Dan, Only Love Episode 2 Part 1

Drama Korea
Dan, Only Love
Episode 2 Part 1
Sumber konten dan gambar : KBS 2




Kim Dan kembali ke taman mencari sapu tangannya tapi tidak ketemu. Sapu tangan itu adalah pemberian dewa hoo saat dulu dia dilantik


"Dengan ini kamu ditunjuk sebagai malaikat yang ditugaskan untuk menangani binatang di bumi," ucap dewa Hoo.

"Itu saputangannya bukan? Saputangan yang hanya dimiliki malaikat yang ditugaskan."

"Saputangan ini menjamin identitasmu sebagai malaikat dan menghubungkan bumi dengan langit." Dewa Hoo melipat saputangan itu dan menyelipkannya di saku Kim Dan. "Jadi, jangan sampai hilang. Pastikan kamu selalu membawanya."

Dan terperanjat sendiri. 'Tidak mungkin!"

Saputangan Dan sekarang ada di tangan Yeon Seo. Sampai tidurmu pun dia masih menggenggamnya. Yeon Seo mengigau dalam tidurnya. "Keluarlah pengecut! Bede*ah!"


Yeon Seo bangun. Dia memegangi kakinya yang kram. Yeon Seo menekan tombol puih di meja beberapa kali. Beberapa saat kemudian, Pak Jo susah duduk di kamarnya sambil memijat kaki Yeon Seo.


'Kamu terus bermimpi buruk?"

"Semua mimpiku buruk. Semuanya berwarna cerah," ujar Yeon Seo.

"Besok...."

"Aku tidak mau datang ke Fantasia," sela Yeon Seo.

"Aku bertanya kapan kamu akan pergi ke kolumbarium.Mereka sangat tidak bijaksana. Bagaimana bisa mereka mengadakannya di hari ini? Yeon Seo, aku akan selalu memihakmu."

"Paman Jo. Terkadang aku ketakutan. Bagaimana kamu bisa selalu memihakku? Bagaimana kamu bisa membantuku mengatur semuanya? Kenapa kamu memihakku apapun tindakanku? Seharusnya kamu memanggilku tuan putri gila, berandal, dan bede*ah. Bukankah wajar melakukan itu?"

"Yeon Seo ya."

"Jangan memanggilku begitu. Pergilah. Aku lelah," pinta Yeon Seo lalu berbarig lagi.

"Aku tahu dirimu yang sesungguhnya."

"Sudah ku bilang jangan sok tahu."


Pak Jo memandang foto Yeon Seo kecil bersama mendiang kedua orangtuanya di meja. Dia tersenyum.


Flashback

Pertunjukan Sekolah Balet Elena Tahun 1999

Yeon Seo tampak bahagia menarikan tarian balet di atas panggung bersama teman-temannya. Para penonton bertepuk tangan begitu pertunjukkan selesai. Para wartawan pun datang meliput acara itu. Pak Jo merekam Yeon Seo yang sedang bersama orangtuanya sehabis turun dari panggung. Ayah Yeon Seo memberitahu kalau Pak Jo adalah sopir baru mereka. Yeon Seo tampak cemberut. 

"Halo Tuan Putri," sapa Pak Jo hangat. "Namaku Jo Seung Hwan. Aku siap membantu."

Yeon Seo dengan dingin khas anak kecil malah memalingkan mukanya.

Beberapa tahun kemudian, Pak Jo menyambut Yeon Seo yang berari ke arahnya dengan piala di tangannya. Yeon Seo tersenyum senang dan memeluk Pak Jo. Dia bertanya bagaimana penampilannya. Pak Jo bilang Yeon Seo yang terbaik sambil mengacungkan jempolnya. 

"Aku baru merasa lega setelah kamu bilang aku yang terbaik," ujar Yeon Seo senang lalu memeluk Pak Jo lagi. Mereka tertawa bersama. Yeon Seo mendapat penghargaan Anugrah Utama.

Flashback end



Pak Jo bilang Yeon Seo begini karena hatinya telah terluka. "Dahulu kamu anak yang ceria. Apapun pendapat oranga meski kamu menyangkalnya, kamu bagaikan malaikat. Aku ingin melihatmu bersinar terang sekali lagi, seperti saat kamu masih kecil," ujar Pak Jo sambil tersenyum.

Yeon Seo menutup kepalanya dengan selimut.


Ternyata dari tadi Dan nangkring di jendela kamar Yeon Seo. Dia menyebut Yeon Seo anak kurang ajar sambil geleng-geleng kepala. Pak Jo menyalakan liin aromaterapi di  meja dan meminta Yeon Seo untuk tidur nyenyak. Begitu Pak Jo pergi, Dan langsung turun dari jendela dengan hati-hati. Dia mencari keberadaan sapu tangannya. Saat dia hendak membuka laci nakas, Yeon Seo bangun.


"Menyebalkan! Sungguh menyebalkan!" teriak Yeon Seo frutasi. Dia lalu tiduran lagi. Dan melihat saputangannya ada di ranjang, di samping badan Yeon Seo. Dia hendak mengambilnya diam-diam.

"Tunggu, Aku tidak perlu bersikap seperti ini," ucap Dan dalam hati. Dia lalu mencoba berdehem. Tapi Yeon Seo diam saja. Sepertinya Yeon Seo tidak dengar.


Dan menarik saputangannya. Tapi Yeon Seo juga hendak mengambilnya. Dia heran karena merasa ada yang menahan saputangannya. Mereka tarik-tarikkan saputangan. Tapi Yeon Seo yang menang. Dia pikir tadi saputangannya tersangkut.


Dan mencoba mengambil saputangannya lagi. Tapi Yeon Seo bangun. Dia mendekatkan wajahnya ke Dan. Tapi ternyata dia hanya ingin meniup lilinnya. Yeon Seo berbaring lagi di balik selimut.


Dan duduk frustasi di atap rumah Yeon Seo.


Hari berganti. Para pelayan berkumpul di depan Miss Jung dan Pak Jo. Karena Pak Jo akan keluar hari ini, Miss Jung meminta sekretaris sementara untuk mendampingi Yeon Seo. Bonus 100 % dan ijin cuti sepekan. Tapi tidak ada pelayan yang mau menawarkan dirinya.


Yeon Seo turun dari kamarnya dengan memakai gaun hitam cantik. "Siapa yang bilang?"

Semuanya terpesona pada kecantikan Yeon Seo.

"Dia memakai gaun desainer dan bulu mata  palsu yang menawan. Artinya dia akan menghadiri pesta itu bukan?" tanya Miss Jung. Yeon Seo sampai di bawah. "Kamu akan tampak lebih cantik dari Ni Na."

"Aku selalu lebih cantik daripada dia. Kamu tidak tahu?" ucap Yeon Seo dingin.

"Kamu akan baik-baik saja?" tanya Pak Jo.


Yeon Seo mengulurkan tangannya. "Ayo!" Pak Jo menyambutnya.


Pak Jo melihat Yeon Seo dari kaca spion. Dia memberitahu kalau dalam pesta akan ditampilkan 'Swan Lake'.

"Jangan konyol. Aku tidak akan menyaksikannya."

"Tapi kamu bisa merasakannya. Kamu juga sudah tahu ceritanya.."

Yeon Seo meninggikan suaranya. "Itulah sebabnya itu akan lebih menyiksa. Apa aku harus mengatakannya agar kamu paham?"


Tahu-tahu Dan sudah duduk di samping Yeon Seo. "Kamulah yang bod*h! Kamu selalu bersikap keji." Dan menatap Yeon Seo. "Dimana saputanganku?"

"Karena kamu memutuskan menghadiri pesta ini, tunjukkan kepada mereka siapa pemilik Fantasia yang sebenarnya," ucap Pak Jo.

"Ku bilang aku tidak tertarik. Kamu boleh memilikinya. Aku akan menyetujui semua dokumennya."

Dan menyahut. "Oh. Dia mendapat setifikat untuk ini? Dia harus mendapat sertifikat karena menjadi orang yang paling sinis dan keji."


Pak Jo bertanya kenapa Yeon Seo mau datang ke pesta. Yeon Seo melarang Pak Jo bicara lagi karena berisik. Dia lalu memasang headset di telinganya. Dan geleng-geleng melihatnya. "Diberkatilah orang-orang yang sabar. Orang bod*h ini mungkin belum menyadarinya. Tapi kelak dia akan menghargaimu," ujarnya pada Pak Jo. "Dia akan menangis dan menyesali perbuatannya di masa lalu. Berikan! Dimana saputangan itu?" Dan memegangi kepalanya frustasi. Dia menarik nafas beberapa kali.


Mereka sampai di Concert Hall tempat pesta Fantasia. Pak Jo menuntunnya turun. Bu Choi dan Pak Kim, pamannya, menyambutnya di lobi dan memeluknya.

Dan yang masih terus membuntuti Yeon Seo lagi-lagi berkomentar. "Kalian berdua dalam masalah besar. Orang bod*oh ini tidak punya kesabaran untuk kalian."

Benar saja. Yeon Seo mendorong paman dan bibinya.


"Hati-hati dengan tongkatnya," ucap Kim Dan. Yeon Seo memang menggenggam erat tongkatnya tapi dia menahan diri dan malah menanyakan kabar paman dan bibinya. Dan sampai kaget.

"Tentu baik. Kami menangis tersedu karena ingin bertemu denganmu," jawab Bu Choi. Dia bilang tamu-tamunya ingin bertemu dengan Yeon Seo. Yeon Seo cukup diam saja karena Yeon Seo cantik. Dia akan tampak lebih tragis. Orang kaya cenderung menghabiskan uang saat merasa superior. Kim Dan geleng-geleng mendengar ucapan Bu Choi. Pak Jo menggenggam tangan Yeon Seo.


Ru Na meminta ibunya berhenti. "Mohon pengertiannya. Sebagai direktur umum perusahaan balet, dia selalu memikirkan sponsor.

"Ru Na eonni."

"Kamu ingat suaraku? Syukurlah."


Pak Kim mengajak mereka semua masuk. Ni Na pasti akan sangat senang. Dulu dia sering menangis karena merindukan Yeon Seo. Bu Choi hendak menuntun Yeon Seo tapi Pak Jo melarangnya. Pak Jo menggandeng tangan Yeon Seo.


Di ruang rias, Ni Na sedang sibuk berdandan. Seorang temannya sesama balerina menghampirinya lalu memberinya semangat. Ni Na tampak gugup. Tangannya gemetaran. Dia meyakinkan dirinya kalau dia yang terbaik. Balerina utama Fantasia, hanya dirinya, Ni Na. Dialah sang bintang.


Para tamu undangan berkasak-kusuk melihat kehadiran Yeon Seo. Beberapa menyebut Yeon Seo gadis yang malang. Mereka kasian melihat Yeon Seo. Pak Jo menawari Yeon Seo untuk menunggu di mobil. Yeon Seo bilang dia ingin ke toilet. Dia meluruskan tongkat lipatnya.  Pak Jo mau mengantarnya, tapi Yeon Seo bilang dia bisa sendiri.


Yeon Seo hendak keluar dari toilet. Tapi dia mendengar dua balerina membicarakannya.

"Luar biasa. Yeon Seo ada di sini? Kamu melihatnya?"

"Jangan memanggilnya begitu. Dulu aku mengidolaknnya. Panggil dia Lee Eonni."

"Ngomong-ngomong, entah kenapa dia datang padahal dia buta. Semoga dia tidak membuat kita sial."

Kedua balerina itu pergi dari toilet begitu mendengar pengumuman pertunjukkan akan di mulai. Yeon Seo pun keluar dari toilet.


Pertunjukkan balet sudah di mulai. Pak Jo cemas karena Yeon Seo belum juga datang.


Dan tampak menikmati pertunjukannya. Dia duduk bersila di jalan dalam teater sambil mennggoyangkan tubuhnya mengikuti irama yang berkumandang.

Bersambung ke Dan, Only Love episode 2 part 2


EmoticonEmoticon