He is Psychometric Episode 10 Part 4

He is Psychometric
Episode 10 Part 4


Sumber konten dan gambar : TVN

HIS episode 10 part 3 di sini


Pria bermasker menghubungi kantor Sung Mo melalui telepon umum. Dia bilang ingin bicara dengan Sung Mo. Asisten Sung Mo memberitahu kalau Sung Mo sedang cuti. Pria bermasker menutup teleponnya setelah berkata akan menelepon lagi nanti.



Ternyata pria bermasker menelepon di telepon umum depan kantor kejaksaan dimana Sung Mo bekerja. "Apa dia sudah menemukannya?" Gumamnya.


Jae In menatap kotak musik pemberian An yang sedang berdenting. Wajahnya terlihat murung. Tidak jauh berbeda dengan An. Dia mengambil kotak musik dari Jae In dari sebuah kotak. An menatapnya sejenak.


Kotak musik itu Jae In buat untuk menganalogikan taman tempat Jae In akhirnya berani meraih tangan An. Ada dua patung kecil yang menggambarkan Jae In dan Lee An.

An memutar tuasnya lalu meletakkan kotak musik itu di atas kotak. Musikpun mengalun.


Jae In mendapat telepon dari Ji Soo. Ji Soo yang sedang menyetir bertanya apa An sedang bersama Jae In.

"Tidak," jawab Jae In.

"Kenapa dia tidak menjawab teleponnya? Ini tidak pernah terjadi sejak SMP. Mungkin, kamu mendapatkan telepon dari Jaksa Kang? Dia tiba-tiba menghilang."

"Jaksa Kang datang ke kantor kami pagi-pagi ini," cerita Jae In.


Flashback

Matahari belum terbit. Jae In sedang menyapu di halaman depan. Tidak sengaja dia melihat Sung Mo yang berdiri di balik tanaman. Begitu Jae In melihatnya, Sung Mo langsung pergi. Jae In mengejar dan memanggilnya. Sung Mo pun berhenti dan menoleh.

Flashback end

"Aku tahu dia akan datang ke sana," gumam Ji Soo. "Kamu tidak mendengar sesuatu darinya?"


Flashback lagi

Jae In dan Sung Mo duduk di dalam. Jae In bertanya kenapa Sung Mo melakukannya.

"Anda tahu segalanya tentang ayahku. Anda tahu, jadi kenapa bisa Anda.... Anda tahu orang tua An meninggal dalam kebakaran Apartemen Yoengseong." Jae In menoleh menatap Sung Mo. "Bagaimana bisa Anda membuatku membantu An? Aku tidak pantas membantunya."

"Petugas Yoon. Dengarkan dengan cermat apa yang ku katakan. Itu tentang ayahmu bukan pelakunya, aku tahu."


"Apa?"

"Aku belum bisa menjelaskannya sekarang. Tapi segalanya akan segera terungkap. Aku akan mewujudkannya apapun yang terjadi."

"Kenapa Anda berpikir bukan ayahku pelakunya?"

"Karena pelakunya adalah orang lain."

Flashback end

"Siapa pelaku yang Jaksa Kang duga?" Tanya Jae In. "Jika bukan ayahku, siapa pelaku yang membakar apartemen dan kenapa? Anda tahu kan?"

"Aku juga tidak tahu detailnya. Tapi ibunya yang meninggal karena kebakaran itu, ternyata masih hidup. Dia pergi untuk memeriksa apa memang benar."

"Apa maksudnya?" Tanya Jae In bingung.

"Bagiku ini membuatku bingung. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Bagaimanapun, An mungkin akan terkejut lagi jika dia tahu tentang menghilangnya Jaksa Kang. Aku paling khawatir soal itu."

Ji Soo meminta Jae In membantu menjelaskan pada Jae In jika Jae In menelepon An. Ji Soo lalu menutup teleponnya.

Jae In ingat saat dia bertanya siapa pelakunya pada Sung Mo. Dia harus ikut mencarinya. Tapi Sung Mo ingin Jae In bersama An untuk sekarang ini.

"Dia mungkin butuh sedikit waktu. Tapi dia akan segera kembali. Jadi, lakukan yang ku minta," pinta Sung Mo waktu itu.


Jae In menenteng jaketnya kemudian pergi keluar. Dia tidak menghiraukan bibi yang bertanya dia mau kemana. Di jalan depan pusat keamanan, Jae In yang sudah memakai jaketnya, bersenggolan dengan pria bermasker hingga ponsel Jae In terjatuh. Jae In menoleh melihat pria itu.


Ji Soo mendatangi tempat penjualan karcis di dekat pelabuhan. Dia melihat jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal. Ji Soo kesal karena sepertinya dia terlambat. Dan tanpa dia sadari, mobil Sung Mo lewat di belakangnya.


Lee An masuk ke kamarnya. Dia melihat peta milik Sung Mo yang menunjukkan titik-titik cctv di pusat keamanan Soehuen. Lee An pun mengambilnya dan membalik lembar demi lembar. Pada lembar ke sekian, Lee An mendapatkan penglihatan. Dia melihat Sung Mo yang memperhatikannya dari dalam mobil saat dia mengantar Jae In pulang sehabis dari taman. Dan Sung Mo juga melakukan hal sama ketika Lee An mengantar Jae In sepulang dari perpustakaan. Juga ketika Sung Mo menatap cctv yang rusak.


Lee An memegang dan meremas dadanya. "Apa ini?" Lee An membuka lembaran peta berikutnya. Dia menemukan kertas post it bertuliskan 'Jagalah Yoon Jae In'.


Lee An menyentuh kertas kuning itu. Dia melihat Sung Mo yang berjalan di belakang Jae In di malam Jae In pulang setelah memeriksa ruang guru bersama Lee An. Sung Mo dan Jae In yang duduk di mini market. Sung Mo yang mendatangi mini market tempat Jae In bekerja bersama Ji Soo. Senyum lebar Sung Mo saat membicarakan Jae In. Juga Sung Mo remaja yang tersenyum melihat senyuman manis Jae In kecil di bawah pohon natal.


Lee An tampak tertegun. Dia bergegas pergi ke kamar kakaknya. Tapi kamarnya kosong. Lee An berusaha menghubungi Sung Mo tapi sepertinya nomornya tidak aktif. Lee An lalu menelepon Ji Soo.

"Kenapa kamu tidak mengangkat teleponku?" Protes Ji Soo begitu mengangkat teleponnya.

"Noona. Ada sesuatu dengan hyung. Dia meninggalkan sesuatu yang aneh di kamarku dan aku tidak bisa meneleponnya."

"An. Jangan terkejut dan dengarkan! Jaksa Kang meminta untuk cuti."

"Apa?"

"Ku rasa ibunya masih hidup."

"Apa maksudmu?"

"Pagi tadi dia menemui petugas Yoon dan bilang padanya untuk tidak khawatir karena ayahnya bukan pelakunya. Dia kemudian pergi mencari ibunya."

"Tidak mungkin. Bagaimana mungkin dia masih hidup?"

Ji Soo menjelaskan kalau wanita yang hidup sebagai Park Soo Young dan Kang Hee Sook adalah ibu Sung Mo, Kang Eun Joo. Dia lalu bertanya apa yang ditinggalkan Sung Mo. Lee An bilang peta di sekitaran pusat keamanan komunitas Seohuen dimana Sung Mo menandai semua keberadaan cctv di daerah sana. Juga, Sung Mo memintanya untuk menjaga Jae In.

"Lee An. Dengarkan aku baik-baik. Kang Sung Mo bilang bahwa seseorang yang dia pedulikan akan terluka jika dia semakin menggali kasus itu. Dia bilang bahwa, pelakunya akan melukai orang yang penting baginya. Sepertinya dia khawatir tentang Yoon Jae In."


Setelah perbincangan dengan Ji Soo, Lee An segera pergi mengendarai mobil Dae Bong. Dia ingat saat Jae In menunjukkan kamera cctv dan lampu jalan yang rusak. Dia juga ingat saat melihat pria bermasker yang berdiri tak jauh dari pusat keamanan. Lee An buru-buru menelepon Jae In. Wajah jelas terlihat khawatir.


Begitu sampai di pusat keamanan, Lee An langsung menggedor-gedor pintu sambil berteriak memamggil Jae In namun tak ada yang membukakannya. Dia berusaha menelepon Jae In lagi.


Lee An mendengar suara dentingan kotak musik. Dia mengikuti arah suara itu dan melihat ponsel Jae In yang tergeletak di tanah. Dentingan tadi adalah ringtone ponsel Jae In.


Jae In sendiri sedang tak sadarkan. Terdengar suara tetesan air. Tubuhnya terbaring di dalam bak mandi. Sebelah kakinya dibelenggu dengan rantai khas dari drama ini. Kedua tangannya diikat menggantung di keran air.


Lee An mengambil ponsel Jae In. Dia mendapat visi saat Jae In bertabrakan dengan pria bermasker. Pria bermasker itu menoleh. Dia tidak mengenakan maskernya hingga Lee An bisa melihat wajahnya. Seketika dia teringat dengan pria yang menusuknya, yang membobol masuk ke apartemennya, yang berdiri di depan pusat keamanan, dan terakhir pria yang  dilihatnya sedang bersama Jae In ketika dia berlari datang setelah melihat visi Sung Mo dan ibunya.


Jae In membuka matanya. Dia berusaha membuka ikatan tangannya namun tidak berhasil. Jae In melihat kakinya yang di rantai. Lalu dia melihat ke arah pintu kamar mandi yang di tutup tirai. Tirai itu terbuka. Pria bermasker itu menampakkan dirinya tanpa masker.


"Dia orangnya," ucap Lee An.

Bersambung ke He is Psychometric episode 11 part 1


EmoticonEmoticon