Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Sumber konten dan gambar : KBS2
Dan yang tidur di ayunan terbangun karena terik matahari. Dia memegangi kepalanya yang pusing akibat mabuk semalam. Dia mengingat aksinya semalam yang mengajak Yeon Seo menari. Kontan Kim Dan syok.
"Oh! Alkohol!! Ini akar dari segala kejahatan," jerit Dan sambil mencengkeram rambutnya sendiri.
Seseorang datang menghampirinya.
"Jangan mendekat! Aku sangat malu," pinta Dan.
Ternyata yang detektif Ko bersama dua orang petugas lainnya. (Btw, yang jadi detektif Ko itu penyanyi korea yang dulu sempat ke Indonesia bukan sih? Itu loh yang main film bareng Atikah Hasiholan dan Rio Dewanto di 'Hello Goodbye)
"Kim Dan ssi?"
Kim Dan menoleh.
"Mari pergi," ucap detektif Ko.
Beberapa saat kemudian, Dan di seret paksa kedua petugas.
"Hei! Sebentar! Kamu kenal aku. Aku karyawan di sini."
"Katanya kamu dipecat."
"Meski begitu kalian tidak boleh mengkapku seperti ini."
"Kami tidak punya pilihan. Kami menerima telepon pencurian. Ayo pergi!"
Yeon Seo datang dan memperhatikan mereka.
"Hei Lee Yeon Seo!! Sungguh kamu? Kamu melakukan ini? Kita perlu bicara. Lima menit! Tidak, satu menit. Aku akan pergi jika memang harus. Tapi tidak seperti ini." Kim Dan terus memberontak.
"Tunggu!" ucap Yeon Seo.
Kim Dan dan Yeon Seo bicara berdua.
Dan kesal. "Pencurian rumah? Melaporkanku? Aku juga tahu bertapa bertekad dan putus asanya kamu. Aku tidak akan mencoba apapun.
"Aku akan keluar dari sini sendiri! Aku masih percaya, meski kamu mungkin tidak punya perasaan padaku, setidaknya kamu tahu perasaanku. Aku pikir kamu akan tahu aku datang karena aku khawatir dan merasa bersalah, bod*h!"
"Penipu," ucap Yeon Seo.
Dan bertanya apa maksud Yeon Seo.
"Dasar tikus!"
Dan frustasi. "Kamu memanggilku cab*l dan sekarang penipu?"
"Kamu menipuku!!" bentak Yeon Seo. Kim Dan tertegun.
"Jika kamu mengatakan aku melewatkan pemecatanmu, mengajukan gugatan ganti rugi, investigasi polisi, dakwaan penuntutan."
"Aku tulus! Aku tidak berbohong, sekalipun tidak. Aku serius," ucap Kim Dan berusaha meyakinkah Yeon Seo yang keras kepalanya na'udzubbillah.
"Kita pernah bertemu sebelumnya, bukan? Sebelum kamu datang untuk wawancara. Saat aku tidak bisa melihat. Jawab aku tanpa kebohongan!"
Kim Dan kaget karena Yeon Seo akhirnya menyadarinya. Dia terdiam tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Flashback
Yeon Seo menyelimuti Dan yang tertidur di ayunan. Dalam keadaan tidak sadar, Kim Dan meraih tangan Yeon Seo. Yeon Seo segera melepaskannya. Dia menatap sapu tangan yang mengikat pergelangan tangannya lalu menatap Dan.
"Kim Dan! Siapa kamu?"
Dan tersenyum dalam tidurnya.
"Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Yeon Seo.
Eh, si Kim Dan menjawab. "Jangan khawatir! Aku akan pastikan mewujudkannya. Aku akan pastikan misi Lee Yeon Seo terselesaikan. Maksudku, kamu seharusnya tidak bersikap seperti itu walau kamu mengalami kecelakaan."
Yeon Seo tertegun dan mundur selangkah. Seketika dia ingat ucapan Dan di taman di saat pertemuan pertama mereka. Saat itu Dan bilang tidak semua orang bersikap seperti Yeon Seo setelah mengalami kecelakaan.
Yeon Seo jika ingat saat dia menanyai para pegawai mengenai kecelakaan chandelier. Dan saat itu bilang kalau dia bilang itu hanya kecelakaan.
Lalu saat mereka melihat rekaman cctv yang tiba-tiba error. Saat itu Kim Dan pura-pura cemas.
Yeon Seo melepas sapu tangan di pergelangan tangannya. Dia menatap Dan. "Jangan-jangan,,,"
Flashback end
"Jawab aku Kim Dan! Kamu sudah mengenalku sebelum datang ke sini."
Dan benar-benar bingung. Dia akhirnya membenarkan.
Yeon Seo terhenyak. "Di bawah pohon di hari hujan itu, benarkan?"
"Itu kebetulan. Tentu saja 'Dia' merencanakan semuanya dari awal," aku Dan. (Tapi Yeon Seo ya nggak tahu 'Dia' itu maksdunya siapa)
"Kamu hanya melakukan apa yang diperintahkan?"
"Aku terkejut itu kamu."
Yeon Seo berusaha tersenyum. "Siapa yang mengirimmu ke sini?"
Dan galau. Dia menunjukkan jarinya ke atas. "Dari atas." (Jujur banget deh si Kim Dan)
"Jika kamu hanya melakukan apa yang diperintahkan.,,"
"Yeon Seo, ini..."
"Itu sebabnya kamu bilang aku adalah tujuan hidupmu," ucap Yeon Seo tampak kecewa. "Itu sebabnya kamu bilang kamu ada karena aku." Yeon Seo tersenyum miris. "Sepertinya kamu tidak berbohong."
"Aku pikir itu bisa menguntungkanmu juga," ujar Kim Dan.
"Bagaimana? Berada dalam penyembuhan selama sisa hidupku karena kamu membuatku takut dengan memecahkan jendela?"
Kim Dan jadi bingung. "Apa yang kamu bicarakan?"
"Mereka juga sangat bodoh. Bagaimana bisa mengirim mata-mata bodoh seperti kamu?"
"Mata-mata?"
Yeon Seo melempar sapu tangan ke wajah Dan. "Mengagumkan. Aku selesai." Yeon Seo pergi.
Kim Dan masih juga belum mengerti. "Mata-mata?" Dia pasrah saja saat dibawa pergi petugas.
Detektif Ko menginterogasi Kim Dan. Dia bertanya apa yang digunakan Dan untuk memecahkan kaca jendela. "Apa kamu memotong lampu sebelumnya? Dengan pisau? Gergaji?"
"Biarkan aku jujur denganmu." Dan menarik kursinya maju. "Aku orang yang menyelamatkan dia malam itu. Jendelanya pecah dan pecahan kaca mulai turun seperti hujan. Aku membuka...." Kim Dan diam sebentar. "Lenganku yang dengan sangat lebar."
"Jadi kamu mengarang kecelakaan itu untuk mendapatkan kepercayaannya?"
Dan langsung lemas. Apapun penjelasnnya, para manusia tidak akan mengerti. HAHA.
Yeon Seo memasukkan baju-baju Dan ke kardus, tapi Miss Jung selalu mengeluarkannya lagi. Yeon Seo jadi kesal.
"Miss Jung!!"
"Jangan lakukan ini. Ayo kita panggil dia kembali."
"Apa aku harus menjelaskan semuanya lagi? Dia menipuku."
"Dia hanya tidak memberitahumu. Bukannya dia berbohong dengan sengaja," bela Miss Jung. "Dia menjawab semua pertanyaanmu. Jika dia akan menyembunyikannya, dia akan rahasiakan sampai akhir. Kamu mencurigai semua orang bukan? Lalu bagaimana kamu mempercayaiku?"
Yeon Seo memasukkan kembali baju-baju Dan ke kardus. "Karena kamu tidak baik padaku."
Miss Jung menghela nafas. Dia menunjuk barang-barang Dan dimeja. "Lihat! Mata-mata macam apa yang makan banyak coklat? Astaga!" Miss Jung tertawa. Dia lalu menunjukkan kalender milik Dan yang ditandai tanda bintang. "Dan dia sangat menunggu hari ulang tahunnya seperti anak kecil."
Yeon Seo merebut kalender itu. "Dia mungkin harus membunuhku pada tanggal itu." (Aku kok ketawa)
Miss Jung gregetan melihat ke-paranoid-an Yeon Seo. Tapi dia masih berusaha membujuk Yeon Seo. Dia menunjukkan buku-buku tentang Yeon Seo yang Dan pelajari. Bahkan di sana ada tulisan-tulisan Dan. 'Cinta, kencan, perasaan, dan jantung'.
"Astaga!" Miss Jung tertawa. "Dia tidak kan?"
"Apa?"
Miss Jung membayangkan Dan terpana melihat Yeon Seo yang duduk di taman di hari yang bersalju. Dan tampak tersenyum. Dia lalu duduk di samping Yeon Seo dan terus memperhatikannya.
"Jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Dia mendekatimu dengan hati-hati. Dia ingin menghirup udara yang sama denganmu sejenak untuk menghargai momen itu."
"Omong kosong! Dia bilang seseorang dari atas mengirimnya ke sini."
Miss Jung menunjuk ke atas. "Ya, seseorang dari atas sana (dewa). Mungkin takdir." (Wah! Bravo Miss Jung!)
Yeon Seo kesal. "Separah itu kamu tidak ingin dia pindah?"
Miss Jung masih belum menyerah. "Katamu dia memelukmu. Dia membaca konttrak dengan sangat teliti, tapi melanggar klausa tentang kontak fisik."
Seketika ingatan Yeon Seo melayang pada momen saat Dan menyelamatkannya dari chandelier yang jatuh.
Yeon Seo beralasan kalau itu karena kacanya pecah.
Miss Jung mulai mendramatisasi. "Dia mungkin bersumpah untuk tetap di sampingmu sebagai sekretaris dan pembantumu. Tapi dia tidak bisa mengendalikan perasaannya."
Yeon Seo merebut dokumen-dokumen yang Dan pelajari lalu memasukkannya ke dalam kardus. Dia menyerahkan kardus itu pada Miss Jung dan menyuruhnya untuk memberikannya pada Dan. Yeon Seo beranjak pergi. Miss Jung mengingatkan kalau Dan bilang dia di usir dan tidak punya tujuan.
"Aku penasaran di mana dia dan apa yang dia lakukan."
Yeon Seo sempat berhenti tapi lanjut jalan lagi. Tapi Miss Jung masih berusaha ngomporin Yeon Seo.
"Baginya sudah diseret ke kantor polisi, dia pasti sangat terluka."
Yeon Seo ingat saat Kim Dan bersikeras kalau dia tulus dan mengaku tidak pernah berbohong bahkan sekalipun. Yeon Seo berusaha mengacuhkan itu dan pergi.
Miss Jung menghela nafas. "Tidak berhasil."
Kim Dan menghadap dewa Hoo. Wajahnya lesu. Dia mau masuk ke gereja tapi dewa Hoo mengacungkan jarinya dan seketika Dan terlempar ke depannya lagi.
"Ini bukan rumahmu."
"Hanya untuk satu malam." Dan berjalan mendekati dewa Hoo. "Polisi menyuruhku pulang, tapi aku tidak punya tujuan."
Dewa Hoo mengacungkan jarinya yang sontak membuat Kim Dan mundur. "Aku bilang jangan kembali sampai kamu menyelesaikan misi."
Dan maju lagi. "Aku akan mulai segera. Aku menemukan tulang rusuknya. Pasangannya. Aku hanya perlu menghubungkan mereka berdua."
"Lalu kenapa kamu di usir? Aku membantu dan membersihkan masalahmu. Aku sudah melakukan bagianku."
Dan frustasi. "Benar-benar!! Sepertinya tubuhku adalah masalahnya." Kim Dan menatap dewa Hoo lalu mencolek bahunya. Teot toet. "Ketika aku mendengar kritiknya, tekanan darahku melonjak. Tapi saat aku merasa lebih dekat dengannya, wajahku gatal."
"Aigoo! Kamu pasti sangat bangga sudah dipecat sesudah jadi emosional seperti manusia."
"Aku dipecat tapi misiku masih berlanjut. Aku tidak harus berada di sampingnya untuk membuatnya jatuh cinta kan?"
"Wow! Kamu akan jadi biro jodoh tidak terlihat?"
Dan tampak terkejut dan menutup mulutnya. "Wow! Itu bagus! Bagaimana jika aku muncul dalam mimpinya?" KimDan langsung akting seolah-olah bicara padaYeon Seo. "Jangan Kaget! Lihat! Dunia baru akan terbuka di hadapanmu. Cinta akan berkembang dalam hati tandus Yeon Seo."
Dewa Hoo mengacungkan jempolnya. Dan juga ikut mengacungkan jempolnya. "Bukankah itu luar biasa?"
Dewa Hoo tertawa lalu mengibaskan tangannya. Serta merta KimDan terlempar ke belakang dan jatuh. Dewa Hoo masuk ke dalam gereja. Dan panik dan mengejarnya. Dia menggedor-gedor pintu.
"Setidaknya beri aku uang! 10.000 won! 5.000 won deh!" Dan stress! "Aku sudah ditinggalkan dengan tangan kosong baik oleh dewa maupun manusia," gerutu Dan.
Dan menghampiri sebuah foodtruck. Dia ngiler lihat makanannya. Tapi dia tidak bisa beli karena tidak punya uang. Tiba-tiba datang sekerumunan anak perempuan berpakaian balet. Mereka meneriakkan 'hotdog'. Guru mereka meminta semuanya masuk duluan dan dia yang akan membelikan hotdog. Dia memesan 20 hotdog lalu bicara pada temannya.
"Hei! Apa kamu lihat? SNS Geum Ni Na populer."
"Maksudmu Lee Yeon Seo? Dia gadis yang sangat kasar."
"Dia terkenal jahat. Temanku yang ada di Fantasia mengatakan betapa buruknya dia. Yeon Seo membuat orang menangis dan bahkan memukul mereka.'
Dan mendekat dan menguping.
"Kenapa? Karirnya tidak akan bertahan lama."
"Tapi kekayaannya yang bertahan lama. Begitulah caranya dia mendapatkan transplantasi kornea dan sangat menjengkelkan. Astaga! Aku iri padanya."
"Dari semua orang yang bisa membuat iri, kamu harus iri padanya yang dibenci semua orang?"
"Aku yakin dia kehilangan pengihatannya karena karma."
Kedua wanita itu menoleh dan melihat Dan. "Siapa dia?"
Dan langsung minta maaf. Dia menjauh dan menghela nafas. "Lee Yeon Seo Gong bod*h!"
Semua anggota balet Fantasia heboh melihat siaran SNS Ni Na kemarin. Mereka menggunjing dan menjelek-jelekkan Yeon Seo. Kang Woo yang baru datang langsung membentak mereka.
"Apa yang kalian lakukan!!"
Semua balerina langsung berbaris rapi. Kang Woo berjalan ke depan sambil berkacak pinggang. "Tidak ada harapan untuk teater balet yang kurang bermartabat. Bersiaplah untuk latihan!" perintah Kang Woo lalu duduk membuka bukunya.
Seorang anggota mengacungkan tangan dan menanyakan kapan Yeon Seo datang. "Jika dia tidak datang dengan siapa aku akan menari?"
Seorang balerina menyahut. Katanya pengumuman resmi untuk casting belum di umumkan. "Apa Anda yakin dia yang memimpin?"
"Kami belum pernah melakukan 'Giselle' sebelumnya," sahut yang lain.
"Sampai kapan kita harus melakukan ini tanpa petunjuk?"
Kang Woo meletakkan bukunya ke meja dengan kasar. "Kalian kurang keterampilan tapi serakah. Kalian tidak memiliki kemampuan, tapi hanya menyalahkan orang lain. Mereka yang melakukan itu disebut berandal. Benarkan?" Kang Woo berdiri. "Pikirkan urusanmu sendiri. Aku yang akan membawa Lee yeon Seo ke sini. Kita mulai latihan."
Mereka pun mulai latihan. Tapi ternyata Kang Woo musiknya berubah. Para balerina pun berhenti menari. Kang Woo melempar remote dengan kesal.
Kang Woo menghampiri Ru Na di ruangannya.
"Siapa yang memberitahumu untuk mengubah lagu latihan?" bentak Kang Woo.
"Aku akan menemuimu."
"Maaf direktur Geum Ru Na...."
"Ayo pergi ke ruang rapat! Kita melakukan rapat dewan darurat."
Rapat dewan di hadiri banyak orang. Banyak anggota yang marah-marah. Kenapa mereka harus merendah. (pada Yeon Seo)
"Apa Lee Yeon Seo akan kembali?"
Bu CHoi berusaha menjelaskan. Masalahnya adalah, Direktur belum membujuknya."
Ruang rapat ribut karena para dewan ngomel-ngomel. Kang Woo yang sedari awal diam menggebrak meja. Dia berdiri dan berkata akan membawa Yeon Seo. "Aku akan membawanya ke depan seluruh negara ini. Balerina yang kehilangan penglihatannya karena kecelakaan yang terkenal karena emosinya, akan diumumkan kembali pada konferensi pers. Ini akan mengubah tabel dan kallian akan dapat menghasilkan uang. Itu akan berhasil." Kang Woo meninggalkan rapat.
Seorang pria bertanya bagaimana jika Kang Woo gagal. Kang Woo bilang dia akan melakukan apapun yang pria itu inginkan. Dia pun keluar dari ruang rapat.
"Konferensi pers?" gumam Bu Choi.
Ru Na mengejar Kang Woo.
"Bagikan siaran pers soal konferensi pers. Katakan pada mereka, Lee Yeon Seo akan muncul di depan mereka," pinta Kang Woo.
Ru Na bertanya bagaimana kalau sampai Yeon Seo menolak. "Jangan memperburuk keadaan dan pilih Nina saja!"
Kang Woo menghentikan langkahnya dan menatap Runa. "Yeon Seo akan datang. Juga, kamu jangan berani mencampuri laguku!!! Lagi."
"Lagipula itu tidak akan berhasil. Video Yeon Seo itu sudah menyebar."
"Itu akan berhasil. Orang yang menyebabkannya akan memperbaikinya," ucap Kang Woo yakin lalu meninggalkan Runa yang tampak berpikir.
Ni Na tampak memperhatikan mansion Yeon Seo. Dia menarik nafas berat dan mengingat permintaan Kang Woo padanya.
"Aku ingin dua shot soal kamu dan Yeon Seo. Kalian berdua memiliki senyum yang paling cerah. Jika mungkin, aku ingin pipi kalian berdekatan."
Ni Na memaki dirinya sendiri bodoh. Kenapa dia langsung menyetujuinya begitu saja? Ni Na berusaha memantapkan hatinya. Dia memandang ke arah mansion lagi. "Aku tidak bisa melakukannya. Aku takut."
"Apanya?" iba-tiba Kim Dan datang dan membuatnya kaget. Dan pun ikut-ikutan terkejut.
Bersambung ke Dan, Only Love episode 7 part 2
EmoticonEmoticon