Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Episode 7 Part 2
Sumber konten dan gambar : KBS2
Dan menyapa Ni Na. "Halo. Bukankah kamu yang datang ke sini dua hari yang lalu? Kamu sepupu Yeon Seo?"
"Oh! Sekretaris kan?" Ni Na meraih tangan Dan. "Sekretaris! Bantulah aku!"
Terdengar suara kucing yang terus mengeong. Disusul Yeon Seo yang kesal. "Hei! Kucing itu berisik!"
Ni Na dan Kim Dan kontan menoleh. Ni Na lalu bersembunyi di belakang Dan. Kim Dan jadi panik. Jangan dia yang dia yang di depan. Kim Dan bersembunyi di belakang Ni Na. Ni Na tidak mau. Dia memutar lagi dan ke belakang Dan. Mereka muter-muter sampai akhirnya memilih lari.
Yeon Seo meletakkan tempat makan kucing di lantai. "Jangan menangis di depan rumahku!"
Ni Na dan Kim Dan bernafas lega setelah Yeon Seo pergi.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu lari?" tanya Nina.
"Bagaimana denganmu?"
Keduanya menjawab bersamaan dengan jawaban yang sama. "Aku malu." Keduanya pun tersenyum. Tiba-tiba perut Dan berbunyi. Dan beralasan kalau berlari membuatnya lapar.
Beberapa saat kemudian, Nina dan Dan sudah ada di kafe. Dan memakan sebutir coklat dan langsung melotot mengekspresikan betapa nikmatnya coklat yang dia makan. Nina menyodorkan makanannya dan meminta Dan memakannya.
"Kenapa kamu tidak makan apapun Nina? Oh. Bolehkah aku memanggilmu itu?"
Nina mengangguk. "Tentu saja. YeonSeo, pasti sangat kesal karena aku."
"Awalnya dia tidak kesal, tapi aku membuatnya marah. Aku membuatnya sangat marah," aku Dan.
"Apa itu sebabnya kamu di pecat? Kamu terlihat seperti orang baik."
Dan tersenyum. "Maafkan aku. Aku tidak bisa banyak membantumu."
Nina menghela nafas. "Apa yang harus ku katakan pada Direktur Ji?" gumamnya.
Dan bertanya orang seperti apa Ji Kang Woo itu.
"Kenapa kamu bertanya?"
Dan mencoba mencari ide. "Dia mungkin berkencan dengan agassi (Yeon Seo). Aku penasaran."
"Oh! Aku tidak tahu. Ini aneh. Aku merasa bisa mengatakan ratusan hal soal dia. Tapi saat aku ingin mencoba, sepertiya aku tidak bisa bilang apa-apa. Aku tidak tahu apa dia orang baik atau jahat. Tapi aku tahu satu hal yang pasti."
Dan terlihat menyimak.
"Dia sangat keren. Dia orang yang sangat keren," puji Nina.
Yeon Seo mengumpulkan karyawannya di halaman. "Geureum hari ini keluar. Pergi dan jemput Gureum. Perusahaan keamanan baru akan tiba, pastikan kalian mendaftarkan sidik jari kalian."
Seorang karyawan maju dan menyerahkan setumpuk surat pengunduran diri.
"Apa ini?"
"Ini adalah surat pengunduran diri semua orang."
"Apa yang kalian inginkan?"
"Rekrut kembali ketua tim yang dipecat tanpa pemberitahuan beberapa hari yang lalu. Itu permintaan kami."
Miss Jung maju. "Agashi! Jika semua orang langsung berhenti sekarang juga, Ivy Mansion tidak bisa berbuat apapun."
"Apa begitu? Sungguh? Aku takut. Karena kalian semua sangat kompeten, aku yakin kalian akan memiliki penawaran lain." Yeon Seo merebut surat pengunduran itu. "Aku akan menerima pengunduran diri kalian. Kalian tidak perlu mentransfer tugas ke karyawan baru. Pergi sekarang juga."
Para karyawan diam saja. Yeon Seo menghentakkan tongkatnya dan meneriaki mereka agar pergi. Semua karyawan pun berjalan pergi. Hanya tersisa Yeon Seo dan Miss Jung.
"Sepertinya kamu tidak termasuk di sini," sindir Yeon Seo.
"Tidak ada yang bisa menandingi gajiku selain kamu."
"Apa hanya itu?"
"Harus bagaimana? Tidak peduli seberapa jahat dan picik, aku seharusnya mengubur surat pengunduran diriku jauh di lubuk hatiku."
"Karyawan yang gagal dalam tugas. Karyawan yang melukai majikan. Aku bisa memecat mereka semua."
"Tentu. Kamu adalah seorang majikan yang adil. Tapi agashi, jika mencoba membeli orang seperti yang sudah kamu lakukan, tidak ada yang akan tinggal di sisimu."
"Aku memilikimu," ucap Yeon Seo.
"Hatiku sudah bermil-mil jauhnya."
"Lupakan! Aku tidak membutuhkanmu." Yeon Seo menyurukkan tumpukan surat pengunduran diri pada MIss Jung lalu berjalan pergi.
Yeon Seo pergi ke jembatan. Matanya berkaca-kaca hingga pandagannya menjadi kabur. Wajahnya terlihat sedih. Dia memejamkan matanya dan mulai menggunakan tongkatnya seperti saat dulu dia tidak bisa melihat.
Yeon Seo pergi ke klinik hewan dan menjemput Gureum sendiri. Dokter mengucapkan selamat pada Yeon Seo. Dia baca berita kalau Yeon Seo akan tampil lagi. Dokter menunjukkan berita di tabletnya.
Yeon Seo berjalan tertatih ke Fantasia. Tapi begitu melihat para balerina keluar, dia langsung berbalik. Dia akhirya mengirim pesan pada Kang Woo agar menemuinya di lobi.
Yeon Seo menoleh saat mendengar suara musik dari arah ruang teater. Di dalam, beberapa balerina tampak sedang berlatih, termasuk Nina. Yeon Seo masuk ke sana. Dia menonton dari kejauhan. Kang Woo datang dan berdiri di belakangnya.
"Bagaimananya?" tanyanya tiba-tiba hingga membuat Yeon Sep sedikit kaget. "Pria yang kamu lihat adalah pasanganmu. Dia kuat. Dan tariannya juga lembut."
"Batalkan konferensi pers."
"Aku tidak mau."
"Ji Kang Woo ssi!" Yeon Seo menaikkan intonasi suaranya hinga balerina pria terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan Nina. Nina langsung bangkit.
Semuanya langsung menatap ke awah Yeon Seo. Balerina pria melambaikan tangannya dan menyapa Yeon Seo. "Halo! Namaku Kang Yi Geon."
"Cari pasangan lain. Aku tidak tahu apa yang dia katakan, tapi aku tidak akan pernah tampil." Yeon Seo lalu beralih pada Kang Woo. "Konferensi pers? Aku akan berjalan ke sana dengan tongkatku dan memberitahu mereka kalau kamu merencanakannya dan merilis artikel tanpa persetujuanku. Semua orang akan tahu bahwa Ji Kang Woo seorang direktur artistik yang buruk." Yeon Seo pergi setelah mengatakan semua itu.
Kang Woo akhirnya mengejar Yeon Seo. "Ayo kita lakukan itu jika itu yang kamu inginkan. Kenyataannya, mereka sangat ingin melakukan wawancara dengan seorang putri manja. Orang yang suka bergosip akan keluar melihatmu dan membuatmu kesulitan."
Yeon Seo berbalik. "Kenapa kamu melakukan ini padaku?"
"Aku mencoba untuk melindungimu, Yeon Seo ssi! Kamu, dan juga Fantasia."
"Aku tidak akan."
"Kamu akan."
"Sudah ku bilang aku tidak akan!!" bentak Yeon Seo.
"Karena kamu hidup! Karena selamat dari ambang kematian, aku percaya kamu akan menjalani kehidupan baru. Aku ingat betapa eratnya kamu meraih tanganku hari itu."
"Oh. Karena itu rupanya." Yeon Seo mengambil beberpa lembar uang dari dompetnya. "Ambil! Ini imbalan. Katakan jika kamu butuh lebih banyak. Aku akan membayarmu lebih banyak. Jadi, jangan gunakan kejadian itu untuk memanfaatkanku."
Kang Woo hanya diam menatap Yeon Seo. Yeon Seo melempar uangya lalu berjalan pergi. Kang Woo menghadangnya. "Sampai kapan kamu akan melarikan diri?"
"Menyingkirlah!"
"Imbalan? Itu tidak cukup! Bagiku, nilaimu lebih dari puluhan dan milyaran won. Bisakah kamu membayarku sebanyak itu? Kalau begitu menyerahlah!"
"Terimakasih sudah memberiku harga yang bagus. Tapi bagaimana ya,,, Lee Yeon Seo yang kamu ingat sudah mati. Lihat aku." Yeon Seo mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke lantai. "Tidak ada balerina yang memiliki tiga kaki. Jadi bangunlah dari mimpimu dan sadarlah."
Yeon Seo pun pergi. Kang Woo hanya bisa menghela nafas.
Kim Dan ternyata juga ke Yayasan Fantasia. Dia melihat uang Yeon Seo yang berserakan di lantai. Dan langsung memungutnya satu dan menghitung angka nol pada uang itu. Dan terbelalak. "Satu juta won?"
Dan sangat gembira dan memunguti uang-uang itu. Tiba-tiba terengar bunyi klakson yang saling bersahutan.
Dan segera mencari sumber suara dan menemukan Yeon Seo di tepi jalan. Ternyata Kang Woo menghadangnya dan menghentikan mobilnya hingga mobil-mobil dibelakangnya protes dengan membunyikan klakson.
Kang Woo turun dari mobil dan menyuruh Yeon Seo masuk mobilnya. Yeon Seo yang dasarnya keras kepala tidak mempedulikannya dan berjalan pergi. Kang Woo bilang dia tidak bisa membiarkan Yeon Seo pulang sendirian.
"Mereka sudah berkencan," gumam Kim Dan. Semuanya berhasil. Sudah. Sepertinya mereka benar-benar ditakdirkan untuk bersama." Tapi wajah Dan tidak terlihat senang.
Yeon Seo berhenti sebentar. Dia benci kebisingan. Jadi dia minta Kang Woo menyingkirkan mobilnya. Yeon Seo menyetop taksi dan masuk ke dalamnya.
Kang Woo berbalik dan melihat Dan yang berjalan ke arahnya. Dan membungkuk memberi salam.
Yeon Seo sampai rumah malam hari. Dia terlihat lemas. Tiba-tiba datang seseorang mengirimkan surat padanya. Dia membukanya di dalam rumah. Ternyata surat dari Yayasan Fantasia. Bu Choi meneleponnya.
"Apa kamu mengerti?"
"Apa ini?"
"Kamu belum membukanya? Keluarkan dan tanda tangani kertasnya."
"Apa ini?"
"Perjanjian soal perpanjangan surat kuasa. Dewan direksi sudah memutuskan. Presdir sementara dan Direktur Umum sementara sudah tidak stabil."
Tampak Pak Geum yang sedang membakar dokumen-dokumen yang Bu Choi curi dari Ivy Mansion tempo hari.
"Dan pemilik yayasan tidak sopan dan di benci semua orang. Mau bagaimana? Semua orang tahu kamu tidak bisa pergi kemanapun tanpa sekretarismu. Kenyataan kamu bilang tampil adalah kebohongan besar, bukan? Mereka semua bilang mereka tidak bisa membiarkanmu melakukan atau menjalankan yayasan. Jadi akau menggunakan kartu ini untuk membuat mereka tenang. Tanda tangani kertas dan kirimkan."
"Siapa bilang kamu bisa melakukan ini?"
"Hai! Pikirkan soal betapa kasarnya kamu terhadapku. Aku tidak berpikir aku harus memihakmu sekarang. Tapi hubungan darah adalah hal menakutkan." Bu Choi memandang suaminya yang masih sibuk dengan api dan dokumen. "Aku sudah berkonsultasi dengan pengacara juga. Perpanjangan surat kuasa karena pikiran dan tubuh yang lemah."
"Jika sehat aku tidak perlu menandatangani surat itu, kan?" tanya Yeon Seo.
"Aku melakukan ini karena tidak ada yang tahu apa akan bertahan satu atau dua tahun. Bisakah kamu ke konferensi pers minggu depan? Apa kamu ingin aku membatalkannya?"
"Aku akan melakukannya. Aku akan tunjukkan padamu bahwa aku baik-baik saja dan normal. Jika aku tidak bisa, aku akan menandatangani kertas dan sudah disahkan di sana juga."
Yeon Seo mematikan sambungan telepon dan melempar ponselnya ke meja. Wajahnya tampak frustasi.
Bu Choi mencibir, jika amarah dapat memperbaiki Yeon Seo, lalu kenapa dia masih membutuhan tongkatnya? Bu CHoi memperhatikan dokumen yang terakhir di bakar Pak Geum. Dokumen Donasi Kornea.
Yeon Seo bicara pada Gureum. "Dengarkan aku! Jangan bantu aku apapun yang terjadi. Tunggu di sana!" Yeon Seo memejamkan matanya. "Aku adalah pemilik tubuhku. Aku baik-baik saja. Lengan dan kakiku baik-baik saja." Dia membuka matanya kembali. "Dan mataku."
Yeon Seo membuang tongkatnya. Dia mencoba melangkah. Tapi baru satu langkah kecil, dia sudah terjatuh. Yeon Seo histeris. "Kenapa aku tidak bisa melakukan ini?" Yeon Seo teringat saat dia bisa menari saat bersama Dan. Juga ucapan Miss Jung bahwa tidak akan ada yang ada di sisinya.
"Sudahlah! Aku tidak butuh itu! Hiduplah dengan baik. Jahat!" Gumam Yeon Seo nelangsa.
Bersambung ke Dan, Only Love episode 8 part 1
EmoticonEmoticon