Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Sumber kontan dan gambar : KBS2
Kang Woo keluar dari restoran dengan sedikit gusar. Ni Na mengejarnya dan menjelaskan kalau dia muntah karena masalah pencernaan.
Kang Woo keluar dari restoran dengan sedikit gusar. Ni Na mengejarnya dan menjelaskan kalau dia muntah karena masalah pencernaan.
"Itu hanya sekali ini. Aku tidak akan..."
Kang Woo berbalik. "Kamu bilang kamu ingin jadi balerina yang bisa dipercaya. Kamu makan dan memuntahkannya. Lalu kamu makan lagi. Aku sudah melihat banyak balerina yang karirnya berakhir karena anorexia."
Mata Ni Na berkaca-kaca. "Maafkan aku. Tolong rahasiakan ini dari keluargaku. Terutama dari kakakku. Dia akan menyalahkan dirinya sendiri dan akan sangat marah. Semuanya salahku, jadi kamu bisa marah padaku."
"Kamu harus merawat dirimu lebih dulu. Haruskah aku beritahu bagaimana jadi balerina yang baik?" Kang Woo menarik untuk bercermin di kaca restoran. "Jadilah egois! Tempatkan dirimu sebelum orang lain!:
Yeon Seo sudah bangun. Dia berdiri di pintu dan berusaha menguping. Yeon Seo berdehem beberapa kali tapi tidak ada sahutan. "Apa dia tidur?"
Yeon Seo membuka pintu bersamaan dengan Miss Jung. Kontan Miss Jung berteriak kaget. Yeon Seo keluar dan memeriksa depan pintu.
"Bisa kamu ceritakan lagi apa yang kamu katakan padaku di telepon sebelumnya?"
"Kamu sudah lihat sendiri ruang keluarga saat jalan kesini."
"Itulah kenapa aku tanya."
"Tadi malam seseorang memecahkan jendela di ruang keluarga dan chandeliernya juga jatuh," jelas Yeon Seo.
"Apa kamu bermimpi buruk?"
"Aku hampir mati," bentak Yeon Seo.
"Itu sangat jelas."
"Aku punya saksi, Kim Dan. Kemana dia pergi?" Yeon Seo berteriak memanggil Kim Dan.
Ternyata Kim Dan sedang menanyai para pegawai pria. "Tidak ada yang terjadi dengan lampu dan jendela, benar?"
"Ya ya ya. Tidak terjadi apapun."
"Okay!" Dan lalu mencatatnya di buku catatannya.
Yeon Seo datang dan bertanya mereka sedang apa.
"Kalian semua kesini sebelum jadwal kedatangan kalian. Apa kalian merencanakan sesuatu?"
Dan yang angkat bicara. "Aku yang memanggil mereka untuk bersih-bersih sebelum semua orang datang. Kamu tahu? Kami bekerja sangat keras sejak subuh."
"Hei! Perhatikan ucapanmu."
Dan berjalan ke samping Yeon Seo. Dia memberitahu Yeon Seo kalau orang-orang di depan mereka adalah yang bertanggung jawab terhadap lampu, kebun, dan juga keamanan.
Yeon Seo bilang punya pertanyaan untuk mereka. Dia maju. "Siapa itu?"
Lagi-lagi Dan yang mencoba menjawab. "Aku sudah menanyai mereka, tapi lampu dan jendela baik-baik saja sampai mereka selesai kerja. Saat semua orang pulang ke rumah, petugas keamanan juga pulang."
"Jika kalian katakan siapa yang ada di belakang ini, aku akan memaafkan kalian."
"Aku pikir itu hanya kecelakaan," ucap Dan.
"Atau aku akan memecat kalian dan menuntut kompensasi, kalian akan ditangkap dan diadili. Dan aku tidak akan berhenti sampai akhir."
Dan menunjukkan catatan yang sudah dia tulis tentang kronologi kejadian. Dia tidak menemukan batu atau apapun yang bisa digunakan untuk memecah jendela. "Itu murni kecelakaan."
"Kamu memang detektif sejati. Bagaimana dengan chandelier? Kenapa itu bisa jatuh secara tiba-tiba? Apa rayap yang menggigitnya?"
Kim Dan bingung sendiri dan garuk-garuk kepala.
Miss jung mengajak Yeon Seo bicara berdua. Yeon Seo menampik tangannya.
"Apa kau mimpi buruk? Kamu pikir aku delusional?"
Yeon Seo mengancam kalau tidak ada yang mengaku maka dia akan memecat mereka. Dia mulai berhitung. 1,2,,,,
Tiba-tiba si sekuriti marah-marah. Dia kesal melihat tingkah Yeon Seo. "Aku tidak bisa lagi bekerja di sini! Kamu pikir kamu putri kerajaan?"
"Lanjutkan," pinta Yeon Seo.
"Itu membuatku penasaran, kamu itu seburuk apa saat aku mendengar gajinya dobel. Membayarku 20 kali lebih tidak akan cukup. Kamu itu belum berpengalaman. Kamu mengancam dan memperlakukan kamu seperti kriminal. Sudah cukup dengan ini semua! Ayo pergi dari rumah ini!"
Semua pegawai akhirnya pergi. Miss Jung kesal melihatnya. "Orang-orang sudah menyebut tempat ini sebagai lubang api."
Yeon Seo meminta Miss Jung menghubungi perusahaan keamanan. Dia minta dibawakan rekaman cctv dari tiga hari yang lalu.
Dan langsung panik. Dia melihat kamera-kamera yang ada di sekitar sana. Dan ingat kemunculannya sayapnya secara tiba-tiba kemarin malam.
Petugas cctv membawa perlatannya ke rumah Yeon Seo. Diam-diam Dan mencoba mengotak-atik laptop si petugas tapi keburu diambil alih petugas. Yeon Seo meminta ditunjukkan rekaman cctv kemarin malam.
"Itu sekitar waktu matahari terbenam. Mulai dari jam 6 sore."
Kita pun diperlihatkan rekaman kemarin sore saat Dan sedang menyapu.
Dan cemas sampai menggigiti kukunya. Beruntung, tepat saat sayap Dan akan muncul, rekamannya error. Petugas keheranan. Begitu juga dengan Yeon Seo.
Hanya Dan yang terlihat bernafas lega. Tapi dia pura-pura khawatir. "Bagaimana ini tidak bekerja?"
Menurut petugas rekaman rusak karena hujan semalam. Jadi semua rekaman yang terjadi semalam kacau. Yeon Seo meminta petugas memulihkannya tapi katanya sudah tidak mungkin.
Petugas itu mendongak dan menatap Dan. Secara ajaib wajahnya berubah jadi dewa Hoo. Dan mendelik kaget. Mereka berdua pun keluar. Dewa Hoo bertanya Yeon Seo tidak melihat sayap Dan kan?
"Apa kamu berusaha untuk mempromosikan dunia kita pada manusia?"
"Sayapku tiba-tiba keluar begitu saja dari punggungku."
"Astaga! Kamu benar-benar membuatku gila."
Dan menduga itu semua karena hujan. "Tapi kenapa?"
"Dia mengenalimu sebelum kamu jadi manusia pada hari hujan. Dan kamu juga menyelamatkannya dari kematian saat hari hujan," jelas dewa Hoo sambil menunjuk langit.
"Wah! Sangat kejam."
"Waktumu tinggal 94 hari. Manusia punya rentang hidup dan kita punya batas waktu."
Dan mengeluh. "Kita hanya perlu mencintai dewa. Itu saja! Tapi manusia, khususnya yang seperti Lee Yeon Seo, aku tidak tahu jika dia pernah menyukai seseorang atau apa ada seseorang yang membuatnya senang hanya dengan memikirkan mereka."
"Tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Kamu harus mencari tulang rusuknya dulu."
"Tidak adakah cara lain? Tulang rusuk laki-laki itu..."
"Ayolah! Ini abad ke 21. Tulang rusuk. Manusia menyebutnya...." Dewa Hoo membuka gerbang. "takdir."
Dan di belakang gerbang ada Kang Woo. Dan langsung melotot melihatnya.
"Apa Nona Lee ada?" tanya Kang Woo sambil berjalan masuk bersama seorang pria. Dan sontak menghentikannya.
"Tunggu di sini!"
Petugas cctv pamit pergi pada Dan. Dan mengucapkan sampai jumpa padanya. Lalu ponselnya dan lampu pinguinnya berbunyi pertanda panggilan dari Yeon Seo.
Yeon Seo bertanya Dan ada dimana. Dan bilang dia mau masuk. Kang Woo menyerobot pembicaraan mereka.
"Nona Lee, ini aku Ji Kang Woo. Aku ada di depan rumahmu. Aku akan datang sekarang."
Miss Jung mengkhawatirkan Yeon Seo yang akan melakukan perjalanan jauh. "Ini pertama kalinya kamu naik mobil setelah kecelakaan itu."
"Pastikan para pekerja yang dipecat hari ini untuk menandatangani persetujuan menjaga kerahasiaan. Dan latih para pekerja lagi."
"Ya ampun! Kepalaku sakit," keluh Miss Jung. "Inilah dunia. Ada pembuat masalah, dan ada yang harus membereskan masalah."
"Apa kamu masih berpikir aku keluar dari pikiranku?"
Miss Jung meliriknya sambil nyengir sebel.
Kang Woo dan Dan masuk.
"Siapa bilang kamu bisa datang?" tanya Yeon Seo pada Kang Woo. Dia lalu menanyakan orang yang datang bersama Kang Woo. Kang Woo memperkenakannya sebagai detektif Ko Seung Min.
"Pak Ji! Apa yang membuatmu berhak melakukan ini?" cecar Yeon Seo.
Kang Woo bilang dia membuat laporan resmi. Dia meminta detektif datang secara pribadi. Yeon Seo bisa memutuskan untuk melanjutkan investigasi atau tidak setelah survey lapangan.
Det. Ko jongkok mengamati lantai di depan jendela yang pecah. Dan dan Miss Jung kepo dan ikit-ikutan mengamati. Karena tkpnya sangat bersih, det. Ko menduga itu dilakukan oleh orang yang menyembunyikan sesuatu.
Dan tampak tidak senang. Kang Woo menatapnya sambil bilang, " Pelakunya."
Diperlihatkan setelah kejadian semalam, Dan buru-buru membereskan bulu-bulunya yang bertebaran di ruang keluarga. "Astaga! Kenapa ada banyak sekali." Dan lalu membereskan barang-barang di sana sekalian menyapu bersih lantainya.
Dan menunjukkan buku catatannya tentang apa dikerjakan para pekerja kemarin dan juga pernyataan mereka. Menurut investigasinya, itu hanya kecelakaan sederhana.
Det. Ko menyela. "Awal investigasi tidak dilakukan dengan benar. Kamu mempercayai semua yang mereka katakan."
Det. ko beralih ke Yeon Seo. "Kalau Anda membuat laporan, aku akan menyelidikinya. Tapi tidak ada rekaman cctv, dan bukti di tkp juga sudah hilang. Jadi akan sangat sulit menangkap pelakunya."
Det. Ko dan Dan saling menatap tajam. Jelas det. Ko menaruh curiga pada Dan.
Yeon Seo bilang akan menghubungi nanti.
Kang Woo mengantar Det. Ko pergi. YeonSeo yang keluar sambil menggandeng tangan Dan bertanya kenapa Kang Woo tidak pergi.
"Aku harus bicara padamu. Tolong beri aku waktu satu jam."
"Aku harus pergi kesuatu tempat," ucap Yeon Seo.
Dan langsung tersenyum senang. "Sekarang? Kemana?"
Yeon Seo memberikan kunci mobilnya pada Dan menyuruhnya mengambil mobil. Dan langsung termangu.
"Aku hampir telat. Seseorang yang sangat tidak sopan membawa seorang detektif dan membuang waktuku," sindir Yeon Seo. Dia lalu melirik Dan. "Kenapa kamu masih di sini?"
Dan menatap kunci mobil di tangannya. "Aku.... tidak tahu bagaimana caranya mengemudi."
Doengggg
Mereka akhirnya naik mobil Kang Woo. Dan yang duduk di samping Kang Woo menggerutu kenapa tidak ada pekerja yang bisa mengendarai mobil. "Kita bisa saja naik taksi."
"Berhenti ngoceh jika kamu tidak punya lisensi!" perintah Yeon Seo.
Dan masih saja mengeluh. "Kenapa juga aku harus duduk di sini?"
"Kamu yang tidak membolehkanku duduk di sana," bentak Yeon Seo.
Kang Woo kesal. "Hei kalian berdua! Aku sedang mengemudi. Kalian berdua terlalu berisik."
Ternyata Yeon Seo pergi ke rumah abu untuk ziarah ke orangtuanya dan Pak Jo. Kang Woo menunggu di mobil. Sementara Dan hanya mengantarknnya sampai dalam, kemudian menunggu di luar.
"Eomma. Appa. Annyeong. Apa kalian berdua bertemu Paman Jo? Aku tidak yakin apa yang sedang terjadi. Aku bisa melihat lagi, tapi aku tidak berjalan. Itu terasa seperti seseorang selalu menargetkanku dan mengawasiku."
Dan tampak mendengarkan dari luar.
"Akan jauh lebih baik kalau ini hanya delusiku."
Dan melongok melihat Yeon Seo.
"Paman Jo. Kenapa kita hanya menyadari saat-saat tertentu adalah waktu terakhir setelah kita melewatkannya? Kapanpun matahari terbenam, itu membuatku gila. Saat kamu berkata matahari terbenam sangat cantik, kenapa aku tidak berkata, "benarkah?", "bagaimana kelihatannya?", "Aku juga sungguh ingin melihatnya". Aku hidup di dunia ini,, berkat penggambaranmu."
Yeon Seo menangis. "Kenapa aku tidak mengatakan semua itu padamu? Kalian semua sangat jahat. Kalian meninggalkanku di sini sendirian."
Dan yang sedari tadi mendengarkan dan memperhatikan Yeon Seo, tampaknya termenung.
Bersambung ke Dan, Only Love episode 6 part 1
Dan menunjukkan catatan yang sudah dia tulis tentang kronologi kejadian. Dia tidak menemukan batu atau apapun yang bisa digunakan untuk memecah jendela. "Itu murni kecelakaan."
"Kamu memang detektif sejati. Bagaimana dengan chandelier? Kenapa itu bisa jatuh secara tiba-tiba? Apa rayap yang menggigitnya?"
Kim Dan bingung sendiri dan garuk-garuk kepala.
Miss jung mengajak Yeon Seo bicara berdua. Yeon Seo menampik tangannya.
"Apa kau mimpi buruk? Kamu pikir aku delusional?"
Yeon Seo mengancam kalau tidak ada yang mengaku maka dia akan memecat mereka. Dia mulai berhitung. 1,2,,,,
Tiba-tiba si sekuriti marah-marah. Dia kesal melihat tingkah Yeon Seo. "Aku tidak bisa lagi bekerja di sini! Kamu pikir kamu putri kerajaan?"
"Lanjutkan," pinta Yeon Seo.
"Itu membuatku penasaran, kamu itu seburuk apa saat aku mendengar gajinya dobel. Membayarku 20 kali lebih tidak akan cukup. Kamu itu belum berpengalaman. Kamu mengancam dan memperlakukan kamu seperti kriminal. Sudah cukup dengan ini semua! Ayo pergi dari rumah ini!"
Semua pegawai akhirnya pergi. Miss Jung kesal melihatnya. "Orang-orang sudah menyebut tempat ini sebagai lubang api."
Yeon Seo meminta Miss Jung menghubungi perusahaan keamanan. Dia minta dibawakan rekaman cctv dari tiga hari yang lalu.
Dan langsung panik. Dia melihat kamera-kamera yang ada di sekitar sana. Dan ingat kemunculannya sayapnya secara tiba-tiba kemarin malam.
Petugas cctv membawa perlatannya ke rumah Yeon Seo. Diam-diam Dan mencoba mengotak-atik laptop si petugas tapi keburu diambil alih petugas. Yeon Seo meminta ditunjukkan rekaman cctv kemarin malam.
"Itu sekitar waktu matahari terbenam. Mulai dari jam 6 sore."
Kita pun diperlihatkan rekaman kemarin sore saat Dan sedang menyapu.
Dan cemas sampai menggigiti kukunya. Beruntung, tepat saat sayap Dan akan muncul, rekamannya error. Petugas keheranan. Begitu juga dengan Yeon Seo.
Hanya Dan yang terlihat bernafas lega. Tapi dia pura-pura khawatir. "Bagaimana ini tidak bekerja?"
Menurut petugas rekaman rusak karena hujan semalam. Jadi semua rekaman yang terjadi semalam kacau. Yeon Seo meminta petugas memulihkannya tapi katanya sudah tidak mungkin.
Petugas itu mendongak dan menatap Dan. Secara ajaib wajahnya berubah jadi dewa Hoo. Dan mendelik kaget. Mereka berdua pun keluar. Dewa Hoo bertanya Yeon Seo tidak melihat sayap Dan kan?
"Apa kamu berusaha untuk mempromosikan dunia kita pada manusia?"
"Sayapku tiba-tiba keluar begitu saja dari punggungku."
Dan menduga itu semua karena hujan. "Tapi kenapa?"
"Dia mengenalimu sebelum kamu jadi manusia pada hari hujan. Dan kamu juga menyelamatkannya dari kematian saat hari hujan," jelas dewa Hoo sambil menunjuk langit.
"Wah! Sangat kejam."
"Waktumu tinggal 94 hari. Manusia punya rentang hidup dan kita punya batas waktu."
Dan mengeluh. "Kita hanya perlu mencintai dewa. Itu saja! Tapi manusia, khususnya yang seperti Lee Yeon Seo, aku tidak tahu jika dia pernah menyukai seseorang atau apa ada seseorang yang membuatnya senang hanya dengan memikirkan mereka."
"Tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Kamu harus mencari tulang rusuknya dulu."
"Tidak adakah cara lain? Tulang rusuk laki-laki itu..."
"Ayolah! Ini abad ke 21. Tulang rusuk. Manusia menyebutnya...." Dewa Hoo membuka gerbang. "takdir."
Dan di belakang gerbang ada Kang Woo. Dan langsung melotot melihatnya.
"Apa Nona Lee ada?" tanya Kang Woo sambil berjalan masuk bersama seorang pria. Dan sontak menghentikannya.
"Tunggu di sini!"
Petugas cctv pamit pergi pada Dan. Dan mengucapkan sampai jumpa padanya. Lalu ponselnya dan lampu pinguinnya berbunyi pertanda panggilan dari Yeon Seo.
Yeon Seo bertanya Dan ada dimana. Dan bilang dia mau masuk. Kang Woo menyerobot pembicaraan mereka.
"Nona Lee, ini aku Ji Kang Woo. Aku ada di depan rumahmu. Aku akan datang sekarang."
Miss Jung mengkhawatirkan Yeon Seo yang akan melakukan perjalanan jauh. "Ini pertama kalinya kamu naik mobil setelah kecelakaan itu."
"Pastikan para pekerja yang dipecat hari ini untuk menandatangani persetujuan menjaga kerahasiaan. Dan latih para pekerja lagi."
"Ya ampun! Kepalaku sakit," keluh Miss Jung. "Inilah dunia. Ada pembuat masalah, dan ada yang harus membereskan masalah."
"Apa kamu masih berpikir aku keluar dari pikiranku?"
Miss Jung meliriknya sambil nyengir sebel.
Kang Woo dan Dan masuk.
"Siapa bilang kamu bisa datang?" tanya Yeon Seo pada Kang Woo. Dia lalu menanyakan orang yang datang bersama Kang Woo. Kang Woo memperkenakannya sebagai detektif Ko Seung Min.
"Pak Ji! Apa yang membuatmu berhak melakukan ini?" cecar Yeon Seo.
Kang Woo bilang dia membuat laporan resmi. Dia meminta detektif datang secara pribadi. Yeon Seo bisa memutuskan untuk melanjutkan investigasi atau tidak setelah survey lapangan.
Det. Ko jongkok mengamati lantai di depan jendela yang pecah. Dan dan Miss Jung kepo dan ikit-ikutan mengamati. Karena tkpnya sangat bersih, det. Ko menduga itu dilakukan oleh orang yang menyembunyikan sesuatu.
Dan tampak tidak senang. Kang Woo menatapnya sambil bilang, " Pelakunya."
Diperlihatkan setelah kejadian semalam, Dan buru-buru membereskan bulu-bulunya yang bertebaran di ruang keluarga. "Astaga! Kenapa ada banyak sekali." Dan lalu membereskan barang-barang di sana sekalian menyapu bersih lantainya.
Dan menunjukkan buku catatannya tentang apa dikerjakan para pekerja kemarin dan juga pernyataan mereka. Menurut investigasinya, itu hanya kecelakaan sederhana.
Det. Ko menyela. "Awal investigasi tidak dilakukan dengan benar. Kamu mempercayai semua yang mereka katakan."
Det. ko beralih ke Yeon Seo. "Kalau Anda membuat laporan, aku akan menyelidikinya. Tapi tidak ada rekaman cctv, dan bukti di tkp juga sudah hilang. Jadi akan sangat sulit menangkap pelakunya."
Det. Ko dan Dan saling menatap tajam. Jelas det. Ko menaruh curiga pada Dan.
Yeon Seo bilang akan menghubungi nanti.
Kang Woo mengantar Det. Ko pergi. YeonSeo yang keluar sambil menggandeng tangan Dan bertanya kenapa Kang Woo tidak pergi.
"Aku harus bicara padamu. Tolong beri aku waktu satu jam."
"Aku harus pergi kesuatu tempat," ucap Yeon Seo.
Dan langsung tersenyum senang. "Sekarang? Kemana?"
Yeon Seo memberikan kunci mobilnya pada Dan menyuruhnya mengambil mobil. Dan langsung termangu.
"Aku hampir telat. Seseorang yang sangat tidak sopan membawa seorang detektif dan membuang waktuku," sindir Yeon Seo. Dia lalu melirik Dan. "Kenapa kamu masih di sini?"
Dan menatap kunci mobil di tangannya. "Aku.... tidak tahu bagaimana caranya mengemudi."
Doengggg
Mereka akhirnya naik mobil Kang Woo. Dan yang duduk di samping Kang Woo menggerutu kenapa tidak ada pekerja yang bisa mengendarai mobil. "Kita bisa saja naik taksi."
"Berhenti ngoceh jika kamu tidak punya lisensi!" perintah Yeon Seo.
Dan masih saja mengeluh. "Kenapa juga aku harus duduk di sini?"
"Kamu yang tidak membolehkanku duduk di sana," bentak Yeon Seo.
Kang Woo kesal. "Hei kalian berdua! Aku sedang mengemudi. Kalian berdua terlalu berisik."
Ternyata Yeon Seo pergi ke rumah abu untuk ziarah ke orangtuanya dan Pak Jo. Kang Woo menunggu di mobil. Sementara Dan hanya mengantarknnya sampai dalam, kemudian menunggu di luar.
"Eomma. Appa. Annyeong. Apa kalian berdua bertemu Paman Jo? Aku tidak yakin apa yang sedang terjadi. Aku bisa melihat lagi, tapi aku tidak berjalan. Itu terasa seperti seseorang selalu menargetkanku dan mengawasiku."
Dan tampak mendengarkan dari luar.
"Akan jauh lebih baik kalau ini hanya delusiku."
Dan melongok melihat Yeon Seo.
"Paman Jo. Kenapa kita hanya menyadari saat-saat tertentu adalah waktu terakhir setelah kita melewatkannya? Kapanpun matahari terbenam, itu membuatku gila. Saat kamu berkata matahari terbenam sangat cantik, kenapa aku tidak berkata, "benarkah?", "bagaimana kelihatannya?", "Aku juga sungguh ingin melihatnya". Aku hidup di dunia ini,, berkat penggambaranmu."
Yeon Seo menangis. "Kenapa aku tidak mengatakan semua itu padamu? Kalian semua sangat jahat. Kalian meninggalkanku di sini sendirian."
Dan yang sedari tadi mendengarkan dan memperhatikan Yeon Seo, tampaknya termenung.
Bersambung ke Dan, Only Love episode 6 part 1
2 komentar
gercep kakak hehe...Makasih dah nulis sinopnya..
Knp ganteng2 pada koplak sih yang ini malaikatnya kocak walau masih ada rahasia yg kayaknya menyakitkan nih...hmm masih awal.
Yang disana robot ganteng tapi kelakuan ajaib.. Hmm seru juga dua drama ini...setelah He is psychometric akhirnya ngikutin dua drama ini..deh..
Iya mumpung lgi sempat,,, makasih udah berkunjung :) stay terus di drama town house ya, hehe :) Fighting!
EmoticonEmoticon