The Crowned Clown
Episode 11 Part 3
Sumber konten dan gambar : TVN
Jinpyung mengirim seseseoang untuk menyampaikan pesan pada Tuan Shin. Pesan itu adalah 'tidak ada di sana. Entah apa maksudnya. Mungkin saja artinya raja tidak ada di istana.
"Beritahu Jinpyung aku akan mengambil tindakan."
Setelah utusan Jinpyung pergi, Tuan Shin memanggil pelayan pribadinya untuk bersiap pergi ke Geogyoeng menemui utusan Ming.
So Woon menemui ayahnya di tempat pengasingan. Ayahnya mengira dia sedang berhalusinasi saat melihat putrinya.
"Ayah. Ini aku So Woon."
So Woon mendekat tapi penjaga menghalanginya. Tuan Yoo yang sangat senang bisa melihat putrinya lagi meminta ijin agar penjaga membiarkan So Woon masuk ke gubugnya meski hanya sebentar. Penjaga tidak mengijinkan karena dia harus melapor dulu pada kepala desa.
Saat itulah Mo Young datang. Dia menunjukkan plakat raja dan meminta penjaga membiarkan So Woon masuk atas perintah raja. Dia juga menyuruh penjaga pergi untuk hari ini dan jangan beritahu kepala desa. Dua penjaga itu pun pergi.
So Woon langsung menghampiri ayahnya dan menggenggam tangannya.
"Kau datang jauh-jauh ke sini?"
"Aku ingin menemui ayah."
"Raja membiarkanmu kesini? Aku lihat dia mengirim petugas Jang bersamamu. Dia pasti mencemaskan keselamatanmu. Berkah raja tidak pernah berakhir," ujar Tuan Yoo dengan senyuman. So Woon hanya bisa menatap sedih ayahnya tanpa menjawab apapun. Tuan Yoo mengajaknya masuk karena di luar sangat dingin.
Mo Young menghampiri Ha Sun yang sedari tadi memperhatikan gubug dari jauh.
"Apa So Woon sampai di dalam dengan selamat?"
"Ya Yang Mulia. Aku menjemputnya setelah satu jam."
"Jangan. Dia sudah lama tidak bertemu ayahnya. Biarkan mereka menghabiskan malam bersama."
"Aku mengerti."
Malamnya, So Woon duduk sendiri di luar sambil menangis. Tuan Yoo keluar lalu menghampiri ayahnya. Dia bertanya kenapa So Woon di luar di cuaca yang dingin. So Woon menghapus airmatanya sebelum menghadap ayahnya. Dia bilang dia akan masuk ke dalam.
Tuan Yoo tahu So Woon habis menangis.
"Kenapa kamu menangis? Pasti ada masalah."
"Tentu saja tidak. Tidak ada masalah."
"So Woon~a. Kamu tidak pandai berbohong sejak kecil."
Mata So Woon memerah karena menahan airmata.
"So Woon. Sejak aku diputuskan jadi penjahat dan diasingkan, kamu pasti kesepian dan lelah sendirian di istana."
"Ayah, bukan begitu."
"Lalu ada apa?"
"Dengan melihatmu saja membuatku menangis. Apakah aku harus tinggal di sini dan menjagamu?"
Tuan Yoo tertawa kecil. "Kalau begitu kamu akan berada dalam masalah. Aku sangat berterimakasih pada raja karena mengijinkanmu kesini. Jangan khawatirkan aku, dan kembalilah ke istana besok pagi."
Tuan Yoo mengajak So Woon masuk. Dari luar pagar, Ha Sun berdiri memperhatikan So Woon.
So Woon duduk termenung di kamar sedangkan Ae Young tertidur di sampingnya. So Woon sedih mengingat kebersamaannya dengan Ha Sun dan semua kebaikan Ha Sun. Dia juga ingat kata-kata Ha Sun yang sebenarnya merupakan clue kalau Ha Sun bukan raja. Seperti saat Ha Sun mengatakan 'Kalau ini hanyalah mimpi, maka aku tidak akan disalahkan atas apa yang akan aku lakukan bukan?'. So Woon menangis mengingat semua itu. Hatinya sakit. Dia juga merasa bersalah pada Lee Hun.
Mo Young menghampiri Ha Sun yang masih berdiri di luar. Dia mengajak Ha Sun untuk beristirahat di suatu tempat karena di luar sangat dingin. Ha Sun menyuruh Mo Young pergi sendiri saja karena dia akan tetap tinggal disana. Mo Young menatap Ha Sun iba lalu pergi.
Esok harinya saat matahari belum muncul, Mo Young bersama bawahannya mengantar Ha Sun untuk bertemu So Woon. Ha Sun meminta dibiarkan pergi sendiri karena butuh waktu berdua dengan So Woon. Awalnya Mo Young menolak karena cemas tapi akhirnya dia membiarkannya. (Mo Young sama Kasim Jo lama-lama beneran menganggap Ha Sun raja ya)
So Woon menyiapkan sarapan di meja lalu menutupinya dengan sebuah kain. Setelahnya dia duduk dengan tatapan kosong. Beberapa saat kemudian dia terlihat berjalan di antara pepohonan.
Ha Sun sampai di samping pagar gubuk pengasingan. Dia terkejut saat mendengar Ae Young dan Tuan Yoo berteriak mencari So Woon. Ha Sun segera berlari untuk mencari So Woon.
Ibu Suri sedang bertasbih di kamarnya. Sedangkankan Tuan Shin berdiri di depan jendela tertawa sendirian sambil menatap keluar. Di tempat lain, Jinpyung menyiapkan pedangnya bersama beberapa prajuritnya.
Kasim Jo mendatangi kantor Lee Kyu dan bertanya apa belum ada kabar dari Mo Young. Dia tidak kenapa dia merasa sangat cemas. Lee Kyu menenangkannya dengan berkata kalau dia percaya Ha Sun bisa memegang janjinya. Padahal dari raut wajahnya dia juga terlihat khawatir.
Tiba-tiba menteri perpajakan dan menteri satunya yang berbaju merah datang ke sana dengan panik mengabarkan kalau utusan Ming datang sehari lebih awal dan menyerahkan surat berisi pesan agar raja menemuinya karena ada pesan dari Kaisar Ming. Mereka sudah tiba di aula Great Peace. Menteri berbaju merah meminta kasim Jo segera memanggil raja. Lee Kyu mengatakan kalau raja tidak ada di istana. Dia sendiri yang akan menemui utusan Ming.
Lee Kyu bersama beberapa pengawal menerobos masuk te tempat utusan Ming. Seorang utusan Ming menghadangnya dan bertanya siapa Lee Kyu berani-beraninya menerobos masuk. Lee Kyu mnyebut jabatannya dan berniat bertemu wakil menteri perang untuk menyampaikan pesan raja. Utusan Ming mengusirnya tapi Lee Kyu berkeras tidak akan pergi sebelum bisa mengirim pesan dari raja. Utusan Ming akhirnya menyuruh prajuritnya menyeret Lee Kyu keluar. Pengawal dari masing-masing kubu maju saling mengacungkan pedang.
Wakil menteri perang tiba. Para prajurit segera menyingkir. Lee Kyu memberi hormat padanya dan menjelaskan maksud kedatangannya. Wakil Menteri Perang meminta raja datang sendiri untuk menerima pesan kaisar. Lee Kyu beralasan kalau utusan Ming datang tidak sesuai jadwal jadi raja akan menemuinya besok sesuai jadwal seharusnya.
Wakil Menteri Perang tertawa lalu mengambil pedang dari salah satu prajurit. Dia mengacungkannya ke leher Lee Kyu. Wakil Menteri Perang merasa raja joseon menghina utusan Ming dengan hanya mengirim kepala sekretaris kerajaan. Dia berkata akan membu**h Lee Kyu untuk mengajari raja seberapa besar dosanya. Beberapa prajurit memaksa Lee Kyu berlutut. Lee Kyu menatapnya tajam. Wakil Menteri Perang mengangkat pedangnya dan bersiap melayangkannya ke arah Lee Kyu.
So Woon berjalan ke sebuah tebing. Dia melepas syalnya lalu melangkah ke ujung tebing. Beruntung Ha Sun datang dan segera menariknya hingga syal terlepas dan terbang ke udara.
So Woon terkejut melihat Ha Sun. "Bagaimana kamu ada di sini?"
Ha Sun tidak menjawab karena lebih khawatir pada keadaan So Woon. "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?"
So Woon menghempaskan tangan Ha Sun. "Lepaskan aku! Aku sudah bilang tidak ingin melihatmu lagi. Kenapa kamu datang kesini dan menghinaku lagi?"
"Apakah kamu benar-benar akan bu**h diri?"
"Jangan ikut campur!!"
"Bagaimana aku bisa?!! Hukum aku saja! Aku akan menerima hukumannya."
"Cukup!! Semakin lama aku bicara denganmu, semakin besar dosa-dosaku."
Ha Sun meyakinkan So Woon kalau semua salahnya. So Woon tidak bersalah.
"Aku yang akan membayarnya. Jadi berhenti menyalahkan dirimu sendiri!"
"Bagaimana aku bisa? Itu dosaku. Aku yang salah. Aku bertanya pada diriku ratusan kali, siapa yang ada di dalam hatiku. Apakah itu kamu atau dia? Aku ingin menyangkal dan mengabaikannya. Tapi itu perbuatan hatiku. Aku mungkin bisa membodohi dunia, tapi tidak diriku sendiri. Ini satu-satunya pilihan untukku."
Ha Sun tertegun. So Woon melangkah ke ujung tebing. Ha Sun meraih tangannya.
"Tidak bisakah kamu hidup untukku? Sejak aku masuk istana, aku melalui banyak masalah. Setiap momen yang fatal, aku putus asa untuk tetap hidup. Tidak masalah bagiku menjadi penjahat yang buruk. Walau hanya sehari, aku ingin bersamamu. Berada di sisimu. Aku ingin melihatmu tersenyum, dan hidup denganmu dalam waktu yang lama."
Seketika So Woon mengingat isi surat cintanya untuk Ha Sun. Sama seperti apa yang Ha Sun ungkapkan tadi. Itu artinya isi hati mereka sama. Mereka sama-sama saling mencintai dan ingin hidup bersama selamanya.
Ha Sun meneteskan airmatanya. "Kumohon. Hiduplah bersamaku."
Tiba-tiba ada anak panah yang melesat di samping mereka. Ha Sun segera melihat ke arah datangnya anak panah. Terlihat seseorang di seberang tebing mengarahkan anak panahnya ke tebing. Ha Sun segera memeluk So Woon menjadikan dirinya sebagai tameng.
Sebuah anak panah berhasil menancap di punggung kiri Ha Sun. Seketika Ha Sun ambruk. So Woon sangat terkejut. Satu lagi anak panah melesat, tapi hanya terbang di udara tidak mengenai siapapun.
So Woon memeluk Ha Sun untuk menahan tubuhnya yang sudah kehilangan kesadaran.
"Yang Mulia!! Yang Mulia," teriak So Woon sambil menangis berusaha menyadarkan Ha Sun.
Bersambung ke The Crowned Clown episode 12 part 1
Komentar :
Aku terkesan sama akting Jin Goo di drama ini. Dia bisa memerankan dua karakter sekaligus dengan apik. Jadi penonton bisa membedakan mana Lee Hun dan mana Ha Sun walaupun mereka orang yang sama. Bahkan waktu Ha Sun akting marah-marah seperti Lee Hun di depan Dayang Kim, bisa kelihatan loh perbedaannya waktu dia jadi Lee Hun asli. Daebak pokoknya Jin Goo. Mungkin karena dia udah biasa akting dari kecil kali ya. Jadinya di usia yang masih muda sekarang udah bisa acting TOP.
Tadinya aku sih biasa aja sama Jin Goo. Gantengnya wajar. Tapi lama-lama kok lihat senyumnya manis juga ya, hehe. Dan juga aku emang suka aktor korea yang wajahnya manly alias nggak cantik kaya aktor korea kebanyakan. Kayak Ju Ji Hoon, Lee Jin Wook, Oh Ji Hoo, So Ji Sub, siapa lagi ya? Btw, itu kok ahjussi semua ya, HAHA.
2 komentar
Ditunggu sinopsis selanjutnya ya mbak. Terimakasih atas rekap kerennya.
Sip 👍 makasih juga dah berkenan baca recapnya 😉
EmoticonEmoticon