Sinopsis Feel Good To Die ( Episode 4 )

Feel Good To Die

Sumber : KBS 2




Episode 4


MW Chicken sedang mengadakan pertemuan tentang evaluasi petusahaan. Joon Ho menguap sangat lebar mendengar pidato panjang lebar CEO Kang. Dia tidak tertarik sama sekali. Karyawan lainpun sepertinya bosan mendengarnya, karena pidatonya sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Selesai acara evaluasi, CEO Kang mengumpulkan Direktur Na dan para manager. Dia langsung menanyakan apakah tidak ada ide untuk membekukan gaji tahunan karyawan tahun depan?

Direktur Na menjawab bahwa dia ragu karena kenaikan profit tahun ini 150 %. Sontak CEO Kang marah dan hampir melemparnya dengan telepon kalau saja Manager Yoon tidak memotongnya. Walaupun sempat ragu, tapi Manager Yoon akhirnya mengutarakan pendapatnya bahwa perusahaan bisa mengambil keuntungan dari hasil evaluasi karyawan yang akan diadakan sebentar lagi. (Mungkim maksudnya bakal ada yang di phk kali ya kalau hasil evaluasinya ga bagus?)

Roo Da sedang searching perihal pengunduran diri. Tiba-tiba Jin Sang mengagetkannya dan melihat apa yang sedang Roo Da Lakukan. Jin Sang senang karena Roo Da akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia langsung berdiri dan meminta semua orang bertepuk tangan untuk Roo Da. Semuanya bertepuk tangan dengan kebingungan.

Jin Sang mendapat pesan teks dari Direktur Na bahwa CEO Kang ingin bertemu. Roo Da sangat kesal pada tingkah Jin Sang. Dia memutuskan untuk mengirim resumenya pada 100 perusahaan.

CEO Kang sedang tidur di kursinya dengan kaki di atas meja. Jin Sang datang. CEO langsung bangun dan menyuruhnya duduk. Ternyata Jin Sang ditawari untuk jadi ketua untuk evaluasi karyawan. Jin Sang setuju.

Pertama yang Jin Sang lakukan adalah mengevaluasi anggota timnya terlebih dahulu.
Usai diwawancarai Jin Sang, Roo Da mendapatkan telepon dari HRD  perusahaan yang dia lamar secara online kemarin. HRD memberitahu tentang wawancara besok dan Roo Da harus membawa bukti hasil kerja dari perusahaan sebelumnya. Kebetulan Jung Hwa lewat dan tak sengaja mendengar percakapan Roo Da.

Roo Da membawa kopi untuk Yoon Mi, pegawai HR di kantornya. Roo Da minta tolong dibawakan bukti hasil kerjanya. Yoon Mi menyuruhnya menunggu. Saat sedang menunggu Roo Da tak sengaja melihat mesin fax yang macet. Dia pun mengambil kertas yang tersangkut disana. Roo Da terkejut karena kertas itu berisi surat pemperitahuan tentang pembekuan gaji dan pengurangan kesejahteraan.

Aku sudah mulai membenci pemimpin tim. Dan sekarang perusahaan juga.

Joon Ho sedang makan malam bersama paman dan kakeknya. Kakeknya bertanya soal pekerjaan dan pacar. Dia bilang tidak punya pacar. Dia juga kesal karena diinterogasi saat makan. Kakek bertanya kenapa tidak ada yang menyenangkan dalam hidup Joon Ho. Joon Ho langsung ingat Roo Da dan tersenyum sendiri. (Joon Ho ini pembawaannya ceria banget. Kayak yang ga punya beban)

Roo Da berjalan sendirian di trotoar.

Seseorang pernah berkata padaku. Ketika kamu membenci segalanya, saat itulah kamu pergi.

Anggota tim pemasaran minus Roo Da duduk sambil memperhatikan Jin Sang yang sedang sibuk. Yoo Doek berkata sepertinya hasil evaluasi karyawan tidak bagus karena semalam saat dia balik ke kantor karena ponselnya ketinggalan, dia melihat Jin Sang meremas kertas dan tampak kesal. Jung Hwa dan Min Joo tidak percaya. Tiba-tiba terdengar suara Pak Yoon ketua tim HR dari speaker, menyuruh semua karyawan berkumpul di auditorium.

Roo Da sendiri sedang mempelajari profil perusahaan dimana dia akan di wawancara. Datanglah seorang pelamar pria yang mendekatinya dan bertanya apakah Roo Da akan wawancara juga. Dia berkata bahwa ibunya sakit jadi dia sibuk merawat ibunya sampai tidak punya waktu untuk belajar. Dia meminta Roo Da untuk memberitahunya pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan dalam wawancara. Roo Da bilang dia tidak tahu.

Pantang menyerah, si pelamar ini berkeliling meminta bantuan pada pelamar lainnya. Tapi semua mengacuhkannya. Hingga dia menabrak seorang pria yang dia kira pelamar juga. Pria yang ditabrak marah sampai mendorong si pelamar hingga jatuh menimpa sekantong sampah yang dibawa petugas cleaning service. Terdengarlah panggilan untuk giliran wawancara selanjutnya.

Roo Da dan Si Pelamar duduk bersebelahan di ruangan wawancara. Dan ternyata orang yang di tabrak si pelamar tadi adalah salah satu pewawancara. Dia langsung menyuruh si pelamar untuk memperkenalkan diri.

"Halo. Namaku Kang Min Hyuk." Ngik. Kaya orang asma gitu. "Ibuku sakit." Ngik. "Jadi aku..."

"Apa kau disini untuk menceritakan kisah sedih?" Pewawancara langsung mengusir  si Min Hyuk. Baru beberapa langkah, tiba-tiba Min Hyuk terjatuh tak sadarkan diri. Semua terkejut termasuk Roo Da. "Ottoke?"

Jeng jeng Min Hyuk membuka matanya dan langsung berdiri tegak. "Ini akhir dari wawancara." Oh ternyata si Min Hyuk ini salah satu pewawancara juga. Dia tadi acting buat melihat rasa kerjasama, karakter, dan reaksi menangani masalah dari para pelamar. Dan akhirnya, tidak ada yang lulus.

Sementara di MW Chicken, semua sedang berkumpul di auditorium. Jin Sang membacakan hasil evaluasi. Awalnya berjalan lancar. Tapi kemudian ruangan terdengar riuh saat Jin Sang berkata bahwa hasil evaluasinya berantakan.

Roo Da keluar dari tempatnya wawancara. Dia kecewa karena tidak jadi mendapatkan pekerjaan. Ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk dari Min Joo yang memberitahu bahwa semua orang disuruh berkumpul di auditorium. Roo Da langsung menelepon Min Joo. Terdengar suara Min Joo yang panik mengatakan bahwa Jin Sang kesetrum kabel mikrofon.
Roo Da bangun dari tidurnya.

13 November, Selasa ke-2

Roo Da bingung karena Jin Sang meninggal bukan karena dia yang mengutuknya. (Tadinya Roo Da mengira Jin Sang meninggal karena dia yang menyuruhnya. Tapi kan kemarin dia ga ada di aula tpi kok Jin Sang tetap meninggal dan waktunya kembali terulang)
Ibunya masuk mengingatkannya untuk wawancara. Awalnya dia bilang kalau dia sudah wawancara kemarin. Tapi kemudian tersenyum kegirangan karena sadar kalau waktunya terulang lagi.

Roo Da datang ke tempat wawancara dengan semangat. "Mari kita selesaikan wawancara secepat mungkin dan pergi ke auditorium untuk mencari tahu penyebab lingkaran waktu ini.
Di ruangan tunggu wawancara, Roo Da langsung mendekati si Min Hyuk. Min Hyuk sontak memberitahu kalau ibunya sakit. Roo Da pura-pura kaget dan berinisiatif membantunya mempelajari bahan wawancara. 

Pewawancara satunya sengaja menendang kantong sampah. Roo Da melihatnya. Dengan semangat 45 dia membereskan sampah yang berserakan.

Saat si Min Hyuk pingsan, Roo Da menyuruh semuanya tenang. Dia langsung melakukan CPR bahkan menampar-nampar Min Hyuk agar sadar. Min Hyuk seketika berdiri dan berkata, "Roo Da, kau lulus." Semuanya bertepuk tangan. 

Roo Da langsung ngacir ke MW Chicken. Dia masuk ke auditorium yang sedang ricuh. Tapi Roo Da terlambat. Jin Sang kesetrum tepat di depan matanya.

13 November, Selasa ke-3

Hari ini adalah soal kecepatan.

Roo Da berjalan memasuki tempat wawancara. Dia memeriksa tasnya dan menemukan sebuah boneka kecil. Terdapat tulisan disana, "Nona Lee, semoga berhasil dengan wawancaramu". Ternyata dari Jung Hwa. Roo Da terkejut karena ternyata Jung Hwa tahu.

Roo Da melakukan semuanya lebih cepat kali ini hingga dia kelelahan. Diapun dinyatakan lulus wawancara dan yang lainnya gagal. Seorang pelamar wanita mencoba protes karena dia tidak diberi kesempatan untuk wawancara dulu. Tapi pewawancara menceramahinya dengan kata-kata yang kasar. Roo Da sampai mencengkeram tasnya karena kesal mendengarnya.

Selesai wawancara, Roo Da menghubungi Jung Hwa. Di telepon Jung Hwa berkata bahwa boneka itu adalah buatannya. Dia tanpa sengaja mendengar Roo Da saat di telepon untuk wawancara.

Min Joo menghampiri Jung Hwa dan mengambil teleponnya. Dia bilang akan mentraktir Roo Da makan besar setelah gajian bulan depan. "Kita adalah kawan. Dan ini adalah medan perang." Roo Da terharu mendengarnya.

Usai mengakhiri panggilan Roo Da bertemu dengan Min Hyuk dan pewawancara satunya yang kelihatan angkuh. Roo Da diajak bicara tentang pekerjaannya nanti dan gajinya. Tapi Roo Da menolak karena sekarang punya urusan mendesak. Lewatlah seorang pegawai yang menyapa mereka hingga berkas yang dibawanya terjatuh. Bukannya membantu, si pewawancara angkuh malah mengkhawatirkan sepatunya yang ketimpa berkas. Akhirnya Roo Da yang membantunya. Min Hyuk memuji Roo Da. Mereka berduapun pergi meninggalkan Roo Da.

Roo Da yang kesal menghentikan mereka berdua.

"Mengapa kalian berdua tidak membantu? Kalian berdua mengatakan kerjasama tim itu penting. Itu bukan sesuatu yang bisa kau temukan dengan sebuah wawancar." Roo Da mengingat waktu-waktunya bersama tim perencanaan. "Itu sesuatu yang bisa kamu dapatkan setelah bekerja bersama, berbicara dibelakang punggung seseorang, minum, dan bahkan gagal dalam proyek. Dan apakah kamu mengatakan karakter seseorang itu penting?" Roo Da memandang boneka Jung Hwa ditangannya. Dia mengingat kepolosan Jung Hwa. "Tapi pikirkan tentang karaktermu! Kalian memiliki lidah yang tajam untuk orang-orang yang seharusnya mendapatkan rasa hormat. Dan jangan pernah berkata bahwa kau tidak mendapatkan pekerja yang baik. Berpikirlah mengapa pekerja yang baik tidak datang ke tempat ini, contohnya aku!" (Artinya Roo Da menolak bekerja di perusahaan ini)

Roo Da bergegas menuju auditorium. Dia langsung menghampiri Jung Hwa yang di beri tugas untuk memproyeksikan laporan hasil evaluasi. Untung Jin Sang belum melakukan presentasi. Roo Da menyuruh Jung Hwa untuk pergi dan dia yang akan mengurusnya. Dia terkejut saat melihat file hasil evaluasi. Ternyata Jin Sang akan membuka semua kekurangan dan kejelekkan semua tim. (Pantesan aula jadi heboh). "Apa dia sudah gila."

Lagi-lagi Joon Ho nongol di samping Roo Da. Roo Da terkejut dan reflek memeluk laptop. Tapi terlambat karena Joon Ho ternyata sudah melihatnya.

"Apakah semuanya akan tetap tenang?"

"Mereka semua akan mencoba membunuhnya."

Roo Da tertegun dan menyuruh Joon Ho mengulangi kata-katanya.

"Seluruh pimpinan tim akan berusaha membunuhnya."

Roo Da tersenyum seolah mendapat pencerahan. "Ya, itu dia masalahnya." Roo Da mengambil fax tentang pembekuan gaji dan meminta tolong pada Joon Ho untuk memfoto kopinya. Joon Ho manut saja.

Jin Sang baru saja memulai presentasinya. Dengan memeluk hasil fotokopian fax, Roo Da mencoba menganalisis situasi. Dia mengingat apa yang terjadi pada Selasa sebelumnya.

Flashback

Jin Sang benar-benar mengupas habis kejelekan para pimpinan tim. Suasana jadi gaduh. CEO Kang yang tidak mengira bahwa situasi akan jadi seperti ini pun geram. Dia berdiri dan berteriak, "Bunuh diaaaaaa."

Flashback end

Jika ada yang mengutuknya, dia mati.

"Baiklah. Bahkan jika aku pindah kerja atau ke luar negeri, aku tidak bisa melarikan diri dari Tuan Baek seperti ini. Aku harus menghentikan ini."

Roo Da melihat tangga di lantai dua auditorium. Dia naik ke sana dan menaiki tangga. Roo Da memberi aba-aba pada Joon Ho untuk mematikan lampu tepat saat Jin Sang akan mengupas hasil evaluasi. Lampu mati. Roo Da menyebar fotokopian. Dan Joon Ho terpana melihat Roo Da. "Aku tahu itu. Aku memiliki mata yang baik untuknya."

Semua orang terkejut membaca isi selebaran. Para ketua tim sontak menarik selebaran-selebaran itu. Para karyawan berbisik-bisik bahwa perusahan telah menipu mereka.

Bu Choi berkata bahwa ini adalah medan perang dan mereka adalah kawan. Aku memutuskan untuk berada di tempat dimana teman-temanku berada.

Roo Da menarik Jin Sang ke balik tirai. Jin Sang kaget. Roo Da menutup mulut Jin Sang dengan tangannya. "Aku sudah menyelamatkan Anda. Lain kali Anda harus siap."

Tidak peduli apakah lingkaran waktu atau Baek Jin Sang. Aku tidak akan lari. Aku akan membuat perlawanan.

Bersambung ke episode 5


EmoticonEmoticon