Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 9 Part 1 )

The Crowned Clown
Episode 9 Part 1

Sumber konten dan gambar : TVN

Dear readers : Mianhe chingu baru bisa update sinopsis lagi. Hampir satu minggu kena radang tenggorokan yang lumayan parah. Badan menggigil kedinginan tapi keringat bercucuran (jiah). Tiap abis maghrib badan panas tinggi. Kepala sakit banget sampai pengen nangis rasanya. Haduh! Pokoknya nggak enak banget deh. Tiap hari nggak tenang karena kepikiran sinopsis yang menumpuk haha. Tapi apadaya badan lemah, lesu, nggak nafsu makan pula. Alhamdulillah setelah rutin minum obat sembuh juga seperti sediakala. Nggak nyangka radang tenggorokan sakitnya kemana-mana. Jaga kesehatan ya teman-teman. Karena sehat itu nikmatnya luaaarrrrrr biaasaaahhh!!

Baca The Crowned Clown episode sebelumnya

Balik lagi ke drama. Episode sebelumnya Ha Sun ngasih kode So Woon buat ketemuan di perpustakaan. Sedangkan Lee Kyu akhirnya memberanikan diri meracuni Lee Hun. Bagaimana kelanjutannya? Check this out!!


So Woon sudah ada di perpustakaan. Dia sedang memandangi hadiah yang tadinya ingin dia berikan pada Ha Sun. So Woon segera menyembunyikan hadiah itu begitu Ha Sun datang.

Ha Sun senang So Woon paham sama kodenya. "Apa kamu sudah menunggu lama? Aku ingin datang lebih cepat, tapi diskusi istana ditunda."

"Tidak apa-apa. Aku merasa terhormat menunggumu."

Ha Sun berjalan disekitar meja. So Woon mengekorinya. Ha Sun kemudian berbalik menghadap So Woon.

"Kalau begitu, berikan padaku sekarang juga."

"Apa? Aku tidak tahu maksudmu," ujar So Woon bingung.

"Hadiah yang kamu siapkan dengan hatimu."

So Woon kaget. "Bagaimana kamu tahu?" So Woon tersenyum lalu memberikan bungkusan kain biru pada Ha Sun. Ha Sun membukanya dan menemukan semacam dompet yang ada sulaman tangannya.

"Kamu membuatnya sendiri?"

So Woon tersenyum mengangguk. "Ini tempat kuas. Karena kamu kaligrafer yang hebat, aku pikir kamu butuh tempat untuk menyimpan kuasmu. Atau kamu bisa menggunakannya sebagai tempat kompas."

Ha Sun membalik dompetnya. Terlihat ada sulaman beberapa karakter china di baliknya.

So Woon membacakan artinya. "Terpisah seribu tahun darimu. Tidak akan mengubah cintaku padamu. Aku memilih dengan baik kutipan yang aku sulam yang mencerminkan hatiku."

Ha Sun maju selangkah. "Aku ingin memberitahu sesuatu. Aku memiliki 20 tobik herbal. Seolah-olah aku melihat bintang dan rembulan. Aku melihat istana ratu dalam waktu yang lama. Aku ingin berlari ke perpustakaan beberapa kali sehari."

So Woon kaget menyadari itu adalah kalimat yang dia katakan saat Ha Sun tertidur di perpustakaan tempo hari. Dan So Woon menci*m bibir Ha Sun saat itu. So Woon menutup mulutnya dengan telapak tangannya saking terkejutnya menyadari Ha Sun tidak benar-benar tidur waktu itu.


Ha Sun melanjutkan. "Aku tidak akan menghindarinya lagi. Aku juga tidak akan melarikan diri lagi. Aku hanya melihatmu dan memikirkanmu, ratu. Aku jatuh cinta padamu. Hatiku seperti ingin meledak. Tapi aku tidak peduli. Sebesar itulah cintaku padamu." (Cieeee. Jadi udah resmi ni sekarang?)

Mereka saling memandang penuh cinta.

***

Hari sudah malam. Ha Sun dan So Woon keluar dari perpustakaan bersama-sama. Tidak sengaja tangan mereka bersentuhan yang kontan membuat keduanya canggung. Ha Sun memberanikan diri menggenggam tangan So Woon.

"Tanganmu dingin sekali? Aku akan menghangatkannya." Ha Sun meletakkan tangan satunya di atas tangan So Woon.


"Ini sudah hangat," ujar So Woon sambil tersenyum. Mereka menautkan jari jemari mereka lalu lanjut berjalan. Ha Sun curhat kalau kompasnya rusak. Dia mengambil kompas dari balik lengan bajunya. "Aku akan selalu berakhir di kediamanmu." (Bisa juga gombalnya wkwk)

Entah sudah keberapa kalinya hari ini, Ha Sun dan So Woon saling melempar senyum.

***

Ae Young membantu So Woon berganti baju tidur. So Woon terlihat senyum-senyum sendiri. Ae Young bisa menebak kalau itu karena yang mulia raja.

"Apakah kelihatan?" Tanya So Woon.

"Dulu aku sangat tegang dan cemas kapanpun kamu kembali setelah menemui Yang Mulia. Tapi sangat menakjubkan melihatmu tersenyum ceria sekarang."

"Benarkah?"

"Menurut para dayang istana, Yang Mulia seperti terlahir kembali."

Ae Young lalu tertawa malu.

"Apa yang sangat lucu?"

"Begini. Mereka bilang bau kotorannya juga berbeda."


So Woon kaget. "Aku tidak percaya kamu membicarakan hal seperti itu. Aku sebaiknya menghukummu."

Ae Young kontan berhenti tertawa. Tapi dia kembali tertawa saat melihat So Woon tersenyum lebar.

***
Tuan Shin duduk berdua dengan Yi Gyeom. Yi Gyeom mengeluh apa dia harus benar-benar pergi ke Daejung Hyun.

"Itu adalah pulau yang dipenuhi batu. Bagaimana kalau aku mati karena penyakit menular? Siapa yang akan melanjutkan garis keturunan?"

Tuan Shin sepertinya tidak mendengarkan anaknya. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri mengingat ucapan Tuan Kim.

"Dua orang yang memiliki wajah yang sama?"

"Ayah. Apa kamu tidak mendengarkanku?"

"Kamu menerima penunjukkanmu. Tidak ada cara untuk menghindarinya. Jangan naik kapal yang menuju ke pulau. Tunggu dengan tenang di Naju."

Yi Gyeom jelas senang. "Naju? Baiklah. Tapi bagaimana Ayah akan menjelaskannya pada raja? Apa ayah punya rencana?"

"Duniaku sudah berakhir. Jadi aku harus menemukan cara untuk keluar."

***

Jinpyung sedang latihan panahan di markasnya. Tiba-tiba Tuan Shin datang.

"Haruskah aku mengajarimu cara menembak sasaran? Kamu sebaiknya tidak berlatih panah pada hari berangin. Jika kamu berisikeras, kamu sebaiknya punya target yang besar. Sehingga kamu bisa menembus sampai ke tengah apapun yang terjadi."


Jinpyung malah mengarahkan panahnya ke arah Tuan Shin. "Seperti ini? Kamu adalah an**ng yang dibuang oleh raja. Berani sekali kamu menyalakiku?"

"Aku sangat tahu bahwa kamu dan ibusuri sangat membenciku. Tapi aku juga korban. An**ng pemburu yang hanya mengikuti perintah majikannya. Itu bukan keinginanku. Itu sebabnya aku ditendang seperti ini." Tuan Shin mengakhiri kalimatnya dengan tertawa.

Jinpyung mengeratkan tarikan busurnya. "Aku akan menganggap ini permintaan terakhirmu dan akan mendengarkan apa yang ingin kamu katakan. Kenapa kamu datang kesini menemuiku?"

"Aku kesini untuk membuatmu menjadi raja, Tuan Jinpyung."

"Kenapa aku?"

"Musuh dari musuhku adalah temanku. Aku mendedikasikan diri pada raja tapi aku berakhir seperti ini. Jadi aku berpikir dengan baik tentang siapa lagi yang membenci raja sepertiku. Dan kamu satu-satunya orang yang aku pikirkan."

"Ayah dan kakakku mat* di tanganmu. Bagaimana bisa aku percaya padamu?"

"Pembenaran atas penghianatan tingkat tinggi. Apa itu cukup?"

"Apa kamu akan membuat target untukku?"

"Benar."

Jinpyung menurunkan busur panahnya lalu mengarahkannya lagi ke papan target. "Kamu sebaiknya membuat target yang besar."

Jinpyung melepas anak panahnya dan tepat sasaran. Tuan Shin memujinya sebagai tembakan yang bagus.


Mo Young meletakkan surat pengunduran diri dan tanda namanya di atas meja Lee Kyu. Dia lalu memberikan hormatnya di depan kediaman raja kemudian pergi.

Lee Kyu sendiri sedang bersama Jung Seong (aku baru tahu dia ini adiknya Jang Nara loh) melakukan upacara kecil di kuil atas kematian Lee Hun. Lee Kyu memberikan penghormatan terakhirnya di depan papan nama Lee Hun yang dia letakkan di atas altar.

"Aku tidak menyangka kamu akan bertindak sejauh ini. Apakah kamu bisa mengatasinya?"

Lee Kyu teringat perkataan Ha Sun dulu saat ayah So Woon akan dijatuhi hukuman mat*.

"Dalam beberapa kasus, puluhan atau ribuan orang harus berkorban untuk menyelamatkan satu orang."

"Lalu bagaimana aku bisa membantumu?"

"Tidak ada cara untuk membantuku sekarang. Ini adalah dosaku. Dan aku akan bertanggungjawab untuk hal itu. Aku akan kembali pada hari ke 49. Harap jaga dirimu."


Seseorang menyerahkan sebuah gulungan pada Tuan Shin secara diam-diam. Tuan Shin membuka gulungan itu yang ternyata lukisan raja. Dia tampak tersenyum licik.

Esok hari saat masih gelap, beberapa orang berpakaian hitam menempelkan foto Ha Sun dengan keterangan 'badut ini adalah penipu yang berpura-pura menjadi raja'. Mereka menempelkannya di banyak tempat.

Siang harinya, orang-orang berkumpul di depan foto itu. Salah satunya adalah orang yang di sandera Ha Sun di kediaman tuan Shin karena berani membawa Dal Rae kepada Yi Gyeom. Kebetulan Lee Kyu lewat dan kontan terkejut melihatnya. Dia langsung melepas poster itu lalu menggulungnya dan pergi.


Tak lama, pasar ramai dengan orang-orang yang berkerumun di depan poster. Gab Soo dan Dal Rae yang kebetulan lewat jadi penasaran. Mereka mendekat ingin tahu apa yang di lihat orang-orang. Karena tidak bisa membaca, Gab Soo menyuruh Dal Rae membacakannya untuknya. Dal Rae terkejut setelah membacanya.

"Kakakku pura-pura menjadi raja?" Ucap Dal Rae keceplosan. Gab Soo segera menutup mulutnya. Orang-orang langsung menuntut penjelasan. Gab Soo meyakinkan mereka kalau dia dan Dal Rae tidak mengenal si badut. Dia bergegas menyeret Dal Rae pergi dari sana. Mereka berpapasan dengan Mo Young yang sudah memakai baju biasa. Mo Young pun melihat poster di sana. Entah apa yang dipikirkannya.

***

Lee Kyu pergi ke kementrian kehakiman. Dia menunjukkan poster yang di bawanya kepada prajurit yang ada di sana.

"Poster mengerikan tersebar diseluruh ibukota. Perintahkan anak buahmu untuk menurunkannya."

"Baik pak."

Lee Kyu kemudian pergi ke tempat hiburan. Woon Shim langsung menghampirinya dan bertanya apa yang terjadi. "Dimana Ha Sun?"

"Woon Shim. Katakan yang sejujurnya padaku. Dimana adik Ha Sun?"

"Aku membawanya ke kuil. Dia menghilang beberapa saat yang lalu dan kami kehilangan jejaknya."

Lee Kyu terkejut. Dia bergegas pergi dari sana.


Semua menteri berkumpul di balai pertemuan. Salah seorang menteri menunjukkan gulungan kertas.  Kasim Jo mengambilnya lalu menyerahkannya pada Ha Sun. Ha Sun sontak terkejut sekaligus gugup karena itu ternyata poster dirinya. Jinpyung terus memperhatikannya. Salah seorang menteri di bagian kiri menyarankan untuk menangkap seluruh badut untuk menghentikan keresahan rakyat.
"Kenapa aku harus mengumpulkan semua badut untuk melakukannya? Apa kamu mendengarnya sendiri? Bukan berarti badut itu melakukan kesalahan."

Para menteri oposisi (aku sebut oposisi karena menteri yang disebelah kiri ini kerjaannya selalu aja nentang raja) terus berargumen agar para badut dikumpulkan dengan alasan ini dan itu. Ha Sun bingung harus bagaimana. Beruntung Lee Kyu masuk pada saat itu. Dia minta ijin untuk bicara. Tentu Ha Sun mengijinkannya.

"Fakta bahwa satu poster menyebabkan keributan seperti itu, hanya akan membuktikan kurangnya kepercayaan yang dimiliki orang-orang di istana. Dengan ini saja para menteri dan pejabat istana harus meminta pengampunan raja dan juga rakyat. Akan tetapi bukannya melihat kembali pada diri kita, kalian berharap untuk menyalahkan rakyat untuk masalah ini? Ini adalah pemandangan yang mengerikan!!"

Lee Kyu lalu menghadap pada raja. "Sebagai anggota dari istana, aku benar-benar malu dan meminta maaf padamu dan rakyat. Yang Mulia. Posternya mungkin dipasang oleh seorang penghianat. Anda harus mencari tahu siapa yang mencoba menggunakan rakyat untuk mengurangi kewenanganmu dan mencegah bencana ini."

"Kepala Sekretaris kerajaan Lee benar. Poster ini tidak seharusnya membuat rakyat khawatir. Cari tahu siapa dibalik semua ini secepatnya!"

Semua menteri serempak menjawab, "Ya Yang Mulia."


Saat bertiga saja dengan Lee Kyu dan Kasim Jo, Ha Sun langsung mengeluarkan kecemasannya. "Poster ini apa dibuat oleh orang yang mengetahui tentang aku?"

"Jika mereka tahu, mereka tidak akan berhenti hanya dengan memasang poster saja," ucap Lee Kyu menenangkan.

Tiba-tiba Ha Sun teringat pada Dal Rae. "Jika dia melihat poster ini, dia pasti akan khawatir jika sesuatu terjadi padaku. Tolong beritahu Woon Shim untuk menjaganya."

"Baik." Lee Kyu lalu meminta kasim Jo untuk mengawasi para dayang istana terutama dayang istana Kim.

"Untuk saat ini, cukup hadiri diskusi istana. Jangan coba hadiri pertemuan istana. Kamu harus hati-hati."

Tiba-tiba penjaga di luar mengumumkan kedatangan Tuan Shin.

Bersambung ke The Crowned Clown episode 9 part 2





EmoticonEmoticon