Abyss Episode 3 Part 3

Abyss
Episode 3 Part 3
Sumber konten dan gambar : TVN



Min bertanya pada Park Ki Nam apa dia yang membunuh Se Yeon. Park Ki Nam menatap Min. "Apa urusannya denganmu?"


Min menjawab cepat. "Lebih dari urusanku. Aku harus menangkap bedebah yang membunuh Se Yeon, agar diriku yang lama dan tunanganku kembali."


Oh Yeong Cheol masuk ke sebuah ruangan sambil membawa sebuah kotak. Di dalam ruangan itu masih ada pintu lagi. Dia masuk ke dalamnya dan menghampiri Hee Jin yang meringkuk di lantai dengan kaki dan tangan diikat dan tubuh penuh luka. Oh Yeong Cheol menyentuh lukanya. "Pasti sakit."

"Bede*ah gila! Singkirkan itu dariku!! bentak Hee Jin.

"Aku yakin kamu tahu aku benci jika berisik." Oh Yeong Cheol menutup mulut Hee Jin dengan kain lalu mengambil peralatan jahitnya dari dalam kotak dan menjahit luka di bahu Hee Jin.


"Dia menyombong soal anaknya yang menjadi dokter. Tapi ku dengar Yeong Cheol membunuh wanita.Dia bahkan membunuh istrinya sendiri," ucap seorang ahjussi tetangga Oh Yeong Cheol pada Ji Wook.

"Tapi ku dengar polisi menyimpulkan bukan dia pelakunya. Kamu tidak ingat betapa marah Pak Oh saat itu?" sahut ahjussi yang lain.

Ji Wook bertanya tentang keberadaan Oh Seong Cheol. Tapi ahjussi menjawab kalau dia sudah lama meninggal. Kira-kira lima tahun yang lalu dan Oh Yeong CHeol bahkan tidak datang saat ayahnya meninggal. Ji Wook tertegun mendengarnya.


Det. Choi sedang berjaga di depan rumah Oh Yeong Cheol bersama seorang rekannya. Tahu-tahu Oh Yeong Cheol mengetuk kaca mobilnya dan memberikan sebotol teh hangat untuk mereka. Dia berkata kalau 'putranya' memang pernah salah di tuduh dan di tahan. Det. Choi beralasan kalau mereka berjaga bukan untuk Oh Yeong Cheol tapi demi perlindungan saksi kalau-kalau Park Ki Nam datang kembali. Melihat Oh Yeong Cheol membawa ransel, det. Choi bertanya dia mau kemana.

"Aku harus mengganti perban ke rumah sakit. Saat kembali aku berencana mendaki sambil mendengar musik," ucap Oh Yeong CHeol sambil menunjukkan mp3-nya. Dia lalu pergi dan naik bis. Di dalam bis, dia mendengarkan mp3 yang  berisi sadapan suara dari Park Ki Nam. Ternyata sebelumnya dia memasang penyadap di liontin milik Park Mi Jin. Dia bisa mendengar suster yang meminta Park Ki Nam untuk cuci darah. "Baiklah. Haruskah aku memulai perburuan yang sebenarnya?"


Se Yeon sedang berdua dengan det. Park di kafe saat Min meneleponnya. Dia mengangkat telepon dan menjauh dari det. Park.

"Kamu tidak bisa melakukan apapun sendirian. Kenapa bertingkah?"

"Lihat siapa yang bicara? Kamu juga tidak bisa segalanya."

"Kamu bercanda? Aku ini Ko Se Yeon. Jaksa terbaik di kantor jaksa umum."

"Jika ku katakan yang ku lakukan, kamu tidak akan berani mengeluh sekarang." Min yang mendengar pesanan minuman Se Yeon dan mendengar Se Yeon menyajikannya pada det. Park sambil memanggil 'oppa'. "Kamu bersama detektif Park? Jika kamu terus menemuinya dia akan tahu." Min yang tadi tersenyum sekarang jadi kesal. "Kenapa kamu terus menemuinya?"

"Banyak yang ku bicarakan dengannya daripada kamu. Berhenti membuang waktu dan cepat datang kemari!" Se Yeon menutup teleponnya lalu menyuruh det. Park meminum minumannya.


Det. Park bertanya pada Se Yeon kenapa dia menyelidiki Park Ki Nam dan Oh Yeong Cheol.

"Aku mengambil kasus pro bono."

"Kasus pro bono?"

"Ya. Ada ormas untuk keluarga yang berduka dari korban pembunuhan. Mereka membuat tuntutan melawan pemerintah untuk kompensasi. Aku bertanggung jawab untuk kasus ini. Ada keluarga berduka dari kasus pembunuhan Eomsan-dong. Jadi aku,,,"

Det. Park menatapnya tajam.

Se Yeon berusaha membujuk det. Park. "Ayolah pikirkan. Mereka menyewaku karena aku mantan jaksa. Bukankah aku perlu menunjukkan aku berbeda dari pengacara lainnya? Aku butuh bantuanmu, Oppa."

Det. Park menghela nafas. "Dasar nakal. kamu selalu memanggilku 'sayang' saat butuh sesuatu." Det. Park menyentil kepala Se Yeon beberapa kali.

"Kenapa kamu selalu memukulku?" protes Se Yeon sambil memegangi kepalanya. Det. Park melihat jari Se Yeon yang terluka lalu dengan sigap memplesternya. Dia lalu mengajak Se Yeon ikut ke Jecheon karena dia menemukan Park Ki Man membeli tiket kesana pagi ini. (maaf ternyata bukan Park Ki Nam tapi Park Ki Man, hehe)

Se Yeon dapat sms dari Min yang menyuruhnya segera ke Rumah Sakit Chuncheon karena dia sudah menemukan Park Ki Man.


Min sedang menunggu balasan dari Se yeon sambil cengar-cengir sendiri. Tapi apa balasan Se yeon?

"Omong kosong! Berhenti membuang-buang waktu dan pulanglah!"

"Apa? Omong kosong? Dasar sia*an!" umpat Min sampai perawat yang disana bingung. Dia lalu memotret Park Ki Man yang terbaring di ranjang.

"Maaf. Apa barusan kamu memotretku?" tanya perawat.

"Tidak. Aku barusan memotret perawat."

Eh malahan si perawat memotret Min. "Mari kita anggap impas karena aku juga memotretmu." Min cuma bisa nyengir. Perawat mendekat dan mengajak foto bersama.

***

Se Yeon dan det. Park sudah bersiap di mobil. Se yeon kaget saat melihat pesan gambar dari Min. Dia lalu memberitahu Park Ki Man bukan di Jecheon tapi Chuncheon.

***

Min keluar dari ruang rawat untuk mengangkat telepon dari Se Yeon.

"Kamu yakin Park Ki Man di sana?"

"Kamu tidak lihat fotonya? Dia bilang akan menjelaskan, jadi, cepat kemari untuk detailnya. Akan kupastikan dia tidak kabur."


Min mematikan telepon saat perawat membawa Park Ki Man keluar untuk cuci darah. Kali ini perawat lebih berani dengan meminta nomor telepon Min. Min yang baik hati dan tidak sombong pun menurut saja.

***

Det. Park menyarankan untuk memanggil tim. Tapi Se Yeon bilang nanti saja karena ada yang perlu dia selidiki lebih dulu. Mau tidak mau det. Park pun menurut.


Det. Choi melihat mobil Ji Wook berhenti di depan rumah Oh Yeong Cheol. Ji Wook turun dengan tergesa-gesa. Dia memencet bel berkali-kali. Dan anehnya, karena tidak sabar, dia hendak memencet sandi pintu. Tapi urung dilakukannya karena det. Choi memanggilnya. Dia bilang tidak ada orang di rumah karena 'ayah' Oh Yeong Cheol sedang ganti perban di rumah sakit.


Oh Yeong Cheol sudah berada di depan ruangan Park Ki Man. Melihat ruangannya yang kosong, dia bertanya pada perawat yang lewat. Perawat memberitahunya kalau Park Ki Man sedang diendoskopi dan menyuruhnya menunggu.


Se Yeon dan det. Park baru sampai di rumah sakit. Det. Park menunjuk Min yang sedang menunggu di lobi. "Itu pesuruhmu." Se Yeon segera berlari menghampiri Min. "Dimana Park Ki Man?"

"Dia sedang diendoskopi. Sebentar lagi selesai."

"Apa yang terjadi?" tanya det. park.

"Dia minum racun di makam putrinya. Untung aku menemukannya. Dia selamat tapi harus menginap sementara."

'Apa sungguh dia yang melakukannya?" giliran Se Yeon yang bertanya.

Min menatap det. Park sebentar lalu berbisik pada Se Yeon. "Kuberitahu di sini?"

Det. Park tentu saja kepo. "Ada apa? Aku juga harus tahu semuanya."

"Kenapa tidak tanya sendiri saja. Dia bilang akan mengaku dan membayarnya. Ayo."

"Bagaimana kamu tahu dia disana?" tanya det. Park lagi.

Kesempatan Min buat pamer. "Biar ku beri tahu kunci sukses investigasi. Hati!" Min menyentuh dada det. Park. Kontan det. Park langsung menyingkirkannya. "Berikan hatimu dan kamu akan tahu."


Bertiga, mereka masuk ke ruang rawat Park Ki Man. Tapi perawat memberitahu mereka kalau Park Ki Man sedang jalan-jalan karena tadi ada yang menemuinya. Semuanya tertegun. Mereka lalu memeriksa kamera keamanan. Mereka mendapati Oh Yeong Cheol yang memakai kerudung jaketnya sedang mendorong Park Ki Man yang duduk di kursi roda.

"Itu Oh Yong Cheol. Oh Yeong Cheol membantunya," ujar Min.

"Bagaimana kamu tahu?" tanya Se Yeon.

Min menceritakan kalau Park Ki Man bilang dia hanya membunuh Oh Yeong Cheol. Sedang yang membunuh Se Yeon adalah Oh Yeong Cheol. Min memberikan id card Se Yeon yang dia dapatkan dari Park Ki Man. Min lalu menyerahkan sampel darah yang pernah dikirim Oh Yeong Cheol pada det. park.

"Park Ki Man membunuhnya lagi karena dia belum mati."

Det. park jelas bingung. "Omong kosong apa itu?"

"Itu keterangan Park Ki Man. Dia sedang tidak sehat. Aku ingin dengar lagi saat kalian tiba. Tidak ku kira Oh Yeong Cheol cepat menemukannya," jelas Min.


Saat ini Park Ki Man sedang tidak sadarkan diri di dalam taksi bersama Oh Yeong Cheol. Supir taksi bertanya kenapa Oh Yoeng Cheol mau membawa anaknya ke rumah sakit lain.

"Hei! Kamu tahu kenapa kucing dibunuh? Rasa ingin tahu. Manusia terlalu bodoh untuk ingin tahu hal-hal yang lebih baik tak diketahui," ucap Oh Yeong Cheol. Taksi itu tiba-tiba melaju berkelok-kelok seolah kehilangan kendali.


Se yeon memaksa mengemudikan mobil det. Park untuk mencari Oh Yeong Cheol yang dia yakini berada di tempat pertama kali Oh Yeong cheol ditemukan. Dia menyetir kebut-kebutan sampai-sampai det. Park ketakutan.

"Hei ini mobilku!"

"Pikirmu nyawamu banyak? Tidak berguna jika kita mati," keluh Min. "Sadarlah Se yeon ku mohon!"

Ji Wook menelepon det. Park untuk memberitahu kalau Oh Yeong Cheol membunuh lagi. Jelas det. park kaget.

"Kali ini dia meninggalkan jejak. Itu tidak biasa untuknya. Jejak bukti konkret," jelas Ji Wook. Para petugas sedang memeriksa sebuah mobil. Sepertinya itu mobil wanita yang tempo hari dibunuh Oh Yeong Cheol.

"Apa? Dia tidak pernah meninggalkan rambut sehelaipun. Tapi ada sidik jari?"


Oh Yeong Cheol mengemudi sendiri taksi yang tadi. Dia berhenti di gang tempat tinggal Se Yeon lalu memapah Park Ki Man. Park Ki Man yang ternyata sudah sadar berusaha mencekik Oh Yeong Cheol dan menyudutkannya ke tembok. Oh Yeong Cheol melawan hingga Park Ki Nam menjatuhkannya ke jalanan. Diam-diam Oh Yeong Cheol mengambil pisau di sakunya lalu menusuk perut Park Ki Man berkali-kali tanpa ampun.

***

Min memimpin jalan menunjukkan tempat dimana dia pernah menemukan Oh Yeong Cheol yang sedang sekarat. Awalnya det. park tidak percaya pada Min. Tapi kemudian Ji Wook meneleponnya dan memberitahukan keberadaannya. Mereka bertiga segera berlari ke tempat dimana Park Ki Man tadi ditusuk. Disana sudah ada Ji Wook.


"Aku sudah memanggil ambulans. Dia pasti belum jauh." Ji Wook dan det. Park segera pergi mencari keberadaan Oh Yeong Cheol.

Se Yeon mendekati Park Ki Man yang sedang sekarat. "Park Ki Man-ssi. Bangun. Jangan mati seperti ini! Bagaimana ini?" ucap Se Yeon.

Min melihat kepergian Ji Wook dan det. Park. Mereka terlihat berpencar. Sekilas Ji Wook melihat orang mirip Oh Yeong Cheol tua berjalan di gang sebelah. Ji Wook segera mengejarnya.

TKP sudah ramai oleh petugas dan warga yang ingin menonton. Petugas ambulans datang membawa Park Ki Man. Min memperhatikan Park Ki Man yang berusaha mengucapkan sesuatu. Min mendekat untuk mendengar lebih jelas.


"Oh Yeong CHeol. Ayahnya...." ucap Park Ki Man. Entah Min paham atau tidak. Tiba-tiba Min tertegun saat melihat seseorang ditengah kerumunan warga. "Itu Hee Jin." Se Yeon mengajak Min ikut ambulans. Tapi Min malah memanggil Hee Jin dan mengejar Hee Jin yang pergi. Se Yeon pun jadi mengikutinya.

***

Ji Wook masih mengejar Oh Yeong CHeol. Dia sempat terjatuh karena pembatas jalan yang sengaja dipasang OhbYeong Cheol. Mereka akhirnya berhenti di depan tanjakan. Mungkin Oh Yeong Cheol yang tuwir merasa nggak sanggup kabur lagi.


"Oh Yeong Cheol! Menyerahlah!" ucap Ji Wook dengan nafas terengah-engah. Oh Yeong CHeol berbalik dan mendekati Ji Wook. Ji Wook tentu saja kaget melihatnya. "Sedang apa kamu di sini?"

"Kamu sudah tahu aku bukan ayah Oh Yeong Cheol bukan? Kamu tidak akan bisa menangkap Oh Yeong Cheol."

"Apa yang mmbuatmu menyimpulkan begitu?"

"Karena aku lebih tahu dari yang lain." Oh Yeong Cheol semakin mendekat. "Darahku mengalir dalam nadimu." (Omo!!)


Hee Jin, Min, dan Se Yeon, masih saling berkejaran.

Bersambung ke Abyss episode 4 part 1


1 komentar

Semangat terus minπŸ‘πŸ’•


EmoticonEmoticon