Tuan Shin baru saja meletakkan telepon saat Gon datang. Dia memberitahu Gon kalau dia dipanggil Wakil Jaksa Penuntut Lee Han Gil.
Gon masuk ke kantor Jaksa Lee. Dengan dingin Jaksa Lee bertanya apa Gon beristirahat dengan baik.
"Tentu tidak. Aku bekerja." (HAHA)
Jaksa Lee melempar sebuah dokumen pada Gon dan meminta Gon segera menyelidiki pembun**han kepala jaksa Kim Jae Gu.
"Kau pasti tahu hubungan jaksa Kim dengan Jo Se Hwang. Sebelum terlalu berisik, tangkap pelakunya!"
"Aku menyelediki korban bukan untuk Jo Se Hwang."
"Kau belum belajar? Kau harus menyadari apa yang baik dan buruk bagimu setelah membusuk selama 3 tahun di sana."
"Aku tahu Jo Se Hwang sangat buruk. Aku akan menyelidiki kasus sesuai hukum dan hati nuraniku."
Gon memberi hormat lalu pergi.
"Astaga anak bandel itu!" Gerutu Jaksa Lee.
***
Gon mendapat telepon dari pengasuh Da In bahwa dia harus pulang karena cucunya terluka. Dia khawatir karena Da In sendirian. Gon berkata akan segera pulang meskipun sebenarnya dia belum selesai bekerja.
Di dalam mobil, berkali-kali Gon mencoba menghubungi Da In tapi tidak diangkat. Terlihat ponsel Da In tergeletak di meja belajar. Kontak Gon dinamai Paman Kikuk.
Ternyata Da In sedang memainkan pianikanya di ayunan taman. So Young yang baru saja memarkirkan mobilnya menghampiri Da In dan bertanya kenapa Da In belum pulang. Tentu saja Da In tidak menjawab.
So Young duduk di ayunan samping Da In. Dia bilang dia juga suka main pianika saat masih muda. Dia menunjukkan id card polisinya pada Da In untuk meyakinkan Da In kalau dia tidak berbahaya karena dia polisi.
"Kamu memainkan lagu itu untuk siapa?" Tanya So Young.
Da In meminta So Young mengulurkan tangannya. Da In lalu menulis 'samchoon' dengan jarinya di telapak tangan So Young.
So Young tersenyum lalu mengajak Da In melihat bintang-bintang bersamanya di rooftop.
So Young berbaring di dipan dan meminta Da In berbaring juga karena dengan posisi itu mereka bisa melihat bintang dengan jelas. Da In memilih tetap duduk sambil mendongak ke langit melihat bintang-bintang. Akhirnya So Young duduk. Dia bercerita kalau dia juga seperti Da In saat masih muda. Dia tidak tahu kenapa Da In seperti itu. Tapi untuknya, itu karena dia merasa hanya dia yang selamat.
"Aku merasa sangat kasihan pada ibu. Jadi aku tidak bisa bicara pada siapapun."
Da In meneteskan airmata. Dia menghapusnya saat So Young melihatnya.
"Jadi tidak apa-apa kau tidak bicara sekarang. Begitu waktu berlalu, kau ingin berbicara lagi."
***
Gon berlari menuju apartemennya. Dia memanggil-manggil Da In dan tentu saja tak ada jawaban. Gon membuka kamar Da In dan melihat ponsel di meja. Dengan cemas Gon berlari keluar mencari Da In.
***
DaIn mengambil tangan So Young dan menulis terimakasih. So Young tersenyum. Saat itulah Gon datang. Dia langsung menghampiri Da In dan berlutut memegang tangannya.
"Maafkan paman karena sudah membuatmu menunggu."
Da In mengangguk. Gon berterimakasih pada So Young. So Young bilang tidak apa-apa karena mereka bertetangga. Gon lalu pamit pergi. Da In melambaikan tangannya pada So Young. So Young tersenyum membalas lambaian tangannya.
Setelah Gon Da In pergi, So Young menatap langit.
"Ibu. Apa kau ingat? Kau juga pernah seperti itu dulu. Saat aku kembali ke sekolah dan di rumah sendirian, kau akan meminta maaf karena membuatku menunggu."
So Young sedih sendiri dan menghibur diri sendiri. "Ah angin sepoi-sepoi sangat menyenangkan."
Gon sedang melihat foto-foto pada kasus yang sedang dia tangani. Dia lalu mengetikkan kata kunci "kekuatan gaib di kehidupan nyata" pada laptopnya. Dia sepertinya stress sendiri memikirkan kejadian aneh yang dia alami. Tiba-tiba terdengar suara dari kamar Da In. Gon segera mengeceknya dan melihat ke jendela yang tirainya tidak di tutup. Gon tersenyum lalu membetulkan selimut Da In. Dia menggenggam tangan ponakannya sejenak dan mengembalikan buku 'alice from wonderland' ke meja kemudian keluar dari kamar Da In. Gon tidak melihat kalau Da In ternyata mengenakan gelang ajaib yang ada dalam mimpi Gon. Gelang itu menyala dan menerangi ruangan.
Esok harinya, Gon kaya ibu-ibu rempong mengurusi anaknya pergi kesekolah.
Sedangkan So Young tampak meminum obat sebelum berangkat kerja bersama ayahnya.
***
Gon kembali memeriksa foto-foto kasus jaksa Kim. Dia lalu pergi ke tkp di ikuti Tuan Shin.
So Young mengetuk pintu ruangan professor Kyung Hee. Dia ingin melihat laporan hasil otopsi jaksa Kim. Dia terkejut saat melihat laporan itu.
"Apakah Jaksa Kim dan Nam Chul Soo dibu**h dengan senjata yangvsama?"
"Itu sangat mungkin."
"Professor. Bokehkah aku mengambil laporan ini?"
Prof. Kung Hee menyindir kalau ada pencuri di badan forensik karena ada banyak sekali data yang hilang. So Young tersenyum dan mengambil laporan itu.
"Aku menangkap pencurinya."
"Kenapa ayah bodoh itu bisa punya putri yang sangat pintar?" Gumam prof. Kyunghee setelah So Young pergi.
Gon dan Tuan Shin sampai di tkp. Petugas polisi disana memberitahu kalau cctv mati saat kejadian. Dia mengira itu karena konsleting listrik akibat hujan. Tuan Shin merasa aneh karena setelah itu listrik langsung nyala kembali. Gon pun masuk ke gedung tkp untuk memeriksa sakelar secara langsung. Dan sakelarnya ternyata bersih dan kering. Itu artinya bukan hujan yang penyebabnya.
Gon beserta Tuan Shin dan petugas polisi berkeliling memeriksa tkp. Gon menemukan selebaran restoran dan memungutnya. Kebetulan deliveryman dari restoran itu lewat. Gon langsung bertanya apa dia mengantar makanan ke sana kemarin.
"Ah benar. Aku sangat ketakutan kemarin. Aku melihat cahaya aneh. Aku sampai merinding di sekujur tubuhku?"
"Apa yang kau katakan? Kau melihat cahaya aneh?" Tanya Gon.
"Kau akan memesan makanan bukan?"
"Aigoo," gerutu Tuan Shin.
Gon dan Tuan Shin memeriksa cctv ditemani seorang petugas wanita. Mereka merasa aneh saat melihat cahaya dari dalam mobil. Si wanita menduga itu fenomena supernatural. Gon langsung mengingat perkelahiannya dengan pria botak. Dia meminta petugas untuk memberikannya laporan rinci tentang cahaya itu padanya. Gon pergi dari sana dan meminta Tuan Shin menyelesaikan memeriksa cctv.
***
So Young meminta ijin pada kepala polisi untuk menyelidiki kasus jaksa kim dan Nam Chul Soo sebagai kasus pembunuhan. Detektif Choi lagi-lagi menentangnya. Mereka berdua berdebat merasa benar sendiri. Kepala polisi sampai pusing melihatnya. Detektif Seo Yo Hun membela So Young. Dia bersedia menjadi asisten So Young.
Detektif Choi melirik tajam So Young saat keluar ruangan. Detektif Kim segera mendorongnya untuk segera pergi agar tidak terjadi keributan lagi.
Begitu Yo Han keluar, So Young langsung menjewer telinganya menariknya ke ruangan arsip.
"Kau mengasihaniku. Tidak perlu memihakku. Lakukan saja pekerjaanmu."
"Apa pekerjaanku?"
"Apa?"
"Bukankah pekerjaanku adalah menyelesaikan kasus? Aku menjadi detektif karena ingin menangkap penjahat sepertimu."
So Young mengalah. "Baiklah. Aku terlalu berlebihan."
Yo Han tersenyum. "Kau seorang profiler. Kau harus menyusun seperti apa penjahat itu. Aku yang akan menangkapnya." Dia lalu mengelus-elus rambut So Young.
"Hei."
"Aku pergi kalau gitu."
Bersambung ke Item episode 4 part 2
EmoticonEmoticon