Abyss Episode 3 Part 1

Abyss
Episode 3 Part 1
Sumber konten dan gambar : TVN


Pada episode sebelumnya, Min menyadari bahwa orang yang dia selamatkan di malam ketika Se Yeon terbunuh adalah sang pembunuh berantai sekaligus dokter bedah terkenal, Oh Yeong Cheol. Seandainya malam itu Min tidak menggunakan bola abyss untuk menghidupkan kembali dr. Oh, mungkin Se Yeon tidak akan terbunuh.

Episode 3

Min merebut foto Oh Yeong Cheol dan memperhatikannya. Wajahnya tampak terkejut. "Aku mengenalnya."

"Siapa? Oh Yeong Cheol? Dia ahli bedah terkenal."

Min menggeleng. "Tidak. Bukan begitu...."

***

Park Gi Nam masuk ke rumah dr. Oh. Dia melihat-lihat apa yang ada di rumah itu dan tertarik melihat sebuah entah apa. Saat dia akan menyentuh benda itu, tiba-tiba tangan dr. Oh menghentikannya.


"Ku bilang duduk. Kamu adalah tamu jadi aku akan menjamumu," ucap dr. Oh seraya memberi Park Gi Nam secangkir teh.

"Terima kasih," sahut Park Gi Nam. Dia tertegun saat melihat isi cangkir. Park Gi Nam menatap dr. Oh yang tersenyum.



Beberapa mobil polisi melaju di jalan raya. Det. Park menyuruh det. Cho yang menyetir agar bergegas.

Sementara di ruangannya, Ji Wook mendapatkan sebuah fax. Dia sedang memikirkan pesan dari det. Park barusan.

Pak, kami dapat identitas tersangka kasus pembunuhan Eomsan-dong. Sebelum jaksa Ko tiada, dia minta cek jadwal libur dokter Oh Yeong Cheol. Hampir cocok dengan tanggal kasus. Kami memeriksanya lebih dalam. Bukan hanya itu yang mencurigakan. Kami segera pergi. Jadi tolong segera datang dengan surat perintah.

Ji Wook mengambil kertas fax yang ternyata berisi profil dr. Oh.

***

Mobil polisi berhenti di sebuah gang. Det. Park memberi perintah untuk mematikan sirine. "Kita bergerak diam-diam dari sini. Aku akan ke 63-gil," ucapnya lalu memberi instruksi tambahan pada bawahannya melalui walki talki.

"Jaksa Seo belum membalas telepon. Jangan sampai kita gagal. Tunggu surat perintah," ucap det. Choi memberi saran.

"Kenapa bedeb*h itu lama sekali."

***

Se Yeon masih melihat-lihat ruangan Park Gi Nam. Sementara Min sepertinya masih syok setelah tahu kalau dia membuat seorang pembunuh berantai hidup kembali.

"Jadi ini Oh Yeong Cheol. Dia pembunuh berantai kan?"

"Tampaknya begitu," jawab Se Yeon.

Min menoleh. "Jadi, dia yang membunuhmu?"

"Bukan," sahut Se Yeon sambil membuka sebuah buku kecil. "Dia mungkin tersangka kasus pembunuhan Eomsan-dong. Tapi bukan jaminan dia yang membunuhku."


Sepertinya Se Yeon menemukan sesuatu di buku catatan Park Gi Nam. Dia menunjukkannya pada Min. Ternyata Se Yeon menemukan tulisan yang waktu itu di tulis Park Gi Nam. 'Aku akan menghukumnya dengan tanganku sendiri'.

"Tanggal 7 Mei?"

"Benar! Itu hari kematianku."

***

Det. Choi berusaha menghubungi Ji Wook namun tidak di angkat. Det. Park memutuskan untuk bergerak sendiri. Dia turun dari mobil dan memencet bel rumah dr. Oh tapi tidak ada respon. 

"Plat nomor 7767! Tolong pindahkan mobilmu!" teriak det. Park setelah melihat mobil Park Gi Nam yang terparkir di luar. "Tunggu! 7767? Kenapa tampak tidak asing?"


Sementara di dalam rumah, tampak sebuah tangan terluka menjulur dari balik sofa.

Tiba-tiba pintu pagar terbuka. Ketika det. Park dan det. Choi hendak masuk, tiba-tiba Ji Wook datang membawa surat perintah.

"Apa kamu berniat menerobos tanpa surat perintah? Aku sudah memintamu menunggu."


Min dan Se Yeon turun dari taksi. Sepertinya mereka menuju rumah Oh Yeong CHeol. Min menarik tangan Se Yeon yang berjalan terburu-buru. "Se Yeon-a. Tunggu saja di sini!"

"Tidak! Aku ingin melihatnya sendiri. Kita tahu pelakunya antara Oh Yeong Cheol atau Park Gi Nam. Kita mungkin dapat jawaban jika menangkap salah satunya. Aku harus melihat sendiri tersangka yang membunuhku."

"Se Yeon tolong!" bentak Min. "Tolong tunggu di sini! Oh Yeong Cheol adalah pembunuh berantai," Min memelankan suaranya. "Mungkin dia yang membunuhmu. Jadi kamu tidak akan baik saja setelah melihatya." Min menatap kedua tangannya. "Terlebih lagi, mungkin saja aku yang membangkitkannya. Bajing*n yang tidak berharga itu, dia mungkin orang yang mmbunuhmu, tapi ku bangkitkan dengan abyss. Jadi biarkan aku mencari tahu dulu."

Se Yeon menatap Min.


Ji Wook masuk ke rumah Oh Yeong Cheol bersama det. Park dan det. Choi. Mereka terkejut saat melihat Oh Yeong Cheol merangkak di lantai dan meminta tolong. Det. Park segera menyuruh det. Choi memanggil ambulans. Dia sendiri segera memeriksa rumah itu.

***

Ambulans lewat tepan di depan Min dan Se Yeon. Mereka segera mengikutinya.

Oh Yeong Cheol dibawa oleh mobil ambulans. Min dan Se Yeon datang ke sana. Begitu melihat det. Park, Se Yeon sontak berbalik. Tapi det. Park sudah keburu meihatnya. Dia berlari mengejar Se Yeon dan langsung memeluknya. Min melotot melihat adegan drama di depannya.


"Malaikatku. Ini kamu? Sudah ku bilanng hindari makanan berlemak di Amerika. Apa kamu bertambah pendek?" Det. Park meraih wajah Se Yeon. "Lehermu tampak lebih pendek."


Beberapa saat kemudian, Se Yeon dan Min sudah berada di dalam mobil det. Park. Det. Park terus tersenyum menatap Se Yeon.

"Bisa kamu berhenti menatapku? Kamu membuatku malu."

"Karena itu aku bilang duduk saja di belakang. Kamu pengalih perhatian. Bagaimana bisa aku melihat ke depan saat kamu di sebelahku?"

"Tetap saja kamu harus mnyetir hati-hati."

"Aku bisa Mi Do. Sejak kapan kamu kembali?"

"Oh beberapa hari lalu. Aku ada bisnis."

Det. Park menatap Min dari kaca spion. "Ngomong-ngomong siapa pria di belakang itu? Aku perlu tahu siapa yang naik mobilku."

Se Yeon segera menjawab dengan cepat kalau Min adalah paralegal di firma hukumnya.

"Aku tidak tanya kamu."

"Apa yang terjadi di sana?" tanya Min. "Siapa yang ditandu?"

"Entah kenapa aku harus menjawabnya."

Se Yeon angkat bicara. "Bisa beritahu kami detektif.... maksudku Dong Cheol-si."

"Aku tidak bisa."

"Kenapa tidak?" protes Se Yeon.

"Saat kamu pergi kuliah ke luar negeri, tiap hari hatiku pedih karenamu. Namun ada satu fakta yang menghiburku. Kamu meninggalkan karir berbahaya sebagai jaksa dan menemukan yang lebih aman sebagai pengacara. Kamu tidak lagi terus-menerus dalam bahaya dan itu cukup untukku."

Baik Se Yeon atau Min, keduanya tampak jengah mendengar curhatan cinta dari Det. Park.

"Kenapa kamu tertarik lagi dengan tkp? Jika kamu tidak ingin merobek hatiku lagi, jangan bertanya lagi."

Se Yeon bingung sendiri mnghadapi det. Park. Nggak tahu dia kalau mereka sebenernya udah mantan, haha.

"Tetap saja aku bertanya untuk alasan baik,,,,"


Det. Park malah menyentil kepala Se Yeon sampai Se Yeon teriak kesakitan. Min sampai kaget melihatnya.

"Kenapa kamu tidak pernah mendengar?"

"Dia sungguh menjentikku?" gumam Se Yeon kesal.

Mereka sampai di Rumah Sakit Bugyeong. Se Yeon dan Min langsung buru-buru turun. Min meraih tangan Se Yeon dan berbisik padanya. "Bagaimana jika kamu ketahuan?"

"Apa pilihanku? Kita butuh bantuannya."


Det. Park tiba-tiba nongol di tengah-tengah mereka. "Kamu mungkin paralegal di firma hukumnya. Tapi dua orang yang bukan pasangan tidak boleh sedekat ini," ucap det. Park. Dia lalu menyuruh Se Yeon menunggu sementara dia akan memeriksa korban dan segera keluar untuk makan malam bersama Se Yeon. Se Yeon membujuk Det. Park agar bisa ikut karena ada yang harus dia periksa.

"Oppa! Bisa bantu aku? Ku mohon!"

Det. Park kontan tersipu. Dia menarik tangan Se Yeon agar mengikutinya.

"Menjijikkan!" gerutu Min yang harus jadi nyamuk.

***

Se Yeon menghampiri det. Park yang baru keluar dari ruang rawat Oh Yeong Cheol. Det. Park memberitahunya kalau kondisi Oh Yeong Cheol tidak ada yang fatal meski paha dan bahunya terluka.

"Dia relasi Oh Yeong Cheol?"

"Dia ayahnya. Menurut para tetangganya, Oh Yeong Cheol tidak bisa dihubungi sementara waktu. Jadi ayahnya datang menengoknya dan di serang."

"Kamu dapat tersangka?"

"Kami tidak akan tahu hingga di selidiki. Tapi ku rasa ini pria yang kamu cari. Park Gi Nam."


Park Gi Nam sendiri sedang bersembunyi agar tidak terlihat polisi. Sepertinya dia masih berada di sekitar rumah Oh Yeong Cheol. Dia juga tampaknya terluka. Park Gi Nam mengingat kejadian tadi. 

Saat dia melihat isi cangkir, di dalamnya ada liontin putih berbentuk hati milik putrinya. Tentu saja dia terkejut. "Bagaimana ini ada padamu?"


Tiba-tiba Oh Yeong Cheol menikam perut Park Gi Nam. "Sudah ku bilang belum berakhir. Sudah kubilang ini giliranku membunuhmu. Bagaimana undanganku?"

Park Gi Nam sontak terhenyak. "Bagaimana kamu...."

"Putri nakalmu pantas mati. Dia pencuri kecil." Oh Yeong CHeol menarik pisaunya dengan keras hingga Park Gi Nam terjungkal ke sofa dan muntah darah.

Flashback

Park Mi Jin datang ke rumah Oh Yeong Cheol. Dia melihat sebuah cincin di pot bunga lalu mengambilnya. Dia mencobanya di jari telunjuknya. "Wah! Ini cantik." Dia melihat benda lainnya di pot bunga , sepertinya permata berwarna merah. Tiba-tiba seseorang datang. 



Beberapa saat kemudian Park Mi Jin berlari di tengah kegelapan sambil berusaha menghubungi ayahnya tetapi tidak diangkat.. Tiba-tiba saja Oh Yeong Cheol menarik rambut Park Mi JIn dari belakang lalu menyeretnya.



Park Gi Nam yang masih seorang polisi menangisi anaknya yang dibawa ke rumah sakit dengan tubuh berlumuran darah. Dan yang mengoperasi Park Mi Jin justru pembunuhnya sendiri, dokter Oh Yeong Cheol. Park Gi Nam memohon-mohon pada Oh Yeong Cheol untuk menyelamatkan Mi Jin, tapi dr. Oh berdalih kalau dia sudah berusaha yang terbaik namun sayang Mi Jin tidak bisa diselamatkan.

Flashback end



"Ayah anak nakal itu polisi. Seharusnya dia tahu tidak boleh mencuri dan menerobos. Ada hal lain yang tidak kamu sadari. Putrimu mati dua kali di tanganku. Ku rasa kamu tidak ingat. Tapi dokter  IGD yang bertugas di hari kematian putrimu, adalah aku."

PArk Gi Nam jelas terkejut. "Kamu pelakunya?"

Oh Yeong Cheol mendekati Park Gi Nam. "Ya. Aku. Oh Yeong Cheol."

Park Gi Nam heran karena dia yakin malam itu dia sudah membunuh Oh Yeong Cheol dengan tangannya sendiri.

"Aku tampak berbeda ya? Entah bagaimana itu terjadi, tapi satu hal yang pasti. Para dewa juga memihakku. Mereka tidak ingin aku berhenti membunuh. Benar?" Oh Yeong Cheol tertawa seolah tak punya dosa. Dia lalu hendak menikam Park Ki Nam lagi. Namun kali ini Park Ki Nam berhasil mengelak. Dia sudah siap dengan cutter di tangannya. Oh Yeong Cheol berusaha menahan tangan Park Ki Nam. Park Ki Nam tidak kehabisan akal. Dia membenturkan kepalanya ke kepala Oh Yeong Cheol. Mereka pun bergelut sengit.


Di rumah sakit, Oh Yeong Cheol mengaku pada det. Park kalau Park ki Nam beralasan ingin numpang kamar mandi tapi setelah masuk Park Ki Nam malah menusuknya. Se Yeon masuk tapi langsung keluar lagi karena mendapat telepon dari Cha Min. Oh Yeong Cheol tampak memperhatikannya.

Ternyata Cha Min menelepon untuk menanyakan nomor kamar Oh Yeong Cheol karena sepertinya dia tersesat. Eh tiba-tiba bola abyss menyala dan memanas tepat saat Cha Min melewati kamar mayat.


"Apa ini alarm mayat? Lupakan! Aku tidak mau bangkitkan orang!" Min menggerutu pada bola obyss-nya. Tapi bola abyss menjadi semakin panas sampai Cha Min terpaksa meletakkannya di lantai. Saking kesalnya Min hampir mau menginjak itu bola abyss. Tapi Ji Wook tiba-tiba datang mengagetkannya. Dan anehnya, begitu Ji Wook berjalan mendekat, nyala abyss meredup. Min buru-buru memungutnya dan memasukkannya ke kantong celananya lagi.

Bersambung ke Abyss episode 3 part 2

1 komentar


EmoticonEmoticon