Drama Korea
Dan, Only Love
Dan, Only Love
Episode 4 Part 2
Sumber konten dan gambar : KBS 2
Dan yang sudah jadi manusia tertidur pulas di ranjang. Dia juga tampak sudah berganti pakaian. Dan terbangun karena dering lampu pinguin.
Dan buru-buru berlari ke kamar Yeon Seo. Yeon Sendiri sedang memandangi jam sambil memenceti bel lampu pinguin berkali-kali.
Dan menguap. "Apa yang bisa aku lakukan untukmu?"
"Kamu terlalu terlambat. Kamu harus muncul dalam satu menit."
Dan berjalan ke samping Yeon Seo. Dia menguap lagi. Katanya dia membaca kalau Yeon Seo selalu berdiri di sisi kanan, jadi dia menawarkan lengan kirinya.
Yeon Seo tidak peduli dan berniat berjalan sendiri tapi dia hampir terjatuh.Dan segera memeganginya. Dia meminta Yeon Seo memegang lengannya. Yeon Seo meraih lengan Dan tapi dia juga mencengkeramnya dengan keras hingga Dan kesakitan.
"Jadi kamu akan merasa lebih baik dan dengan angin musim semi yang lembut...."
"Diam. Aku benci kebisingan. Berjalan saja."
"Kemana kamu mau pergi?"
Beberapa saat kemudian, Yeon Seo menonton Dan yang sedang berlatih taekwondo. Dan di banting berkali-kali. Yeon Seo mengejeknya. Dan protes kenapa seorang sekretaris harus belajar bela diri.
"Tolong ajari dia. Tulangnya akan patah jika aku dan dia bertanding. Ajari dia teknik menjepit."
Dan mau kabur tapi pelatih keburu menjepitnya.
"Aku di kutuk. Tidak satu ons pun cinta pada wanita ini."
Yeon Seo menemukan debu pada pianonya. Dia memanggil pelayan bagian piano lalu memecatnya. Dia juga memarahi pelayan karena koridornya kurang bersih. Dia juga mencak-mencak hanya karena pelayan tidak menghitung kalori dengan benar pada makanannya.
"Apakah manusia benar-benar dibuat ke dalam refleksi dewa? Lalu mengapa dia begitu merendahkan dan kasar."
Dan meminta Yeon Seo mencium bunga yang menurutnya wanginya luar biasa. Tapi Yeon Seo malah mencabuti bunga itu.
"Dia tidak tahu bagaimana terkesan dan dia tidak mampu dikagumi. Ada 198 hal dalam daftar ketidaksukaannya. Tidak ada seorangpun di rumah ini yang mencintainya. Termasuk aku."
Dan melingkari kalender. "TUnggu dan lihat! Apapun yang terjadi, aku yakin untuk membuatnya jatuh cinta."
Kang Woo melihat teater yang masih terang. Di dalam, Ni Na masih berlatih balet. Dia ingat saat remaja dulu, Yeon Seo lah yang selalu diperhatikan oleh pelatih. Dia juga mengingat pidato Yeon Seo yang begitu menohok. Ni Na terjatuh. Dia memegangi kakinya. Kang Woo menghampirinya.
"Aku pikir berlari adalah satu-satunya masalahmu. Tapi kamu sebenarnya bd*h." Kang Woo memijit kaki Ni Na yang terkilir. "Apa kamu ingin mematahkan pergelangan kakimu?"
"Anda tahu apa artinya 'waktu berikutnya' pada balerina? 'Aku tidak ingin melihat tarianmu, selamanya. Kamu tidak akan berhasil'. Anda tidak ingin memberiku kesempatan lagi. Anda sudah membuat keputusan."
"Ketika aku mengatakan 'waktu berikurnya', aku menepati janjiku. Aku tidak menutupi apapun," ujar Kang Woo sambil tetap memijit kaki Ni Na. Ni Na menatapnya.
Kediaman Bu Choi.
Bu Choi sedang yoga. Pak Kim yang sedang melipat baju menyuruhnya tidak perlu khawatir karena Yeon Seo baru saja di operasi dan sudah tiga tahun tidak berlatih. Jadi tidak akan mudah untuk kembali.
Bu Choi memukul lantai. Dia marah karena Pak Kim bisa-bisanya mengatur operasi mata untuk Yeon Seo. Pak Kim beralasan kalau dia tidak tahu Pak Jo menunjuk Yeon Seo sebagai penerima donor. Lagipula dia yang menghentikan donor setiap kali ada satu pendonor yang tersedia.
Bu Choi mengipasi dirinya. Dia khawatir Yeon Seo akan meminta yayasan karena sekarang penglihatannya kembali. Pak Kim bilang mereka harus mengembalikannya karena awalnya memang miliknya.
Ponsel Bu Choi berdering. Dia jauh-jauh mengangkatnya di halaman. Entah dia membicarakan apa dengan si penelepon. Tapi Bu Choi tampak tersenyum.
Teriakan Yeon Seo melengking di seantero mansion. Para pelayan segera berkumpul di halaman termasuk Dan. Yeon Seo bertanya siapa yang bertanggung jawab atas taman hari ini. Dia baru saja menginjak kelopak basah, tergelincir dan hampir membuat kepalanya pecah. Dan memintanya berhenti. Dia yang akan membersihkan kebun, mengambil setiap kelopak bunga yang tersisa di sana.
Dan meminta pelayan kembali ke pekerjaan masing-masing. Tapi Yeon Seo melarangnya.
"Ini adalah peregangan otoritasmu. Kamu ingin aku membacakan kontraknya?"
"Aku belum menandatanginyaa. Sementara kita ada di dalamnya, haruskah kita melihat hukum karena terlalu sering menggunakan kekuasaan oleh majikan? Aku akan membahas setiap detailnya," kata Dan dengan nada tinggi. Dia menyuruh para pelayan pergi.
Yeon Seo jelas marah. Dan menatapnya. "Kamu benci matahari terbenam bukan?"
"Apa?"
"Kamu selalu marah-marah saat matahari terbenam. Kenapa? Apa kamu dibuang saat matahari terbenam? Apa kamu melihat cinta pertamamu berselingkuh di bawah langit merah, huh?"
Sepertinya memang ada sesuatu terkait matahari terbenar. Terlihat dari pandangan mata Yeon Seo. "Ya. Matahari terbenam selalu membuatku gila. Aku ingin membakar siapapun yang aku lihat dengan matahari yang membakar. Puas?"
Dan melunak. "Jika kamu lebih tahu kenapa kamu melakukan itu? Kamu hanya bisa melupakan cinta dengn cinta lain. Kenapa kamu tidak bertemu seorang yang hebat sebelum kamu menjadi lebih gila?" Yeon Seo yang tadinya seperti tersentuh jadi dingin lagi. "Ada pepatah ini juga, 'bahkan jika kita bicara dengan lidah para malaikat, bahkan jika kita mendapatkan seluruh duni dan pengetahuannya, bahkan jika kita mengorbankan diri kita sendiri, tanpa cinta,' Dan geleng-geleng kepala, 'kamu tidak punya apa-apa."
Yeon Seo menatap Dan. Dia menyesal tidak menanyakan agama Dan saat wawancara. "Pastikan tempat ini bersih!" ucap Yeon Seo lalu pergi. Dan kesal dan menyapu dengan kasar.
Kang Woo pergi ke toko kue dan memilih sebuah kue coklat.
Hujan mengguyur malam. Yeon Seo membuka jendela dan mengulurkan tangannya. "Lidah malaikat? Dasar penipu!" batin Yeon Seo. Dia ingat saat bertemu Dan pertama kali di taman.
"Kamu bukan mes*m atau pencopet? Kamu penipu?"
"tidak semua orang bersikap sepertimu setelah mengalami tragedi."
Yeon Seo mulai berpikir kalau Kim Dan adalah orang yang waktu itu.
Dan masih bersih-bersih taman meski diguyur hujan. "Hujan ini persis seperti Lee Yeon Seo.Tidak peduli berapa banyak aku menyapu, hujan membuat lebih banyak kelopak bunga jatuh. SIngkatnya, itu tidak berguna. Semuanya sia-sia." Dan geleng-geleng kepala. Memangnya tidak ada hal lain yang bisa dia kerjakan. Jika Yeon Seo menyukai sesuatu, dia bisa mulai melakukan itu. Dan menyebut jiwa Yeon Seo seperti Sodom dan Gomora.
Tiba-tiba sayap Dan muncul. Tapi sepertinya dia tida menyadarinya. Dia lanjut menyapu taman dan terkejut saat melihat bayangannya di kaca.
"Oh! Kenapa ini keluar?" Dan histeris sambil memegangi kepalanya. Belum lagi lampu pinguin dan ponselnya berdering bersamaan. Dan jelas bingung harus berbuat apa.
Yeon Seo duduk di ranjang menunggu Dan yang tidak datang-datang. Dia bangkit dan melongok lewat jedela. Yeon Seo hanya melihat sapu yang teronggok di lantai. Kenyataannya Dan bersembunyi dengen menempel pada tembok. Dia lalu masuk dengan hati-hati ke dalam.
Dan berniat masuk ke kamarnya tapi sayang sayapnya tidak muat. Akalnya jalan, dan dia berjalan miring kaya kepiting.
Dan mencoba berbagai gerakan tapi sayapnya tidak kunjung lenyap. "Ya ampun ini membuatku gila." Dan berusaha mengirim telepati kepawa dewa. "Aku perlu tubuh ini di perbaiki dalam keadaan darurat. Tubuh ini tidak berfungsi!" Nggak tahu deh dia beneran bisa telepati atau tidak.
Samar-samar Dan mendengar suara tongkat beradu dengan lantai. Yeon Seo berjalan ke arah kamarnya. Dan kontan tambah panik. Dia bersembunyi di balik selimut tapi tentu saya sayapnya yang super besar tetap terlihat. Itu membuat Dan frustasi.
Yeon Seo sudah sampai di depan kamar Dan. Yeon Seo memegang handle pintu bersamaan dengan Dan yang mencoba menahan pintu. Tiba-tiba terdengar suara benda pecah.
Yeon Seo segera turun untuk memeriksa. Dia tertegun melihat kaca jendela yang pecah berserakan di lantai. Seketika ingatannya melayang pada kecelakaan di panggung tiga tahun lalu. Yeon Seo panik. Dia sampai terjatuh dan perlahan menyeret tubuhnya mundur. Angin malam masuk menyusup melalui jendela kaca yang pecah.
Di luar, Kang Woo turun dari mobilnya. Tidak lupa dia membawa kue yang dia beli. Kang Woo memencet tombol rumah Yeon Seo.
Terdengar bunyi gemerincing lampu gantung yang tertiup angin. Yeon Seo mendongak ke atas. Berikutnya, kejadian tiga tahun lalu kembali terulang. Lampu gantung itu jatuh dan Yeon Seo tepat ada di bawahnya. Tiba-tiba Dan muncul dan melindungi Yeon Seo dengan sayapnya.
Pecahan kaca mengenai sayap Dan dan berhamburan di lantai. Yeon Seo dan Dan saling menatap.
Seorang anak perempuan membuang payungnya dan memeluk anak laki-laki yang hampir terjatuh ke pantai. Deburan ombak menerpa keduanya. Mereka saling menatap seperti halnya Dan dan Yeon Seo.
Bersambung ke Dan, Only Love episode 5 part 1
Komentar :
Liat kilasan anak kecil itu kok aku jadi ingat 49 Days. Di 49 Days kan Jung Il Woo jadi malaikat setelah meninggal. Dan dia jadi nggak ingat sama kehidupan sebelumnya waktu jadi manusia. Jangan-jangan Kim Dan juga gitu.
4 komentar
Makasih kk bikin sinopnya. Awalnya sih gak tertarik meski yg maen L :v . Soalnya gak ngefans haha. Tapi ternyata pas baca profil drama lho tentang malaikat.. Hmm seru nih apalagi yg jadi malaikat itu L. Uuh disini dia kocak tapi ada sedihnya. Aku juga mikir apa mungkin Dan itu manusia dulunya tapi kenapa dia meninggal? Masih misteri. Enjoy ngikutin nih drama. Ditunggu lanjutannya ya :D Fighting
Fighting! Makasih usah mampir :)
Ternyata bukan hanya aku yang mikir kalo dan itu hampir mirip sama soo yi Soo ( jung ll woo di 49 days Yeon Soo kaya yi Ryung di 49days seketika flashback 49 daysðŸ˜
Ternyata bukan hanya aku yang mikir kalo dan itu hampir mirip sama soo yi Soo ( jung ll woo di 49 days Yeon Soo kaya yi Ryung di 49days seketika flashback 49 daysðŸ˜
EmoticonEmoticon