He is Psychometric Episode 11 Part 1

He is Psychometric
Episode 11 Part 1


Sumber konten dan gambar : TVN

HIS episode 10 part 4 di sini


Jae In membuka matanya. Dia berusaha melepaskan belenggu di tangannya namun tidak berhasil. Dia memperhatikan sekelilingnya.



"Dimana aku?" Gumam Jae In lirih. Dia lalu ingat saat bertabrakan dengan pria bermasker. "Benar. Pria itu."



Flashback

"Aku sampai lelah menunggu dan baru saja akan pergi," ucap pria bermasker saat berpapasan dengan Jae In.

Jae In tampak bingung. "Maaf? Aku?" Jae In melihat ponselnya yang terjatuh dan hendak mengambilnya. "Sebentar."

Saat Jae In membungkuk mengambil ponselnya, pria bermasker membekapnya dari belakang dengan obat bius. Sekuat tenaga Jae In berusaha memberontak. Namun tenaganya tidak sebanding dengan si pria bermasker. Jae In pun tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius.

Flashback end

Jae In bertanya dalam hati apa yang pria itu inginkan darinya. Dia merasa familiar dengan wajah pria itu. Jae In merasa pernah melihatnya sebelumnya. Dimana?


Jae In teringat saat dulu tertidur di pos ayahnya pada tanggal dimana kebakaran Apartemen Yoengseong terjadi. Samar-samar dia melihat seseorang masuk mengambil jaket ayahnya. Karena masih mengantuk, dia mengira yang datang adalah ayahnya.

"Ayah. Aku ngantuk."

"Kalau begitu tidurlah lagi," ucap pria bermasker kala itu."


Pria bermasker membuka tirai plastik lalu masuk mendekati Jae In.

"Kamu," ucap Jae In.


Lee An mengamati peta di ponselnya dan berusaha mencari keberadaan Jae In. "Jae In. Dimana kamu?"

***

Pria bermasker duduk di pinggiran bak mandi membelakangi Jae In. Dia mencoba menghubungi Sung Mo namun tidak aktif. Dia lalu meninggalkan kotak suara. Jae In memperhatikannya.


"Sudah lama Kang Sung Mo. Aku ingin bicara padamu secara pribadi. Tapi ku rasa aku terlambat. Eun Joo, apa kamu sudah menemukannya? Jadi apa selanjutnya? Apa kamu akan memindahkannya ke tempat dimana aku tidak bisa menemukannya lagi? Aku membayangkan itulah rencanamu. Jadi aku mengambil tindakan pencegahanku sendiri. Kamu punya apa yang jadi milikku. Jadi hanya akan adil jika aku mengambil milikmu. Sebenarnya kamu tidak beruntung karena kamu tidak bisa membunuh wanitaku. Sementara aku bisa membunuh wanitamu."

Pria bermasker mengakhiri pesannya lalu beralih ke Jae In. "Jadi bagaimana? Apa itu menjawab beberapa pertanyaanmu? Ini kenapa aku menculikmu."


"Aku ingat wajahmu. Kamu yang mengambil jaket ayahku."

Pria bermasker melepas topinya lalu melonggarkan kerah jaketnya.

"Itu kamu! Laki-laki yang menusuk An dan laki-laki yang mengintai Jaksa Kang."


Sung Mo berada di mobilnya. Dia mendapat notifikasi pesan suara di ponselnya.


"Bagaimana itu penting dimana kamu seharusnya khawatir apakah kamu akan hidup atau tidak."

Pria bermasker mengambil palu dari dalam tasnya lalu naik ke bak mandi berhadap-hadapan dengan Jae In.


Lee An masih terus mencari Jae In. Dia menyentuh tempat-tempat yang dia lalui berharap mendapatkan petunjuk.

"Kenapa kamu melakukan ini?"

Pria bermasker membungkuk ke arah Jae In. "Apa kamu mungkin tahu novel "The Little Prince" (pangeran kecil)? Itu cerita tentang pangeran kecil yang menanam bunga mawar di bintangnya sendiri."

"Apa yang kamu dapatkan?"

"Bagaimana jika kita memutarnya sedikit? Bunga berharganya dipetik dan di ambil," kata pria bermasker sambil menancapkan besi besar di dekat kaki Jae In dengan memukulnya dengan palunya. "Akankah itu menjadi sebuah dongeng yang indah?"


Pria bermasker mengikat kaki Jae In dengan rantai. "Apa yang kamu rasakan? Perasaan kehilangan sesuatu yang berharga bagimu."


An kesal karena belum menemukan apapun. Sementara Sung Mo terlihat melajukan mobilnya di jalan raya.

***

"Apa yang Kang Sung Mo rasakan. Tapi aku kira, Sung Mo punya lebih dari satu yang dia hargai sekarang. Lee An adiknya, detektif Eun Ji Soo, dan kamu. Ada banyak yang harus Sung Mo lindungi sekarang. Untukku, tetaplah wanita itu seorang."

"Wanita itu?" Tanya Jae In.

"Kamu tidak tahu apapun. Seamdainya kamu tahu tentangnya, mungkin akan lebih mudah untukmu memahamiku."


Jae In mengecam kalau yang pria itu inginkan tidak akan terjadi. Lalu terdengar sirine mobil polisi.

Det. Lee datang bersama beberapa anggota polisi ke pusat keamanan Seohuen. Dia menyuruh anggotanya untuk mencari apapun yang bisa dijadikan petunjuk.


Ji Soo menelepon. Dia menyuruh det. Lee membawa semua orang yang dibutuhkan untuk mencari Jae In. Dia yang akan bertanggungjawab nanti. Dia juga mewanti-wanti, kalau An ingin menyisir area itu maka dengarkan saja dan jangan bertanya. Karena jika Jae In memang benar di culik, tidak ada orang yang lebih baik dari An dalam menemukan jejaknya.

Komunikasi mereka terputus karena Ji Soo kehilangan sinyal. Saat ini dia sedang terapung di lautan atas sebuah kapal.

***

Det. Lee masuk ke pusat keamanan menghampiri bibi yang sedang cemas dan Pak Nam yang sedang menghubungi pusat kontrol menanyakan apakah permintaannya memasang cctv di titik lain di depan pusat keamanan sudah di lakukan. Petugas bilang kalau Jaksa Kang pun meminta hal yang sama jadi cctv itu sudah mereka pasang. Pak Nam menceritakan kalau seseorang diculik dua jam lalu. Dia meminta petugas memeriksanya lalu menghubunginya kalau sudah menemukan tersangkanya.


Pak Nam mengambil print out peta daerah seohuen lalu menandai tempat-tempat yang tidak tertangkap kamera cctv. Dia meminta det. Lee mengeceknya dan menanyai mobil-mobil yang lewat. Det. Lee heran kapan Pak Nam menyiapkannya. Pak Nam tidak menggubrisnya dan menyuruhnya segera pergi. Dia sendiri mengambil mantelnya berniat pergi.


Bibi menahannya. Dia mengkhawatirkan Jae In. Pak Nam menenangkannya. Jae In pasti selamat. Dia tidak akan memaafkan orang yang menculik anaknya di lahannya. Bibi hanya bisa menangis mencemaskan ponakannya.


Lee An menyentuh apapun yang mungkin bisa menjadi petunjuk. Tapi hasilnya masih nihil. Dia sampai pusing dan kelelahan. Dia berjalan sempoyongan. Tidak sengaja Lee An menabrak ahjussi yang lewat hingga dia tersungkur dan suatu benda terjatuh (nggak tahu itu punya An atau orang yang lewat).

"Kamu tidak apa-apa? Kamu pasti mabuk," ujar ahjussi tadi. Temannya lalu mengajaknya pergi.


An benar-benar kelelahan. Tapi dia berusaha bangkit. "Aku tidak boleh jatuh. Aku tidak akan mati. Jadi, tolong tunjukkan dirimu Jae In.

Pak Nam menghampiri An. Dia memberitahu kalau dia sudah memberikan peta dari An kepada para petugas. Dia meminta An kembali saja. An tidak mau. Dia harus mencari Jae In. Dia pasti meninggalkan jejaknya untuknya.

"Kalau memang begitu, polisi pasti akan menemukannya."


"Tidak. Itu adalah sesuatu yang hanya aku yang bisa melihatnya." An pun kembali berjalan mencari Jae In.

***

Pria bermasker mengendarai sebuah mobil putih. Dia melewati jalan dimana para polisi melakukan inspeksi pada setiap mobil yang lewat. Dia melepas topi dan jaketnya.


Det. Lee menghampirinya lalu memintanya menunjukkan ktp-nya. Pria bermasker menurut. Namanya di ktp adalah Kim Young Ho.

Det. Lee memeriksa bagasi mobil Kim Young Ho. Karena tidak menemukan hal yang mencurigakan, dia pun membiarkan Kim Young Ho pergi. Tepat setelah itu, dia mendapat kiriman video cctv pada saat Kim Young Ho membius Jae In. Meski tidak begitu jelas, namun wajah Kim Young Ho tertangkap kamera. Det. Lee mengenali wajahnya setelah men-zoomnya.


Lee sontak kaget melihatnya. Dia memerintahkan para petugas mengejar mobil Kim Young Ho.

Bersambung ke He is Psychometric episode 11 part 2

3 komentar


EmoticonEmoticon