The Crowned Clown
Episode 8 Part 1
Sumber konten dan gambar : TVN
Baca The Crowned Clown episode sebelumnya
Ha Sun mencengkeram lengan Mo Young. Meski terkejut, akhirnya Mo Young membantu Ha Sun naik. Dia menancapkan pedangnya di tanah sebagai penyangga. Dengan susah payah, akhirnya Ha Sun berhasil naik ke atas. Kompasnya tampak terlempar ke tanah.
Mo Young hendak mengambil pedangnya. Namun Ha Sun bergerak lebih cepat. Dia menaruh pedang itu ke leher Mo Young.
"Kenapa kau kembali? Apa untuk memastikan jika aku sudah mati?"
"Bun*h aku!"
Ha Sun malah melempar pedangnya ke dalam lubang. "Aku tidak bisa membun*hmu hanya untuk menyelamatkan diriku."
"Raja ingin aku membawa kepalamu."
Mo Young mencengkeram baju Ha Sun. Airmata menggenang di pelupuk matanya. "Pergilah! Pergi ke tempat yang jauh."
"Takdirku sudah ditentukan. Aku akan kembali ke istana."
"Kamu akan membuang kesempatanmu untuk melarikan diri."
"Yang paling aku sayangi berada di sana. Aku tidak bisa meninggalkannya."
Ha Sun memungut kompasnya lalu menggenggamnya erat.
***
Lee Kyu sedang berada di kantornya. Terngiang ancaman Lee Hun yang akan membun** orang-orang tersayangnya jika Lee Kyu berani membelakanginya lagi.
Lee Kyu membaca surat yang dibuat raja.
Sekarang aku tahu kejahatan ratu. Aku tidak punya pilihan selain menurunkan tahtanya. Setelah aku memberi perintah, aku akan menyuruhnya meminum racun. Jadi atur pelaksanaannya.
Lee Kyu jelas terkejut tidak menyangka Lee Hun akan membuat keputusan seekstrim ini.
***
Lee Hun hendak menci*m So Woon namun So Woon memalingkan wajahnya. Lee Hun menarik dagu So Woon dan mencoba menci*mnya lagi. Namun tba-tiba kepalanya terasa pusing. Dia menjatuhkan dirinya ke samping sambil mencengkeram kepalanya.
So Woon mendekatinya. "Yang Mulia."
Lee Hun mendorong So Woon lalu beranjak pergi dengan sempoyongan. Dia segera naik tandu. Lee Hun terlihat sangat kesakitan. Dayang Kim yang memang ikut mengiringinya tanpak heran melihatnya.
***
Begitu Lee Hun pergi, Ae Young langsung masuk menghampiri So Woon yang sedang termenung.
"Yang Mulia, apa semuanya baik-baik saja?"
"Aku tidak tahu ada masalah apa denganku. Kenapa tatapan Yang Mulia raja sangat dingin?"
***
Lee Hun masuk ke kediamannya dengan terhuyung-huyung. Dia bahkan sampai terjatuh di tengah ruangan. Sontak Kasim Jo panik dan Dayang Kim mencoba membantu tapi Lee Hun menyingkirkannya dan berteriak menyuruh mereka pergi. Beruntung Lee Kyu datang.
"Kalian boleh pergi. Aku akan mengurus Yang Mulia."
***
Lee Hun sudah tertidur di ranjangnya. Lee Kyu duduk di lantai menemaninya.
"Yang Mulia. Sejak aku memutuskan untuk mengabdikan hidupku padamu, waktu berlalu dengan cepat. Untuk mematuhi tugasku melayanimu, dan menepati janji setiaku padamu, aku telah mencoba yang terbaik. Aku ragu meskipun harus menyelesaikannya. Sementara itu, kesempatan terakhir yang diberikan padaku, menghilang sia-sia."
Airmata menetes dari mata Lee Kyu. "Sekarang, aku sudah siap masuk ke lubang api."
Lee Kyu berjalan mendekati lilin. Dia membuka surat dari raja lalu melipatnya kembali. Surat itu dia bakar. Tampak airmata terus mengalir di pipinya.
***
Kasim Jo terus menunggu di luar. Dia langsung menanyakan kondisi Lee Hun begitu Lee Kyu keluar.
"Dia tidak sadarkan diri."
Kasim Jo berniat memanggil tabib tapi Lee Kyu melarangnya. Jika sampai ada yang tahu Lee Hun kecanduan obat, suruh negeri akan berada dalam kekacauan.
"Dengan alasan penyakitnya, ibu suri mungkin akan mengambil alih istana. Dimana Mo Young?"
"Aku tidak tahu. Raja memberikan perintah rahasia di depan kediaman ratu."
Lee Kyu tampak berpikir. "Jangan biarkan siapapun masuk sebelum aku kembali."
***
Lee Kyu masuk ke kantor raja. Dia membuka kotak yang berisi stempel raja. Beberapa saat kemudian, tampak Lee Kyu sedang menulis sebuah surat.
Jangan biarkan siapapun mengunjungi ibu suri. Ini adalah perintah kerajaan.
Lee Kyu menyetempelnya dengan stempel raja. Dia lalu menulis surat kedua.
Pergilah ke pintu belakang istana yang digunakan dayang istana, sekitar jam 8 malam.
Lee Kyu memasukkan surat kedua ke dalam sebuah amplop lalu menyuruh bawahannya mengantarkannya pada Jung Saeng di tempat hiburan.
Lalu masuklah seorang pengawal yang diperintahkan Lee Kyu untuk melaksanakan isi surat pertama yaitu untuk mengisolasi istana ibusuri dan penjagaan ketat di sekitar pintu masuk.
"Lakukan diam-diam tanpa menyebabkan keributan!"
***
Ibu Suri sedang menulis sesuatu. Tiba-tiba salah seorang dayangnya masuk memberitahu bahwa pengawal menutup pintu masuk dan menghentikan pengunjung. "Yang Mulia raja memerintahkan mengisolasi tempat ini."
Jelas Ibu Suri syok mendengarnya. Dia sampai mematahkan kuasnya.
***
Ha Sun bersembunyi di balik tembok. Dia mengintip Mo Young yang hendak masuk istana namun dihalangi pengawal. Dia menunjukkan tanda pengenalnya baru mereka mengijinkannya masuk. Lalu pengawal suruhan Lee Kyu datang. Dia memberitahu tentang perintah isolasi.
Mo Young menemui Lee Kyu yang sedang berada di kediaman raja.
"Kapan raja pingsan?"
"Sekitar dua jam yang lalu," jawab Kasim Jo.
Lee Kyu lalu menjelaskan kenapa dia memerintahkan isolasi istana ibu suri tanpa ijin raja. Karena dia ingin merawat Lee Hun tanpa sepengetahuan ibu suri dan mengawal raja keluar istana.
Mo Young mengingatkan kalau dua hari lagi ulangtahun Lee Hun.
Kasim Jo serta merta menyarankan membawa raja palsu.
"Ha Sun sudah mati."
Kasim Jo tentu terkejut karena dia memang tidak tahu soal Ha Sun dibawa ke hutan. "Bagaimana bisa?"
Mo Young akhirnya mengaku kalau Ha Sun masih hidup.
***
Mo Young membawa Ha Sun masuk melalui pintu belakang istana. Dia langsung menghampiri kasim Jo yang sudah menunggunya. Kasim Jo menangis haru dan senang karena Ha Sun selamat. Dia bahkan menggenggam tangan Ha Sun dan menyebutnya yang mulia. Mo Young sampai menoleh mendengarnya.
Lalu seperti biasa Ha Sun masuk ke kamar raja melalui pintu rahasia. Di sana ada Lee Kyu.
"Apa dia mati?" tanya Ha Sun saat melihat Lee Hun yang tidak sadarkan diri.
"Tidak. Tapi aku tidak tahu kapan dia akan bangun."
Ha Sun bertanya dengan dingin. "Kenapa kau ingin menemuiku?"
"Kenapa kamu kembali padahal tahu kamu akan terbunuh?"
Wajah Ha Sun melembut. "Karena aku melihatnya. Saat raja menyuruhmu untuk membunuhku, aku lihat kamu ragu-ragu."
Lee Kyu teringat saat dia menyerang Ha Sun. Dia sengaja melukai lengan Ha Sun alih-alih langsung menebas lehernya.
Ha Sun melanjutkan sambil terisak,"Kamu tidak tahu rasanya dibuang oleh orang yang kamu percayai. Rasanya sangat kotor. Dulu aku sering kedinginan dan lapar. Tapi beberapa hari terakhir sangat mengerikan sampai rasanya aku ingin mati. Aku terbaring di dalam lubang yang gelap. Mendengarkan lolongan serigala yang menunggu untuk membunuhku. Aku meringkuk dan menggigil karena angin kencang, serta berpikir dan bersumpah pada diriku sendiri. Aku tidak mau mati seperti ini. Tidak adil jika aku mati seperti ini."
"Aku berharap jika langit membiarkanmu hidup, kamu mau melakukannya tapi kamu tidak bisa mempercayaiku. Aku akan menemanimu sampai mati. Jika kamu mau aku memohon, aku akan memohon ampunanmu. Jika kamu mau pergi, aku akan melepaskanmu. Katakan padaku, apa yang kamu inginkan?"
Ha Sun terdiam sejenak. Dia memandang Lee Hun.
"Aku ingin memiliki kekuasaan. Aku ingin mendapatkan kekuasaan untuk melindungi orang-orang yang aku sayangi dalam hidupku."
Ha Sun menatap Lee Kyu. "Aku ingin menjadi raja yang asli."
Lee Kyu tampak terkejut mendengarnya. "Tahta tidak memberimu kekuasaan supaya bisa digunakan sesuai kehendakmu. Kamu mengambil nyawa seseorang dan menumpahkan darah. Itu tempat duduk binatang buas yang mengabaikan kesetiaan dan tugas. Untuk melindungi bangsa ini dan duduk di atas tahta, tidak melakukan apapun selain hal itu, kamu harus menyerahkan semuanya bahkan hatimu sendiri. Seperti itulah kejamnya tahta. Apakah kamu masih mau melakukannya?"
"Ya," jawab Ha Sun dengan suara bergetar.
"Kalau begitu, ingatlah momen ini dalam hatimu, bahaya apapun yang akan menimpa kita, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan melindungimu."
***
Jung Saeng menghampiri Mo Young dan Lee Kyu yang sudah menunggunya di sebuah ruas jalan. Terlihat gerobak dengan sebuah peti di atasnya. Mo Young membuka peti itu yang ternyata berisi Lee Hun.
"Dia pingsan lagi. Aku akan mengunjungimu dalam beberapa hari. Awasi dia sampai hari itu," pinta Lee Kyu.
"Baik. Aku akan membawanya ke tempat yang lebih aman daripada di kuilku."
Mo Young ingin ikut karena tidak bisa membiarkan raja pergi sendiri.
"Jika itu membuatmu merasa nyaman, lakukan saja."
***
Kasim Jo mengobati luka di lengan Ha Sun lalu membalutnya. Lee Kyu datang. Kasim Jo undur diri.
Lee Kyu menceritakan tentang Tuan Shin dan penangguhan upeti pembayaran beras. Ha Sun jelas terkejut. Semua yang dia perjuangkan sebelumnya sia-sia karena ucapan raja tidak bisa ditarik kembali.
***
Tuan Shin dan kroni-kroninya sedang pesta makan di kediamannya. Salah satu dari mereka adalah bangsawan yang dulu guci penyimpanannya dihancurkan oleh Ha Sun. Dia menyogok Tuan Shin dengan sebuah teleskop. Tuan Shin tampak tidak tertarik. Namun saat dia membaca surat yang diletakkan dibawah teleskop yang entah apa isinya, seketika dia tersenyum dan menjanjikan posisi kepala desa padanya.
Bersambung ke The Crowned Clown episode 8 part 2
EmoticonEmoticon