Sinopsis K-Drama : The Crowned Clown ( Episode 8 Part 2 )

The Crowned Clown
Episode 8 Part 2

Sumber konten dan gambar : TVN

Baca The Crowned Clown episode sebelumnya



Kasim Jo menyajikan bubur putih lengkap dengan lauk pauknya untuk Ha Sun. Ha Sun mengambil sendok lalu bertanya apa semua baik-baik saja selama dia tidak ada.

"Sebenarnya, raja dan ratu, sudah dijadwalkan menghabiskan malam-malam bersama. Akan tetapi dia melemah karena penyakitnya jadi dia berlari keluar. Mereka tidak jadi menghabiskan malam bersama, jadi ratu pasti sedikit marah karena hal itu."

Ha Sun terlihat murung setelah mendengarnya. Dia meletakkan sendoknya kembali.

***

Hal yang sama terjadi pada So Woon. Dia tampak murung di depan makanan yang disajikan Ae Young. So Woon teringat kata-kata Lee Hun yang menyuruhnya melupakan semua kebahagiaan yang belum dia berikan pada So Woon. Hati So Woon sakit dan hancur. Dia meremas dadanya. Ae Young tentu saja langsung khawatir.

"Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja?"

"Aku merasa sesak. Aku butuh udara segar."

So Woon beranjak dari duduknya. Tapi, baru juga sampai di pelataran kediamannya, Ha Sun datang.

"Yang Mulia."

"Ratu, ikut aku."

So Woon mengikuti Ha Sun yang berjalan ke area belakang kediaman So Woon. Setelah yakin tidak ada yang akan melihat mereka, serta merta Ha Sun memeluk So Woon. So Woon tentu terkejut.

"Aku merindukanmu."

Ucapan Ha Sun akhirnya mampu membuat So Woon yang sedari tadi murung, jadi tersenyum kecil. Dia membalas pelukan Ha Sun.


Ha Sun melepas pelukannya dan menatap mata So Woon. "Sepanjang malam, pikiranku dipenuhi dengan dirimu. Kamu adalah alasan aku berhasil melaluinya."

Mata So Woon berkaca-kaca karena haru dan bahagia. Ha Sun menggenggam tangannya. Saat itulah So Woon melihat tangan Ha Sun yang tergores dan memar. Dia langsung menanyakannya pada Ha Sun.

Ha Sun tampak gugup. Dengan terbata-bata dia beralasan kalau dia berlatih dengan Mo Young sampai pagi. Padahal dia sudah bilang agar Mo Young melunak padanya.

"Kamu seperti orang yang berbeda dibandingkan tadi malam."

Ha Sun tambah gugup. Tapi kemudian So Woon melanjutkan kalimatnya.

"Itulah sebabnya aku senang."

So Woon tersenyum manis.

"Aku khawatir tidak akan bisa melihat senyummu lagi. Aku ketakutan setengah mati."

"Aku juga Yang Mulia. Tadi malam terasa seperti keabadian. Kamu datang menemuiku pagi ini, aku tidak akan melupakannya sampai aku mati."

"Aku akan sering berkunjung mulai sekarang. Aku akan melakukannya sampai kau muak dan bosan padaku."

So Woon tersenyum mendengarnya.

***


Akhirnya Woon Shim dan Ho Geol dibebaskan. Lee Kyu sudah menunggu mereka di luar. Woon Shim langsung berlari menghampirinya begitu melihatnya. (Kayaknya mereka ini ada perasaan deh)

"Kamu sudah banyak menderita."

"Tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak menderita."

Ho Geol nimbrung.

"Tipuan apa yang kamu lakukan? Tadi malam sepertinya kami akan kehilangan kepala tanpa pengadilan yang adil."

"Aku tidak melakukan apapun. Kalian berdua ditangkap karena kesalahan sejak awal."

"Apa? Kesalahan? Aku sangat ketakutan tadi malam," ujar Ho Geol nelangsa.

***

Jin Pyung mendatangi kediaman ibu suri. Pengawal memberitahunya kalau raja melarang siapapun mengunjungi ibu suri. Jinpyung jelas marah. Dia mendatangi Tuan Shin yang sedang berkumpul bersama orang-orang yang akan diangkat menjadi pejabat (kepala daerah) hendak menuju balai pertemuan.

Jinpyung marah-marah menuduh Tuan Shin yang mengurung ibu suri.

"Raja pasti punya alasan khusus. Jadi kenapa kau menyalahkanku? Aku saja baru tahu," ujar Tuan Shin sinis. Dia pergi bersama rombongannya. Dan di antara mereka, terlihat si bangsawan yang waktu itu menyewa grup badut Ha Sun. (Cepet banget ya. Baru semalem nyogoknya, besoknya udah di istana aja)

***

Semua sudah berkumpul di balai pertemuan. Terjadi perbedaan pendapat antara dewan bagian kanan dan kiri. Anggota bagian kiri yang dipimpin Tuan Shin menginginkan adanya pengangkatan jabatan. Sedang anggota bagian kanan melarang karena jelas-jelas calon yang diajukan sudah terbukti melakukan korupsi.

Ha Sun galau.

"Aku mengerti yang kalian khawatirka. Kepala Sekretaris Kerajaan Lee!" panggil Ha Sun.

Lee Kyu langsung memanggil Yi Gyeom untuk maju. Yi Gyeom tersenyum senang. Ha Sun pun turun dari mimbar menghampirinya.

Senyum Yi Gyeom hilang karena ternyata dia bukan dijadikan kepala daerah Iksan melainkan kepala daerah di Daejung Hyun, Mojin. Kontan para pejabat langsung berkasak-kusuk.

"Daejung Hyun itu sebuah pulau. Apakah pangkatku diturunkan? Aku seharusnya dipromosikan," ujar Yi Gyeom tanpa tahu malu.

"Aku dengar akan ada pemandian air panas di sana."

"Pemandian air panas?"

"Ya. Semua orang tahu aku suka pemandian air panas. Aku ingin kau meninjau geologisnya dan menemukan tempat yang bagus untuk pemandian air panas. Huufffttt,,, Aku ingin sekali merasakan jenis air lain selain di Onyang (istana)."

Yi Gyeom melongo. Dia menerima surat pengangkatan yang di sodorkan Ha Sun dengan berat hati.

Berikutnya, lima nama dipanggil sekaligus. Salah satunya si bangsawan. Tapi pengangkatan mereka di batalkan karena korupsi yang dilakukan. Bahkan ada yang di dakwa selingkuh dengan istri orang lain (wkwkwk).

Ha Sun duduk kembali di singgasananya.

"Tahan mereka sampai mereka mendapatkan hukuman yang pantas!"

Para pengawal masuk menyeret mereka, kecuali si bangsawan yang dibiarkan begitu saja karena dia tidak ikut disebut melakukan korupsi. Tuan Shin terlihat marah melihat rencananya hancur. Dia maju dan memprotes raja karena raja yang datang sendiri meminta dia kembali dan mengurus semuanya.

"Aku mengatakannya karena mempercayai kesetiaanmu. Tapi kamu mengecewakanku."

"Apa maksudmu Yang Mulia?"

Lee Kyu angkat bicara.

"Kepala desa Jiksun, Kim Ji Bong (akhirnya tahu nama si bangsawan). Dia sendiri kepala desa. Tapi dia ditunjuk tanpa lulus semua ujian kualifikasi. Tuan Shin menunjuk pria yang tidak memenuhi syarat. Itu sudah cukup untuk memberinya tuduhan itu."

"Pertimbangkan hakmu untuk dibebaskan dari tuduhan itu. Aku tidak akan menghukummu. Tapi, kejahatanmu sangat serius, jadi aku perintahkan agar kamu diberhentikan dari jabatanmu."


Semua orang terkejut. Tuan Shin melirik Lee Kyu yang tersenyum.

"Yang Mulia. Apa ini benar-benar keinginanmu?"

Ha Sun mengiyakan dengan yakin. Dia berdiri. Tepat saat itu Kim Ji Bong mendongakkan kepalanya. Dia langsung teringat waktu dulu melihatnya sebagai badut. Dia keheranan sendiri.

***

Rapat bubar. Lee Kyu menghadang Tuan Shin di jalan.

"Kepala anggota dewan bagian kiri. Oh, sekarang aku bisa memanggilmu Tuan Shin"

"Aku layak jika status kebangsawananku diambil. Tapi raja berbaik hati mempertahankan gelarku. Katakan pada raja, aku tidak akan pernah melupakan kebaikan hatinya." (Ngancem ini mah)

Tuan Shin pergi. Yi Gyeom yang kesal membanting dokumen pengangkatannya di depan Lee Kyu.

"Kau mempermalukan keluarga yang tidak bersalah. Aku berjanji akan membuatmu menyesalinya."

Lee Kyu memungut dokumen itu lalu mendekati Yi Gyeom hingga Yi Gyeom mundur selangkah.

"Kamu mencoba untuk membunuhku. Kamu bilang tidak bersalah?"

Yi Gyeom kaget. Dia tengok kanan kiri takut ada yang dengar.

"Aku tidak pernah mencoba membunuhmu. Apa kamu punya bukti?" bisik Yi Gyeom.

"Jika aku melaporkannya ke kementrian kehakiman, hanya butuh 2 hari untuk menemukan bukti dan saksi dan membuat mereka mengaku. Apa aku harus melakukannya?"

Yi Gyeom cuma diam kaya orang bl**n.

"Tolak saja posisi ini dan aku akan mengurangi tuduhanmu."

Yi Gyeom langsung menyambar dokumennya lari pergi dengan langkah cepat.

***

Lee Kyu menemui Ha Sun.

"Apa dendammu sudah terangkat sekarang?"

"Ini baru permulaan. Mengingat apa yang sudah dilalui adikku, itu tidak akan cukup walaupun aku melihat mereka menjadi budak dan membawa seember tinj* setiap hari."

Mereka terdiam sejenak.

"Aku merindukan adikku Tuan. Woon Shim tahu dimana adikku. Ijinkan aku menemuinya."

"Jadi Woon Shim yang menjaganya. Tapi aku tidak bisa menanyakan keberadaan adikmu tanpa memberitahunya apa yang kamu lakukan. Tunggu sedikit lagi sampai aku menemukan cara lain."

Meski kecewa, tapi Ha Sun mengiyakan.

"Besok adalah ulangtahun Yang Mulia. Seluruh pejabat pemerintah akan merayakan hal itu. Pelajari apa yang harus kamu ketahui dari kasim Jo supaya kamu tidak membuat kesalahan."


"Aigoo. Aku bahkan tidak tahu kapan ulangtahunku. Itu pasti terasa aneh merayakan pesta ulangtahun. Tidak bisakah kita membatalkannya?"

"Acara ulang tahun raja, adalah perayaan resmi istana yang dipersembahkan untuk raja. Mereka sudah menyiapkannya selama sebulan. Jadi tidak akan mudah membatalkannya."

"Bagaimana kalau aku menerima sambutan mereka selama pertemuan istana dan membatalkan acaranya? Ah!Kita bisa memberikan semua makanannya pada rakyat. Rakyat akan merasa kenyang selama ulang tahun raja. Bukankah kedengarannya hebat?"

Selama Ha Sun bicara, Lee Kyu memandangnya kagum seolah-olah Ha Sun adalah refleksi raja yang dia impikan selama ini. Raja yang memikirkan rakyatnya diatas kepentingannya sendiri.

"Baiklah. Aku akan mendiskusikannya dengan menteri adat dan mengaturnya."

***

Ho Geol sedang melakukan inspeksi di pasar. Terlihat 3 orang mengemasi dagangan mereka lalu seorang diantara mereka membawanya pergi.

"Hei mau kemana kau. Kembali!"

Kedua pedagang yang tersisa mencoba menyogok Ho Geol dengan permen tapi tidak mempan. Ho Geol mengancam akan menghitung sampai 10. Dia akan menaikkan pajak 2 kali lipat kalau barang yang dibawa pergi tidak dibawa kembali karena dia ingin tahu harganya. Mereka akhirnya berlari mengejar temannya.

Ho Geol duduk di lapak itu. Saat itulah Gab Soo dan Dal Rae datang. Gab Soo menunjukkan pisau Lee Hun meski Dal Rae melarangnya.

"Apa kamu tahu siapa yang membuatnya dan dimana?"

Ho Geol melihat-lihat pisau itu. "Kamu berani bayar berapa untuk mendapatkannya?"

Dal Rae sedikit melotot.

"Aku bercanda. Kamu memiliki tatapan mata yang akan sukses di kehidupan ini."


Ho Geol terkejut saat melihat lukisan naga di pisau itu.

"Naga? Hanya raja yang diijinkan menggunakan hiasan ini."

"Ya ampun. Raja?" Tanya Gab Soon.

"Hei. Darimana kamu mendapatkan barang berharga seperti ini?"

Gab Soo jadi gugup. "Begini.... Masalahnya adalah.... Jadi...."

Diam-diam Dal Rae merebut pisau itu lalu kabur. Gab Soo langsung mengejarnya. Ho Geol nampak keheranan. Dua pedagang yang tadi datang tergopoh-gopoh membawa barang dagangan yang disembunyikannya.

"Kau belum menghitung sampai 10 kan?"

"Aku sudah sampai 118."

Sontak pedagang itu menjatuhkan dagangannya.


Bersambung ke The Crowned Clown episode 8 part 3






EmoticonEmoticon