He is Psychometric Episode 15 Part 1

He is Psychometric
Episode 15 Part 1


Sumber konten dan gambar : TVN




Lee An menghadang Sung Mo yang baru keluar dari ruang interogasi. "Apa yang Hyung pikirkan?"

"Aku hanya ingin tahu kebenarannya," jawab Sung Mo.

Jae In keluar dan memperhatikan kedua kakak beradik itu.

"Lalu kenapa Hyung mencari Kang Eun Joo setelah insident rumah perawatan Hanmin? Apa semuanya adalah kebohongan? Apa semua yang kamu tunjukkan padaku adalah bohong?"

"Setelah insident rumah perawatan Hanmin, ibuku menghilang. Aku akan menanyakannya padanya nanti saat aku bertemu ibuku," jelas Sung Mo.

"Kang Eun Joo menghilang karena Kang Geun Taek bilang padanya kalau kamu yang ada di belakang kasus Apartemen Yeongseong. Apa itu benar-benar perbuatanmu?"

"Apa kamu percaya kalau aku bilang tidak?"

An menggeleng. "Tidak. Aku tidak bisa mempercayai apapun sekarang!!" bentak An.

Para detektif keluar dari ruang interogasi saat mendengar teriakan An. Sung Mo bilang dia akan kembali kapanpun merek ingin bertanya. Dia lalu pamit pergi. An masih butuh penjelasan kakaknya berusaha mencegah Sung Mo dengan memegang tangannya. Dan siapa sangka, saat itu An malah bisa membaca Sung Mo. Dia melihat Kang Geun Taek yang tampak lemah memohon untuk di selamatkan.


"Mungkin ini terdengar memalukan. Tapi aku tidak ingin mai di sini seperti ini."

"Seseorang akan menonton. Hanya orang itu yang bisa menyelamatkanmu," ujar Sung Mo.



An membuka matanya. Dia dan Sung Mo saling bersitatap. Sung Mo melepas pegangan tangan An. "Ayo kita bicara di rumah."


Sung Mo pun pergi. An hanya bisa menatapnya dengan pandangan nanar. Dia menatap tangannya yang barusan menyentuh Sung Mo. Lalu dia kepalkan tangannya erat-erat.

Episode 15


Sung Mo mendatangi ibunya yang sedang menangis lirih sambil memegang cincin pemberian dari anaknya. Begitu melihat Sung Mo, Kang Eun Joo langsung berdiri dan mendekatinya sambil menatapnya penuh kerinduan. Sung Mo mengajaknya untuk pulang.

Seorang petugas membukakan pintu sel. Sung Mo menuntun ibunya keluar dari penjara di saksikan orang-orang yang tadi menonton interogasinya. Pak Nam memberi perintah pada detektif Kim dan detektif Park untuk mengawasi Sung Mo dan ibunya.


Sung Mo dan ibunya berhenti di tangga jembatan penyeberangan.

"Sung Mo. Kamu tidak melakukan apapun pada orang itu kan?" Tanya Kang Eun Joo. Sung Mo hanya menatap ibunya  tanpa suara. "Apa kamu tahu kalau Kim Gab Young membunuh Park Soo Young dan Kang Hee Sook?" Sung Mo memalingkan mukanya. "Apa kamu tahu mereka mati karena aku?"

"Itu bukan karena ibu. Kim Gab Young punya sesuatu tentangku dan berusaha untuk menekanku. Dia punya motifnya sendiri. Jadi itu bukan karena ibu."

"Kamu bilang kamu akan mendapatkannya dan menghukumnya. Bukankah itu kenapa kamu jadi jaksa?"

"Aku tidak jadi jaksa untuk menangkapnya. Aku jadi jaksa untuk melindungimu dan diriku sendiri darinya. Aku pikir, jika aku punya kekuatan, dia tidak akan mucncul lagi. Setelah kita melarikan diri dari ruang bawah tanah, Aku menyadari kalau tidak ada seorangpun yang akan membantu kita. Tidak ada satu haripun berlalu tanpa aku membunuhnya di pikiranku."

"Jadi, kamu benar-benar membunuhnya?" tanya Kang Eun Joo cemas.

"Insiden yang tidak menyenangkan di masa lalu, kita harus meloloskan diri darinya atau mengatasinya. Kita sudah berulang kali melarikan diri. Tapi itu semua sia-sia. Menghukumnya dengan hukum dan mengakhirinya seperti itu, tidak akan membantuku menyembuhkan lukaku."

"Sung Mo-ya."


Airmata mengalir di pipi Sung Mo. "Seseorang yang menyayangi mati. Aku terus menyuruhnya pergi tapi dia tetap berada di sampingku." (Ikut nangis aku). "Dan dia mati. Cerita yang ibu bacakan padaku. Hanya aku yang tahu. Orang yang membuatku merasakan berartinya mereka, berada dalam bahaya karena diriku dan tidak ada yang aku lakukan untuk mereka. Karena pilihan salah yang aku buat, mereka jadi tidak bahagia." Sung Mo menarik nafas sejenak. "Aku ceritakan semuanya pada polisi bahwa aku tahu ibu masih hidup dan Kim Gab Young yang sudah menjaga ibu tetap aman. So, sekarang ibu tidak harus menyembunyikan apa yang ibu tahu dari polisi."


Lee An dan Jae In juga Pak Nam masih berada di kantor polisi. Jae In bilang tidak ada bukti yang mendukung  bahwa Sung Mo membawa Kang Geun Taek. Sung Mo tahu itu, makanya dia mendatangi mereka. Jae In melirik An. "Apa dia benar-benar mengakhirinya?"

"Aku melihat dengan jelas kalau kakak mengurung Kang Geun Taek. Dia ingin pria menderita dengan cara yang sama." An menjelaskan kalau yang dia lihat Kang Geun Taek dalam keadaan yang tidak cukup baik.


An menelepon dr. Hong. An meletakkan ponselnya di atas meja dengan loud speaker. An bertanya berapa lama kira-kira Kang Geun Taek bisa bertahan dengan luka tembakan di lengannya. Menurut dr. Hong, kalau lukanya tidak dirawat dengan baik, Kang Geun Taek bisa saja terkena tetanus dan infeksi. Dan nyawanya bisa terancam karena menurut perhitungan, sudah lima hari sejak insiden di kereta bawah tanah. An mengucapkan terimakasih untuk informasi yang dr. Hong berikan. Dia lalu mematikan sambungan teleponnya. Semuanya jadi galau.


Jae In tiba-tiba berdiri lalu menempelkan sketsa wajah Kang Geun Taek di papan. "Ini yang penting sekarang. Sudah jelas kalau Kang Geun taek yang mengatur kebakaran di Rumah Perawatan Hanmin. Tapi kebenaran tentang Yeongseong Apartmen dan Kim Gab Young belum ditemukan."


"Jika Sung Mo membunuh Kang Geun Taek, kita tidak akan mendengar kebenaran tentang kebakaran Apartemen Yeongseong," ujar An. Dia lalu ikut berdiri karena kesal. "Sia*an! Bagaimana bisa dia bertindak seolah tidak ada yang salah di depanmu dan aku?" ucap An marah.

"An. Kamu tidak bisa membacanya sebelumnya, tapi hari ini kamu melihat Kang Geun Taek. Itu patut di coba," ucap Jae In.

"Ayo pergi dan temui Sung Mo!" ajak An."


Sung mo mengajak ibunya ke apartemennya. Dia memberitahu kalau dia pindah ke sana belum lama. "Ini tempat tinggal ibu sekarang." Sung Mo lalu menunjukkan kamarnya. Etdah! Kamarnya berantakan gara-gara An kan. "Aku harus bersih-bersih dulu."

"Kamu masih tinggal dengan anak itu?"

"Ya."

"Dia terlihat sangat mengkhawatirkanmu."


Sung Mo mengambil rubiknya di meja. "Aku tahu. Dia salah satu yang membuatku tetap berdiri," ucap Sung Mo lirih. "Yoon  Jae In, petugas polisi yang ibu temui, adalah anak dari petugas keamanan yoon Tae Ha."

Kang Eun Joo terkejut mendengarnya.


Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. An dan Jae In pun masuk. Sung Mo langsung keluar dari kamarnya. "Waktu yang tepat," ujarnya.

Artikan sendiri tatapan Jae In ke Kang Eun Joo
Lee An mendekati kakaknya. "Lee An! Kamu yang bersihkan kamarku. Kamu tahu kan kamu harus membersihkan kekacauan yang kamu buat.


Tanpa ba bi bu, An langsung meraih tangan Sung Mo. Serta merta dia melihat gedung-gedung dan sebuah gereja. Sung Mo terlihat pasrah. "An. Aku tidak punya alasan untuk menghindarimu sekarang. Kalau aku punya, aku tidak akan kembali ke tempat awal. Ayo bicara diluar!"


Sung Mo beralih ke Jae In."Petugas Yoon, bisakah kamu menjaga ibuku?"

An keluar mengikuti Sung Mo sampai ke lobi apartemen. Sung Mo melihat det. Kim dan det. park yang mengawasinya dari dalam mobil.


An mengeluarkan emosinya yang sudah dia redam. "Dimana kamu menyekap Kang Geun taek?"

"Kalau dia hidup, aku dan ibuku akan terus menderita."

"Cukup katakan padaku kamu membunuhnya atau tidak! Katakan padaku dimana kamu mengurungnya!"

"Aku tidak bisa mengatakannya kepadamu."


BUKKK!! An memukul Sung Mo.


"Kamu tidak bisa melakukan ini padaku. Kalau kamu menyembunyikan tersangka kasus Yeongseong, aku dan Jae In tidak akan pernah bisa menemukan kebenaran di balik hari itu. Aku mengerti kenapa kamu ingin membunuhnya. Tapi kamu bukan satu-satunya korban!! teriak An. "Kami juga korban."


Mata Sung Mo berkaca-kaca. "Benar. Aku ingin membunuhnya sendiri. Aku ingin mencabik-cabiknya menjadi beberapa potongan. Seandainya kamu yang dikurung di ruangan bawah tanah selama 9 tahun, kalau kamu melihat ibuku melarikan diri dengan penuh kecemasan bahkan setelah itu, aku pikir kamu akan memahamiku sedikit lebih banyak."

"Ya. Aku mengerti. Tapi ini bukan jalan yang baik."

"Aku tahu itu. Tapi masa lalu tidak bisa di ulang. Ini jalan terbaik yang aku dapatkan untuk sekarang."

An melunak. "Tolong jangan lakukan ini, Hyung. Tolong katakan padaku dimana Kang Geun Taek."


Sung Mo mengulurkan kepalan tangannya seperti yang biasa mereka lakukan sebelumnya. An menampik tangan itu.


An melihat saat-saat Sung Mo menyelamatkannya dulu saat kebakaran. Sung Mo yang rela terjun dari lantai atas bersamanya. Lalu saat Sung mo mendatanginya ketika An dalam kesepian yang dalam dan menemukan Si Putih Salju. Setelah melihat itu, An pergi begitu saja dengan wajah marah. Tapi dalam hati, dia meyakinkan dirinya kalau Kang Gaeun Taek pasti belum mati. "Kalau Sung Mo membunuhnya, Aku tidak akan melihat visi itu." 


Sung Mo hanya bisa menatap punggung An dengan airmata menggenang di pelupuk matanya. (See? Dia nangis. Berarti sebenarnya Sung mo bisa sembuh.)


Sementara di dalam apartemen, Kang Eun Joo berlutut di depan Jae In dan meminta maaf. Jae In ikut berlutut. Kang eun Joo berkata seharusnya dia kembali waktu itu dan memberi kesaksian kalau bukan ayah Jae In pelakunya. "Aku terlalu lemah untuk peduli pada kehidupan orang lain pada saat itu."

"Tolong bangunlah," pinta Jae in.

"Aku akan mengatakan semuanya dengan jujur. Aku tidak akan melarikan diri lagi."


Jae In menghela nafas. "Kamu pergi sebelum kebakaran Yeongseong terjadi. Jadi, kamu pasti tidak tahu kebenaran hari itu. Stasiun Saeki-dong, apa Jaksa Kang yang memberitahumu tentang lokasi itu?" tanya Jae in sambil menatap Kang Eun Joo.

Bersambung ke He is Psychometric episode 15 part 2


EmoticonEmoticon