Sinopsis C-Drama : Legend of Fuyao ( Episode 7 Part 2 )

Legend of Fuyao

Episode 7 Part 2

Sumber : Zhejiang TV


Jing Chen tersenyum lega. Dia berpikir bagus sekali jika Fuyao benar-benar melarikan diri.

Tapi ternyata Fuyao tidak melarikan diri. Dia di bawa Pei Yuan ke tempat dimana dia biasa berlatih dengan Jing Chen. Dia juga membawa Xiaoqi kesana. Pei Yuan mengancam akan membunuh Xiaoqi jika Fuyao tidak mau terjun ke jurang.

Di kediaman Qi Zhen, Yun Hen melapor kalau dia sudah mendapat kabar dari Fei Yan. Yun Hen membisikkan sesuatu. Setelah itu Qi Zhen memintanya untuk segera bersiap. Terlihat Qi Zhen tersenyum.

Fuyao marah karena Pei Yuan melibatkan orang lain. Tapi Pei Yuan malah dengan kejamnya menjawab, "Jika aku harus melibatkan hidup setiap budak rendahan di bagian mistis hitam, lalu kenapa?"

Xiaoqi meminta Fuyao pergi saja dan tidak usah mempedulikannya. Fuyao mendekati Xiaoqi. Pei Yuan dengan sigap meletakkan pedang di leher Xiaoqi.

Xiaoqi tidak gentar. Dia terus meminta Fuyao pergi saja. Tapi Fuyao tidak mau mengorbankan orang lain lagi. Xiaqi nekad mendorong lehernya sendiri ke pedang. Pei Yuan cekatan menarik pedangnya dengan marah.

"Kau cari mati?" Pei Yuan menendang Xiaoqi. "Baiklah akan kuturuti keinginanmu." Pei Yuan sudah siap dengan pedangnya.

"Tunggu! Hidupku adalah milikmu. Apakah kau ingin membunuhku atau tidak, terserah padamu."

"Fuyao, jangan salahkan aku jika aku kejam."

Pei Yuan menyuruh Fuyao menyalahkan dirinya sendiri saja kenapa tidak mati dengan di permainan berburu dan bertempur (emang ada gitu orang ngarepin buat mati? Kezell). 

Fuyao heran kenapa Pei Yuan masih saja mengejarnya padahal Jing Chen sudah menyetujui perjodohan.

"Jika kau tidak mati, kakak seperguruan pertama akan memikirkanmu selama hidupnya."
"Apa kau berpikir setelah aku mati akan ada kau di hati kakak seperguruan?"

"Memikirkan orang yang sudah mati, lebih baik daripada memikirkan orang yang masih hidup." (Dasar psikopat)

Pei Yuan menyuruh Fuyao untuk melompat. Fuyao meminta Pei Yuan berjanji untuk melepaskan Xiaoqi dan semua orang di bagian mistis hitam. Pei Yuan menyanggupinya.
Fuyao melompat ke jurang. Dia meraih sebuah sulur tumbuhan dan berhasil menepi di sebuah roof. Namun Pei Yuan sudah menyiapkan jebakan di sana. Sebuah pisau meluncur ke arah Fuyao. Fuyao mengarahkan rantai yang mengikat tangannya hingga rantai itu terputus. Namun dia tidak bisa menjaga keseimbangan hingga terjatuh lagi.

Jeng jeng jeng. Akhirnya pangeran kita datang. Xuanyuan menangkap Fuyao. Dia tersenyum. Mereka mendarat di sebuah roof.

Pei Yuan melanggar janjinya. Setelah yakin Fuyao tidak akan selamat, dia menyuruh anak buahnya melemparkan Xiaoqi ke jurang.

Melihat Xiaoqi, Fuyao langsung melompat untuk menolongnya. Dia berhasil menangkap Xiaoqi. Xuanyuan lalu melemparkan sulur tumbuhan yang berhasil mengikat tubuh Fuyao. Mereka bertiga bergelantungan di tebing.

Yun Hen menunjukkan sebuah tempat kepada Qi Zhen yang menurutnya semua kriteria dari tempat itu cocok untuk kemunculan istana suci. Qi Zhen menyuruhnya untuk menyiapkan segalanya.

Malam harinya, Qi Zhen dan Yun Hen melakukan sebuah ritual di tempat itu. Terlihat kabut putih muncul di atas permukaan air. Petir menggelegar. Qi Zhen menyayat tangannya dengan pisau lalu meneteskan darahnya di atas lilin. Seketika muncullah sebuah istana di atas kabut putih.

Qi Zhen langsung mengutarakan niatnya pada sang kepala istana ilusi, Fei Yan.

"Raja negara air dalam hampir sampai pada akhir hidupnya. Ibukota Kun dilanda bencana air. Jika aku bisa menguasai teknik manipulasi air, permasalahan negara air dalam dan penderitaan rakyat ibukota Kun akan terselesaikan.

Terdengar suara seorang wanita.

"Hanya garis keturunan Xuanyuan yang bisa menguasai teknik manipulasi air. Ini adalah peraturan yang sudah ada sejak didirikannya lima wilayah. Apa tujuanmu menginginkannya? Untuk kerajaan atau rakyat?"

Dengan tegas Qi Zhen menjawab bahwa dia ingin jadi raja dari negara air dalam.
"Semua permintaan memiliki harga yang sama."

"Kepala Istana tidak perlu cemas. Aku memiliki segala yang Anda inginkan."

"Baiklah. Pada hari bulan merah, gunakan Lonceng Penyerap Bumi sebagai tanda. Gunakan darah Xuanyuan sebagai pembimbing dan korban pada langit dan bumi. Maka kau bisa menguasai teknik manipulasi air yang sebanding dengan siapapun dari garis keturunan Xuanyuan."

Xuanyuan Min membawa Fuyao yang belum sadarkan diri ke tempat Tabib Zhong Yue. Dia tidak menyangka gunung jiwa mistis yang terkenal dengan kebijakannya ternyata sangat kejam.

"Jika semua orang penuh belas kasih sepertimu, dunia akan damai." Lalu Tabib Zhong pun memeriksa nadi Fuyao.

Anak buah Pei Yuan melapor pada Ketua Yan bahwa mereka sudah mencari ke mana-mana tapi tetap tidak menemukan Fuyao. Ketua Yan memerintahkan untuk meneruskan pencarian."

Tinggal Ketua Yan dan Pei Yuan berdua. Ketua Yan memarahi Pei Yuan karena telah menghancurkan rencananya. Tapi Pei Yuan dengan sombongnya mengatakan bahwa tanpa Memecah Langit Kesembilan, dia akan bisa memberikan semua yang ingin Ketua Yan berikan pada Jing Chen.

Ketua Yan tetap pada pendiriannya. Menurutnya seseorang harus punya prestasi dan bisa bergantung pada keahliannya sendiri. Karena di dunia ini, tidak ada yang selamanya berdiri dan tidak jatuh." (Tumben ngomongnya bener)

Pei Yuan masih saja menyombongkan latar belakangnya. Saking kesalnya, Ketua Yan sampai membentaknya untuk tidak ikut campur urusan perguruan jiwa mistis.

Pei Yuan pergi dalam keadaan kesal. Dia bertanya pada A Lie apakah dia salah sudah membunuh Fuyao. A Lie menjawab bahwa apapun yang dilakukan dan dikatakan Pei Yuan adalah benar. Pei Yuan malah menampar A Lie. Lalu dia berjalan pergi sedangkan A Lie masih berdiri mematung.

"Kenapa kau berdiri di sana? Apa kau merasa diperlakukan tidak adil karena aku memukulmu?" A Lie menggeleng.

Fuyao sedang berendam dengan air panas. Dari luar, Tabib Zhong menginstruksikan apa yang harus Fuyao lakukan. Lalu Tabib Zhong melemparkan tiga jarum akupunktur yang tepat menancap di punggung Fuyao. Fuyao muntah darah. Dan setelahnya, Fuyao membuka matanya.

Fuyao yang sudah berganti baju dengan pakaian laki-laki, menghampiri Tabib Zhong Yue untuk menanyakan keadaan Xiaoqi. Tabib Zhong menjawab bahwa Xiaoqi baik-baik saja.
"Terimakasih karena telah menyelamatkan kami."

"Tidak perlu berterimakasih padaku. Bukan aku yang menyelamatkanmu. Aku hanya melakukan yang terbaik untuk apa yang sudah orang lain percayakan padaku."

"Apa maksudmu?"

"Selain si suka ikut campur itu, siapa lagi yang akan melakukan ini?"

"Kenapa dia melakukan ini?"

"Benar. Dia bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri."

"Tidak bisa melindungi dirinya sendiri?"

Qi Zhen menyuruh Yun Hen untuk mengirimkan surat dengan elang tercepat pada negara penjahat surga, Zhan Nanchen(ada-ada aja hehe). Dia berniat meminjam lonceng penyerap bumi untuk ritual di hari bulan merah. Dia juga memerintahkan Yun Hen untuk mengurung Xuanyuan.

Xuanyuan sedang terlelap. Tiba-tiba seseorang berbaju hitam masuk diam-diam ke kamarnya. Xuanyuan membuka matanya. Ternyata yang datang adalah pengawal rahasianya yang melaporkan aktivitas Qi Zhen. Dia juga berkata bahwa para prajurit Qi Zhen sedang menuju kesana.

Xuanyuan meminta pengawalnya untuk melakukan semuanya sesuai rencana. Si pengawal keluar melalui jendela.

Xuanyuan berkata dalam hati.

Kau adalah putra mahkota Kekaisaran Tujuh Bintang. Kau adalah calon pewaris tahta untuk mengelola lima wilayah. Misimu adalah menenangkan pemberontakkan di negara bawahan tanpa pertumpahan darah.

Prajurit Qi Zhen mengepung kediaman Xuanyuan. Terlihat Ketua Yan dan Jing Chen mengamati dari jauh.

Yun Hen mengetuk pintu kamar Xuanyuan dan memanggil calon pewaris. Setelah tidak mendapatkan jawaban, diapun menerobos masuk dan tidak menemukan Xuanyuan disana. Yun Hen menatap jendela yang terbuka.

Salah seorang prajurit melapor bahwa dia melihat sebuah kereta menerobos barikade mereka. Yun Hen sontak memeritahkan para prajurit untuk mengejarnya.

Setelah semua orang pergi, Xuanyuan muncul dari tempat persembunyiannya di atas.
Qi Zhen, bagian terbaik dari permainan ini segera dimulai.

Xuanyuan Min tersenyum.




1 komentar


EmoticonEmoticon