The Crowned Clown
Episode 11 Part 2
Sumber konten dan gambar : TVN
Baca The Crowned Clown part sebelumnya
Di pagi hari,So Woon masih memakai baju tidurnya dan duduk dengan wajah murung. Ae Young datang membawakan pakaiannya dan berniat melepas baju So Woon. So Woon melarangnya. Dia menunjuk sebuah bungkusan di atas meja. Ae Young terkejut saat melihat isinya.
Beberapa saat kemudian terlihat Ae Young berlari menghampiri Ha Sun. Mo Young langsung menghalanginya dengan tangannya. Tapi Ae Young tidak peduli. Dia menyingkirkan tangan Mo Young lalu berlutut di depan Ha Sun.
"Yang Mulia. Tolong hentikan ratu. Dia bersiap-siap pergi dari istana."
Ha Sun dan Mo Young tampak terkejut. Ha Sun bergegas pergi ke kediaman ratu. So Woon sudah bersiap pergi dengan memakai pakaian biasa dan menggenggam syal merah.
Ae Young ikutan masuk. So Woon menyuruhnya pergi dan memintanya menyuruh semua orang di luar pergi dan jangan ada yang mendekati ruangannya. Ae Young menurut.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya So Woon dengan nada ketus.
"Maafkan aku. Aku yang seharusnya pergi."
"Beraninya kamu. Minggir!"
Hasun bergeming. So Woon melangkah hendak pergi. Ha Sun menghalanginya.
"Jangan tinggalkan istana. Suruh aku menghilang. Aku akan pergi."
So Woon menatap Ha Sun marah. "Kapan itu dimulai? Saat hidup ayahku diselamatkan, apakah itu kamu? Apakah kamu yang digigit anj**g menggantikanku? Saat di pasar itu juga kamu?"
Mata So Woon berkaca-kaca.
"Bunuh saja aku! Aku sudah melakukan dosa besar. Semuanya salahku."
"Itu bukan urusanku. Aku tahu suamiku sedang menderita, tapi aku tidak bisa membantunya. Aku bahkan tidak ada di sisinya saat dia meninggal. Dosaku lebih besar."
Ha Sun yang memang tidak tahu Lee Hun sudah meninggal tentu terkejut. "Apa yang kamu bicarakan? Maksudmu Yang Mulia sudah meninggal?"
So Woon menatapnya heran. "Apa kamu tidak tahu? Lupakan saja! Kamu boleh pergi."
"Tapi Yang Mulia...."
"Karena dosa yang aku lakukan, aku tidak pantas berada di istana. Itu sebabnya aku akan pergi. Jadi jangan halangi jalanku. Aku berharap tidak akan melihatmu lagi. Kamu juga tidak akan melihatku lagi."
***
Ha Sun keluar dari kamar So Woon. Dia menyuruh Mo Young bilang pada Lee Kyu kalau So Woon akan pergi dari istana. Lee Kyu pasti punya cara untuk menghentikan ratu.
Mo Young bergegas melaksanakan perintah Ha Sun. Ha Sun yang sudah putus asa hanya bisa memandang sedih ke arah kamar So Woon.
***
So Woon benar-benar pergi dari istana. Ae Young ikut bersamanya. Lee Kyu menghadangnya di depan gerbang istana. Dia bertanya kenapa So Woon meninggalkan istana.
"Kamu menyuruhku membuat keputusan. Ini keputusan yang aku buat."
Lee Kyu mengingatkan kalau So Woon pergi dari istana maka dia tidak akan bisa mempertahankan posisinya. So Woon juga akan berada dalam bahaya.
"Aku sudah tahu. Aku hanya tidak tahu bagaimana aku harus bersikap. Apa itu yang kamu mau?"
So Woon berjalan melewati Lee Kyu. Langkahnya terhenti saat Lee Kyu menyebut namanya.
"So Woon~a. Kamu tidak bisa melakukan ini. Ayahmu menolak saat aku menyarankanmu jadi ratu. Karena sikap tegasmu yang seperti anak panah. Ayahmu berpikir kamu tidak akan bisa mengatasi masalah di istana. Itulah kenapa harus kamu? Karena aku tahu hanya kamu yang bisa berdiri tegak sebagai ratu. Kumohon. Tolong jangan pergi."
So Woon tampak sedikit tersentuh. Tapi dia sudah membulatkan tekadnya untuk pergi.
Ibu Suri memanggil Ha Sun ke ruangannya. Dia marah-marah menuduh So Woon tidak bertanggungjawab karena meninggalkan istana begitu saja. Ha Sun beralasan kalau dia yang mengijinkan So Woon pergi. Tetap saja menurut ibu suri So Woon harus mematuhi peraturan. Dia harus digulingkan dari tahtanya dan meminum racun. Tentu saja Ha Sun menolak keras.
Ibu Suri berkeras dengan pendapatnya. "Seorang wanita harus mengorbankan dirinya jika dia berani pergi keluar tanpa suaminya. Kenapa kamu membelanya?"
"Ratu mungkin hanyalah kepala istana dalam. Tapi dia orang yang sangat penting bagiku. Aku akan mengatur orang-orangku sesuai keinginanku. Jadi jangan mencampurinya lagi.
***
Lee Kyu membawa gulungan dokumen untuk Ha Sun. Dia juga meletakkan stempel raja di meja. Ha Sun bertanya apa isi dokumen itu. Dia marah saat Lee Kyu mengatakan itu adalah perintah untuk menggulingkan ratu. Lee Kyu juga meminta Ha Sun segera menyetempelnya. Dia melakukan ini demi So Woon. Karena jika dibiarkan saja, orang-orang akan meminta So Woon meminum racun.
Ha Sun melempar dokumen ke lantai. Dia tidak setuju dengan Lee Kyu. Dia bahkan membentak Lee Kyu. Jika masalah ini tentang ratu yang meninggalkan istana, maka dia akan pergi dan membawa So Woon kembali.
"Jangan bertindak sembrono!"
"Minggir!"
"Aku sudah dengan tegas memberitahumu. Menjadi raja artinya kamu harus melepas semuanya termasuk hatimu."
"Jika kamu tahu dengan baik kenapa kamu tidak mengambil tahta? Kenapa memintaku melakukannya?"
Lee Kyu maju beberapa langkah hingga wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari Ha Sun. "Raja bukanlah posisi dimana kamu bisa mendapatkannya karena kamu mau. Kamu tidak boleh menginginkannya untuk dirimu sendiri. Apa kamu benar-benar tidak tahu kenapa aku membuatmu menjadi raja?"
"Kamu mungkin ingin menjadikanku boneka. Itu sebabnya kamu menyembunyikan kematian raja."
Lee Kyu terkejut mendengarnya. Tapi kemudian dia mencengkeram kerah baju Ha Sun. Matanya berkilat marah.
"Aku bersumpah untuk menjadikanmu raja dan berjanji untuk melindungimu. Aku pikir kamu tidak akan goyah, tetap kuat, dan mempertahankan tahtamu dengan baik. Aku pikir kamu bisa membuat negara dimana rakyat bisa hidup dengan harmonis. Apa aku salah tentangmu?"
"Dan ratu harus berada disana untuk bangsa ini."
Lee Kyu melonggarkan cengkeramannya. Sepertinya dia sadar yang dikatakan Ha Sun ada benarnya.
"Tuan Lee. Aku pasti bisa membawa ratu kembali. Tolong lepaskan aku."
Lee Kyu mundur melepas cengkeramannya. "Utusan Ming akan tiba dalam 4 hari. Sampai saat itu, aku akan menjaga ketidakhadiranmu dari orang lain. Kamu harus kembali sebelum itu. Bisakah kamu berjanji padaku?"
Ha Sun mengangguk yakin.
Ha Sun sudah memakai pakaian biasa. Lee Kyu datang membawa Mo Young yang akan ikut pergi menemani Ha Sun. Dia meminta Mo Young membawa beberapa pengawal untuk berjaga-jaga tapi pastikan jangan sampai ada orang yang tahu.
Ha Sun dan Mo Young pun pergi melalui pintu rahasia. Ha Sun menduga kalau So Woon pasti pergi menemui ayahnya.
Setelah Ha Sun pergi, Lee Kyu berkata pada Kasim Jo bahwa mereka akan mengumumkan kalau raja berubah kasar lagi karena ratu. Jadi jangan biarkan siapapun masuk ke istana raja.
"Tapi, bagaimana membuat mereka percaya kalau raja berubah kasar lagi?" Tanya Kasim Jo. Dan Lee Kyu sepertinya sudah menemukan ide untuk itu.
***
Malam hari, Sun Hwa Dang berjalan menuju istana raja. Dia berhenti sebentar untuk merapikan penampilannya dan bertanya pada dayang pribadinya apa raja akan menganggapnya cantik. Si dayang menyuruhnya tidak perlu khawatir karena dia sangat mempesona.
"Ratu sudah meninggalkan istana. Ini kesempatanku untuk mendapatkan hatinya."
Dengan penuh percaya diri Hwa Dang melanjutkan langkahnya. Tapi begitu sampai di depan kamar Ha Sun, dia mendengar suara gaduh dari dalam. Terdengar Kasim Jo berteriak meminta raja untuk tenang.
Hwa Dang bertanya pada kasim yang berjaga di luar. Kasim itu menduga kalau raja sepertinya bersikap kasar lagi. Seketika Hwa Dang teringat perlakuan kasar Lee Hun dulu sampai-sampai dia dicekoki minuman.
"Haruskah aku mengumumkan kedatanganmu?"
Hwa Dang menolak dengan terbata-bata. Dia buru-buru pergi dari sana. Dia bahkan sampai berlari saking takutnya. Dia berpapasan dengan Lee Kyu yang melihatnya dengan heran.
Lee Kyu masuk ke ruangan raja sambil membawa nampan berisi tumpukan dokumen. Di dalam, Kasim Jo sedang berdiri sambil memegang sebuah rak bambu. Wajahnya tampak lesu. Lee Kyu mempersilahkannya untuk melanjutkan kegiatannya.
Ternyata dari tadi Kasim Jo berteriak-teriak sendirian sambil mengguncang-guncang rak bambu. Dia mulai tugasnya lagi. Sedangkan Lee Kyu dengan santai duduk sambil memeriksa dokumennya.
Kasim Jo akhirnya kelelahan. "Sampai kapan aku harus melakukan ini?"
Lee Kyu menoleh. "Istirahat saja kalau kamu capek. Tapi kalau ada orang lain yang tahu ketidakhadiran raja, itu semua salahmu."
"Lupakan saja. Aku akan melanjutkan."
"Semangatlah," ucap Lee Kyu pelan.
Kasim Jo lanjut actingnya.(HAHA. Ngakak pas scene ini. Nggak kasian apa Lee Kyu sama kasim Jo. Dia kan udah tua)
Pada akhirnya Kasim Jo encok juga. Dia istirahat duduk di atas meja sambil minum. Sedangkan Lee Kyu tampak terkejut saat memeriksa salah satu dokumen. Kasim Jo bertanya ada masalah apa.
"Ini laporan kalau prajurit Jurchen menyerang perbatasan."
Kasim Jo ikutan cemas. "Apa yang akan kita lakukan tanpa Yang Mulia?"
Lee Kyu datang ke tempat hiburan. Dia memandang seorang pria yang sedang menyapu. Dia tampak mencurigakan.
Woon Shim menghampiri Lee Kyu. Dia bilang kalau pedagang mengirim pesan kalau dia ada di sini.
"Apa aku harus menyuruhnya datang kesini seperti biasa?"
"Tidak. Tuan Shin pasti mengawasimu. Tempat ini sudah tidak aman sebagai tempat pertemuan rahasia. Aku akan memberimu alamat. Suruh dia datang kesana."
Lee Kyu bertemu dengan seorang pria di suatu tempat.
"Kamu sudah berjanji tidak akan menyerang perbatasan lagi. Kenapa kamu melanggar janjimu?"
"Jenderal Nurhachi berpikir Joseon yang melanggar janji lebih dulu."
"Apakah dia memutuskan untuk berperang melawan Dinasti Ming?"
Si pria diam saja. Lee Kyu menitipkan pesan bahwa Joseon akan tetap netral tidak memihak siapapun juga tidak akan bergabung dengan Ming. Jadi dia minta Jurchen berhenti menyerang Joseon.
"Bagaimana kami bisa percaya padamu? Kamu mungkin akan memegang tangan Ming setelah membuat kami terlena. Tidak ada gunanya membujukku."
Lee Kyu bertanya apa yang harus dia lakukan untuk membuatnya percaya.
"Kata-kata dari raja."
Galau deh Lee Kyu.
***
Tuan Shin minum bersama Jinpyung. Dia berkata kalau langit sedang memihak Jinpyung karena dia dengar raja kehilangan pikirannya lagi. Ini kesempatan bagi mereka untuk membuat raja membuat kesalahan di depan utusan Ming. Tapi sebelum itu, mereka harus benar-benar memastikan kondisi raja.
"Tenang saja. Aku punya seseorang yang bisa mencaritahunya untuk kita."
Dan orang itu adalah ibu suri. Dia menerobos masuk ke ruangan raja. Kasim Jo tergagap-gagap tidak bisa menjawab pertanyaan ibu suri tentang keberadaan Ha Sun.
Tidak lama kemudian Lee Kyu datang. Ibu Suri langsung menyuruhnya mengambil segel raja dan plakat identitas. Lee Kyu bertanya untuk apa.
"Kamu tidak tahu? Aku benci yang aku dengar. Raja dan ratu meninggalkan istana. Bukankah aku harus mengambil alih negara ini? Aku hanya ingin bersiap menghadapi kemalangan. Bawakan yang aku minta."
"Maafkan aku. Aku tidak bisa melakukannya."
"Kamu mengabaikan perintahku?"
Lee Kyu beralasan ini untuk kebaikan ibu suri. Dia ngeri membayangkan kalau raja kembali dan tahu ibu suri berusaha mengambil segel dan plakatnya.
Ibu Suri malah berlagak sok khawatir pada raja karena setelah Shin Ci Soo pergi kini ada orang lain yang berusaha menutup mata dan telinga raja.
Lee Kyu menyindir ibu suri ternyata peduli dan khawatir pada raja. Dia memuji ibu suri sebagai abdi yang paling setia pada raja.
"Ucapanmu semanis madu. Tapi aku melihat pisau tajam di balik ucapanmu."
"Demi kebaikanmu, dengan senang hati aku memberimu sedikit saran."
Lee Kyu melirik tajam ibu suri. "Hanya karena raja tidak ada di sini, jangan masuk ke kantornya dan membuat kesalahan dengan menuntut segel dan plakat."
Lee Kyu menyebut perbuatan ibu suri kasar dan tidak pantas. Sebagai abdi setia raja, dia tidak akan membiarkannya.
Ibu Suri meledak. "Bagaimana bisa seorang sekretaris kerajaan mengancam ibu suri!!!"
"Ini bukan ancaman. Ini hanya saran sepenuh hati untuk Yang Mulia."
Dengan keras Lee Kyu memanggil dayang ibu suri dan menyuruhnya mengantar ibu suri ke kediamannya. Sebelum pergi, ibu suri berkata dia tidak akan melupakan percakapan mereka.
Bersambung ke The Crowned Clown episode 11 part 3
EmoticonEmoticon