Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 7 Part 3 )

The Crowned Clown
Episode 7 Part 3

Sumber konten dan gambar : TVN

Baca The Crowned Clown episode sebelumnya

Mo Young membawa Ha Sun ke hutan yang gelap gulita. Mereka sampai di depan sebuah lubang besar yang dalam.

"Petugas Jang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membodohimu. Itu adalah perintah kerajaan. Jadi aku tidak bisa mengungkap siapa diriku."

"Tidak masalah. Lagipula aku juga menuruti perintah kerajaan."

Mo Young mencengkeram kerah baju Ha Sun lalu mendorongnya ke dalam hutan. Ha Sun seketika tidak sadarkan diri. Mo Young menatapnya dari atas tanpa belas kasihan. Atau dia hanya pura-pura bersikap kejam? Entahlah.

Mo Young pun pergi begitu saja. Dia kembali ke istana. Lee Kyu sudah menunggunya ternyata.

"Dimana Ha Sun?"

"Badut itu namanya Ha Sun?" tanya Mo Young dingin.

"Mo Young-a."

"Panggil aku petugas Jang."

"Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Aku tidak bisa memberitahumu, karena Yang Mulia yang melarangnya. Ha Sun hanya bermain sebagai pengganti atas perintahnya. Satu-satunya hal yang dia lakukan, adalah mematuhi raja."

Mo Young tampak tidak percaya. "Benarkah? Aku ingin tahu bagaimana jika raja tahu apa yang kamu pikirkan."

Ha Sun melangkah pergi.

"Aku dengar dari Kasim Jo, Ha Sun menyelamatkan hidupmu."

Mo Young berhenti lalu berbalik dengan wajah nyolot.

"Katakan yang benar. Aku hampir kehilangan nyawaku karena dia."

Lee Kyu masih mencoba meluluhkan Mo Young. "Seperti itulah yang kamu pikirkan. Tapi kita berdua tahu orang seperti apa Ha Sun. Bagaimana dirinya saat tinggal di istana. Apa kamu benar-benar berpikir dia pantas mati?"

Mo Young diam saja.

"Dimana dia?"

"Kenapa kamu bertanya? Apa pikiran penghianat sudah masuk ke kepalamu? Sudah terlambat."

"Apa maksudmu? Jangan bilang dia sudah mati. Apa kamu yakin?"

"Ya. Aku yakin."

Mo Young meninggalkan Lee Kyu yang tertegun tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Mungkin dia merasa bersalah karena dialah yang membawa Ha Sun ke istana. Lee Kyu kembali mengingat bagaimana dulu Lee Hun dengan putus asa menyuruhnya mencari jalan keluar. Dia juga ingat saat-saat Ha Sun dengan segala kepolosan dan kebaikan hatinya, berusaha menjadi raja yang baik dan benar dan sangat mementingkan rakyat. Lee Kyu berkaca-kaca mengingat semua itu.

***


Ha Sun sadar. Ternyata dia tidak mati. Dia memungut kompas pemberian So Woon yang terjatuh. Dia lalu memandang ke atas dan melihat bulan yang temaram. Ha Sun menangis.

Sementara So Woon di kamarnya, mengambil biji kenari pemberian Ha Sun dari kotak penyimpanan. Dia menggenggamnya lalu tersenyum menatap keluar jendela.


Sedangkan Lee Hun, dia sedang ditemani Dayang Kim menghisap obatnya. Dia menengadahkan kepalanya ke atas. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

***

Biksu Jung Saeng memberitahu Woon Shim kalau Dal Rae hilang. Dia sepakat bertemu Gab Soo di sana kalau Dal Rae sudah ketemu.

"Dia belum kesini. Berarti Dal Rae belum ditemukan," ujar Jung Saeng.

Ho Geol nyelonong masuk. Dia duduk di samping Jung Saeng dan langsung panik saat tahu Lee Kyu menyuruh mereka pergi kalau dia tidak kembali sebelum fajar. Ho Geol mengajak mereka pergi sekarang juga.

"Kenapa harus menunggu sampai fajar? Kita bisa menunggunya di tempat persembunyian."

Woon Shim meminta Jung Saeng dan Ho Geol pergi lebih dulu. Dia akan menyusul bersama Lee Kyu. Akhirnya tak seorangpun yang pergi.

***
Ha Sun berhasil melepas ikatan tali di tangannya. Dia berusaha naik tapi gagal dan terjatuh. Ha Sun mengingat saat Lee Kyu menusuk dadanya dan bilang sekarang dia adalah raja di negeri ini. Entah apa yang dipikirkannya, karena setelah itu, Ha Sun berusaha sekuat tenaga naik ke atas hingga akhirnya dia bisa meraih permukaan tanah di atas.

Namun tiba-tiba datang segerombolan serigala mengelilingi lubang hingga membuat Ha Sun kembali ke dasar. Dia bersembunyi di tepi lubang dengan ketakutan. Akhirnya serigala-serigala itu pergi.

***
Seorang pejabat yang melihat Lee Kyu di seret melaporkan apa yang dilihatnya pada Tuan Shin. Dia juga bilang kalau raja meminta dibawakan jurnal sekretaris kerajaan dan terus bertanya hal-hal yang harusnya dia sudah tahu. Yi Gyeom memberi saran agar ayahnya datang menemui raja. Tapi Tuan Shin punya pendapat lain. Lebih baik dia tidak menemui raja selama mungkin.

***


Fajar menyingsing. Ha Sun terlihat meringkuk kedinginan. Wajahnya sangat pucat. Dia menatap kompasnya dan teringat ucapan So Woon yang memintanya datang padanya jika tersesat.

"Yang Mulia, sepertinya aku tersesat lagi."

Ha Sun menyimpan kompasnya di balik lengan bajunya. Dia berusaha naik lagi tapi gagal. Dia terlihat sangat lemah.

***


So Woon sedang menyulam di temani Ae Young. Dayang pengganti Dayang Park datang membawa sesuatu dari Dayang Kim di atas nampan. Itu adalah jadwal malam ratu bersama raja. Mereka dijadwalkan bersama malam ini. Ae Young langsung girang sendiri. Sementara So Woon agak terkejut karena jadwalnya terlalu cepat dari jadwal seharusnya.

***

"Jadi siapa yang berusaha membunuhku dan meracuni camilanku?" tanya Lee Hun pada Lee Kyu.

"Seperti yang saya bilang tadi malam, saya pikir ini perbuatan ibu suri dan tuan Jinpyung. Tapi kita belum memiliki bukti."

"Hanya itu yang kubutuhkan."

Lee Hun pergi menemui Ibu Suri. Kebetulan di sana ada Jinpyung dan dua pejabat lainnya.

Ibu Suri mencoba berbasa-basi. Tapi Lee Hun menanggapinya dengan sinis dan mengancam akan memindahkan Ibu Suri ke villa kerajaan.

"Kamu sedang mengancam ibumu?"

"Di dunia mana kamu bisa menjadi ibuku? Ibu kandungku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan kita sudah membuat upacara peringatan yang tak terhitung jumlahnya."

"Yang Mulia! Kenapa kamu bertindak bodoh di depanku?"

Lee Hun kehilangan kendalinya. Dia melempar meja lalu menatap tajam ibu suri.

"Yang ingin kukatakan adalah, kesetiaan dan tidak berbakti sama sekali tidak berarti bagiku. Apa kamu mengerti?"

Lee Hun pun pergi.

***

Lee Kyu menunggu Lee Hun di depan ruangan raja. Dia segera menyampaikan pendapatnya begitu Lee Hun datang.

"Mengancam Ibu Suri tanpa bukti hanya akan memberikan nasib buruk."

"Baguslah, aku bisa menurunkannya dari tahta dan memenggal kepala Jinpyung."

Lee Hun bertanya soal Tuan Shin. Akhirnya dia datang ke rumah Tuan Shin karena dia selalu menolak panggilannya. Tuan Shin langsung berlutut di tanah begitu Lee Hun dan rombongannya datang.

Lee Hun meminta Tuan Shin kembali lagi ke istana. Tuan Shin yang tidak tahu malu langsung meminta ijinnya soal  pengangkatan gubernur dan hakim daerah serta penangguhan aturan pembayaran beras.


"Semua urusan di istana adalah keputusanmu." (Raja model apa dah ini orang)

Lee Kyu berkali-kali mengingatkan Lee Hun tapi dia malah dibentak dan diancam akan di hukum jika sekali lagi mencampuri urusan Lee Hun. Lee Hun menegaskan kalau dia ingin Tuan Shin berada di sisinya.

Mo Young yang menyaksikan semua itu, tampaknya berpikir ulang tentang pandangannya.

***

Lee Hun dan Lee Kyu kembali ke istana. Sekali lagi Lee Kyu meminta Lee Hun mempertimbangkan lagi keputusannya. Tapi Lee Hun tetap pada pendiriannya. Dia sebenarnya sadar apa yang sudah di putuskan sebelumnya (tentang hukuman hakim daerah yang korupsi dan aturan pembayaran beras) adalah hal yang benar dan tepat. Tapi dia hanya tidak suka karena itu semua ide Ha Sun.

Lee Kyu benar-benar kecewa. "Jika keinginanmu, aku tidak bisa menahannya lagi." Lee Kyu berlutut. Dia meminta ijin untuk mengundurkan diri.

"Aku tidak akan mengijinkannya."

Lee Kyu berdiri. Dia berjalan pergi.

"Lakukan sesukamu! Pada akhirnya kamu akan kembali."

***

Para prajurit menangkap Woon Shim dan Ho Geol dibawah pimpinan Mo Young. Mereka dituduh telah mengabaikan perintah raja.

Lee Kyu yang sudah bersiap pergi dari istana bergegas menemui mereka di penjara. Dia berjanji akan segera membebaskan mereka.

***

So Woon tersenyum menatap bayangannya di cermin. Dia sedang di dandani Ae Young dan dayang satunya.

***

Lee Hun menstempel sebuah surat, lalu memasukkannya ke dalam amplop. Lee Kyu datang. Dia kembali berlutut.

"Jangan pernah membelakangiku lagi. Jika kamu melakukannya, aku akan mengambil nyawa dari orang-orang yang kamu sayangi."

"Aku akan mengingat itu, Yang Mulia."

Lee Hun melempar surat tadi ke lantai. "Proses keputusanku!" Dia lalu pergi meninggalkan Lee Kyu yang meneteskan airmata.

***

Lee Hun di tandu menuju ke kamar So Woon. Begitu turun, dia memanggil Mo Young untuk mendekat. Dia memerintahkan Mo Young untuk memeriksa apa Ha Sun sudah mati. "Bawakan kepalanya padaku sebagai bukti."

Di dalam, lagi-lagi So Woon bercermin. Lalu Lee Hun masuk. Dia bergegas menyambutnya. Tampaknya Lee Hun terpesona dengan kecantikan So Woon.

Lee Hun hendak menuangkan teh. So Woon menawarkan diri untuk melakukannya. Lee Hun tampak kesal karena mungkin So Woon belum pernah melakukan itu sebelumnya.


So Woon menatap Lee Hun yang murung. "Apa terjadi sesuatu di balai pertemuan tadi pagi?"

"Biar aku tanya, ada apa denganmu?"

"Apa maksudmu?"

"Dimana ratuku yang dingin? Sebaliknya aku bersama wanita yang ingin memelukku. Apa tidak tahu apa aku harus senang atau sedih. Aku bingung."

So Woon juga bingung. Tapi dia menjawab sambil tersenyum. "Aku tahu jika aku belum cukup jadi istri yang baik selama ini. Tapi sekarang, aku akan mendukungmu sepenuh hatiku."

Lee Hun tertegun mendengarnya.

"Jika kamu bisa menerima hatiku, aku akan sangat bahagia."

"Dengan seluruh hatimu? Bahagia?" Ucap Lee Hun penuh penekananan. Amarah jelas terpancar dari matanya. So Woon jelas bingung dan kaget. Apalagi kemudian Lee Hun bangkit lalu mendorong So Woon ke matras (mau ngomong kasur tapi kesannya gimana gitu, hehe).

Lee Hun menatap tajam So Woon. "Aku belum memberikan apapun padamu. Kebahagian maupun kegembiraan yang belum aku berikan, kamu harus melupakan semuanya."

"Yang Mulia."

"Aku akan membuatnya jelas, wanita milik siapa kamu."

Lee Hun mulai melepas ikatan baju So Woon. Tapi So Woon menahan tangannya.

***

Mo Young pergi ke hutan. Dia terkejut saat tidak menemukan Ha Sun di dalam lubang. Mo Young berusaha memperjelas penglihatannya dengan mengarahnya obornya ke lubang. Namun tiba-tiba Ha Sun mencengkeram tangannya.

Bersambung ke The Crowned Clown episode 8 part 1


EmoticonEmoticon