Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 10 Part 2 )

The Crowned Clown
Episode 10 Part 2


Sumber konten dan gambar : TVN

Baca The Crowned Clown episode sebelumnya

Lee Kyu memberikan sebuah surat pada Ha Sun yang berisi apa saja yang harus Ha Sun katakan pada pertemuan istana besok. Diantaranya adalah mempromosikan Ho Geol menjadi pangkat kelima senior, yaitu Ketua Bagian dari kementrian perpajakan. Juga akan di adakan ujian negara sementara untuk mengisi posisi magistrat daerah yang di pecat karena korupsi.

"Ujian negara sementara kali ini istimewa. Tidak hanya bangsawan dan cendikiawan tapi bahkan putra selirpun boleh mengikutinya."

Lee Kyu menasihati Ha Sun untuk tidak datang ke pertemuan istana besok kalau perasaan Ha Sun belum tenang.

"Aku akan melakukannya."

Pertemuan istana berlangsung panas. Para pejabat di barisan kiri terang-terangan menolak keputusan Ha Sun mempromosikan Ho Geol yang notabene budak rendahan. Mereka juga menolak ujian negara di ikuti oleh orang-orang berstatus rendah. Tapi raja yang sekarang bukanlah raja yang dulu. Ha Sun tetap pada pendiriannya.

***

Malamnya Jinpyung langsung curhat pada Tuan Shin.

"Raja kehilangan akal sehatnya. Dia akan memajaki bangsawan dan kerabatnya. Sekarang dia akan melanggar hukum yang mengatur bangsawan dan kaum rendahan."

"Ini pasti ide Lee Kyu," ujar Tuan Shin. "Walau idenya tampak bagus, tapi sebenarnya dia ingin menghentikan pendapatanku dan menyingkirkan pengikutnya lalu mengganti mereka dengan sekutunya."


"Sekarang apa rencanamu?" Tanya Jinpyung.

"Kita lihat saja. Apa raja dan Lee Kyu tetap bertindak saat bangsawan dan cendikiawan menolak."

***

So Woon sedang membaca kertas-kertas note dari Ha Sun. Dia tertawa sendiri.


Ae Young menyajikan teh bunga dari biro kesehatan kerajaan. So Woon pun meminumnya. Dia curhat kalau ingin membuatkan sesuatu untuk raja. Ae Young menyarankannya untuk membalas surat cinta dari raja tempo hari.

"Apakah dia akan menyukainya?"

"Jika Anda menulis dengan tulisan tangan rapi Anda, tentu raja akan menyukainya."


Ha Sun duduk di perpustakaan sambil menatap kompasnya. Dia lalu memasukkan kompas itu ke dompet pemberian So Woon kemudian memasukkannya ke dalam sebuah kotak dengan ukiran angsa. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan kesedihan. Kasim Jo mengambil kotak itu lalu menyimpannya di atas tumpukan buku.

Ha Sun berusaha mengenyahkan kegalauannya dengan belajar menulis. Kasim Jo memberikan buku 'Inti dalam mempelajari orang bijak' hasil terjemahan raja Lee Hun. Ha Sun membacanya dan memuji tulisan tangan Lee Hun yang bagus.

"Seberapa keras aku berusaha, aku tidak akan sebanding dengannya."

Tapi Ha Sun tetap berusaha. Dia menggunakan buku Lee Hun sebagai referensi dia belajar menulis.


Lelah belajar menulis, Ha Sun memilih berlatih pedang seorang diri. Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi latihannya.

"Darimana Anda belajar gaya yang norak itu?"

Ha Sun kaget saat melihat Mo Young. "Ku dengar kau berhenti. Kenapa kamu kembali?"

"Aku hendak berhenti, tapi aku tidak suka melihat situasinya membaik."

"Kenapa kamu mendadak bicara santai denganku?"

"Selalu ada mata dan telinga di setiap sudut istana. Bicara santai denganmu akan memastikan keselamatanku dan keselamatan Anda."

Ha Sun maju beberapa langkah. "Sekarang aku mengerti. Kamu juga menyukaiku (HAHA). Kamu ingin mengatakan yang sebaliknya. Aku akan mencari solusi lain. Tapi, kenapa kamu menyebut gaya berpedangku norak. Kamu bercanda?"

Ha Sun lalu berbisik. "Aku mempelajari keterampilanku dari badut yang paling terampil."

"Langkah kaki dan cara berdiri Anda sangat menyedihkan."

"Kalau begitu ajari aku caranya!"

Tanpa banyak bicara lagi Mo Young langsung melayangkan pedangnya menebas tiang-tiang jerami. Ha Sun sampai melongo melihatnya.

"Anggar tidak bisa dipelajari dalam sehari. Anda harus belajar memegang pedang dengan baik lebih dulu."

"Kamu banyak bicara."

Ha Sun langsung menyerang Mo Young. Tapi kemampuannya jelas kalah jauh dari pengawalnya. Berkali-kali Mo Young berhasil menyudutkannya hingga akhirnya Ha Sun pedangnya jatuh dan dia berguling-guling di tanah untuk menghindari pedang Mo Young.

Ha Sun bangkit dan mengajak bertarung lagi. Tapi, baru sekali serang, Ha Sun malah kabur dan Mo Young mengejarnya.


Woon Shim memberikan hadiah jubah buatannya sendiri pada Ho Geol atas promosi jabatannya. Ho Geol langsung mencobanya dengan hati riang. Lee Kyu tertawa melihatnya.

"Wah. Sayap yang bagus membuat manusia hebat."

"Yang benar saja. Sayap hanya milik peri. Selain itu, paras seseorang sangat menentukan gayanya," timpal Ho Geol.

"Hahaha. Aku akan pergi ke istana lebih dulu. Kamu harus sampai disana tepat waktu."

"Mana mungkin aku terlambat di hari seperti ini?"

Setelah Lee Kyu pergi, Woon Shim membantu merapikan pakaian Ho Geol.

***

Ho Geol berjalan memasuki istana. Beberapa mahasiswa sungkyunkwan menghalangi jalannya. Ho Geol berhasil menerobos mereka. Tapi kumpulan mahasiswa yang lebih banyak datang mengepungnya.


Ha Sun bersama Lee Kyu dan Mo Young datang ke depan gerbang Injoeng dimana para mahasiswa melakukan demo terkait keikutsertaan kelas rendahan pada ujian negara sementara dan meminta raja membatalkan pengangkatan Ho Geol. Terlihat rombongan ratu melihat dari jauh.

Seorang mahasiswa maju menyerahkan dokumen berisi peraturan terkait kelas sosial. Ha Sun menerima dan membacanya. Tiba-tiba Tuan Shin bersama beberapa pengikutnya datang. Dia ikut-ikutan mengompori raja.

Ha Sun jelas tidak suka status sosial digunakan untuk menghalangi prestasi seseorang. Mereka menghakimi kasta rendahan padahal belum pernah mencoba kemampuan mereka. Tuan Shin dengan mulut manis dan 'lamis'nya terus berusaha menggoyahkan raja. Dia bahkan mengatasnamakan kehendak surga.

Ha Sun membentaknya. Lee Kyu sampai tertegun. "Kehendak surga? Berhentilah melantur. Jika surga sungguh mengabaikan kelas rendahan, aku tidak akan mematuhi kehendaknya. Aku akan menentangnya!"

Ha Sun maju hendak menjemput Ho Geol yang berdiri di belakang barisan mahasiswa. Seketika para mahasiswa berlutut menghalangi jalan raja. Ha Sun menyuruh mereka menyingkir. Tapi mereka malah menantang agar Ha Sun berjalan di atas di punggung mereka jika dia tetap bersikeras.


Sesaat Ha Sun bimbang. Dia menatap Ho Geol yang wajahnya begitu loyo di seberang. (Ekspresinya Ho Geol itu loh. Kayak yang abis di marahin sama ortu ketahuan bolos. Nelangsa bener.)

Ha Sun nekad berlari di atas punggung para mahasiswa. Semua orang terperanjat melihat aksinya. Dia meraih tangan Ho Geol lalu menariknya.


Mereka berlari bak romeo yang membawa kabur julietnya (HAHA), menerobos barikade mahasiswa.

***

Tuan Shin menyapa Lee Kyu sebelum pergi. Mereka terlibat aksi sindir menyindir. Tuan Shin menyindir soal badut yang menghilang di tempat hiburan yang biasa Lee Kyu kunjungi. Sedangkan Lee Kyu menyindir soal menghilangnya dayang Kim. Masing-masing menganggap diri mereka berada di atas angin.


Lee Kyu menemui Ha Sun di ruangannya. Ha Sun sudah siap di semprot. Dengan wajah takut dia meminta maaf atas aksinya tadi. Tapi diluar dugaan, Lee Kyu malah memujinya. Itulah yang harus dilakukan seorang raja. Melakukan yang tidak bisa dilakukan orang lain dan bertanggungjawab. Bekerjasama dengan rakyat dan menanggung beban mereka. Itulah jalan yang harus di tempuh oleh raja.

"Bagaimana jika cendikiawan dan pejabat berpaling dariku?"

"Sebagai gantinya, rakyat akan mendukungmu."

Keduanya saling tersenyum.


Pengumuman ujian negara di tempel diseluruh penjuru negeri. Para anggota grup daedong tampak ikut serta dalam ujian itu. Semua rakyat senang karena diberi kesempatan untuk bisa jadi bangsawan.


Ha Sun bersembunyi saat So Woon lewat. Dia terus memandang So Woon dengan sedih. Kasim Jo mengajaknya untuk bergegas pergi. Tapi Ha Sun memintanya menunggu sampai So Woon hilang dari pandangannya.


Pengumuman hasil ujian negara sudah di pajang. Orang-orang berkumpul untuk melihat hasilnya. Ho Geol sangat senang hingga menangis saat melihat nama temannya di grup daedong, Woo Jeong Rim dan Seo Jae Gu ternyata lolos jadi pejabat pemerintah.

***

Lee Hun menstempel dokumen pengangkatan orang-orang yang lolos ujian negara. Melihat nama Woo Jeong Rim, dia teringat janjinya pada Lee Hun sebelum meninggal kalau dia akan mewujudkan dunia yang Lee Hun impikan.


Woo Jeong Rim dan Seo Jae Gu dibawa menghadap raja. Mereka berterimakasih atas kebaikan hati Ha Sun. Semua orang yang ada di sana terlihat bahagia. Ho Geol sampai terpesona melihat Ha Sun yang sedang tersenyum lebar. Mo Young menyindirnya hampir ngiler.


"Aku iri padamu. Kamu selalu mendampingi raja. Bukankah dia orang yang hebat?"

Bersambung ke The Crowned Clown episode 10 part 3






EmoticonEmoticon