He is Psychometric
Sung Mo menenggelamkan kepala Kang Geun Taek ke dalam bak air."Ini tidak akan membuatku merasa sakit," ucap Kang Geun Taek dengan nafas terengah-engah setelah kepalanya diangkat dari air.
"Itu masih lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa."
"Aku minta maaf karena mengatakan ini. Anak laki-laki yang mengira kamu adalah hidupnya, penyelamatnya, sepertinya sudah mulai mencurigaimu."
Sung Mo terlihat tenang. "Kecurigaan akan mengarah pada kepastian. Dan itu akan segera berubah menjadi kemarahan. Dia akan mencariku dan kamu secara obsesif. Aku ragu apakah kamu bisa bertahan sampai saat itu.
Pak Eun mengelus nisan Ji Soo. Pak Nam mendekatinya dan berkata kalau investigasi tidak akan berjalan dengan mudah. Pak Eun berdiri dan memberitahu kalau para atasan meminta mereka untuk berhenti. Fakta bahwa tersangka merupakan warga yang tidak terdaftar, Kementrian Administrasi Publik dan Keamanan juga panik. Media juga sudah mulai meliput keburukan konstruksi YSS.
"Dae Nam. Semuanya akan berakhir sekarang. Aku akan memborgol diri sendiri setelah kasus ini. Jadi lakukan yang terbaik. Aku juga akan melakukan hal yang sama." Pak Nam mengangguk.
Di dalam mobil, Jae In membuat catatan di dalam buku catatan dari Sung Mo. "Apa itu buku catatan psikometri?' tanya An yang sedang menyetir.
"Kamu tahu soal itu?"
"Hmmm."
"Kenapa Jaksa Kang memberikan ini padaku?"
"Jika kita menganggapnya sebagai perangkap yang kamu sebutkan, aku tidak tahu harus berbuat apa."
"Bagaimana jika kita menganggapnya sebagai berlayar?"
"Karena dia menyesal," jawab An.
"Menyesal?"
"Kebakaran terjadi karena ibunya. Dan itu membuatmu dan aku menjadi korban."
"Maka aku akan menganggap ini sebagai jangkar."
An melihat tulisan yang tulis Jae In. "Jangkar?"
"Dia menginginkan kita untuk menghentikannya," jelas Jae In.
Sung Mo mendatangi makam Ji Soo. Di saat semua orang hanya membawa setangkai bunga krisan, dia membawakan sebuket bunga krisan putih untuk Ji Soo. Sung Mo lalu meletakkan kalung bunga matahari milik Ji Soo yang liontinnya ternyata berisi foto dirinya dan Ji Soo yang sedang tersenyum. Melihatnya sontak membawa Sung Mo ke masa lalu.
Saat itu, Ji Soo memaksanya untuk berfoto di photobox. Ji Soo bahkan menarik-narik bibir Sung Mo agar tersenyum. Pada akhirnya Sung Mo malah tertawa. Mereka pun melakukan banyak foto dengan berbagai gaya dan senyum mengembang di wajah mereka. (Aigoo! Seandainya mereka bisa bersama. Sedih aku lihat adegan ini)
Sung Mo juga mengingat saat di jembatan, Ji Soo bertanya kenapa dirinya menyimpan banyak rahasia. Padahal Ji Soo selalu ada untuk membantu Sung Mo. Sung Mo mengingat memori lainnya saat bersama Ji Soo. Dan yang terakhir adalah saat Ji Soo memintanya kembali bersamanya di saat-saat terakhir hidupnya.
Sung Mo meneteskan airmatanya. "Maaf aku sudah terlambat. Seperti yang kamu katakan, aku akan kembali sekarang." Sung Mo meninggalkan makam Ji Soo dengan pilu.
***
Kantor Polisi Seoul
Pak Nam marah-marah di telepon karena jaksa memutuskan untuk membebaskan Kang Eun Joo.
"Tidak! Dia tidak punya tempat tinggal di luar," ujar Jae In. "Selain itu dia bisa berada dalam bahaya."
Tiba-tiba Kang Sung Mo masuk ke sana. Semuanya sontak terkejut melihatnya. "Jangan khawatirkan itu Petugas Yoon. Aku akan membawa ibuku bersamaku. Dia akan aman sekarang. Tapi sebelum aku melakukan itu, aku pikir aku harus memberikan pernyataan terlebih dahulu."
An segera mendekati Sung Mo. "Apa kamu bercanda? Kamu datang tiba-tiba dan apa? Kamu akan memberikan pernyataan?"
"Aku tahu kamu punya banyak pertanyaan. Aku juga."
Semua petugas mengikuti Sung Mo yang akan masuk ke ruang interogasi. Tapi Sung Mo berhenti tepat di depan ruangan itu. Lee An segera menghampirinya. Dia memberikan cincin ibunya pada An dan meminta An untuk memberikannya pada ibunya.
Dari cincin itu, An melihat visi saat Sung Mo memakaikan cincin itu pada ibunya sebagai hadiah pertama darinya.
Sepertinya saat itu mereka masih berada di Kanada karena tidak ada raut khawatir di wajah keduanya. Sung Mo meminta ibunya untuk berjanji agar tidak mengingat masa lalu lagi. Jangan bermimpi buruk dan jangan merasa salah lagi. Karena setidaknya sekarang ada cincin di jari ibunya. Sung Mo mengelus tangan ibunya. Mereka berdua tersenyum. Ibunya berjanji. Dia lalu memberikan rubik sebagai hadiahnya untuk Sung Mo. Senyum Sung Mo mengembang lebar saat melihat rubik itu.
An menatap Sung Mo sebelum Sung Mo masuk ke ruang interogasi. Lalu dia pergi ke sel Kang Eun Joo untuk memberikan cincinnya. Kang Eun Joo tersenyum tipis. Dia lalu bertanya apa Sung Mo berhasil menangkap Kang Geun Taek. Lee An diam saja. Kang Eun Joo terhenyak.
"Tidak mungkin. Tolong jangan katakan padaku kalau Sung Mo membunuhnya." An masih tetap bungkam.
Beberapa saat kemudian, An bergabung dengan para petugas yang sedang menyaksikan Jae In yang akan menginterogasi Sung Mo.
"Sebelum kita memulai wawancara ini, aku harus mengatakan ini dulu. Maaf aku tidak bisa membantu saat Kang Geun Taek menculikmu."
"Berkat peta yang Anda tinggakan, An dapat menemukanku dengan cepat."
"Aku senang mendengarnya." Sung Mo lalu menatap An. "Akan lebih baik jika aku memberitahunya tentang masalaluku. Tapi itu bukan dongeng."
"Aku mengerti. Aku juga kesulitan memberitahu orang-orang tentang ayahku."
"Lalu kita harus mulai dengan apa?"
"Aku akan langsung ke intinya. Kang Geun Taek, dimana dia?'
"Apa yang membuatmu begitu yakin aku tahu dimana dia?"
Jae In menatap An sejenak. An mengangguk padanya. "Baiklah. Di rumah sakit yang sudah tidak terpakai, kami melihatmu membius Kang Geun Taek."
"Aku ingin detailnya. Apa seseorang menyaksikannya secara langsung? Atau psikometri?"
Para penonton kontan bertanya-tanya tentang psikometri. Pak Nam menyuruh mereka diam.
Sung Mo melanjutkan. "Visi yang dilihat dengan kemampuan, itu tidak bisa diterima sebagai bukti. Aku yakin kamu tahu itu."
Jae In berusaha tenang. "Baiklah. Kita mulai dengan kasus apartemen Yeongseong. Siapa yang berada di balik kebakaran Apartemen Yeongseong?"
"Kebakaran Apartemen Yeongseong, rumah perawatan Hanmin, dan pembunuhan Kim Gab Young, semua korban meninggal dengan cara yang sama. Mempertimbangkan keadaannya, aku mencurigai Kang Geun Taek sebagai pembunuhnya."
"Apakah Anda mengatakan bahwa Anda tidak terlibat dalam pembunuhan?"Tanya Jae In.
"Aku pikir aku memiliki beberapa bagian di dalamnya, karena aku adalah satu-satunya yang membantu ibuku melarikan diri sebelum apartemen dibakar.
Sung Mo memberikan tas berisi telepon dan uang kepada ibunya. Dia meminta ibunya tetap sembunyi sampai dia menghubunginya.
"Jadi Anda tahu dari awal bahwa Kang Eun Joo masih hidup?"
"Ya. Dia berada dibawah perlindunganku. Aku meninggalkan unit 701 dan menuju ke unit 1501 untuk bertemu dengan petugas polisi yang menawariku bantuan (ayah An). Tapi tidak ada seorangpun di rumah. Saat itulah aku memperhatikan api."
Di luar, Pak Nam bertanya pada Lee An apa Sung Mo mengatakan yang sebenarnya. Lee An menjawab kalau dia tidak tahu.
Sung Mo bercerita kalau dia kembali ke unitnya untuk melihat apa yang terjadi tetapi dia terhalang asap. Lalu dia melewati lift dan bertemu Yoon Tae Ha dan Lee An. "Anda apa yang terjadi sesudahnya," ujar Kang Sung Mo.
"Lalu kenapa Anda tidak memberitahuku bahwa ibumu masih hidup? Apa karena hukum tidak pernah membuat Anda aman?"
"Petugas Yoon. Kamu dan aku memiliki banyak kesamaan. Kita tidak percaya hukum atau polisi, tapi kita memilih untuk bekerja di bidang ini juga. Itu adalah tekad kita untuk menyelesaikan masalah kita."
"Melalui Kim Gab Young, kamu dapat memberikan identitas baru kepada ibumu."
"Ya. Tapi aku tidak tahu bahwa dia akan membunuh Park Soo Young dan Kang Hee Sook."
Jae In menunjukkan data imigrasi Kang Eun Joo dengan nama Park Soo Young yang kembali dari Kanada. Saat itu bertepatan dengan penyelidikan terhadap Kim Gab Young terkait pembunuhan tunawisma. Setelah itu, Kang Eun Joo berganti identitas menjadi Kang Hee Sook. "Apa Anda mengatakan bahwa Anda tidak tahu bahwa Kim Gab Young merujuk Anda sebagai klien VIP-nya?"
Klien VIPnya? Biarkan aku mengatakan ini lagi." Sung Mo menatap An. "Setiap psikometri yang dilakukan An, itu semua tidak dapat diterima sebagai bukti hukum."
An mengepalkan tangannya menahan emosi. Sedangkan Jae In tertegun melihat perubahan Sung Mo. "Anda tampak seperti orang yang berbeda Jaksa Kang. Kenapa kamu seperti ini?"
"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa polisi tidak memiliki bukti kalau aku yang meminta pembunuhan terhadap Park Soo Young dan Kang Hee Sook. Aku mengakui pencurian identitas."
Pak Nam mengomentari Sung Mo yang menggunakan pengetahuannya sebagai jaksa penuntut untuk mencari celah hukum. Menurutnya Sung Mo hanya akan dihukum dengan masa percobaan.
"Anda berada di rumah perawatan Hanmin?"
"Ya. Kim Gab Young membantuku menyelamatkan ibuku."
"Anda tetap diam meskipun Anda tahu Kim Gab Young membunuh orang-orang itu?"
"Sebelum ibuku bangun, aku meninggalkan tempat itu. Aku menyelidiki insiden rumah perawatan Hanmin berdasarkan kesaksian Kim Gab Young."
"Kim Gab Young bersaksi bahwa Song Hee Jung yang membunuh pasien lainnya kemudian bunuh diri. Apa Anda percaya kebohongan yang tidak masuk akal itu?"
Mata Sung Mo memerah. "Semua orang percaya. Komisaris polisi (ayah Ji Soo) dan orang-orang dari kantor kejaksaan semua percaya terhadapnya."
An mengeratkan kepalan tangannya.
"Hanya satu yang berpikir sebaliknya," lanjut Sung Mo. "Orang yang mempertanyakan kebenaran adalah detektif Eun Ji Soo."
Bulir airmata jatuh membasahi wajah Sung Mo. "Hanya dia satu-satunya. Aku akan membayar kesalahanku. Itu sebabnya aku kembali ke sini."
"Jaksa Kang."
Sung Mo berdiri. "Aku akan pergi. Asal tahu saja, meninggalkan ibuku sendirian di dalam sel, itu cukup kejam."
Nafas An memburu. Dia segera ikut keluar begitu Sung Mo beranjak pergi. Dia menghadang Sung Mo. "Apa yang kamu pikirkan?"
"Aku hanya ingin tahu yang sebenarnya."
Jae In keluar dan melihat percakapan di depannya.
"Lalu kenapa kamu mencari kang Eun Joo setelah insiden rumah perawatan Hanmin? Apakah semua itu bohong? Semua yang kamu tunjukkan padaku bohong?"
Sung Mo bercerita kalau setelah insiden itu, ibunya menghilang.
"Kang Eun Joo menghilang karena Kang Geun Taek memberitahunya bahwa kamu ada di belakang kasus Apartemen Yeongseong. Apakah itu benar-benar bukan perbuatanmu?"
Mata Sung Mo sedikit memerah. "Apakah kamu akan percaya padaku jika aku katakan tidak?"
An menggeleng. "Tidak." Lalu suara An meninggi. "Aku tidak bisa percaya apa-apa lagi!!!" teriak An.
Para petugas keluar saat mendengar keributan yang An buat. Sung Mo lalu berkata pada Pak Nam bahwa dia akan kembali lagi jika dibutuhkan. Dia lalu berjalan pergi melewati An. An menahan tangannya. Dan ajaibnya, kali ini An berhasil membaca Sung Mo.
"Jangan bunuh aku! Kamu pasti berpikir aku tidak tahu malu karena mengatakan ini," ucap Kang Geun Taek dengan lemah. "Aku tidak ingin mati di sini. Tidak dengan cara ini."
"Dia akan menonton ini. Satu-satunya orang yang bisa menyelamatkanmu," sahut Sung Mo.
An membuka matanya. Dia menatap Sung Mo yang juga menatapnya. Semua orang yang ada di sana, menatap mereka berdua.
Bersambung ke He is Psychometric episode 15 part 1
Komentar :
Kang Sung Mo!!! Di awal-awal episode sampai pertengahan aku sukanya sama An. Tapi di beberapa episode terakhir ini kok aku jadi suka sama Sung Mo ya? Apa ini efek dari model rambut Sung Mo yang berubah? Pokoknya Sung Mo charming! Apalagi kalo senyum dari samping. Lee Jong Suk kalah. (Langsung di serang sama fans-nya Jong Sook)
Dari episode ini, ada harapan ya kalau Sung Mo nggak sepenuhnya salah di kasus-kasus sebelumnya. Semoga aja kalau yang dikatakan sama Kang Geun Taek itu bohong. Dan aku yakin sebenernya Sung Mo bisa jadi baik tanpa obat. Buktinya di adegan terakhir, kita lihat dia yang yakin kalau Lee An baka bisa membacanya dan menyelamatkan Kang Geun Taek. Walaupun dia pengen banget bunuh itu orang psiko, tapi Sung Mo tetap berharap ada orang yang bisa menghentikannya. Semangat Kang Sung Mo!!! Wish you get your happiness!!!
1 komentar
ternyata benar ya. sung mo melatih kemanpuan an supaya an dan jae in bisa menghentikannya. ribet amat ya, terlalu sulit utk diceritakan memang kisah pilu sung mo. ji soo pun sudah meninggal. sepakat chingu kuharap sung mo bs bahagia
EmoticonEmoticon