He is Psychometric Episode 14 Part 1

He is Psychometric
Episode 14 Part 1


Sumber konten dan gambar : TVN



Episode sebelumnya.


An tersentak melihat apa yang ada di dalam visinya. "Itu bohong! Tidak mungkin." An menatap Kang En Joo. "Kang Geun Taek berbohong, kan? Iya, kan?" Kang Eun Joo menatap An tertegun. "Katakan padaku kalau Hyung tidak melakukannya!!!!" bentak An.

Seolah menyadari sesuatu, Kang Eun Joo langsung melepaskan pegangan tangan Lee An. An terkejut melihatnya. "Apa hyung bicara padamu tentang kemampuanku?"


Kang Geun Taek terkenan jebakan besi yang dipasang Sung Mo. Dia menoleh dan melihat Sung Mo yang memegang suntikan di tangannya.

***

"Insiden Apartemen Yeongseong dan Rumah Perawatan Hanmin, semua adalah perbuatan pria itu. Dia melakukan itu untuk membawaku lagi," jelas Kang Eun Joo.

"Lalu kenapa Hyung ada di Rumah Perawatan Hanmin?" tanya An.

"Itu tidak pernah terjadi itu bahkan tidak mungkin. Aku tidak pernah Sung Mo sejak kebakaran itu. Lalu bagaimana Anda bisa tahu Kang Geun Taek ada di stasiun Saeki-dong?" bentak Lee An.

"Lee An. Cukup!" ucap Jae In.


Pak Nam yang sejak tadi hanya menonton, meminta Jae In membawa Kang Eun Joo. Lalu dia mendekati An. "Kalau kamu memang ingin bekerja untuk kasus ini, aku sarankan untuk mandi air dingin. Ini bukan untuk melepas kemarahanmu."


Jae In menggandeng Kang Eun Joo. "Ingatan, terkadang bisa membodohi dirimu sendiri untuk keuntungan yang Anda butuhkan. Tidak peduli seberapa sakitnya itu, kalau Anda tidak melihatnya dengan jelas, sejarah hanya akan terulang lagi." Mereka berhenti berjalan. Kang Eun Joo menatap Jae In. "Menceritakan kebenarannya, adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkanmu dan Jaksa Kang," sambung Jae In. "Tolong ingatlah itu."


An keluar dari kantor polisi dengan wajah frustasi. Dia menarik nafas dalam untuk menenangkan diri. "Tidak mungkin Hyung melakukan itu," ucap An meyakinkan dirinya sendiri. "Kang Geun Taek hanya berusaha membohongi kita semua."

An mendapat telepon dari dr. Hong. Beberapa saat kemudian dia sudah berada di depan ruang otopsi bersama dr. Hong yang hendak pulang. Dengan lemah dr. Hong menjelaskan kalau penyebab kematian Ji Soo sangat jelas, sama seperti korban dari apartemen yeongseong dan rumah perawatan hanmin. An menatap dr. Hong seolah-olah merasakan perihnya hati dr. Hong saat harus mengautopsi jasad Ji Soo.


"Aku tahu itu tidak akan sama dengan saat kamu membaca korban lainnya." Dr. Hong menyerahkan ID card nya. "Pilihan ada padamu." An mengambil id card itu. Dr. Hong pun pergi meninggalkannya. Mata An terlihat berkaca-kaca.


Jae In sedang memeriksa foto-foto dari kasus apartemen Yeongseong. Dia menemukan foto Sung Mo remaja dan juga Lee An kecil. Dia lalu menelepon An.


An yang sedang berdiri mematung sambil menatap jasad Ji Soo tidak mengindahkan panggilan Jae In. Pikirannya sibuk mengingat kenangannya bersama Ji Soo.


Saat Ji Soo memarahinya karena Lee An malah melihat pakaian dalam saat membaca korban kebakaran rumah perawatan Hanmin. Ji Soo mengejarnya dan Lee An bersembunyi di balik punggung dr. Hong. Lalu saat Lee An menertawakan Ji Soo yang lagi-lagi di tolak oleh Sung Mo. Dan terakhir, saat mereka tertawa bersama saat Ji Soo mengijinkan An dan Jae In untuk ikut menyelidiki kasus kebakaran.  An sampai memeluk Ji Soo sangat erat saat itu saking senangnya.


Mata An memerah mengingat semua itu. Perlahan dia berjalan mendekati tubuh Ji Soo yang tertutup selembar kain putih. Hanya punggung tangannya saja yang tampak tidak ikut tertutup. An menguatkan hatinya untuk menyentuh tangan yang dingin itu. Visinya dimulai dari dentuman suara tembakan. An pun melihat keseluruhan tragedi yang terjadi pada Ji Soo.


An tidak sanggup lagi menahan kesedihannya. Tubuhnya luruh ke bawah. Kedua tangannya menggenggam erat tangan Ji Soo. An mengeluarkan jerit tangisnya yang menggaung di seisi ruang otopsi. (Nggak tahan denger suara tangisnya Lee An. Pilu)


Jae In rapat bertiga dengan Pak Nam dan juga det. Lee. Di meja yang berada di tengah-tengah mereka, terpampang banyak sekali foto serta benda-benda yang terkait dengan kasus-kasus yang sebelumnya diselidiki oleh Ji Soo. Jae In menjelaskan kalau dia mendapatkan semua bukti itu di Stasiun Saeki-dong (yang di dalam tas). Pak Nam menduga itu semua milik Kang Geun Taek. Jae In memberitahunya kalau kata An, Sung Mo lah yang meninggalkannya di sana. Det. Lee bertanya darimana An bisa tahu. Jae In mengalihkan perhatiannya dengan bertanya apakah NISI (Institusi Forensik) menemukan sidik jari Sung Mo pada bukti-bukti itu.

Det. Lee menjelaskan kalau rantai yang ada di dalam tas adalah bukti dari kasus pengurungan Gangryeng dan pembunuhan Kim Gab Young. Sedangkan pisaunya adalah bukti dari kasus pembakaran Rumah Perawatan Hanmin. Det. Lee sudah memeriksa tempat penyimpanan bukti. Dan katanya, Sung Mo sudah lama mengambil barang-barang itu. Jae In merasa heran karena semua bukti itu ternyata dari kasus masa lalu.

Pak Nam meminta Jae In untuk mempersiapkan rapat besok sedangkan dia yang akan menghubungi semua orang. Det. Lee menawarkan diri untuk mengatur rapatnya karena dia sudah cukup mengerti dengan kasusnya.

"Bagaimana dengan An?" tanya Jae In. "Bisakah dia bergabung dengan kami dalam rapat juga?"

Pak Nam bilang An tidak bisa ikut jika dia meledak-ledak seperti sebelumnya. Bahkan jika dia bisa melihat lebih dari sekedar ingatan. Dia menyuruh Jae In membawa An ketika dia yakin bisa menenangkan An. Det. Lee bingung mendengarnya. "Ingatan apa?" Tidak ada yang menggubrisnya. Dia malah ditinggal sendirian. "Apa sih si cowok itu."


Jae In mencari-cari Lee An di beberapa ruangan tapi tidak menemukannya. Dia sampai mengacak-acak rambutnya, mungkin saking stressnya. Akhirnya dia menemukan An sedang berdiri di luar kantor sambil menatap poster figur polisi. (Itu figurnya yang ada di film kartun korea Toy Cop). An ikut heran saat Jae In menceritakan kalau barang-barang yang mereka temukan adalah bukti-bukti dari kasus di masa lalu.

Jae In berpikir kalau Sung Mo berusaha menuntun mereka ke kasus-kasus itu. Dia lalu bertanya kenapa Lee An tadi berteriak pada Kang Eun Joo.

Lee An menceritakan kalau pada saat Kang Geun Taek bertemu Kang Eun Joo di rumah perawatan Hanmin, dia menyebut soal apartemen yeongseong. Katanya dia memang menyiapkan mayat palsu Kang Eun Joo dan berencana melakukan pembakaran. Tapi orang yang benar-benar melakukannya bukanlah dia. An menatap Jae In. "Itu Sung Mo."

Jae In tertegun. Dia tidak mau langsung mempercayai itu. "Itu tidak mungkin. Tidak mungkin Jaksa Kang akan melakukan itu."

"Kang Eun Joo mendengar itu dari Kang Geun Taek. Aku pikir dia berbohong. Entah itu benar atau tidak."


"Aku harus menemukan bukti bahwa Kang Eun Joo bertemu Jaksa Kang sementara dia menyamar sebagai Park Soo Young, Kang Hee Sook, dan Kim Song Hee."

"Kenapa kamu peru bukti ketika aku melihatnya?"

"Kenangan yang kamu lihat tidak mengikat secara hukum. Untuk menggunakannya dalam penyelidikan dan membuat Kang Eun Joo berbicara, kita harus menemukan sesuatu yang nyata."

Lee An tersenyum kecut. "Sigh. Bahkan jika aku lebih baik dalam hal itu, kemampuanku masih tidak berguna."

"Apakah itu sebabnya kamu sendirian di sinni?"


Lee An mengatakan kalau dia baru saja dari ruang otopsi. Matanya kontan berkaca-kaca lagi. "Noona biasanya selalu hangat. Dia sangat dingin. Itu mengerikan."

"Aku harap dia pergi hanya dengan kenangan indah. Apakah dia ingat adegan pembunuhannya?"

An bercerita kalau Ji Soo meminta Sung Mo kembali bersamanya. Itu adalah keinginan terakhirnya. Lalu dia menghilang. (Padahal Ji Soo ya yang paling semangat menyelidiki kasus kebakaran). "Aku selalu memiliki pikiran yang tidak menyenangkan,"

"An. Lupakan apa yang Kang Geun Taek katakan pada Kang Eun Joo. Dia bisa saja berbohong." (Aku harap gitu)

An meninggikan suaranya. "Aku juga ingin berpikir seperti itu. Tapi semua yang aku lihat membuatku mencurigai Sung Mo."


Jae In tidak kehabisan akal. Dia menulis sesuatu di kertas post it bintang yang selalu dia bawa dengan tulisan hangul. Dia menempelkan tiga buah kertas itu ke poster figur. "Lee An. Ini adalah petunjuk, kenangan singkat yang kamu lihat." Jika ketiga tulisan itu disusun vertikal, maka yang terbaca adalah kata 'perangkap'. Tapi jika disusun horisontal, kata itu berubah menjadi 'berlayar' dimana artinya adalah mendorong perahu ke depan. Dan jika di acak lagi, kata itu akan berbunyi 'jangkar', sesuatu yang menghentikan kapal. Perangkap, berlayar, dan jangkar.


Jae In melepas kertas-kertas itu lalu meletakkannya ke tangan Lee An. Dia bilang, mereka harus sampai pada akhir lebih dulu untuk mengetahui kata apa itu sebenarnya. "Jika kita menyerah sekarang, kita tidak akan pernah menyelesaikan satu katapun." Jae In mengakhiri analoginya dengan senyum manisnya. Lee An pun akhirnya ikut tersenyum. Dia lalu teringat kalau masih ada satu file kasus lagi yang disimpan di kamar Sung Mo.

Bersambung ke He is Psychometric Episode 14 Part 2





EmoticonEmoticon