The Crowned Clown
Episode 9 Part 2
Sumber konten dan gambar : TVN
Lee Kyu menemui Tuan Shin di luar.
"Ada apa kamu datang ke istana?"
"Aku dengar berita tentang poster itu. Aku khawatir dan datang untuk menemui raja. Aku ingin mengatakan sesuatu secara pribadi kepada raja. Jadi harap beritahu raja."
"Dia tidak mau bertemu tamu manapun hari ini. Jadi harap kembali."
"Aku mungkin bisa membantunya. Jadi kenapa kamu menghalangiku?"
"Kamu dipaksa turun dari posisimu karena perbuatanmu. Apa yang bisa kamu bantu? Urusan istana bukan lagi urusanmu. Kenapa kamu tidak menundukkan kepalamu?"
Lee Kyu hendak berlalu pergi. Namun dia berhenti mendengar Tuan Shin bicara.
"Aku dengar tentang keributan yang kamu buat di balai pertemuan. Kamu meninggikan suaramu seolah-olah kamu raja. Menangkap badut adalah cara tercepat dan paling efektif. Tapi kamu menghentikan pejabat istana dan justru menyalahkan mereka. Dan Yang Mulia membiarkannya. Itu tidak bagus. Menutup mata dan telinganya, apa yang kamu rencanakan?"
Lee Kyu berbalik lagi. "Seperti itulah kehebatanmu. Aku tidak cukup serakah untuk memenuhi perutku di belakang raja. Jangan khawatir Tuan."
***
Setelah bertemu Lee Kyu, Tuan Shin menemui Dayang Kim.
"Sudah lama sekali Tuan."
"Aku kehilangan koneksiku. Jadi tidak alasan bagiku untuk menemuimu. Masalahnya menjadi kacau karena poster skandal itu. Tapi kamu sepertinya tidak terkejut."
"Apakah ada yang perlu dikejutkan? Selama melayani Yang Mulia raja, aku melihat insiden aneh dan tidak masuk akal terjadi sepanjang waktu."
"Apakah ada sesuatu yang aneh terjadi baru-baru ini?"
"Dalam semalam luka besarnya muncul dan kemudian menghilang."
Apakah kamu yakin?"
Dayang Kim mengangguk.
"Astaga. Aku sangat penasaran. Bisakah kamu memeriksa luka di dadanya?"
Dayang Kim terkejut. "Kamu pikir itu mungkin? Aku bisa dibunuh jika raja mengetahuinya. Kenapa aku harus mengambil resiko?"
Tuan Shin mengancam dayang Kim dengan mengingatkan perbuatan dayang Kim yang telah meracuni dayang raja dan menggunakan sihir hitam. "Jika itu terungkap kamu akan mat*"
"Itu adalah perintahmu."
"Apakah kamu punya bukti? Aku punya cukup bukti dan saksi jika kamu yang melakukannya."
"Apakah kamu mengancamku sekarang?"
"Aku hanya ingin kita saling membantu. Apakah kamu akan melakukannya? Aku tidak akan melupakan bantuanmu."
Dayang Kim terlihat sangat kesal karena terus-terusan diancam oleh Tuan Shin.
***
Lee Kyu masuk ke kantornya. Dia menemukan surat pengunduran diri Mo Young. Lalu masuk dua orang menteri. Ternyata Lee Kyu yang meminta mereka datang.
"Ini waktunya melaksanakan masalah darurat yang kita abaikan selama kontroversi di istana."
"Maksudmu aturan pembayaran beras?" Tanya menteri perpajakan."
"Bersama aturan pembayaran beras, mari kita lakukan penyelidikan tanah, memperluas tanah pertanian, dan memperluas keuangan nasional," jelas Lee Kyu.
Tiba-tiba masuk seorang pengawal yang membawa kabar dari departemen kehakiman. "Pelukis istana ditemukan meninggal tadi malam."
***
Lee Kyu melihat jasad dua pelukis istana di temani seorang prajurit.
"Jantungnya ditusuk dengan pedang. Dia ditemukan di jalan terpencil. Tidak ada bukti maupun saksi. Jadi sepertinya mereka dibun**h."
***
Ha Sun membaca laporan aturan pembayaran beras. Ho Geol tak ketinggalan berusaha menjelaskan laporannya. Tapi sepertinya pikiran Ha Sun sedang tidak berada pada tempatnya. Ho Geol sampai menegurnya untuk menyadarkan lamunannya.
"Apa Anda tidak mendengarkan penjelasanku?"
"Hmmm? Bisakah kamu mengulanginya lagi?"
"Yang Mulia. Harap katakan padaku jika Anda tidak puas dengan penjelasanku.."
"Bukan begitu. Lanjutkan!"
Ho Geol dengan semangat melanjutkan lagi penjelasannya. Tapi di tengah-tengah kalimatnya, kasim Jo malah nyelonong masuk. Kesel deh Ho Geol.
Kasim Jo memberitahu kalau ibu suri mengajak Ha Sun minum teh.
"Kenapa tiba-tiba minum teh?" Tanya Ha Sun heran.
"Dia berharap untuk menemuimu dan ratu."
Mendengar kata ratu, Ha Sun langsung beranjak dari duduknya. "Kalau begitu sebaiknya aku pergi." Ha Sun meletakkan laporan dan meninggalkan Ho Geol begitu saja. Ho Geol hanya bisa nyengir kecewa. "Penjelasanku belum selesai," gerutunya.
Ibu suri menuangkan teh untuk Ha Sun dan So Woon. Dia tampak melirik So Woon saat menuangnya. Dayangnya meletakkan teh masing-masing ke meja Ha Sun dan So Woon. Mereka berdua pun meminum teh itu tanpa curiga seperti sebelumnya. Lagi-lagi ibu suri tampak melirik So Woon.
"Jika dipikir-pikir, kamu punya wajah yang tampan," ujar ibu suri memuji Ha Sun. "Bukankah tidak menarik jika ada wajah lain yang seperti dirimu?"
Ha Sun tersenyum. "Aku tidak tahu kamu sangat menyukai wajahku."
"Bukan karena aku menyukainya. Tapi aku mengkhawatirkannya. Bahkan aku sangat khawatir. Pikirkan seberapa cemas dan takutnya rakyat. Bukan begitu ratu?"
So Woon pun menjawab. "Rakyat mudah digoyahkan oleh rumor karena kehidupan mereka yang keras. Tapi kehidupan istana dan rumah kerajaan berbeda. Rumornya berani mempermalukan Yang Mulia raja. Menjadi goyah karena hal itu, aku pikir bukan respon yang layak. Di saat seperti ini, rumah kerajaan harus maju ke depan dan memberi contoh yang benar. Sebagai kepala dari istana dalam, aku akan melakukan tindakan balasan. Aku ingin Anda mendukungnya."
Ha Sun sangat puas dengan jawaban So Woon.
"Itu benar. Aku akan melakukannya. Tapi, aku yakin kamu akan melakukan hal lain sebagai prioritasmu," ujar ibu suri.
"Apa maksud Anda?"
"Apa kamu tidak tahu? Di saat krisis seperti ini, akan lebih baik yang Mulia Raja memiliki putra. Aku kamu tidak berpikir dia bekerja keras karena kamu gagal memenuhi tugasmu?"
Ha Sun angkat bicara membela So Woon. "Bagaimana bisa itu salah ratu?"
"Tolong jangan katakan jika kamu menyalahkan dirimu sendiri."
"Aku ingin mengatakan kalau anak di kirim dari langit. Jika kamu sangat khawatir, mungkin aku harus mengadopsi Tuan Jinpyung. Apakah itu yang kamu mau?" (HAHA)
"Sekali lagi kamu memutar kata-kataku."
"Apakah begitu? Jika dipikir-pikir, mengadopsi Tuan Jinpyung mungkin tidak bijaksana. Dia tidak mempesona dan memiliki ekspresi yang kaku. Dia tidak menyenangkan." Ha Sun lalu memasukkan camilan ke mulutnya. So Woon tersenyum melihat tingkahnya. Sedangkan Ibu Suri tampak speechless.
***
Ha Sun dan So Woon pulang dari kediaman Ibu Suri bersama.
"Apa kamu baik-baik saja? Aku dengar bahwa istana mengatakan banyak hal tentang poster itu."
Ha Sun berhenti berjalan lalu menatap So Woon. "Apa kamu khawatir?"
"Jika aku ada disana bersamamu, aku pasti akan meraih tanganmu dan pergi. Sama seperti yang kamu lakukan, saat sesuatu memanas seperti di pasar."
Ha Sun meraih tangan So Woon lalu menggenggamnya. "Seperti ini?"
So Woon malu sendiri melihat dayang-dayangnya di belakang.
"Yang Mulia."
"Ayo kita pergi."
Merekapun berjalan sambil bergandengan tangan. Jinpyung yang kebetulan lewat, tampak memperhatikan mereka.
***
"Siapapun itu, dia membuat rencana yang hebat. Aku ingin menemukannya sebelum raja dan menghadiahinya," ujar Ibu Suri saat Jinpyung mengunjunginya.
"Aku senang kamu suka dengan hasilnya."
"Apa itu perbuatanmu? Kenapa kamu tidak seperti ini lebih cepat? Jika kamu melakukannya, bagian diriku tidak akan hancur. Bukan berarti raja bisa dikalahkan dengan rumor seperti ini. Jadi kamu bisa menemukan solusi apapun. Satu-satunya cara adalah memberikan pewaris."
"Pewaris?"
"Jangan khawatir dengan apa yang akan terjadi."
"Kamu tidak akan pernah tahu. Dalam perjalananku kesini, aku melihat raja dan ratu jalan bersama."
"Aku bisa menjaminnya. Raja mengambil anakku dariku. Aku tidak akan membiarkan ratu bahagia dengannya."
So Woon sedang membaca di perpustakaan. Sedangkan Ha Sun hanya menopang dagu sambil terus memandangi So Woon. So Woon yang gemas pun segera mengingatkannya kalau harus pergi ke balai pertemuan.
"Iya."
"Kalau begitu kamu harus pergi."
"Tinggallah disini sebentar. Aku sedang melakukan sesuatu yang penting."
"Apa itu?"
"Aku menerima energi. Aku harus melihatmu dalam rangka untuk melakukan pekerjaanku dengan baik."
Gayungpun bersambut guys. "Kalau begitu suruh aku singgah kapanpun. Aku akan menemanimu dan memberimu kekuatan."
Ha Sun kembali menopang dagunya dan tersenyum memamerkan giginya.
***
Tuan Shin terang-terangan mendukung Jinpyung. Malam hari, dia mendatangi markas Jinpyung dan memberinya sepeti uang untuk mengumpulkan jenderal di perbatasan. Sementara dirinya akan mengumpulkan anggota istana.
"Wakil menteri perang dari Ming akan mengunjungi kita secepatnya. Hanya aku yang bisa melawannya. Jadi raja akan mengembalikanku ke istana."
***
Di ruangan raja, Ha Sun, Lee Kyu dan Kasim Jo sedang membahas pelukis istana yang meninggal. Sebenarnya Lee Kyu punya beberapa nama yang dia curigai, tapi dia belum punya bukti kuat. Kasim Jo menyarankan untuk memerintahkan Mo Young menyelidikinya. Lee Kyu pun memberitahukan pengunduran diri Mo Young. Ha Sun sontak terkejut. Sepertinya dia merasa bersalah.
***
Pria yang waktu itu di sandera Ha Sun mendatangi Tuan Shin. Dia minta 10 perak untuk harga informasinya. Dia lalu minta dinaikkan 12 perak begitu melihat Tuan Shin begitu mudahnya mengeluarkan uang. Tuan Shin mengiyakannya saja.
Pria itu memberitahu Tuan Shin kalau badut yang sedang ramai dibicarakan adalah anj**g seharga 2 nyang yang datang waktu itu. "Apa Anda lupa?"
Tuan Shin berusaha mengingat kejadian waktu itu. Dia memang sempat tertegun mendengar suara Ha Sun yang terasa familier.
"Bagaimana kamu yakin dia badut di poster itu?"
"Wajahnya sama. Bahkan kembar sekalipun tidak akan semirip itu."
Pria itu lalu memberitahu kalau badut itu tadinya ada di tempat hiburan Hwagye-dong. Tapi dia sudah lama pergi. "Gisaeng bernama Woon Shim mungkin tahu. Dia mengijinkan badut itu dan adiknya tampil di sana."
Tuan Shin nampak tidak asing dengan nama-nama yang disebut pria itu. Dia langsung terkejut saat pria itu memberitahu kalau Woon Shim adalah gisaeng kesayangan Lee Kyu.
"Informasi penting seperti ini, memang pantas diberikan hadiah." Tuan Shin memberi pria itu sekantong uang. Diapun menerimanya dengan senang hati. Tapi naas, pengawal Tuan Shin langsung menikamnya saat itu juga.
Tak perlu waktu lama, Tuan Shin langsung menyuruh pengawalnya untuk membawa Woon Shim. Hampir saja terjadi pertumpahan darah antara pengawal Tuan Shin dan penjaga tempat hiburan karena Woon Shim menolak pergi. Pada akhirnya Woon Shim pun mengalah. Dia bersedia menemui Tuan Shin.
Berita itu kepergian Woon Shim langsung sampai ke telinga Lee Kyu.
Tuan Shin bertanya tentang keberadaan Ha Sun pada Woon Shim. Woon Shim menjawab tidak tahu karena memang seperti itu adanya. Woon Shim bersiap untuk pergi. Tapi Tuan Shin malah menyuruh pengawalnya untuk menyeret dan menyiksanya sampai Woon Shim buka mulut. "Kamu boleh membu**hnya jika dia tidak mau bicara."
Kontan Woon Shim terkejut mendengarnya. Dia menolak saat hendak di seret pergi hingga pengawal menamparnya sampai sudut bibirnya berdarah. Beruntung Lee Kyu datang. Dia meminta Woon Shim kembali ke tempat hiburan bersama penjaga yang sudah menunggunya di luar.
Lee Kyu langsung marah-marah karena sikap pengecut Tuan Shin.
"Aku dengar badut yang ada di poster pernah tampil di tempat gisaeng favoritmu itu. Apa kamu pernah melihatnya?"
"Tentu saja aku melihat badut. Mereka tampil menggunakan topeng. Seseorang pasti melihat poster itu dan membuat rumor tidak berdasar."
"Benarkah? Lalu bagaimana jika aku menemukan orang yang mirip dengan raja?"
"Apakah kamu mengaku kamu yang memasang posternya?"
"Melihat seberapa jengkelnya dirimu, aku pikir aku benar."
"Kamu sebaiknya berhati-hati. Kamu mungkin akan kehilangan anggota tubuhmu jika terus mengambil kesimpulan seperti itu."
Lee Kyu segera berlalu pergi. Dan ternyata Woon Shim menunggunya di luar. Dia ingin melihat Lee Kyu keluar dengan selamat.
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Lee Kyu.
"Aku tidak apa-apa."
"Itu pasti sakit," ujar Lee Kyu saat melihat bibir Woon Shim yang terluka. "Maafkan aku sudah membuatmu melalui semua ini."
Woon Shim menggeleng. Lee Kyu lalu menyuruh dua pengawalnya mengantar Woon Shim pulang.
Mo Young datang setelah Woon Shim pergi. Ternyata dia yang mengirim pesan pada Lee Kyu tentang Woon Shim yang menemui Tuan Shim.
"Aku berniat pergi. Tapi setelah melihat poster, aku tidak bisa melakukannya." (Yey!)
"Kamu bahkan meminta pengunduran diri, jadi apa yang menghentikanmu?"
"Benar. Aku juga bertanya pada diriku sendiri."
"Apa kamu menyelidiki Shin Ci Soo?"
"Pada awalnya aku mencurigai Tuan Jinpyung. Tapi Shin Ci Soo terus menggangguku."
"Tebakanmu benar. Sepertinya dia mengetahui sesuatu."
Bersambung ke The Crowned Clown episode 9 part 3
EmoticonEmoticon