Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 10 Part 1 )

The Crowned Clown
Episode 10 Part 1


Sumber konten dan gambar : TVN

The Crowned Clown episode sebelumnya

Di episode sebelumnya, Ha Sun akhirnya berani menci*m So Woon. Sesaat Ha Sun melepas ci**annya. Dia dan So Woon tersenyum saling menatap. Kemudian mereka kissue lebih dalam di bawah hujan salju.

***

Ha Sun dan So Woon duduk di perpustakaan. Suasana terasa canggung. Ha Sun membuka percakapan lebih dulu.

"Bukankah tidak nyaman setelah pengurangan uang belanja makanan?"

"Tidak sama sekali. Jika ada yang bisa aku bantu, aku akan senang melakukannya."

"Kalau begitu, katakan apa yang paling kamu inginkan. Aku akan memberikannya padamu."

"Kamu sudah memberikan milikmu yang paling berharga. Yaitu perasaanmu."

Ha Sun tersenyum. "Kalau begitu, apalagi yang kamu inginkan?"

"Sebenarnya, aku mencemaskan ucapan ibu suri tempo hari." (Auww)


So Woon tampak ragu untuk melanjutkan kalimatnya. "Yaitu.... Soal itu.... Ucapannya soal betapa menyenangkan jika Anda memiliki putra pada masa krisis seperti insiden poster ini. Aku ingin melahirkan putramu."

Haduh! Galau deh Ha Sun. Dia speechless tidak tahu harus menjawab apa. Mungkin sebenarnya dia juga ingin tapi tidak ingin (HAHA).

***

Kasim Jo menggambar seseorang yang berdiri terkena hembusan angin. Di sampingnya dia menulis nama Ha Sun. Lalu kasim Jo mengambil lukisan Ha Sun tempo hari untuknya. Dia tersenyum menatapnya.


Lee Kyu masuk dan melihat apa yang Kasim Jo lakukan. Kasim Jo kaget saat menyadari kedatangannya.

Lee Kyu melirik Kasim Jo seolah-olah berkata 'dasar kasim Jo kayak anak kecil'. (Apaan sih Lee Kyu ngerusak momen deh hehe)

"Aku pikir Anda sudah pulang kerja," ujar Kasim Jo."

"Aku datang untuk mengingatkan Ha Sun soal agenda pertemuan istana besok. Dimana dia?"

Kasim Jo gugup saat akan menjawab.

***

Ha Sun dan So Woon keluar dari perpustakaan. Kali ini So Woon lebih dulu menggenggam tangan Ha Sun. Ha Sun membalas genggaman tangannya. Mereka berjalan bergandengan tangan.


Tiba-tiba Lee Kyu datang dengan langkah cepat. Seketika Ha Sun melepas genggamannya.

"Yang Mulia. Aku ingin bicara dengan Anda segera."

Kasim Jo menyusul kesana.

"Haruskah aku mendengarkannya sekarang?"

Lee Kyu menegaskan,"Sekarang juga! Banyak nyawa bergantung pada masalah ini."

"Aku tidak tahu Anda masih bekerja. Aku permisi dulu," ucap So Woon.

"Kamu boleh tetap di sini." Ha Sun tidak rela berpisah dengan So Woon. Lee Kyu meliriknya kesal.

So Woon tersenyum pengertian. "Tidak. Aku lebih baik pergi."

Kasim Jo mempersilahkan So Woon berjalan. Dia yang akan mengantarnya.

Ha Sun ini nggak ngerti Lee Kyu lagi kesel, dia malah mau mengikuti So Woon. Kontan Lee Kyu mencengkeram kerah baju Ha Sun lalu menariknya masuk perpustakaan.

Lee Kyu to the point. "Sejak kapan kamu sedekat ini dengan ratu."


"Kamu bilang ingin berkuasa untuk melindungi orang yang berharga bagimu. Kamu ingin menjadi raja. Apa semua itu karena ratu?"

"Bukan hanya karena ratu. Tapi.... ya benar!"

Lee Kyu menatap Ha Sun tak percaya. "Kamu sudah gila?" Kamu menipunya! Yang dia lihat bukanlah kamu! Tapi bayangan orang lain. Mungkin kamu raja yang asli. Tapi kamu selalu menjadi raja palsu bagi ratu."

Jlebb.

"Kalau begitu lebih baik aku mengatakan yang sebenarnya pada ratu."

"Lalu apa? Kamu pikir dia akan menerimamu? Kamu tidak tahu. Dia orang yang sangat jujur. Begitu kamu mengungkap identitasmu, kalian berdua akan sangat hancur. Pikirkan bagaimana kamu kembali setelah kabur dari istana. Semua itu karena adikmu. Kamu ingin menghukum orang yang melecehkan dia dan mengubah dunia. Bukankah itu alasanmu menjadi raja? Ada banyak rintangan di hadapan kita. Selagi kamu ragu menghapus perasaanmu, ratu dan negeri beserta rakyatnya akan terancam. Hapus perasaanmu. Hanya ini pilihan yang kamu punya."


Lee Kyu mengantar Ha Sun ke kediamannya. Ha Sun masuk dengan langkah gontai. Lee Kyu menatap Kasim Jo menuntut penjelasan.

"Awalnya aku berusaha mencegahnya. Tapi mereka saling menyukai. Bagaimana aku harus menghentikannya?"

"Jika kamu benar-benar peduli padanya, kamu harus mencegahnya dengan cara apapun. Ini belum terlambat. Kita harus menyadarkan dia. Itu yang terbaik untuk Ha Sun, ratu, dan kita semua. Mengerti?"

"Baiklah."


Ha Sun duduk termenung di kamarnya. Dia menatap kompas pemberian So Woon. Dia teringat keinginan So Woon untuk memberinya anak. Terngiang juga kata-kata Lee Kyu di kepalanya. Ha Sun benar-benar galau.

***

Gab Soo dan Dal Rae berada di depan gerbang tempat hiburan. Dal Rae mengajak untuk pergi saja. Dia takut bertemu biksu Jung Saeng.

"Hanya Woon Shim yang tahu keberadaan Ha Sun. Ayo!"


Dan tidak tahunya, Ho Geol datang bersama biksu Jung Seong.

"Tunggu! Aku tahu kalian," ujar Ho Geol. Sedangkan Jung Saeng kaget melihat mereka berdua.

"Dimana saja kalian berdua?" Tanya Jung Saeng.

"Kamu mengenal mereka?" Ho Geol bingung.

"Dimana kamu menyembunyikan kakakku?"

"Apa maksudmu? Aku menyembunyikan kakakmu?"

"Jangan berlagak tidak bersalah! Aku melihatnya dikurung."

Ho Geol mencoba menengahi. "Dia bahkan tidak tega membunuh lalat. Yang benar saja. Bisa kupastikan kamu keliru."

Dal Rae ngotot dia percaya apa yang dia lihat. Gab Soo membelanya. "Untuk apa dia berbohong."

Woon Shim datang karena mendengar keributan. Begitu melihat Dal Rae dia langsung memeluknya. "Kemana saja kamu. Aku mencemaskanmu."

"Semua karena biksu ini. Dia mengurung kakakku."

"Maksudmu Jung Saeng?"

"Kurasa ada kesalahpaman," ujar Jung Seong.

Woon Shim mengajak mereka semua masuk lebih dulu. Lee Kyu yang kebetulan hendak pulang, melihat mereka.

***

Woon Shim keluar menemui Lee Kyu.

"Apa gadis di ruangan itu adiknya Ha Sun?"

"Ya. Dia terkejut melihat poster itu. Jadi dia berkeliling mencari Ha Sun. Tuan, aku rasa kita harus mempertemukan Dal Rae dan Ha Sun."

Tapi Lee Kyu malah memintanya mengirim Dal Rae dan Gab Soo kembali ke kuil. Menurutnya tinggal di tempat hiburan berbahaya bagi mereka karena sebagian pelayan mengenal Ha Sun.


Dal Rae menolak keras kembali ke kuil. Woon Shim berusaha memberinya pengertian. Seseorang mungkin akan berusaha melukai Dal Rae dan Gab Soo terkait poster itu.

"Jika kakakmu tahu bukankah dia akan bersedih?"

"Kamu tahu keberadaan kakakku?"

"Kudengar keadaannya baik. Dia aman. Kamu jangan cemas."

Gab Soo nimbrung. "Lalu kenapa dia tidak kemari?"

Woon Shim meminta mereka pergi ke kuil dulu. Ha Sun akan menghubungi mereka dari sana. Akhirnya Dal Rae menurut. Jung Saeng dan Woon Shim mengantar mereka. Diam-diam seorang pria mengintai dari balik tembok.

***

Pelayan pribadi Tuan Shin melapor. Dia memberitahu kalo Dal Rae pergi ke kuil Boepchoen milik kepala biksu Jung Saeng. Tuan Shin belum pernah mendengar nama kuil itu.

"Aku akan segera menemukannya."

"Bergegaslah."


So Woon mengunjungi Ha Sun dengan membawa teh jahe. Ha Sun tampak murung karena terus memikirkan ucapan Lee Kyu. So Woon memanggilnya untuk segera meminum tehnya sebelum dingin.

Meski tahu itu teh jahe, Ha Sun nekad meminumnya. Alhasil dia hendak muntah. So Woon jelas khawatir.

"Sebenarnya, aku tidak suka jahe."


So Woon keheranan. "Apa maksudmu? Kamu mendadak tidak suka jahe atau teh buatanku yang tidak sesuai dengan seleramu?"

"Tidak. Seleraku pasti berubah karena aku lelah. Abaikan saja."

Dengan penuh perhatian So Woon mengingatkan Ha Sun untuk menjaga kesehatannya meskipun pekerjaannya itu penting. Ha Sun hanya mengangguk lesu.

So Woon keluar dari ruangan Ha Sun. Dia mengingatkan Kasim Jo agar tidak membiarkan raja bekerja terlalu lama.

***

Kasim Jo masuk menemani Ha Sun yang gelisah galau merana. Dia bertanya apa Ha Sun sudah memutuskan untuk menghentikan perasaannya pada So Woon.

"Entahlah. Aku harus bagaimana? Aku sungguh tidak tahu. Lee Kyu benar. Aku harus menuruti perintahnya."


Ha Sun menangis. "Aku belum pernah merasakan perasaan ini. Aku baru saja belajar cara mencintai. Aku tidak tahu cara berhenti mencintai seseorang. Andai saja seseorang bisa memberitahuku."

Lee Kyu masuk. Ha Sun segera menghapus aitmatanya. Kasim Jo undur diri.

Bersambung ke The Crowned Clown episode 10 part 2


EmoticonEmoticon