Sinopsis One Spring Night Episode 4 Part 2

Drama Korea
One Spring Night
Episode 4 Part 2


Sumber Konten dan Gambar : SBS

Begitu pulang, Jung In langsung menginterogasi adiknya yang sepetinya seding sibuk chatting dengan Young Jae sambil senyum-senyum sendiri. Jung In tanya adiknya dari mana karena dia melihat semuanya.


"Jujurlah!"

"Lihat apa?"

"Aku lihat kamu bersama calon PNS itu di depan."

Jae In menjawab santai. "Kenapa tidak menyapa?"

"Kenapa kamu bersamanya?"

Jae In menatap eonninya. "Kami berteman. Kami setuju berteman," aku Jae In sambil tersenyum.

"Seseorang seusiamu tidak cocok jadi temannya."

"Umur dan hal lain tidak penting dalam pertemanan." Jae In beranjak dari duduknya lalu pergi ke kamar mandi. Diia keluar dan duduk di samping Jung In. Dia membicarakan soal Ji Ho. Menurutnya dia lumayan.

"Young Jae cerita soal semua temannya, dan apoteker itu yang terbaik. Haruskah ku dekati dia?"


Jung In langsung menatap tajam adiknya.

"Kenapa?  Menantunya seorang dokter dan akan ada apoteker. Ayah pasti senang," ujar Jae In.

"Jangan kelewatan! Ingatlah, mereka berhubungan dengan Gi Seok. "

"Sigh! Itu urusanmu, bukan aku. Pikirkanlah. Kamu akan kesulitan mengencani siapapun dari grup itu. Kecuali aku."


Jae In masuk kamarnya. Jung In tampaknya memikirkan ucapan adiknya barusan.


Pak Lee (ayah Jung In) keluar dari ruangannya dan tidak sengaja mendengar ucapan Pak Kwon (ayah Gi Seok) yang membahas tentang anggaran. Dia segera menghampiri Pak Kwon dan bertanya apa ada yang salah dengan rencana anggarannya.

Pak Kwon menyalahkan Pak Lee yang seharusnya membaca dokumennya lebih dulu sebelum tanda tangan dan menyerahkannya padanya untuk persetujuan. Pak Kwon merasa aneh karena anggaran selalu naik setiap tahunnya padahal sekolah berjalan biasa setiap harinya.

Pak Lee langsung minta maaf dan berjanji akan lebih teliti lagi. Dia lalu mengajak Pak Kwon makan siang bersama tapi Pak Kwon menolak karena harus menghadiri pelantikan putri Anggota Dewan Jang sebagai profesor. (itu loh yang mau di jodohin sama Gi Seok)


Pak Lee kembali ke ruangannya dan tampak galau dia memandang foto keluarganya di meja. Pak Lee lalu menelepon Gi Seok dan berbasa-basi sudah lama tidak bertemu. Gi Seok mengajak Pak Lee ketemuan. (Kayaknya Gi Seok sebenernya tulus sama Jung In. Cuma dia kayak cowok kebanyakan yang nggak romantis karena usah pacaran lama.)


Gi Seok menghubungi Jung In memberitahukan rencana pertemuannya dengan Pak Lee. Jung In sepertinya agak kesal karena mungkin ayahnya akan membahas mengenai pernikahan mereka.

"Itu mengganggumu?" tanya Gi Seok.

"Bukan begitu."

"Tentu saja."

"Ya benar. Aku kesal. Aku tidak suka di paksa," aku Jung In.

"Kamu tidak mau menikah, ya?"

Jung In terdiam.

"Kamu benci pernikahan atau aku? Yang mana?" (kok aku mendadak kasian sama Gi Seok)

Jung In diam saja. Gi Seok bertanya kenapa Jung In tidak menjawab.

"Oppa. Kurasa kita harus lebih saling menghormati. Aku tak mau menikah hanya karena kita sudah lama berkencan. Aku yakin kamu merasa begitu juga. Atau mungkin tidak? Lagipula tidak ada yang berubah di antara kita. Jadi kurasa,,,"

"Tunggu. Sikapmu aneh. Ada yang berbeda. Jung In a. Adakah yang kamu rahasiakan?"

"Tidak. Maaf, bicara bicara nanti lagi?"

"Puanglah selepas kerja! Ku telepon saat aku ke sana."

"Lalu ayahku?"

"Akan ku tangani. Sampai nanti."


Wang Hye Jung (apoteker wanita) bicara kalau hari ini tidak ramai. Menurut Ji Ho itu bagus karena berarti tidak banyak orang sakit.

"Jika begitu kamu bisa bangkrut dalam tiga bulan." (Aigoo!)

"Berapa biaya untuk membangun apotek?" tanya Ji Ho.

"Tergantung lokasi. Kenapa? Kamu mau mendirikan?"

"Aku ingin pindah ke rumah orangtuaku lagi."

"Aku sendiri seorang ibu, tapi ada yang berpikir aku bukan ibu saat mereka dengar ini. Setelah cerai, aku minta ibuku membantu mengurus anak. Jujur aku menyesalinya. Bantuan yang ku dapatkan begitu banyak. Tapi aku tidak menikmati hidup. Ibuku selalu mengurus anak dan beres-beres. Jadi aku tidak boleh melakukan hal lain dan harus bersama anakku. Aku tidak bisa leluasa minum dengan temanku. Begitu kamu kembali ke rumah, Yu Ji Ho akan hilang. Kamu hanya akan hidup sebagai anak dan ayah dari anakmu. Ku sarankan agar kamu lebih egois. Kamu berhak hidup bahagia."


Ji Ho menarik nafas. Mungkin dia merasa dilema. Di satu sisi dia ingin dekat dengan anaknya. Di satu sisi dia masih memikirkan dirinya sebagai pribadi.


Jung In membukakan pintu untuk Gi Seok. Gi Seok menanyakan Jae In. Tapi Jung In tidak tahu karena sudah tidak saat dia pulang.

Mereka berdua duduk di sofa dan saling diam selama beberapa saat.


"Katakanlah! Apa masalahnya?" tanya Gi Seok.

"Aku sudah mengatakannya di telepon, walau tidak banyak."

"Saat pernikahan tiba-tiba terasa semakin dekat, konon, kebanyakan pasangan akan merasa takut dan memikirkan ulang keputusannya. Tapi reaksimu berlebihan. Apa aku salah?"

Jung In menghela nafas. "Entahlah."

"Apa maksudmu? Kamu biasanya pandai dan tahu apa maumu. Kenapa kamu tiba-tiba menjadi rancu?"

"Entahlah."

"Pasti ada penyebabnya. Ya kan? Hanya itu yang bisa menjelaskan dan membuatku paham."


"Oppa!" Jung In menatap Gi Seok. "Ku rasa kita harus putus."

Gi Seok terdiam sesaat. Dia tidak mengira jawaban seperti yang akan diterimanya dari Jung In. "Kamu mau putus denganku?"

Jung In terdiam.

"Kita akhirnya akan menikah kan? Keluargaku belum,,,"

Jung In menyela. "Jika tujuanku adalah pernikahan, aku tidak akan tetap bersamamu." Mata Jung In tampak berkaca-kaca.

"Kamu hanya butuh waktu? Kamu yakin tidak ada hal lain?"

"Aku yakin."


"Baik. Ku beri kamu keleluasaan," ucap Gi Seok dengan berat hati. Dia berdiri.

"Sudah mau pergi?"

"Kamu pasti senang," ujar Gi Seok.

Gi Seok memeluk Jung In. (Kok aku sedih) Dia meminta Jung In beristirahat dan mengurangi rasa gugupnya. Jung In mengangguk.


Ji Ho jalan-jalan dengan Eun Woo ke taman bermain. Tapi Eun Woo bilang ingin ke kebun binatang. Kata Ji Ho cuacanya masih dingin, hewan yang di luar tidak akan banyak.

"Dinosaurus tidak merasakan dingin," ujar Eun Woo.

"Mereka bisa merasakannya."

Eun Woo naik ke ayunan. Dia tidak mau Ji Ho mendorongnya karena dia bisa sendiri. Ji Ho mengingatkan agar tidak berayun terlalu tinggi. Dia duduk sambil mengawasi anaknya, lalu terlihat mengirim pesan pada Jung In menanyakan kabarnya.

Tak lama Jung In membalas. "Baik. Kamu sendiri? Mungkin kamu libur hari ini. Aku bekerja hari ini."

"Boleh ku tanya apa pekerjaanmu?" balas Ji Ho. 


Jung In tersenyum membacanya. Young Joo lalu memintanya memeriksa tajuknya. Dia juga bisik-bisik pada Jung In. "Hei! Kamu dan Gi Seok putus? Kalian akan rujuk?"

"Bukan salah Oppa."

"Maka senyuman di wajahmu jadi kian mencurigakan."

"Bukankah kamu sibuk?"

Setelah Young Joo duduk kembali, Jung In memeriksa ponselnya. Sepertinya dia agak terkejut sekaligus antusias.


Ji Ho dan Eun Woo sudah berada di dalam mobil. Eon Woo bertanya pada ayahnya apa mereka benar-benar akan pergi melihat dinosaurus. Ayahnya bilang kan dinosaurus akan kedinginan.

"Bukan di kebun binatang, tapi di tempat lain."

"Dimana?"

"Mmmmm.... Tempat yang hangat," ucap Ji Ho sambil tersenyum.


Jung In masuk ke ruang arsip dan terlihat mencari buku. Dia melihat foto dinosaurus yang ada di mobil Ji Ho di ponselnya. Dia mengambil buku tentang dinosaurus lalu tersenyum.


Ji Ho menurunkan Eun Woo dari mobil lalu menggandeng tangannya. Ternyata Ji Ho mengajak Eun Woo ke perpustakaan tempat Jung In bekerja. Jung In sendiri setelah dari ruang arsip langsung buru-buru ke toilet dan merapikan rambutnya. Tidak lupa dia melepas kacamatanya.


Eun Woo berlari masuk duluan sementara Ji Ho tampak melihat-lihat bagian front desk. Jelas dia mencari Jung In. Secara tidak terduga, Eun Woo dan Jung In bertabrakan.

"Astaga!" pekik Jung In.

Ji Ho segera datang ke arah Eun Woo berlari tadi. Melihat Ji Ho, Jung In langsung bisa tahu kalau anak di depannya adalah anak Ji Ho.


Jung In meruduk dan menatap Eun Woo lembut. "Aku tahu siapa kamu. Kamu Eun Woo kan?"

"Bagaimana bisa tahu?"

Jung In meminta Eun Woo menebak. Eun Woo langsung melihat ayahnya dan bertanya siapa Jung In. Tapi Jung In menyuruh Eun Woo menebak sendiri. Dan tanpa di duga, Eun Woo menebak, "Ibu?"


Jung In tertegun mendengarnya. Sementara Ji Ho memandang ke arahnya.

Bersambung ke One Spring Night episode 5 part 1

Komentar :

Natural ceritanya menurutku. Kalau yang udah pernah punya hubungan jangka panjang pasti mengerti apa yang dialami Jung In dan Gi Seok. Kejenuhan pasti akan datang.  Terlebih lagi hubungan keduanya terlihat mulus kayak jalan tol. Jadi mungkin nggak banyak yang berkesan.

Padahal sejauh ini menurutku Gi Seok baik dan tulus sama Jung In. Dia mengajak Jung In menikah karena ayahnya menyuruhnya dan merekomendasikan wanita lain. Tapi dia yakin Jung In lah wanita yang baik untuknya. Makanya dia masih berusaha mempertahankan Jung In. Sepertinya Gi Seok ini tipe cowok yang nggak neko-neko. Cara mengekspresikan cintanya nggak berlebihan. Nggak romantis, tapi juga nggak cuek-cuek amat.

Jung In sendiri, aku nggak paham kenapa kadang kesal sama Gi Seok. Mungkin bagian dari kejenuhannya kali ya. Belum lagi teman-temannya selalu bilang kalau hubungannya itu membosankan. Di tambah kehadiran Ji Ho. Atau memang Jung In tipe orang yang tidak tertarik dengan pernikahan? Entahlah.

Kalau Ji Ho, dilihat dari pembawaannya yang kalem dan nggak banyak tingkah juga terkesan dewasa, kok rasanya nggak pas gitu sampai ceroboh jadi ayah karena pacarnya hamdan duluan.

Drama ini menurutku membawa atmosfir yang berbeda karena kebanyakan drama lain yang sedang tayang berbau fantasi dan romantis komedi. Aku sendiri yang ngerasa agak jenuh karena berturut nontonnya yang fantasi dan komedi, ngeliat drama ini jadi berasa dapat angin segar. Belum lagi mandangin Ji Ho, adem, hehe

Bagaimana dengan chingu?





2 komentar

Udah up Abyss-nya :) tinggal satu part lagi. Ditunggu ya :)


EmoticonEmoticon