, semacam surat berantai.

Yeon Seo membuka surat itu dan merabanya. "Korea sudah menjadi negara yang besar. Mereka membuat iklan dengan huruf braille (huruf untuk tunanetra)?" Se Yeon membaca surat itu.

Undangan Untuk Pesta Ulangtahun ke 20 Yayasan Kebudayaan Fantasia



Miss Jung mencuri kesempatan untuk merebut undangan itu. Tapi Yeon Seo menampik tangannya. Miss Jung tertawa. "Kenapa ini sudah sampai sini? Harusnya kan minggu depan? Hah! Bagaimanapun Yeon Seo tidak akan menghadirinya. Nona Choi benar-benar gigih."

"Selasa jam 5 sore. Besok?" gumam Yeon Seo. Pak Jo dan Miss Jung menatap Yeon Seo iba.


Yeon Seo berjalan ke halaman depan sambil memanggil Lee Gu Reum. Ternyata guguknya. Pak Jo yang masih memakai baju tidur dan Miss Jung menyusulnya. Pak Jo mengajak Yeon Seo pergi sama-sama. Tapi Yeon Seo bilang bisa pergi sendiri.


Pak Jo mendapat telepon dari dokter yang mengatakan kalau hasilnya sudah keluar. Yeon Seo yang sudah akan pergi, berbalik dan merebut ponsel Pak Jo.  "Ini Lee Yeon Seo. Anda bisa bicara padaku. Aku yang akan menerima sumbangan kornea. Apa masalahnya kali ini? Apa pendonor membatalkan di menit terakhir lagi? Atau Anda melihat adanya infeksi lagi?" Yeon Seo mulai menekankan suaranya. "Kesalahan apa lagi kali ini?" Yeon Seo berusaha tenang. "Lupakan! Jangan pernah lagi menghubungiku. Aku akan mengundurkan diri dari daftar penerima donor."


Yeon Seo pergi setelah menutup telepon. Pak Jo mengejarnya tapi Miss Jung menghentikannya karena pakaian Pak Jo. Lagipula menurutnya, Yeon Seo akan merasa lebih baik setelah mendapat udara segar. Miss Jung menatap Yeon Seo sedih. Dia juga pasti akan marah juga karena mereka selalu melakukannya setiap saat. Pak Jo bilang harus mengunjungi rumah sakit.


Yeon Seo membetulkan tali sepatunya lalu 'menuntun' Gu Reum jalan-jalan.

***

"Anda tahu apa yang sudah dia lalui. Dia melarang semua orang menyebutkan tentang balet. Tidak ada yang ingin dia lakukan dengan fantasia. Ini sudah tiga tahun," ucap sebuah suara.


Tampak Yeon Seo berjalan tertatih menuruni tangga. Dia juga pernah menabrak vas bunga hinga bunganya jatuh berhamburan. Pak Jo pernah menemukannya duduk sambil memeluk lututnya dengan baju balet porak-poranda di depannya.


Seekor burung putih terbang dari taman tempat Yeon Seo jalan-jalan ke atap sebuah gedung. Disana, tampak pria tampan berpakaian serba putih duduk di tepian gedung. "Selamat tinggal langit! Selamat tinggal dunia! Meskipun aku tidak di sini, kamu harus tetap indah, okay?" ucap Kim Dan dengan wajah sedih.


Dan berdiri lalu menatap pemandangan di depannya. Dia memejamkan matanya lalu merentangkan kedua tangannya. Dan terjun dari atas gedung. Begitu sudah dekat dengan tanah, dia mengeluarkan sayapnya dan terbang.


Selang beberapa saat, Dan sudah duduk di dalam mobil pick up yang membawa guguk-guguk di kandang. Dan menatap daun di tangannya yang bertuliskan 'jalan pesisir 3964, truk'. Sang sopir mau merokok tapi koreknya tidak menyala-nyala. (Sopirnya yang jadi pak guru gendut di he is psychometric). Dan menyebutnya pria bod*h.

"Kamu mencuri binatang. Kamu menjual dan membeli kehidupan. Kamu menjalani hidup yang menyedihkan."

Sopir mau menyalakan koreknya lagi tapi langsung padam begitu Dan menjentikkan jarinya.


"Astaga! Sangat mengganggu!" keluh si sopir. "Apa yang salah dengan korek ini?" Ternyata si sopir tidak bisa melihat Dan. Dia mau membaung koreknya tapi Dan membuat korek itu melayang tepat di depan wajah sopir. Tentu saja si sopir kaget. Dia mengira ada hantu.

"Aku malaikat! Dasar kampr*t!" Dan memutar-mutar jarinya yang kontan membuat koreknya juga berputar-putar. "Kamu harus hidup dengan lebih baik. Kalau kamu hidup lebih buruk dari wajahmu, kamu akan jadi mayat hidup!" Dan membuat koreknya terlempar hingga sopir kehilangan kendali dan mobilnya berhenti. Semua binatang di kandang keluar. Si sopir mengejar mereka semua.


Dan mendekati seekor guguk yang tidak keluar dari kandang. "Klienku. Kamu siap? Ayo!"

Dan meletakkan tangannya di atas kepala guguk. "Tolong, berikan dia kedamaian." Cahaya ungu menguar ke udara. Dan berdiri dan tersenyum. Sepertinya guguk tadi meninggal.

"Aku harus menerima misi terakhirku sekarang."


Tik!! Dan menjentikkan jarinya. Seketika, dia sudah berada di taman yang asri. Dia mengeluarkan lagi daun yang tadi. Daun itu terbakar habis.


Dan menatap ke langit. "Karena ini hari terakhirku. Tolong assign me an amazing one," teriak Dan.

Tiba-tiba terdengar suara guguk menggonggong. Itu Gu Reum. Dan menoleh ke arahnya.


Yeon Seo meminta Gu Reum berhenti dulu. Di belakang mereka tampak dua orang pria sedang bermain skateboard. Dan berhenti berjalan dan menunduk hingga salah satu pria itu jatuh. Yeon Seo minta maaf dan bertanya apa pria tadi jatuh. Gu Reum berlari entah kemana.

"Apa? Kamu buta? Astaga! Kalau kamu buta, kamu seharusnya tinggal di rumah saja. Kenapa kamu crawl outside and jog? Kamu hanya mengganggu orang lain. Kamu inconvenience kita-kita yang normal."


Yeon Seo meminta maaf. Tapi keduanya malah semakin mengganggunya, Mereka bahkan berusaha menyentuh Yeon Seo. Dan memperhatikan mereka dari jauh. Dia kesal saat mereka memaksa Yeon Seo minum. Yeon Seo dengan berani menampik tangan pria tadi. Dia tahu salah dari mereka tingginya 175 cm. Yang satu lebih pendek dari yang lain.


Dan takjub melihat keberanian dan analisa Yeon Seo. Apalagi setelahnya Yeon Seo meluruskan tongkatnya dan mengarahkannya ke si pria. Dua pria itu meremehkan kemampuan Yeon Seo karena dia buta. Si pendek hendak menarik tangan Yeon Seo. Dan sudah bersiap maju tapi Yeon Seo memukul  tepat di dada si pria. Dia dengan lihai 'membantai' mereka. Si pria pendek diam-diam menjangkau kaki Yeon Seo. Tapi Yeon Seo dengan sigap memukul pria itu.

"Aku bukan buta. Aku tunanetra. Buta adalah istilah menghina untuk memanggil seseorang yang kehilangan penglihatan karena bawaan atau alasan lain," ucap Yeon Seo.


Pria tinggi hendak menyerang Yeon Seo namun Yeon Seo lebih sigap menghindar meski dia jatuh. Si pendek menyeret si tinggi untuk pergi dari sana.


Yeon Seo meraba-raba tanah mencari tongkatnya. Begitu dapat, dia berdiri dan melangkah pergi. Dan mengikutinya sampai jembatan.


Yeon Seo mengucek-ngucek matanya berharap bisa melihat kembali. Dia teringat ucapan dokter yang lagi-lagi belum bisa mendapat donor kornea yang cocok. Lalu hinaan para pria skateboard tadi. Yeon Seo marah. Dia mengucek matanya lebih keras lagi. Pada akhirnya dia menangis. Dia sandarkan kedua tangannya di pagar jembatan.


Dan terus memperhatikannya. "Kamu pernah mati sekali di sini, kan?"


Flashback

Yeon Seo menari di atas pagar jembatan. Orang-orang panik dan menyuruhnya turun karena berbahaya. Tapi Yeon Seo tampak tidak peduli. Dia berkata dalam hati. "Ini sangat mudah bagiku. Aku melatihnya ribuan kali. Aku bisa melakukannya dengan mata tertutup."



Yeon Seo berputar. Orang-orang berteriak ngeri melihatnya. Apalagi Yeon Seo hampir saja terjatuh.

"Bagaimana mungkin?" Batin Yeon Seo. Dia lalu mendongak menatap langit. "Ibu. Ayah. Aku tidak bisa melihat apapun."



Yeon Seo melompat bak balerina. Tapi pada akhirnya dia terjun masuk ke sungai.

"Mereka bilang bahwa seorang balerina mati dua kali. Kali pertama, ketika mereka menyerah pada balet. Kedua kalinya, saat mereka berhenti bernafas. Saat aku berhenti menjadi seorang penari, kegelapan melingkupiku. Apakah ada gunanya menunggu kematian keduaku? Aku ingin menghadapi dua kematian itu sekaligus.

Flashback end



Yeon Seo menangis sambil memejamkan matanya. Dan sepertinya terpesona padanya. Dia perlahan mendekati Yeon Seo dan memperhatikan wajahnya. Dan lalu mencium bibir Yeon Seo dari samping. Tapi wajahnya tampak menembus wajah Yeon Seo.


Yeon Seo menoleh. Dan menyebut Yeon Seo bodoh. Manusia itu mati ketika dia berhenti bernafas. Dan tersenyum lalu menghilang.


Gu Reum datang menghampiri pemiliknya.

Bersambung ke Dan, Only Love episode 1 part 2



EmoticonEmoticon